Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pilihan logis, yaitu Pada tahap awal, pemerintah perlu mendorong kalangan
swasta nasional untuk menjadi pelaku utama penguasaan teknologi otomotif.
Sebenarnya saat ini kalangan swasta Indonesia telah melakukan lompatan katak
pertama berupa kerjasama dan lisensi. Texmaco merupakan satu contoh swasta
nasional yang serius dalam penguasaan teknologi otomotif (truk).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep globalisasi ekonomi ?
2. Apa dampak krisis ekonomi global ?
3. Bagaimana latar belakang dan perkembangan industri otomotif di
Indonesia ?
4. Bagaimana Analisis SWOT pada perusahaan Toyota Indonesia ?
5. Bagaimana prospek industri otomotif indonesia ?
1. Mengidentifikasi masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Globalisasi Ekonomi
1
Dampak Krisis Ekonomi Global, (http://metris-community.com/dampak-krisis-ekonomi-global/),
diakses tanggal 20 Desember 2009
11
seperti ICE konvensional dengan motor elektrik, (3) Penggunaan sumber dan
teknologi energi baru, seperti fuel cell vehicleberbahan bakar hidrogen.
Kecenderungan lain sektor otomotif dunia adalah penyebaran divisi
manufaktur dan perakitan di berbagai negara yang besar jumlah penduduknya
serta memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Langkah ini awalnya
muncul karena regulasi negara-negara yang menjadi sasaran industri otomotif
dunia (seperti ketentuan Local Content Requirements-LCRs, dan sebagainya),
namun belakangan, usaha untuk menekan biaya produksi menjadi motif utama
pendirian divisi manufaktur dan perakitan tersebut (Ivarsson, 2005).
Namun demikian, divisi riset dan pengembangan (R&D) yang merupakan
jantung pertumbuhan industri otomotif umumnya masih dikendalikan dan
berposisi di negara prinsipal. Selain memudahkan strategi pengembangan industri
dalam menghadapi perubahan global yang saling kait-mengkait, pemosisian divisi
R&D di negara prinsipal bisa juga dipahami sebagai usaha proteksi terhadap
eksistensi prinsipal otomotif.
Bila ukuran kemandirian industri otomotif diukur dari keberadaan pabrik
manufaktur atau perakitan kendaraan bermotor, Indonesia boleh berbangga karena
berbagai merek kendaraan ternama dunia telah mendirikan pabrik manufaktur dan
atau perakitan di tanah air.
Namun bila ukuran kemandirian tersebut dilihat dari sisi penguasaan
teknologi beserta keleluasaan dalam pengembangannya, kenyataan menunjukkan
bahwa berbagai industri otomotif yang ada saat ini secara mayoritas masih
dikendalikan oleh tiga pemain utama otomotif dunia yaitu Jepang, Eropa, dan
Amerika. Raksasa otomotif dari Negeri Sakura, yakni Toyota, Mitsubishi, Suzuki,
Isuzu, dan Daihatsu, adalah lima besar industri otomotif Indonesia saat ini.
Saat ini jelas tidak mudah untuk mendirikan industri otomotif dalam
negeri di tengah persaingan ketat antar raksasa otomotif dunia. Belum lagi,
regulasi perdagangan internasional saat ini yang semakin mengarah ke
perdagangan bebas (free-trade), sudah barang tentu mempengaruhi ruang gerak
pemerintah dalam memberikan proteksi, terhadap bibit industri otomotif dalam
negeri.
12
Namun jelas pula, bahwa tidak mudah bukan berarti tidak mungkin.
