You are on page 1of 13

BAB I

PEBDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengangguran merupakan masalah ekonomi yang
berpengaruh pada kehidupan masyarakat terutama masyarakat
Indonesia. Pengangguran ini merupakan salah satu masalah ekonomi
yang paling utama.
Dewasa ini masalah pengangguran sebagian besar
disebabkan karena inflasi. Pengangguran ini merupakan satu
masalah yang selalu menjadi perdebatan oleh para politisi dan pakar
ekonomi di dunia.
Jadi dalam penulisan karya ilmiyah ini penulis menjadikan
Pengangguran sebagai topic utama. Karena topic ini lebih hangt jka
di bahas secara mendalam.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiyah ini penulis mengambil topic
Pengangguran dengan judul “Perkembangan Tingkat Pengangguran
di Indonesia”. Dengan judul ini penulis ingin merumuskan beberapa
pertanyaan:
1. Masalah pengangguran;
2. Perkembangan tingkat pengangguran di Indonesia;
3. Cara mengatasi pengangguran.
C. Tujuan Penulisan
sesuai dengan rumusan masalah, di dalam penulisan karya
ilmiyah ini Penulis mempunyai tujuan yaitu:
1. Agar Pembaca dapat mengetahui lebih dalam
masalah pengangguran.
2. Agar Pembaca dapat mengetahui perkembangan
tingkat pengangguran di Indonesia.
3. Agar Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara
mengatasi pengangguan yang sampai saat ini belum
juga terselesaikan.
D. Metodologi Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiyah ini penulis menggunakan
metode perpustakaan. Dimana disitu lebih mudah dan tidak
memerlukan banyak usaha dan tidak membutuhkan banyak biaya.
Selain itu Penulis juga mengambil bahan penulisan dari kran dan
jurnal juga beberapa contoh karya ilmiyah. Penulis mengambil contoh
karya ilmiyah lain ini dikarenakan Penulis belum pintar dalam
pembuatan kara ilmiyah.
Tidak lupa penulis juga melakukan wawancara dengan
beberapa orang terkait dengan masalah. Juga sedikit menyisipkan
argument-argument yang didapat dari internet.

BAB II

MASALAH PENGANGGURAN
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah ekonomi
makro.Pengangguaran menjadi masalah yang berengaruh langsung
bagi standart kehidupan dan tekanan psikologis masyarakat.
Sehingga masalah pengangguran ini menjadi perdebatan hangat oleh
para politikus dan para pakarekonomi. Masalah pengangguran ini
menjadi masalah penting yang harus diselesaikan. Menurut para
pakar ekonomi masalah pengangguran , saking pentingnya
kemudian, mereka merasa bahwa masah ini perlu unuk di telaah
dalam kaitannya dengan pengertian dan beberapa penyebabnya.
Pengangguran merupakan salah satu masalah utama
dalam perekonomian.Hampir di Negara manapun di seluruh dunia
mengalami masalah ini. Walaupun jumlahnya berfluktuasi dari tahun
ke tahun dan bervariasi dari satu Negara ke Negara lain.
Pengangguran merupakan sekelompok angkatan kerja.
Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seorang yang
tergolong angkatan kerja menginginkan pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja dan tidak ingin
mencari pekerjaan maka dia tidak tergolong pengangguran. Misalnya
seorang ibu rumah tangga yang hanya ingin mengurus keluarganya,
seorang anak orang kaya yang tidak maw bekerja karena gajinya
lebih rendah dari yang diinginkannya. Ibu rumah tangga dan anak
orang kaya ini tidak termasuk penganggura tetapi penganggur
sukarela. Menurut Nur Febriani Lucky seorang mahasiswa fakultas
adab Universitas UIN SUKA menyatakan bahwa “pengangguran
merupakansekelompok angkatan kerja yang menganggur termasuk
didalamnya orang yang sedang mencari pekerjaan dan orang yang
tidak mencari pekerjaan”[1]§. Sedangkan menurut pendapat Teddy
Herlambang dkk dalam bukunya Ekonomi Makro menyatakan bahwa
“pengangguran merupakn sekeelompok orang yang sedang ingin
mencari pekerjaan”[2]§.
Dari pengertian di atas dapat di simpukan bahwa
pengangguran merupakan sekelompok orang yang ingin mencari
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
B. Jenis-Jenis Pengangguran
Berdasarkan pengertian di atas dapat di uraikan
beberapa jenis pengangguran.Dalam membedakan jenis-jenis
pengangguran, disini penulis mengingkapkan dua cara untk
menggolongkannya:
a. Jenis Pengangguran Berdasarkan
Penyebabnya
Berdasarkan penggolongan ini penyebab yang
mewujudkan pengangguran tersebut dapat dibedakan
kepada jenis pengangguran berikut:
Ø Pengangguran Normal/ Friksional adalah orang

yang sedang mencari pekerjaan.


