You are on page 1of 10

DESKRIPSI

MATA KULIAH DIDAKTIK METODIK PENGAJARAN ATLETIK

Oleh

Drs. Yoyo Bahagia, M. Pd

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG, 2010

DESKRIPSI MATA KULIAH

PO 402. DIDAKTIK DAN METODIK PENGAJARAN ATLETIK

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa PGSD Penjas, diharapkan

memiliki pemahaman, wawasan, sikap dan keterampilan tentang didaktik

metodik pengajaran atletik yang meliputi : pengertian dan prinsip prinsip

didaktik metodik pengajaran atletik, karakteristik dan struktur gerak dasar,

merancang bentuk-bentuk formasi serta bentuk-bentuk latihan mengajar

nomor-nomor atletik dengan menggunakan alat-alat bantu modifikasi serta

simulasi praktek mengajar dalam kelompok kecil, serta diharapkan

mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan pengajaran dengan

jalanmenyerap ide-ide mutakhir maupun mensiasati dengan berbagai

pendekatan modifikasi untuk perkembangan pembelajaran nomor-nomor

atletik pada khususnya. Mata kuliah ini diberika pada program PGSD

Penjas S1 Jurusan Pendidikan Olahraga. Pelaksanaan perkuliahan

meliputi perkuliahan teori dengan metode : ceramah, tanya jawab,

diskusi, dan presentasi, sedangkan praktek menggunakan metoda

resiprokal, pemecahan, masalah, demontrasi dan praktek mengajar.

Tahap evaluasi penguasaan materi oleh mahasiswa selain melalui UTS

dan UAS juga evaluasi terhadap tugas, penyajian demontrasi lapangan


serta praktek mengajar mikroteaching maupun praktek mengajar di

sekolahan. Buku sumber utama : Katzenbogner, Hans and Medler,

Michael., Buku Pedoman Lomba Atletik. Jakarta: PASI 1996, PASI.,

Pedoman Atletik, Seri 1 Nomor Jalan dan Lari. Jakarta. 1996, PASI.,

Pedoman Atletik, Seri 2 Nomor Lompat. Jakarta. 1996, PASI. Pedoman

Atletik, Seri 3 Nomor Lempar. Jakarta. 1996, Bahagia Yoyo, dkk., Atletik.

Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen, Jakarta. 2000.

SILABUS

DIDAKTIK METODIK PENGAJARAN ATLETIK

Oleh

Drs. Yoyo Bahagia, M. Pd

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG, 2010

SILABUS

1. Identitas Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah : Didaktik Metodik Pengajaran

Atletik

Kode Mata Kuliah : PO 402

Bobot SKS : 2 (dua) SKS

Semester : 4

Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah PBM

Penanggung Jawab Mata Kuliah : Drs. Yoyo Bahagia, M. Pd

2. Tujuan Pembelajaran.

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa PGSD S1 Penjas,


diharapkan memiliki pemahaman, wawasan, sikap dan keterampilan

tentang didaktik metodik pengajaran atletik yang meliputi : pengertian dan

prinsip prinsip didaktik metodik pengajaran atletik, karakteristik dan

struktur gerak dasar, merancang bentuk-bentuk formasi serta bentukbentuk latihan mengajar
nomor-nomor atletik dengan menggunakan alatalat bantu modifikasi serta simulasi praktek
mengajar dalam kelompok

kecil, serta diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan

pengajaran dengan jalanmenyerap ide-ide mutakhir maupun mensiasati

dengan berbagai pendekatan modifikasi untuk perkembangan

pembelajaran nomor-nomor atletik pada khususnya.

3. Deskripsi Isi

Dalam perkuliahan ini dibahas berbagai pendekatan pembelajaran,

bukan saja mengenai penguasaan keterampilan dasar dan gerak dasar

nomor-nomor atletik, namun juga memperdalam dan memperkaya

keterampilan mengajar dengan berbagai model pembelajaran baik

secara tradisional maupun dengan pendekatan modifikasi pembelajaran

menggunakan berbagai media dan alat bantu yang sederhana, Bahan

ajar meliputi: pengertian dan prinsip-prinsip didaktik khusus pengajaran

atletik, analisis gerak nomor-nomor lari, lompat dan lempar, karakteristik

dan struktur gerak dalam atletik, bentuk-bentuk latihan nomor-nomor lari -

lompat dan lempar, strategi pembelajaran, formasi mengajar, dan praktek

mengajar nomor-nomor lari- lompat dan lempar.4. Pendekatan Pembelajaran

 Metode

 Teori

o Ceramah

o Tanya jawab

o Presentasi

o Diskusi
 Praktik

o Resiprokal

o Pemecahan masalah

o Demontrasi

o Praktek mengajar

 Tugas : Makalah, Memodifikasi alat bantu

pembelajaran.

