You are on page 1of 10

A.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik


Hukum kekekalan energi memiliki bunyi:
Jika pada suatu sistem hanya bekerja gaya-gaya dalam yang bersifat konservatif
(tidak bekerja gaya luar dan gaya dalam tak konservatif), energi mekanik sistem
pada posisi apa saja selalu tetap (kekal). Ini berarti energi mekanik pada posisi
akhir sama dengan energi mekanik sistem pada posisi awal.
Dari definisi di atas dapat dirumuskan bahwa:
EM1 = EM2
Dan karena EM= EK+ EP, sehingga dapat diubah menjadi:
EK1 + EP1= EK2 + EP2

B. Hubungan gaya konservatif dengan Hukum kekekalan energi


1. Gaya berat
Untuk sistem yang bergerak dibawah gaya berat misalnya pada gerak jatuh bebas,
gerak vertical ke atas, dan gerak peluru. Energi mekaniknya terdiri dari energi
1
potensial gravitasi konstan EP=mgh dan energi kinetik= mv 2 , sehingga hukum
2
kekekalan energi dapat ditulis:
1 1
mghak + mvak2 = mghaw + mvaw2
2 2
Sebagai contoh kasus, mari kita
1 perhatikan gerak jatuh bebas,
sebuah benda pada ketinggian H di
atas tanah. Kita tetapkan tanah
2 sebagai bidang acuan h=o. di posisi
awal benda belum bergerak
sehingga v1=0. Semua energi
mekanik berbentuk energi
3 potensial; EM = EP = mgH. Di
posisi 2, energi mekanik sebagian
berbentuk energi potensial dan
sebagian lagi energi kinetik, sehingga
EM2 = EP2 + EK2
1
EM2 = mgh + mv2
2
Sesaat sebelum benda menyentuh tanah, h=o. semua energi mekanik berbentuk
energi kinetik:
1
EM3 = EK maks =
2
mv maks
2

1
Dengan mengaplikasikan hukum kekekalan energi mekanik pada kasus diatas maka
kita memperoleh:
EM = EM 1 = EM 2 = EM 3
1
EM = EP + EK = mgh+ mv2
2
= EP maks = mgH
1
= EK maks =
2
mv maks
2
2. Gaya pegas
Pada kasus gerak benda yang dihubungkan ke ujung pegas mendatar, energi
1
mekaniknya terdiri dari energi potensial elastis pegas EP pegas = kx 2 dan energi
2
1
mekanik benda EK benda = mv 2 . Sehingga hukum kekekalan energi dapat ditulis:
2
1 1
mghak + kxak2 = mghaw + kxaw2 .
2 2
Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja percobaan. Salah satu
ujung pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika
digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang kita gunakan
adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kita kaitkan sebuah
benda pada salah satu ujung pegas.
Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas
teregang sejauh x, maka pada benda bekerja gaya
pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah
tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x,
EP benda maksimum sedangkan EK benda nol (benda
masih diam).
Ketika benda kita lepaskan,
gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali
ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang
dan menjadi nol ketika benda berada pada posisi
setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi
setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda
kembali ke posisi setimbangnya, gaya pemulih pegas
bernilai nol tetapi pada titik ini kecepatan benda
maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka
ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi setimbang,
kecepatan benda maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya pemulih pegas menarik
benda kembali ke posisi setimbang, sehingga benda berhenti sesaat pada

2
simpangan sejauh -x dan bergerak kembali menuju posisi setimbang. Ketika benda
berada pada simpangan sejauh -x, EK benda = 0
karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP
bernilai maksimum.

Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika


bergerak dari posisi setimbang menuju ke kiri
sejauh x = -A (A = amplitudo / simpangan
terjauh), kecepatan benda menjadi berkurang dan
bernilai nol ketika benda tepat berada pada x =
-A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK
benda juga berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x = -A. Karena
adanya gaya pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi
setimbang), benda memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. EK benda
bernilai maksimum ketika benda tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda
pada posisi tersebut bernilai maksimum. Proses perubahan energi antara EK dan EP
berlangsung terus menerus selama benda bergerak bolak balik. Total EP dan EK
selama benda bergetar besarnya tetap.