Ø Pengangguran Siklikal adalah seseorang yang

diberhentikan dari pekerjaannya di karenakan


perusahaan yang bangkrut, yang disebabkan
karena penurunnya produksi petani kemudian
menyebabkan perusahaan yangbersnagkutan
menurunkan kwantitas produksinya. Sehingga
perusahaan mengurangi pekerja.
Ø Pengangguran Stuktural adalah pemberhentian

pekarja perusahaan sehingga menjadi penganggur


hal ini timbul karena beberapa factor social.
Ø Pengangguran Teknologi adalah pengangguran
yang disebabkan karena kemajuan teknologi.
b. Pengangguran Berdasarkan Cirinya
Ø Pengangguran Terbukaakibat pertambahan
lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pada
pertambahan tenaga kerja.
Ø Pengangguran tersembunyidisebabkan
karena kelebihantenaga kerja.
Ø Pengangguran Musimanadalah pengangguran

yang sering dialami oleh para petani.


Ø Pengangguran(setengah
pengangguran)orang yang bekarja tidak efektif
yaitu jumlah waktu bekerja yang tidak normal.
C. Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran menunjukkan presentasi jumlah
orang yang ingin bekerja tetapi belum memperoleh
pekerjaan.Ukuran seseorang sudah dapat disebut bekerja sangat
bervariasiantar Negara. Bahkan antar lembaga yang berbeda dalam
satu Negara, definisi bekerja juga berbeda. Menurut BPS(Biro Pusat
Statistika) mendefinisikan angkatan kerja(labor Force) jumlah orang
bekerja ditambah jumlah orang yang menganggur. Sedangkan
menurut sadono Sukirno angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja
yang terdapat dalam suatu perekonomian padasuatu waktu tertentu.
[3]§

Untuk menentukan angkatan kerja dibutuhkan dua informasi


yaitu:
1. Jumlah penduduk yang berusia diantara 15
dan 64 tahun (penduduk usia kerja)
2. Jumlah penduduk yang berusia diantara 15-64
tahun (yang tidak ingin bekerja)
Jadi angkatan kerja = jumlah orang yang bekerja + jumlah
orang yang menganggur
Tingkat pengangguran = jumlah orang menganggur
Angkatan kerja
Jumlah pengangguran = jumlah
angkatan kerja – jumlah orang yang
mempunyai pekerjaan
Tingkat partisipasi angkatan kerja = angkatan kerja
Penduduk usia kerja
Jadi itulah sedikit uraian untuk menghitung
pengangguran dan tingkat partisipasi angkatan tenaga
kerja.
Presentase tingkat pengangguran di dalam suatu
Negara.Dalam prakteknya dalam suatu Negara dianggap suah
mencapai tingkat pengangguran tenaga kerja penuh apabila
dalam perekonomian tngkat pengangguran adalah kurang dari
4 %. Tapi tidak banyak negar yang tingkat penganggurannya di
bawah 4%. Di Negara Eropa tingkat pengangguran pada waktu
itu mencapai sekitar 8-10 % sedangkan di Amerika sekitar 5%.
[4]§