 Media : OHP, Video, Model, Alat Bandu Sederhana

(Modifikasi)

4. Evaluasi

- Kehadiran (minimal 80 %)

- Makalah (Penyajian dan diskusi)

- Tugas pembuatan alat bantu sederhana (modifikasi)

- UTS

- UAS

5. Rincian Materi Perkuliahan

6 (enam) pertemuan teori ,8 (delapan) pertemuan simulasi dan praktek

mengajar, 1 kali UTS dan 1 kali UAS

Pertemuan ke 1 : Penjelasan tata tertib perkuliahan, pengertian dan

prinsip-prinsip modifikasi pembelajaran

Pertemuan ke 2 : Analisis gerak nomor-nomor lari.

Pertemuan ke 3 : Analisis gerak nomor-nomor lompat.

Pertemuan ke 4 : Analisis gerak nomor-nomor lempar.

Pertemuan ke 5 : Karakteristik dan Struktur gerak dalam atletik.

Pertemuan ke 6 : Bentuk-bentuk latihan nomor-nomor jalan dan lari.

Pertemuan ke 7 : Bentuk-bentuk latihan nomor-nomor lompat dan

lempar.
Pertemuan ke 8 : UTS

Pertemuan ke 9 : Strategi pembelajaran dan formasi dalam

mengajar atletik.

Pertemuan ke 10 : Peragaan bentuk-bentuk latihan nomor jalan dan

lari dengan alat modifikasi.

Pertemuan ke 11 : Peragaan bentuk latihan nomor lompat dg alat

modifikasi.

Pertemuan ke 12 : Peragaan bentuk latihan nomor lempar dg alat modifikasi.

Pertemuan ke 13 : Praktek mengajar nomor lari, lempar dan lompat di

Sekolah.

Pertemuan ke 16 : UAS.

7. Daftar Buku.

Buku Utama

Katzenbogner, Hans and Medler, Michael., Buku Pedoman Lomba Atletik.

Jakarta: PASI 1996

PASI., Pedoman Atletik, Seri 1 Nomor Jalan dan Lari. Jakarta. 1996

PASI., Pedoman Atletik, Seri 2 Nomor Lompat. Jakarta. 1996

PASI., Pedoman Atletik, Seri 3 Nomor Lempar. Jakarta. 1996

Bahagia Yoyo, dkk., Atletik. Departemen Pendidikan Nasional Dirjen

Dikdasmen, Jakarta. 2000.

Buku Rujukan

Gerry A. Carr, (1991)., Fundamental of Track and Field. Illinois Champaign

Leisure Press.

James G Hay, (1993), Biomechanic of Sport Techniques

Doherty K., (1985)., Track and Field Omni Book


DMP ATLETIK DAN KOMPETENSI GURU

PENDIDIKAN JASMANI

MATERI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah DMP Atletik

Dosen :

Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd

Dr. Yudi Hendrayana, M.Kes

Drs. Agus Mahendra, MA

Drs. Eka Nugraha, M.Kes

Disusun

Juliarda Arihta NIM 0902654

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JASMANI

PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2011
DMP Atletik

Dengan mengikuti mata kuliah DMP Atletik mahasiswa diharapkan memiliki

pemahaman, wawasan, sikap dan keterampilan tentang didaktik metodik pengajaran atletik yang

meliputi : pengertian dan prinsip prinsip didaktik metodik pengajaran atletik, karakteristik dan

struktur gerak dasar,

merancang bentuk-bentuk formasi serta bentuk-bentuk latihan mengajar nomor-nomor

atletik dengan menggunakan alat-alat bantu modifikasi serta simulasi praktek mengajar dalam

kelompok kecil, serta diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan pengajaran dengan

jalanmenyerap ide-ide mutakhir maupun mensiasati dengan berbagai pendekatan modifikasi untuk

