Professional Documents
Culture Documents
Oleh
BANDUNG, 2010
atletik pada khususnya. Mata kuliah ini diberika pada program PGSD
Pedoman Atletik, Seri 1 Nomor Jalan dan Lari. Jakarta. 1996, PASI.,
Atletik, Seri 3 Nomor Lempar. Jakarta. 1996, Bahagia Yoyo, dkk., Atletik.
SILABUS
Oleh
BANDUNG, 2010
SILABUS
Atletik
Semester : 4
2. Tujuan Pembelajaran.
struktur gerak dasar, merancang bentuk-bentuk formasi serta bentukbentuk latihan mengajar
nomor-nomor atletik dengan menggunakan alatalat bantu modifikasi serta simulasi praktek
mengajar dalam kelompok
3. Deskripsi Isi
Metode
Teori
o Ceramah
o Tanya jawab
o Presentasi
o Diskusi
Praktik
o Resiprokal
o Pemecahan masalah
o Demontrasi
o Praktek mengajar
pembelajaran.
(Modifikasi)
4. Evaluasi
- Kehadiran (minimal 80 %)
- UTS
- UAS
lempar.
Pertemuan ke 8 : UTS
mengajar atletik.
modifikasi.
Sekolah.
Pertemuan ke 16 : UAS.
7. Daftar Buku.
Buku Utama
PASI., Pedoman Atletik, Seri 1 Nomor Jalan dan Lari. Jakarta. 1996
Buku Rujukan
Leisure Press.
PENDIDIKAN JASMANI
MATERI
Dosen :
Disusun
PENDIDIKAN OLAHRAGA
2011
DMP Atletik
pemahaman, wawasan, sikap dan keterampilan tentang didaktik metodik pengajaran atletik yang
meliputi : pengertian dan prinsip prinsip didaktik metodik pengajaran atletik, karakteristik dan
atletik dengan menggunakan alat-alat bantu modifikasi serta simulasi praktek mengajar dalam
kelompok kecil, serta diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan pengajaran dengan
jalanmenyerap ide-ide mutakhir maupun mensiasati dengan berbagai pendekatan modifikasi untuk
perkembangan pembelajaran nomor-nomor atletik pada khususnya. Mata kuliah ini diberika pada
program PGSD
teori dengan metode : ceramah, tanya jawab, diskusi, dan presentasi, sedangkan praktek
menggunakan metoda resiprokal, pemecahan, masalah, demontrasi dan praktek mengajar. Tahap
evaluasi penguasaan materi oleh mahasiswa selain melalui UTS dan UAS juga evaluasi terhadap
tugas, penyajian demontrasi lapangan serta praktek mengajar mikroteaching maupun praktek
mengajar di sekolahan.
Physical Fitness
adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya. Karpovich memberi batasan Physical Fitness
adalah kesegaran untuk melakukan tugas tertentu yang membutuhkan usaha otot. Pengertian yang umum disebut
juga Total Fitness yang mengandung 4 unsur yaitu:
Psycologic fitness, kestabilan emosi dalam menghadapi orang-orang yang berada disekitarnya, dan
cukup mempunyai cadangan psycologic yang digunakan untuk menguasai emosional trauma yang terjadi
dengan mendadak
sehat ber-physiologic-fungtion normal
Menguasai skill dengan baik mulai dari skill yang umum yang sederhana yang diperlukan sehari-hari
sampai dengan skill yang komplek
Physical anthropometry, kesegaran jasmani seseorang dilihat dari bentuk tubuh.
Fitness merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, sebab anak yang kesegaran
jasmaninya baik adalah anak yang tegap, sehat, bentuk tubuh indah, memiliki kepandaian bergaul dan memiliki
gerakan-gerakan dasar dari berbagai skill.
Recreational Fitness
Seseorang dikatakan ber-recreationaly fit jika dia memiliki skill yang cukup memuaskan dalam berbagai
aktivitas, ikut serta melakukan dan menggemarinya, seperti berburu, memancing, berkemah dan olahraga
lain yang bersifat rekreatif.
Social Fitness
Adalah kecakapan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain. Dalam pelajaran olahraga, anak dididik
agar mematuhi peraturan permainan, bekerjasama dengan teman se-team, memperlakukan lawan sewajarnya,
sportif, jujur dan nilai-nilai lain yang masih banyak lagi.
Dari uraian diatas sedikit trasparan peranan dan tanggung jawab guru olahraga dalam ikut ambil bagian
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, sesuai dengan PP No 19 tahun 2005 dimana definisi
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Sehingga dari definisi tersebut semakin jelas peran
guru olahraga dalam penyelenggaraan pendidikan karena dibandingkan dengan tenaga pengajar lain
(pustakawan, guru mapel selain olahraga, pengawas, kepala sekolah, dsb) guru olahragalah yang secara
langsung melakukan tindakan-tindakan pembinaan terhadap siswa tetapi bukan berarti tenaga
kependidikan lain kurang penting akan tetapi semua tetap merupakan satu kesatuan yang utuh, saling
terkait dan saling menopang guna pencapaian kualitas manusia yang dicita-citakan.