Dengan demikian, dapat disimpulkan ketika benda ditarik pada simpangan


terjauhnya (posisi 3), benda belum bergerak (v = 0) sehingga EK = 0. akan tetapi
1
benda memiliki simpangan terjauh, EP = EP maks = kx maks . Sehingga
2

2
1
EM3= EP maks = kx maks . Ketika benda dibebaskan bergerak, energi potensial
2

2
pegas berkurang dan energi mekanik benda bertambah. Pada posisi ini (posisi 2),
1 1
EM= EP2 + EK2 = mv 2 + kx 2 . Ketika benda tiba di posisi keseimbanganya (posisi
2 2
1): energi potensial pegas menjadi 0 dan energi kinetik benda mencapai maksimum:
1 1
EK = EK maks = mv maks . Sehingga EM1= EK maks = mv maks .
2 2

2 2
Dengan mengaplikasikan hukum kekekalan energi mekanik pada kasus diatas maka
kita memperoleh:
EM = EM 1 = EM 2 = EM 3
1 1
EM = EPpegas + EKbenda = mv 2 + kx 2
2 2
1
= EP maks =
2
kx maks
2
1
= EK maks = mv maks
2

3
C. Aplikasi kekekalan energi mekanik kehidupan sehari-hari
1. Buah Jatuh Bebas Dari Pohonnya
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat buah jatuh dari pohonnya. Ketika
buah jatuh ke tanah maka terjadi konversi energi dari potensial(EP) ke
kinetik(EK), sehingga EP makin berkurang sedangkan EK makin bertambah, tetapi
energi mekanik (EM) selalu konstan di posisi mana saja (asal gaya hambatan udara
di abaikan).
EM = EP + EK
Jadi, energi kinetik saat buah mengenai tanah selalu sama dengan saat buah masih
menggantung di pohon.

2. Lompat Galah
Aplikasi kekekalan energi mekanik yang melibatkan energi potensial elastis.
Awalnya pelompat akan mengerahkan energi kimia dalam tubuh untuk berlari,
sehingga terjadi konversi dari energi kimia diubah menjadi energi kinetik pelompat
pada saat berlari. Saat pelompat akan menancapkan ujung galah ke tanah maka
energi kinetik yang disimpan akan diubah menjadi energi potensial elastis galah
pada saat galah membengkok. Pada saat galah kembali lurus maka energi potensial
elastis galah dikembalikan lagi ke pelompat sehingga di ubah menjadi energi
potensial gravitasi untuk menaikkan ketinggian pelompat dari tanah dan juga
menjadi energi kinetik untuk melontarkan pelompat dari kecepatan tertentu saat ia
melepaskan galah. Pada saat pelompat melepaskan pegangan galah, pelompat akan
menempuh lintasan parabola. Pelompat akan bergerak naik dengan kelajuan yang
makin berkurang karena energi kinetik lontarannya sebagian berubah menjadi
energi potensial gravotasi pelompat. Maka dari itu pelompat akan naik pada suatu
ketinggian maksimum. Lalu pelompat akan ke bawah menempuh lintasan turun,
karena energi potensial gravitasi diubah menjadi energi kinetik.
Jadi, jika hambatan di abaikan maka energi kimia yang di pake pelompat berlari
sama dengan energi potensial gravitasi di titik tertinggi dan sama dengan energi
kinetik sebelum pelompat sampai ke tanah.

D. Pemecahan Soal-Soal
1. Contoh 4.10 Loncatan peloncat indah
Seorang peloncat indah dengan berat 640 N meloncat
dari sebuah papan menara yang memiliki ketinggian 10.0
m dari permukaan air. Jika peloncat mendorong papan

air
luncur sehingga ia meninggikan papan dengan kelajuan awal 2.00 m/s, tentukanlah
kelajuan peloncat itu saat:
10.0 m a. Berada pada ketinggian 5.0 m di atas permukaan air

b. Menyentuh permukaan air

Strategi:
Jika peloncat kita pisahkan dan gaya
V2 hambatan udara diabaikan, satu-
h1 = 10 m satunya gaya yang bekerja saat
h3
peloncat indah berada di udara ada
v3 h2
gaya berat (termasuk gaya
konservatif). Dengan demikian, kita
dapat menggunakan hukum kekekalan
Acuan energy mekanik. Tetapkan permukaan
Ep=0 (h = 0) air(posisi 3) sebagai acuan EPkons = 0
(h=0) . energy mekanik peloncat
terdiri dari energy potensial gravittasi konstan dan energy kinetic peloncat. Jadi,
EM=EPkons+EK =mgh+ ½mv2
Massa peloncat m = 64 kg
a. Kelajuan peloncat pada ketinggian 5.0 m di atas permukaan air, v2,dapat dihitung
dengan mengunakan hukum kekekalan energy mekanik pada posisi 2 dan posisi 1.
mgh2 + ½ mv22 = mgh1+ ½ mv12
m =64 kg h1 = 10m
g = 10 m/s2 v1 = 2m/s
h2 = 5m
jadi ,
64 x 10 x 5 + ½ x 64 x v22 = 64 x 10x 10 + ½ x 64 x 22
3200 + 32 v22 = 6400 +64
32 v22 = 3264
v2 = 102 m/s = 10.1 m/s

