You are on page 1of 2

1. Sebutkan devinisi waris menurut hukum islam !

Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-
yaritsu-irtsan-miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari
seseorang kepada orang lain', atau dari suatu kaum kepada kaum lain.

Pengertian menurut bahasa ini tidaklah terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan
dengan harta, tetapi mencakup harta benda dan non harta benda. Ayat-ayat Al-Qur'an banyak
menegaskan hal ini, demikian pula sabda Rasulullah saw.. Di antaranya Allah berfirman:

"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud ..." (an-Naml: 16) "... Dan Kami adalah pewarisnya."
(al-Qashash: 58) Selain itu kita dapati dalam hadits Nabi saw.: 'Ulama adalah ahli waris para
nabi'. Sedangkan makna al-miirats menurut istilah yang dikenal para ulama ialah
berpindahnya hak kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih
hidup, baik yang ditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak
milik legal secara syar'i.

2. Sebutkan Pengertian Peninggalan !


Pengertian peninggalan yang dikenal di kalangan fuqaha ialah segala sesuatu yang
ditinggalkan pewaris, baik berupa harta (uang) atau lainnya. Jadi, pada prinsipnya segala
sesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dinyatakan sebagai peninggalan.
Termasuk di dalamnya bersangkutan dengan utang piutang, baik utang piutang itu berkaitan
dengan pokok hartanya (seperti harta yang berstatus gadai), atau utang piutang yang
berkaitan dengan kewajiban pribadi yang mesti ditunaikan (misalnya pembayaran kredit atau
mahar yang belum diberikan kepada istrinya).

3. Sebutkan Pengertian wakaf !


Ditinjau dari segi bahasa wakaf berarti menahan. Sedangkan menurut istilah syarak,
ialah menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan
dan kemajuan Islam. Menahan suatu benda yang kekal zatnya, artinya tidak dijual dan tidak
diberikan serta tidak pula diwariskan, tetapi hanya disedekahkan untuk diambil manfaatnya
saja.
---Ada beberapa pengertian tentang wakaf antara lain:
Pengertian wakaf menurut mazhab syafi’i dan hambali adalah seseorang menahan
hartanya untuk bisa dimanfaatkan di segala bidang kemaslahatan dengan tetap
melanggengkan harta tersebut sebagai taqarrub kepada Allah ta’alaa
Pengertian wakaf menurut mazhab hanafi adalah menahan harta-benda sehingga
menjadi hukum milik Allah ta’alaa, maka seseorang yang mewakafkan sesuatu berarti ia
melepaskan kepemilikan harta tersebut dan memberikannya kepada Allah untuk bisa
memberikan manfaatnya kepada manusia secara tetap dan kontinyu, tidak boleh dijual,
dihibahkan, ataupun diwariskan
Pengertian wakaf menurut imam Abu Hanafi adalah menahan harta-benda atas
kepemilikan orang yang berwakaf dan bershadaqah dari hasilnya atau menyalurkan manfaat
dari harta tersebut kepada orang-orang yang dicintainya. Berdasarkan definisi dari Abu
Hanifah ini, maka harta tersebut ada dalam pengawasan orang yang berwakaf (wakif) selama
ia masih hidup, dan bisa diwariskan kepada ahli warisnya jika ia sudah meninggal baik
untuk dijual ayau dihibahkan. Definisi ini berbeda dengan definisi yang dikeluarkan oleh
Abu Yusuf dan Muhammad, sahabat Imam Abu Hanifah itu sendiri
Pengertian wakaf menurut mazhab maliki adalah memberikan sesuatu hasil manfaat dari
harta, dimana harta pokoknya tetap/lestari atas kepemilikan pemberi manfaat tersebut
walaupun sesaat
Pengertian wakaf menurut peraturan pemerintah no. 28 tahun 1977 adalah perbuatan
hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta kekayaannya yang
berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya. Bagi kepentingan
peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama Islam.
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa wakaf itu termasuk salah satu
diantara macam pemberian, akan tetapi hanya boleh diambil manfaatnya, dan bendanya
harus tetap utuh. Oleh karena itu, harta yang layak untuk diwakafkan adalah harta yang tidak
habis dipakai dan umumnya tidak dapat dipindahkan, mislanya tanah, bangunan dan
sejenisnya. Utamanya untuk kepentingan umum, misalnya untuk masjid, mushala, pondok
pesantren, panti asuhan, jalan umum, dan sebagainya.

You might also like