Pilihan ke arah kemandirian industri otomotif nasional harus menjadi cita-cita
seluruh komponen bangsa. Setidaknya ada tiga alasan yang melatarbelakanginya
yaitu (1) Secara alamiah, prinsipal lebih mengutamakan kepentingan bisnis
globalnya dibandingkan dengan kepentingan bangsa Indonesia. Hal ini
berimplikasi pada tidak mudahnya aspirasi lokal menembus desain otomotif di
negara principal, (2) Tidak berjalannya mekanisme kemitraan bisnis dan teknologi
yang sungguh-sungguh dan sistematis dari prinsipal ke supplier lokal. Globalisasi
otomotif yang berimplikasi pada mobilitas produk trans-nasional menuntut
kualitas komponen yang tinggi. Logis bahwa prinsipal lebih
memilihsupplier trans-nasional yang memenuhi standar prinsipal dibandingkan
harus membimbing supplier lokal untuk mencapai standar tertentu. Belum lagi
bila kepentingan nasional prinsipal turut berperan dalam pengambilan keputusan
pemilihan supplier komponen. Dalam bisnis, ini hal yang biasa. Namun dalam
kerangka kepentingan nasional, ini tidak menguntungkan karena menyebabkan
tidak terbangunnya industri pendukung otomotif. (3) Ketergantungan penuh
dengan prinsipal asing akan menyulitkan Indonesia untuk catch-up dengan
teknologi otomotif mutakhir yang hemat energi dan ramah lingkungan dalam
rangka memenuhi kepentingan nasional.
Pemerintah, sebagai operator utama negara, harus memiliki konsep yang
jelas dalam pentahapan kemandirian industri otomotif nasional. Tak pelak
lompatan katak teknologi energi merupakan satu pilihan logis, yatiu (1) Pada
tahap awal, pemerintah perlu mendorong kalangan swasta nasional untuk menjadi
pelaku utama penguasaan teknologi otomotif. Sebenarnya saat ini kalangan swasta
Indonesia telah melakukan lompatan katak pertama berupa kerjasama dan lisensi.
Texmaco merupakan satu contoh swasta nasional yang serius dalam penguasaan
teknologi otomotif (truk). (2) Pendayagunaan dan kerjasama yang terprogram
antar sumber daya yang ada di berbagai lembaga riset pemerintah ataupun antara
lembaga riset dengan kalangan swasta nasional guna penguasaan teknologi
otomotif mutakhir. Hasil lain dari tahap ini diharapkan munculnya pemain-pemain
baru-lokal yang berkualifikasi sebagai supplier otomotif nasional dan global. (3)
Berhasilnya penguasaan teknologi serta bermunculannyaqualified local
13
2
industri-otomotif-nasional , http://www.kamusilmiah.com/mesin/industri-otomotif-nasional/,
diakses tanggal 20 Desember 2009.
14
Mulai saat itu persaingan mulai terlihat dan dunia otomotif Indonesia semakin
semarak.
Pada tahun 1973, PT Marwa Baru berubah nama menjadi PT Krama
Yudha Tiga Motor Berlian (KTB). Pada tahun yang sama perusahaan ini juga
mendirikan PT Mitsubishi Krama Yudha Pabrikasi dan Motor yang berfungsi
sebagai pabrik produksi pengecapan komponen. PT Toyota Astra Motor juga
tidak mau kalah, sehingga perusahaan ini juga mendirikan pabrik perakitan
sendiri.
tiga tahun berikutnya, Pada tahun 1976 PT Toyota Astra Motor juga mendirikan
pabrik komponen bodi yang dalam pengerjaannya dibawah PT Toyota Mobilindo.
Dunia otomotif semakin lama semakin semarak dan mengalami kemajuan,
hal ini dapat terlihat dengan bermunculannya inovasi-inovasi baru untuk menarik
dan memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satunya adalah Indomobil
Internasional Tbk,yang merupakan salah satu perusahaan perseroan yang terbesar
dan terkemuka di Indonesia. Perseroan dan anak perusahaan merupakan Agen
Tunggal Pemegang Merk(ATPM) dan distributor dari sembilan merk kendaraan
terkenal yaitu Audi,Hino,Mazda,Nissan,
Renault,Suzuki,Ssangyong,Volkswagen dan Volvo.
Pada tanggal 31 Desember 1998 PT Toyota Astra Motor melakukan
merger dengan PT Multi Astra, PT Toyota Engine Indonesia, dan PT Mobilindo.
Dengan ini posisi PT Toyota Astra Motor semakin kuat karena didukung
komponen yang bagus.