b. Kelajuan peloncat ketika menyentuh permukaan air v3,dapat dihitung


menggunakan hukum energi mekanik pada posisi 1 dan 3
mgh3+ ½ mv32 = mgh1+ ½ mv12
0 + ½ mv32 = mgh1+ ½ mv12

5
½ v32 = gh1+ ½ v12
½ v32 = gh1+ ½ v1
½ v32 = 10.10 + ½ 22
½ v32 = 100 + 2
v32 = 102 x 2
v32 = 204
v3 = 14,3 m/s

2. Contoh 4.11 Lontaran peluru dari senapan mainan


Tetapan gaya pegas tidak diketahui. Jika pegas ditekan sejauh 0.125 m dan
senapan dapat ditembakkan vertikal ke atas, senapan dapat melontarkan sebuah
peluru 20 gram dari keadaan diam ke ketinggian maksimum 25 m di atas titik awal
peluru. Abaikan semua hambatan.
a. Tetapan gaya pegas
b. Kelajuan peluru ketika melalui keseimbangan pegas (dimana x = 0)

Dik: M = 20 gr = 20.10-3 kg
x1= 0.125 m
h3 = 25
Dit: a. k
b. v2
Jawab:
EM = EK peluru + EP konstan + EP elastis
1 2 1
= mv + mgh + kx 2
2 2
a) Posisi 1: ketika peluru tertekan sejauh 0.125 m
Posisi 3: titik tertinggi
EM 1 = EM 3
1 2 1 2 1 2 1 2
mv1 + mgh1 + kx1 = mv3 + mgh3 + kx3
2 2 2 2
1
0 + 0 + kx 1 = 0 + mgh + 0
2
3
2
1
kx 1 = mgh 3
2

2
2mgh3
k= 2
x1
2. ( 20 x10 −3 kg )(10 m / s 2 )( 25 m)
k=
(0.125 m) 2
k = 640 N/m

6
b) posisi 1 : ketika pegas ditarik sejauh 0.125 m
posisi 2 : kesimbangan pegas

EM 1 = EM 2
1 2 1 2 1 2 1 2
mv1 + mgh1 + kx1 = mv2 + mgh2 + kx2
2 2 2 2
1 1
0 + 0 + kx 1 = + 0
2 2
mv 2 + mgh2
2 2
1 2 1 2
kx1 = mv 2 + mgh2
2 2
1 2 1 2
mv 2 = kx1 − mgh 2
2 2
2 2
mv2 = kx1 − 2mgh2
2
2 kx1 − 2mgh2
v2 =
m
2
kx1 − 2mgh2
v2 =
m
640 .( 0.125 ) 2 − 2(20 .10 −3 )(10 )( 0.125 )
v2 =
2.10 −3
v2 = 22.3 m/s

D. Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Lingkaran


Salah satu contoh aplikasi Hukum
Kekekalan Energi Mekanik pada gerak
melingkar adalah gerakan Roller Coaster
pada lintasan lingkaran vertikal
sebagaimana tampak pada gambar. Kita
menganggap bahwa Roler coaster
bergerak hanya dengan bantuan gaya
gravitasi, sehingga agar bisa bergerak
pada lintasan lingkaran vertikal, roler
coaster harus digiring sampai ketinggian
h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun
gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada ketinggian titik A, Roller coaster
memiliki EP maksimum sedangkan EK-nya nol, karena roller coaster belum
bergerak. Ketika tiba di titik B, Roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga
pada posisi ini EK-nya bernilai maksimum. Karena pada titik B laju Roller coaster
maksimum maka ia terus bergerak ke titik C. Benda tidak berhenti pada titik C
tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini Roller coaster

7
masih memiliki sebagian EK. Sebagian Energi Kinetik telah berubah menjadi Energi
Potensial karena roller coaster berada pada ketinggian maksimum dari lintasan
lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua
Energi Kinetik Roller coaster kembali bernilai maksimum, sedangkan EP-nya
bernilai nol. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan. Karena kita
menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus
bergerak lagi ke titik C dan seterusnya.

