You are on page 1of 4

Orang utan

Orang utan (atau orangutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar


dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan
tropika Indonesia danMalaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera.

Orangutan

Status konservasi Spesies

Status konservasi: Terancam Pongo pygmaeus


Pongo abelii

Klasifikasi ilmiah Tipe spesies

Kerajaan: Animalia Simia pygmaeus


Filum: Chordata Linnaeus, 1760

Kelas: Mamalia Distribusi Orang utan

Ordo: Primata
Famili: Hominida
e
Upafamili Ponginae
: Elliot, 1912

Genus: Pongo
Lacépède, 1799
Ciri-Ciri
Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang
pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Orangutan memiliki tinggi sekitar 1.25-1.5 meter.
Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan
posisi mulut yang tinggi. Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan
memiliki pelipis yang gemuk pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan
tumbuh janggut disekitar wajah. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu
pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba. Berat orangutan jantan sekitar 50-90 kg,
sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg. Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari
panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip
dengan manusia. Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse.
Golongan kera besar masuk dalam klasifikasimammalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang
mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman

Lokasi dan habitat


Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo danSumatra di
wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia . Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat
sarangnya dari dedaunan. Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari
hutan dipterokarpus perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa
gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan.

Makanan
Meskipun orangutan termasuk hewan omnivora, sebagian besar dari mereka hanya memakan tumbuhan.
90% dari makanannya berupa buah-buahan. Makanannya antara lain adalah kulit pohon,
dedaunan, bunga, beberapa jenis serangga, dan sekitar 300 jenis buah-buahan

Selain itu mereka juga memakan nektar,madu dan jamur. Mereka juga gemar makan durian, walaupun


aromanya tajam, tetapi mereka menyukainya. 

Factor penyebab berkurangnya populasi orangutan


 Penyempitan habitat

Penebangan legal dan ilegal telah membawa dampak penyusutan jumlah hutan di


Sumatra. Pembukaan hutan sebagai ladang sawit di Sumatra dan Kalimantan juga telah
mengakibatkan pembabatan hutan sebanyak jutaan hektare, dan semua dataran hutan yang
tidak terlindungi akan mengalami hal yang sama nantinya. Konflik mematikan yang sering terjadi
di perkebunan adalah saat dimana Orangutan yang habitatnya makin berkurang karena
pembukaan hutan harus mencari makanan yang cukup untuk bertahan hidup. Spesies yang
dilindungi dan terancam punah ini seringkali dipandang sebagai ancaman bagi keuntungan
perkebunan karena mereka dianggap sebagai hama dan harus dibunuh. Orangutan biasanya
dibunuh saat mereka memasuki area perkebunan dan merusak tanaman. Hal ini sering terjadi
karena orangutan tidak bisa menemukan makanan yang mereka butuhkan di hutan tempat
mereka tinggal

 Perdagangan Ilegal
Secara teori, orangutan telah dilindungi di Sumatra dengan peraturan perundang-undangan sejak
tahun 1931, yang melarang untuk memiliki, membunuh atau menangkap orangutan .  Tetapi pada
prakteknya, para pemburu masih sering memburu mereka, kebanyakan untuk perdagangan
hewan. Pada hukum internasional, orangutan masuk dalam Appendix I dari
daftar CITES(Convention on International Trade in Endangered Species) yang melarang
dilakukannya perdagangan karena mengingat status konservasi dari spesies ini dialam bebas.
Namun, tetap saja ada banyak permintaan terhadap bayi orangutan, baik itu permintaan lokal,
nasional dan internasional untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan. Anak orangutan sangat
bergantung pada induknya untuk bertahan hidup dan juga dalam proses perkembangan, untuk
mengambil anak dari orangutan maka induknya harus dibunuh. Diperkirakan, untuk setiap bayi
yang selamat dari penangkapan dan pengangkutan merepresentasikan kematian dari orangutan
betina dewasa.
Menurut data dari website WWF, diperkirakan telah terjadi pengimporan orangutan ke Taiwan
sebanyak 1000 ekor yang terjadi antara tahun 1985 dan 1990. Untuk setiap orangutan yang tiba
di Taiwan, maka ada 3 sampai 5 hewan lain yang mati dalam prosesnya.
Perdagangan orangutan dilaporakan juga terjadi di Kalimantan, dimana baik orangutan itu hidaup
atau mati juga masih tetap terjual.
 Reproduksi

Orangutan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar
antara 8,5 hingga 9 bulan; hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang
betina biasanya hanya satu. Bayi orangutan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun.
Kebergantungan orangutan pada induknya merupakan yang terlama dari semua hewan, karena
ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa bertahan hidup, mereka biasanya dipelihara
hingga berusia 6 tahun.  Orangutan berkembangbiak lebih lama dibandingkan hewan primata
lainnya, orangutan betina hanya melahirkan seekor anak setiap 7-8 tahun sekali. Umur orangutan
di alam liar sekitar 45 tahun, dan sepanjang gidupnya orangutan betina hanya memiliki 3
keturunan seumur hidupnya. Dimana itu berarti reproduksi orangutan sangat lambat

Efek yang ditimulkan terhadap Organisme lain


Orangutan merupakan spesies dasar bagi konservasi. Orangutan memegang peranan penting bagi
regenerasi hutan melalui buah-buahan dan biji-bijian yang mereka makan. Hilangnya orangutan
mencerminkan hilangnya ratusan spesies tanaman dan hewan pada ekosistem hutan hujan

You might also like