perkembangan pembelajaran nomor-nomor atletik pada khususnya. Mata kuliah ini diberika pada

program PGSD

Penjas S1 Jurusan Pendidikan Olahraga. Pelaksanaan perkuliahan meliputi perkuliahan

teori dengan metode : ceramah, tanya jawab, diskusi, dan presentasi, sedangkan praktek

menggunakan metoda resiprokal, pemecahan, masalah, demontrasi dan praktek mengajar. Tahap

evaluasi penguasaan materi oleh mahasiswa selain melalui UTS dan UAS juga evaluasi terhadap

tugas, penyajian demontrasi lapangan serta praktek mengajar mikroteaching maupun praktek

mengajar di sekolahan.

Peranan Dan Kompetensi Guru Pen-Jas Olahraga Dan Kesehatan


Di Sekolah
Guru Pendidikan Jasmani juga dipanggil guru Olah raga adalah sosok guru yang terlihat sangat santai karena
pakaian yang dikenakan kaos dan trening serta sepatu kets tidak lupa selalu mengalungkan peluit dan stop wacth
di leher.
Sebelum mengupas lebih jauh kita telaah dahulu pendapat Mathews tentang pendidikan olahraga dan cita-
citanya.
Untuk memenuhi cita-citanya Mathews membagi 3 bagian yaitu:
1. Physical Fitness
2. Recreational Fitness
3. Social Fitness
Untuk lebih jelasnya masing-masing bagian diuraikan sebagai berikut:

Physical Fitness

adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya. Karpovich memberi batasan Physical Fitness
adalah kesegaran untuk melakukan tugas tertentu yang membutuhkan usaha otot. Pengertian yang umum disebut
juga Total Fitness yang mengandung 4 unsur yaitu:
 Psycologic fitness, kestabilan emosi dalam menghadapi orang-orang yang berada disekitarnya, dan
cukup mempunyai cadangan psycologic yang digunakan untuk menguasai emosional trauma yang terjadi
dengan mendadak
 sehat ber-physiologic-fungtion normal
 Menguasai skill dengan baik mulai dari skill yang umum yang sederhana yang diperlukan sehari-hari
sampai dengan skill yang komplek
 Physical anthropometry, kesegaran jasmani seseorang dilihat dari bentuk tubuh.
Fitness merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, sebab anak yang kesegaran
jasmaninya baik adalah anak yang tegap, sehat, bentuk tubuh indah, memiliki kepandaian bergaul dan memiliki
gerakan-gerakan dasar dari berbagai skill.

Recreational Fitness
Seseorang dikatakan ber-recreationaly fit jika dia memiliki skill yang cukup memuaskan dalam berbagai
aktivitas, ikut serta melakukan dan menggemarinya, seperti berburu, memancing, berkemah dan olahraga
lain yang bersifat rekreatif.