D. Sebab-Sebab Pengangguran
Factor terpenting yang menyebabkan pengangguran
adalah kekurangan pengeluaran agregat.Para pengusaha
memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari
keuntungan. Dan keuntungan tersebut hanya akan di peroleh apabila
pengusaha dapat menjual produksinya. Semakin besar permintaan,
semakin besar pula barang yang akan di produksi. Semakin banyak
barang yang akan di produksi, sekin banyak pula tenaga kerja yang
di perlukan.Hal ini juga sangat berhubungan erat dengan tingkat
pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatn nasional, maka
semakin banyak penggunaan tenaga kerja.
Pada umumnya pengeluaran agregat yang terwujud dalam
perekonomian adalah lebih rendah dari pengeluaranagregat yang
diperlukan untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Kekurangan permintaan agregat ini adalah factor terpenting
penyebab pengangguran.Ada beberapa factor – factor penyebab
kurangnya PA yaitu:
a) Menganggura karena ingin mencari kerja lain yang
lebih baik;
b) Pengusaha menggunakan peralatan produksi
modern yang mengurangi pengguanaan tenaga kerja;
c) Ktidaksesuaian ketrampilan tenaga kerja dengan
tempat kerja.
Beberapa pendapat lain mengenai penyebabnya yaitu menurut
Bapak Afifudin Ridho menuturkan beberapa penyebab pengangguran
yaitu karena sempitnya lapangan kerja sehingga banyak para
pengusaha memberhentikan para tenaga kerjanya.[5]§
E. Akibat-akibat Pengangguran
Salah satu factor terpenting makmurnya suatu Negara
kerena tingkat pendapatannya.Pendapatan masyarakat
maksimum apabila tingkatpenggunaan tenaga kerja penuh dapat
diwujudkan. Pengangguran akan mengurangi pendapatan
masyarakat dan ini mengurangi tingkat kemakmuran masyarakat.
Ditinjau dari sudut individu, pengangguran
menimbulkan banyak masalah ekonomi dan social. Ketiadaan
pendapat akan mengurangi kemakmuran masyarakat karena mereka
pasti akan menekan tingkat konsumsinya. Selanjutnya juga berakibat
bagi taraf kesehatan keluarga. Pengangguran akan menimbulkan
efek psikologis keluarga dan para penganggur. Jadi apabila tingkat
pengangguran dalam suatu Negara sangat buruk maka, akan
menimbulkan efek gangguan kesehatan pada masyarakat dalam
prospek pembangunan jangka panjang.

BAB III

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGANGGURAN

DI INDONESIA

A. Perkembangan tingkat pengangguran di Indonesia


Proses perubahan kependudukan dan ketenagakerjaan
disebut dengan proses demografi.Proses ini dipengaruhi oleh
proses pembangunan ekonomi. Terutama akibat dari perubahan
struktur permintaan, struktur produksi, fasilitas kesehatan, gizi dan
kwallitas pendidikan.
Dalam Demografi dikenal istilah Transisi
Demografis.Transisi Demografis merupakan suatu proses
pergeseran dari tinggi rendahnya tingkat kematian dan tingkat
kelahiran. Dalam hal ini terdapat beberapa tahap. Tahap pertama,
tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi, Tahap Kedua,tingkat
kematian rendah. Ini disebabkan karena perbaikan fasilitas
kesehatan. Jadi, penurunan tingkat kematian tidak standat dengan
kematian rendah. Faktornya perubahan pola pkir masyarakat, dan
perubahan aspek social dan ekonomi. Kemudian pada tahap terakhir,
tingkst kematian dan kelahiran sulit ditekan karena ini muncul dari
factor alami.
Proses transisi Demografis yang dialami oleh Negara
pada akhirnya akan menentukan tingkat pengangguran
dalam suatu Negara.Disini terdapat dua teori pendekatan dala
pendefinisian pengangguran.
1. Pendekatan angkatan kerja;
2. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja.
Berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja, angkatan
kerja digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Menganggur (unemployed)
2. Setengah Menganggur (open unemployed)
3. Bekarja Penuh (employed)
Pandangan berdasarkan pendekatan angkatan
kerja.BPS telah mencatatkan tingkat pengangguran di
Indonesiaperiode 1980-1996 cukup rendah dengan rata-rata
3.2 % per tahun. Angka yang rendah ini menunjukkan bahwa di
Indonesia masalah pengangguran terbuka bukan masalah
mendesak yang harus segera diatasi.
Pengangguran yang terjadi pada tahun 1980 dan tahun
1988 sebesar 1.76% pengangguran tertinggi berada pada
tahun 1991 sebesar 5.46%. perkembangan tingkat
pengangguran di Indonesia tahun 1980-1996 dapat dilihat
pada gambar .1
Gambar .1 perkembangan tingkat pengangguran di Indonesia tahun