Sehubungan hal diatas seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan harus menguasai beberapa
kompetensi dibawah ini, yaitu:
1. Penguasaan landasan pendidikan, meliputi:
memahami filsafat, misi, tujuan dan fungsi pendidikan nasional
memahami peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan pendidikan
memahami peranan sekolah sebagai lembaga sosial dalam pembentukan dan
pengembangan jiwa dan raga siswa
memahami metode pengelolaan proses belajar mengajar
memahami dan mengusai kurikulum sekolah
2. Penguasaan bahan pengajaran meliputi:
memahami bahan kurikulum bidang studi yang diajarkan
memahami bahan bidang studi lain yang berkaitan
mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan tehnologi ketrampilan yang dikuasai
memahami tehnik evaluasi
3. Penguasaan Pengelolaan Proses Belajar Mengajar, meliputi:
mampu merumuskan indikator yang sesuai dengan KD serta tujuan pembelajaran
memahami dan menggunakan metode mengajar yang tepat
mampu dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efisien
mampu berinteraksi dengan baik, memberi motivasi siswa dan komonikasi secara efektif
mampu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perkembangan siswa
4. Penguasaan dalam penggunaan alat pengajaran, meliputi:
menggunakan dan merawat alat pengajaran
mampu membuat alat bantu pengajaran yang sederhana yang tersedia dilingkungan
sekitar
5. Hubungan dengan Kepala Sekolah dan teman sejawat
bersikap setia, sopan dan kritis sehat kepada kepala sekolah
bersikap terbuka dan luwes
memperhatikan dan mendengarkan pendapat orang lain
menerima pendapat dan saran orang lain
menghindari perbuatan yang dapat menyinggung perasaan/mengecewakan orang lain
menampilkan sikap bersahabat
tidak negative thingking terhadap orang lain
memahami sifat dan perilaku setiap orang
6. Hubungan dengan siswa
membantu siswa untuk menyadari kelebihan dan kelemahan sendiri
membantu untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri
membantu siswa untuk berani mengungkapkan pikiran dan perasaannya
mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat dan mempertahankannya
memberi semangat siswa yang belum berhasil dan memberi pujian bagi yang telah
berhasil
peka terhadap setiap masalah yang di hadapi siswa dan memberi nasehat
Memberi kesempatan siswa untuk berkembang sesuai dengan bakatnya
7. Hubungan denga orang tua siswa
mampu berkomunikasi di dalam dan di luar sekolah demi kepentingan PBM
menjalin hubungan baik sehingga tercipta pertukaran informasi timbal balik demi PBM
8. Hubungan dengan masyarakat sekitar
Mampu menyebarluaskan program-program pendidikan sehingga masyarakat sadar akan
kebijakan pendidikan
berperan sebagai agen pembaharu bagi kemajuan masyarakat
9. Hubungan dengan alam sekitar
mampu memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
mampu menggunakan alat bantu belajar yang ada dialam sekitar
memanfaatkan keadaan lingkungan sekitar sebagai obyek untuk belajar
10. Bermental sehat, meliputi
dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
dapat menemukan cara penyeleseian konstruktif dari keadaan permusuhan
dapat mengambil hikmah dari kegagalan dsb
Agar supaya dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagai guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
secara optimal, maka perlu memiliki sikap pribadi yang loyal terhadap diri sendiri sebagai Hamba Allah,
loyal terhadap profesi guru loyal terhadap aktifitas olahraga dan satu hal lagi yang sering dilupakan banyak
orang yaitu loyal terhadap pimpinan.
Memang untuk menjadi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang baik yang memenuhi
harapan semua pihak tidaklah mudah, akan tetapi kita harus yakin dengan disertai sikap progresif dalam
melaksanakan tugas profesi dan berusaha mampu mengatasi dan menghadapi setiap tantangan, hambatan
yang ada dan akan timbul disetiap kesempatan dan tempat, sehingga menjadi seorang panutan.
Sering terlontar kalimat olok-olok iseng bergurau ”Enak jadi guru olahraga siswa diberi bola biar saling
berebutan sementara gurunya enak-enak rokokan dibawah pohon atau main sms dan kalau memberi nilai
dilihat jalannya saja langsung bisa menilai”. Sebagai jawaban atas kalimat iseng tersebut semua kembali
kepada kita guru olahraga, apakah memang demikian adanya atau dijawab dengan kalimat tidak
seluruhnya benar atau mungkin dengan tegas tidak demikian adanya, kita semua sama-sama mendidik anak
manusia menuju cita-citanya dan juga cita-cita yang kita sepakati bersama.