Di kelas satu, kita telah belajar bahwa gaya sentripetal di C, Fs adalah resultan
dari Nc (gaya tekan tempat duduk pada orang) dan gaya berat orang mg sehingga
2
v
Fs= Nc + mg = m c (R adalah jari-jari loop)
R
Syarat kecepatan minimum di titik tertinggi C (Vcmin) adalah Nc = 0, sehingga
Vcmin = gR . Sedangkan kecepatan minimum di titik rendah B, agar kereta dapat
melewati loop dapat di hitung dengan menggunakan hukum kekekalan energi
mekanik pada B dan C.
MghB+ ½ mvB2 = mghc+ ½ mvc2
2
Kedua ruas dikalikan , sehingga didapat:
m
2ghB + vB2 = 2ghc+ vc2 (HB= 0; Hc= 2R; Vc = gR )
0 + vB2 = 2g(2R) + gR
vB2 = 5gR
Vc min = 5 gR

Dalam permainan roller coaster, penumpang menaiki kendaraan tanpa mesin dan
kecepatan roller coaster tergantung dari ketinggian puncak pertama yang di daki.
Ketinggian puncak pertama akan selalu lebih tinggi dari pada puncak yang
berikutnya. Tujuannya adalah agar energi potensial yang dimiliki kereta dapat
cukup untuk melewati puncak-puncak yang berikutnya.
Rumus untuk menentukan kecepatan roller coaster di titik tertentu, B, dengan
puncak tertinggi A (vA = 0) dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik.
MghB+ ½ mvB2 = mghA+ ½ mvA2
MghB+ ½ mvB2 = mghA+ 0
2
Kedua ruas dikalikan , sehingga didapat:
m
2ghB+ vB2 = 2ghA
2 g (hA − hB )
Vb=

8
Soal latihan:
Uji Pemahaman:
12. Seorang pemain ski meluncur menuruni bukit es setinggi 125 m. bila g dianggap
10m/s2 dan dianggap tidak ada gesekan. Berapakah kelajuan pemain ski pada
saat tiba di dasar bukit?
Dik: hA = 125 m
hB = 0 m
g =10m/s2
Dit: Vb
Jawab :
Vb2 =2g (hA-hB)
Vb2 = 2.10 (125-0)
Vb2 = 20.125
Vb2 = 2500
Vb = 50 m/s

13. Sebuah roller coaster mendaki ketinggian maksimum h1=50m di atas tanah dan
melaluinya dengan kelajuan v1=0.5m/s. kemudian roller coaster meluncur ke
bawah ke tinggi minimum h2=5m, sebelum mendaki kembali menuju ketinggian
h3=20m. Abaikan gesekan. Tentukan kelajuan roller coaster pada kedua titik ini
?
Dik: h1=50m h2=5m
h3=20m v1=0,5 m/s
Dit: v2, v3
Jawab:
h1 v 2 h1 v3
= =
h 2 v1 h3 v1
50 v2 50 v3
= =
5 0.5 20 0.5
v 2 = 5m / s v3 =1.25 m / s

14. Sebuah mobil bermassa 1200kg mulai bergerak dari keadaan diam dan menuruni
sebuah bukit dengan ketinggian vertikal 10m. Mobil kemudian bergerak pada
jalan mendatar dan bertumbukan dengan suatu pegas ringan yang di tahan
pagar. Dengan mengabaikan semua kehilangan energi karena gesekan, tentukan
jarak maksimum pegas itu tertekan. Anggap tetapan gaya konstan 3,0x106 N/m
dan g=10m/s2.
Dik:
m: 1200kg
h: 10m

9
k: 3X106 N/m
g: 10m/s2
Dit: x
Jawab :
EP → EK
EP1 + EK1 = EP2 + EK2
m.g.h1 + 0 = 0 + ½ m.v2²
10 . 10 = ½. v2²
v2² = 200
v2 = 10 2 m/s
EKmobil → EP pegas
EK2 + EP2 + EPpegas2 = EK3 + EP3 + Eppegas3
½ m. v2²+ 0 + 0 = 0 + 0 + ½ .k.x²
1200 . 200 = 3.106. x²
x² = 8
x=2 2m

10

You might also like