1980-1996[6]§

Terdaopat beberapa factor yang mempengaruhi


tinggi rendahnya pengangguran.Pekerja di Indonesia
bekerja pada sector yang berbeda dengan jenis pekerjaan dan
status pekerjaan yang berbeda pula. Misalnya sector pertanian,
pertambangan, perikanan dsb. Dan jenis pekerjaan misalnya,
tenaga professional, tenaga kepemimpinan, dsb. Kemudian
berdasarkan pada status pekerjaan misalnya, pekerja sendiri,
dibantu, pekerja keluarga dsb.
B. Cara Mengatasi Pengangguran
Terdapat beberpa kebijakan pemerintah dalam
mengatasi pengangguran.Bberapa kebijakan yang diterapkan
yaitu:
1. Pendistribusian informasi lowongan kerja oleh agen
pemerintah maupun swasta melalui institusi-institusi
tertentu;
2. Program pelatihan umum yang dirancang untuk
memudahkantransisi pekerja-pekerja dari industry lama
ke industry yang sedang marak.
Terdapat pula program pemerintah dalam
mengatasi pengangguran.Beberapa program lain yang di
jalankanpemerintah adalah bahwa pemerintah mampu
menaikkan jumlah friksional unemployed yaitu program
asuransi pengangguran. Sebenarnya program ini masih lazim
digunakan di Indonesia, tapi di Negara maju seperti Amerika,
Eropa, Belanda dan beberapa Negara maju lainnya sudah
menerapkan program ini. Asuransi pengangguran ini berupa
upah para pekerja dalam beberapa periode setelah pekerja
kehilangan pekerjaan. Akan tetapi, program ini malah di
manfaatkan oleh para pkerja untuk memanipulasi tenaga
mereka unuk berhenti dari pekerjaan. Misalnya mereka menjadi
sering menampik tawaran pekerjaan yang ditawarkan oleh
pengusaha. Dan para pekerja juga sering tidak meminta
jaminan perlindungan pekerjaan, karena mereka berasumsi
bahwa ketika sudah ada asuransi pengangguran maka apabila
terjadi kecelakaan dala pekerjaan akan di tanggung oleh
asuransi pengangguran.
Para ekonom yang mempelajari asuransi
pengangguran mengusulkan untuk membentuk system
yang dapat mengurangi jumlah pengangguran.Salah satu
percobaannya yaitu dengan menawarkan bonus $ 500 bagi
penganggur yang dapat menemukan pekerjaan dalam waktu
11 minggu. Hal ini berhasi karena dapat mengrangi waktu
pengangguran selama 17 minggu, dibandingkan 18.3 minggu
bila tidak ada insentif. Dengan demikian insentif tersebut
mengurani musim rata-rata sampai 7%.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpilan
Jadi dari pembahasan pada bab-bab di atas dapat disimpulkan
bahwa perkembangna pengangguran di Indonesia pernah mengalami
peningkatan juga penurunan yang sangan intensif.
Tingkat pengangguran itu disebabkan karena tinggi rendahnya
angka kematian dan kelahiran karena factor alamiyah.
B. Saran
Kita sebagai generasi penerus harus bias lebih
mem[perhatikan tingkat pengguran.
Dengan penggunaan menciptakan lapangan kerja yang memadai
shingga tidak timbul penganggura yang akan berakibat pada
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Herlambang, Teddy et. Al., 2001, ekonomi Makro,Jakarta:PT Gramedia


Pustaka Utama.
Sukirno, Sadono, 2003, Mikroekonomi Teori Pengantar,Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Karim, Adiwarman, 2002, ekonomi makro islam,Jakarta: PT
RajaGradindo Persada.

[1]§ Wawancara tertutup dilakukan pada tanggal 30 februari 2011.


[2]§ Teddy Herlambang et. Al, Ekonomi Makro,(Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama:2001), hlm., 95.
[3]§ Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar(Jakarta, PT RajaGrafindo
Persada:2003), hlm., 13.
[4]§ Ibid. hlm.,341.
[5]§ Hasil wawancara pada Seorang mahasiswa IAIN Walisongo jurusan
Muamalat, pada 28 februari 2011.
[6]§ Teddy Herlambang et. Al, Ekonomi Makro,(Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama:2001), hlm., 109.

You might also like