Pada tahun 2000, dari bulan januari sampai november,angka penjualan
mobil di Indonesia mencapai 274.864 unit.Angka penjualan ini menempatkan
Indonesia di urutan kedua setelah Malaysia.Namun pada tahun 2001 penjualan
mulai menurun karena jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan adanya
pengenaan pajak penjualan barang mewah dan kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) untuk industri.
Pada tahun 2001 penjualan mobil selama bulan januari mencapai 21.117
unit, dan bulan februari 22.744 unit. Angka tersebut lebih baik daripada angka
penjualan pada periode yang sama tahun 2000,yangmencapai 11.032 unit dan
18.066 unit. Penjualan mobil tertinggi dipegang oleh Toyota,urutan kedua
15
• Strenght (Kekuatan)
1. Industri otomotif dapat meningkatkan devisa negara.
2. Membantu masyarakat dalam bidang transportasi darat
3. Dengan munculnya industri otomotif di Indonesia, dapat mengurangi
jumlah pengangguran karena menciptakan lapangan pekerjaan.
• Weakness (Kelemahan)
1. Harga jual yang cukup tinggi.
2. Adanya kebijakan industri otomotif.
18
Produksi mobil di Cina 2,4 juta unit, sedangkan gabungan negara Asean
1,2 unit dalam tahun 2002. -. Cina merupakan pasaran mobil nomor 2 di
Asia dan kemungkina besar tahun 2011 pasaran mobil di Cina akan
melewati Jepang dan penjualan diramalkan mencapai 7,2 juta mobil
pertahun.-Untuk pasaran mobil, Cina masih mengandalkan pada domestik
yang tumbuh sangat pesat.
Dalam menghadapi AFTA, apa yang terjadi di industri otomotif ?-
Arah industri otomotif ialah Global Free Trade-Asean Automotive
Industry yang mampu bersaing dipasaran internasional-Investasi langsung
dari luar negeri ke Asean-Export CBU-Completely Built Up.
Apakah yang terjadi saat ini ?-Industri otomotif dari Asia, USA-
Europa memutuskan untuk produksi di Thailand.-Untuk Indonesia hanya
Toyota-MPV, Nissan-Trail, Honda : Stream dan CRV.-Mobil BMW seri
3,5 dan 7 juga produksi di Thailand dengan target 10.000 unit/tahun.-CBU
export dari Thailand 30 % dari National output, nomor 3 setelah Jepang
dan Korea.-Target Thailand 2003, export mobil 730.000 unit-Thailand
juga menetapkan manufacturing based untuk Truk dan Pick Up.
Fakta dan data diatas bisa dijadikan sumber memikirkan policy
pemerintah dibidang otomotif, misalnya arah basis model, industri
komponen, bentuk investasi asing dan lokal, persaingan antar negara
Asean terutama majunya Thailand setelah tahun krisis finansial dunia dan
jebloknya kondisi keamanan Indonesia pasca 1998 dan hal-hal lain yang
menyebabkan kaburnya investor asing dan ambruknya investor domestik.
Malaysia baru akan mengikuti AFTA tahun 2008, untuk melindungi Mobil
Nasionalnya.3
3
Industri Otomotif yang diyakini sebagai industri masih mempunyai masa depan.
http://www.apakabar.ws/forums/viewtopic.php?f=1&t=10238&start=0,
23
4
Prospek Industri Otomotif Global 2, (http://jakarta45.wordpress.com/2009/06/03/prospek-
industri-otomotif-global-2/), diakses tanggal 21 Desember 2009.
25
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Industri Otomotif yang diyakini sebagai industri masih mempunyai masa depan,
http://www.apakabar.ws/forums/viewtopic.php?f=1&t=10238&start=0,
diakses tanggal 20 Desember 2009.
Industri Otomotif Nasional, http://www.kamusilmiah.com/mesin/industri-
otomotif-nasional/, diakses tanggal 20 Desember 2009.
Disusun oleh :
Ahmad Subhan
28
DAFTAR ISI
D. Tujuan .................................................................................................. 4