Social Fitness
Adalah kecakapan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain. Dalam pelajaran olahraga, anak dididik
agar mematuhi peraturan permainan, bekerjasama dengan teman se-team, memperlakukan lawan sewajarnya,
sportif, jujur dan nilai-nilai lain yang masih banyak lagi.
Dari uraian diatas sedikit trasparan peranan dan tanggung jawab guru olahraga dalam ikut ambil bagian
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, sesuai dengan PP No 19 tahun 2005 dimana definisi
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Sehingga dari definisi tersebut semakin jelas peran
guru olahraga dalam penyelenggaraan pendidikan karena dibandingkan dengan tenaga pengajar lain
(pustakawan, guru mapel selain olahraga, pengawas, kepala sekolah, dsb) guru olahragalah yang secara
langsung melakukan tindakan-tindakan pembinaan terhadap siswa tetapi bukan berarti tenaga
kependidikan lain kurang penting akan tetapi semua tetap merupakan satu kesatuan yang utuh, saling
terkait dan saling menopang guna pencapaian kualitas manusia yang dicita-citakan.
Sehubungan hal diatas seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan harus menguasai beberapa
kompetensi dibawah ini, yaitu:
1. Penguasaan landasan pendidikan, meliputi:
 memahami filsafat, misi, tujuan dan fungsi pendidikan nasional
 memahami peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan pendidikan
 memahami peranan sekolah sebagai lembaga sosial dalam pembentukan dan
pengembangan jiwa dan raga siswa
 memahami metode pengelolaan proses belajar mengajar
 memahami dan mengusai kurikulum sekolah
2. Penguasaan bahan pengajaran meliputi:
 memahami bahan kurikulum bidang studi yang diajarkan
 memahami bahan bidang studi lain yang berkaitan
 mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan tehnologi ketrampilan yang dikuasai
 memahami tehnik evaluasi
3. Penguasaan Pengelolaan Proses Belajar Mengajar, meliputi:
 mampu merumuskan indikator yang sesuai dengan KD serta tujuan pembelajaran
 memahami dan menggunakan metode mengajar yang tepat
 mampu dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efisien
 mampu berinteraksi dengan baik, memberi motivasi siswa dan komonikasi secara efektif
 mampu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perkembangan siswa
4. Penguasaan dalam penggunaan alat pengajaran, meliputi:
 menggunakan dan merawat alat pengajaran
 mampu membuat alat bantu pengajaran yang sederhana yang tersedia dilingkungan
sekitar
5. Hubungan dengan Kepala Sekolah dan teman sejawat
 bersikap setia, sopan dan kritis sehat kepada kepala sekolah
 bersikap terbuka dan luwes
 memperhatikan dan mendengarkan pendapat orang lain
 menerima pendapat dan saran orang lain
 menghindari perbuatan yang dapat menyinggung perasaan/mengecewakan orang  lain
 menampilkan sikap bersahabat
 tidak negative thingking terhadap orang lain
 memahami sifat dan perilaku setiap orang
6. Hubungan dengan siswa
 membantu siswa untuk menyadari kelebihan dan kelemahan sendiri
 membantu untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri
 membantu siswa untuk berani mengungkapkan pikiran dan perasaannya
 mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat dan mempertahankannya
 memberi semangat siswa yang belum berhasil dan memberi pujian bagi yang telah
berhasil
 peka terhadap setiap masalah yang di hadapi siswa dan memberi nasehat
 Memberi kesempatan siswa untuk berkembang sesuai dengan bakatnya
7. Hubungan denga orang tua siswa
 mampu berkomunikasi di dalam dan di luar sekolah demi kepentingan PBM
 menjalin hubungan baik sehingga tercipta pertukaran informasi timbal balik demi PBM
8. Hubungan dengan masyarakat sekitar
 Mampu menyebarluaskan program-program pendidikan sehingga masyarakat sadar akan
kebijakan pendidikan
 berperan sebagai agen pembaharu bagi kemajuan masyarakat
9. Hubungan dengan alam sekitar
 mampu memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
 mampu menggunakan alat bantu belajar yang ada dialam sekitar
 memanfaatkan keadaan lingkungan sekitar sebagai obyek untuk belajar
10. Bermental sehat, meliputi
 dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
 dapat menemukan cara penyeleseian konstruktif dari keadaan permusuhan
 dapat mengambil hikmah dari kegagalan dsb
Agar supaya dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagai guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
secara optimal, maka perlu memiliki sikap pribadi yang loyal terhadap diri sendiri sebagai Hamba Allah,
loyal terhadap profesi guru loyal terhadap aktifitas olahraga dan satu hal lagi yang sering dilupakan banyak
orang yaitu loyal terhadap pimpinan.
Memang untuk menjadi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang baik yang memenuhi
harapan semua pihak tidaklah mudah, akan tetapi kita harus yakin dengan disertai sikap progresif dalam
melaksanakan tugas profesi dan berusaha mampu mengatasi dan menghadapi setiap tantangan, hambatan
yang ada dan akan timbul disetiap kesempatan dan tempat, sehingga menjadi seorang panutan.
Sering terlontar kalimat olok-olok iseng bergurau ”Enak jadi guru olahraga siswa diberi bola biar saling
berebutan sementara gurunya enak-enak rokokan dibawah pohon atau main sms dan kalau memberi nilai
dilihat jalannya saja langsung bisa menilai”. Sebagai jawaban atas kalimat iseng tersebut semua kembali
kepada kita guru olahraga, apakah memang demikian adanya atau dijawab dengan kalimat tidak
seluruhnya benar atau mungkin dengan tegas tidak demikian adanya, kita semua sama-sama mendidik anak
manusia menuju cita-citanya dan juga cita-cita yang kita sepakati bersama.

You might also like