Professional Documents
Culture Documents
Air merupakan salah satu zat yang paling dibutuhkan oleh manusia dalam proses
kehidupan ini setelah udara, baik secara kualitas maupun kuantitas. Tanpa zat air,
kehidupan ini. Air yang dimaksud dalam konteks ini adalah air tawar, karena hanya air
tawar (air bersih) yang akan dapat secara langsung dipakai dalam menunjang
Adapun pengertian atau batasan dari air bersih adalah semua air yang dapat
dapat memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
ketersediaan air bersih, apabila masyarakat dapat dengan mudah mendapat air bersih
maka dapat dipastikan tingkat kesehatannya akan meningkat, dimana secara otomatis
kehidupannya.
tetapi sumberdaya air apabila tidak dikelola dan dipergunakan dengan baik (tepat)
Misalnya, pada musim hujan sering terjadi banjir terjadi dimana-mana yang
mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar.
Sebaliknya pada saat musim kemarau akan terjadi kekeringan dan kesulitan air yang
mengakibatkan gagal panen serta diikuti dengan terjangkitnya berbagai penyakit yang
berkaitan dengan kurangnya suplai dan ketersediaan air bersih dan sanitasi bagi
masyarakat. Banyak penyakit menular yang disebabkan oleh menurunnya kualitas dan
kuantitas air, terutama di musim kemarau, seperti muntaber, diare, gatal-gatal dan lain-
lain. Hal ini terjadi karena di saat musim kemarau terjadi penurunan kuantitas (tidak
termasuk bakteri-bakteri yang berasal dari limbah domestik, sehingga tingkat kejadian
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut
yang dimanfaatkan di darat. Sumber air adalah tempat/wadah air baik yang terdapat
pada, di atas, maupun di bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang
terkandung dalam air dan atau sumber air yang dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan dan penghidupan manusia. Sumberdaya air adalah air, sumber air, dan
Pengertian sumberdaya air di sini adalah kemampuan dan kapasitas potensi air
yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi.
Terdapat berbagai jenis sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat,
seperti air laut, air hujan, air tanah, dan air permukaan. Dari keempat jenis air tersebut,
sejauh ini air permukaan merupakan sumber air tawar yang terbesar digunakan oleh
masyarakat. Untuk itu, air permukaan yang umumnya dijumpai di sungai, danau, dan
waduk buatan.
keterkaitan yang sangat erat antara kondisi kuantitas dengan kualitas, antara
hulu dengan hilir, antara instream dengan offstream, maupun antara air
generasi).
1.3 Kondisi Sumber Daya Air Di Indonesia dan Permasalahannya
(renewable resources), dengan volume yang sama atau tetap. Secara teoritis volume
sumberdaya air di bumi ini memang tidak berubah, dan mengalami siklus yang tertutup
kebutuhan hidupnya sedikit demi sedikit mempengaruhi siklus air tersebut. Perubahan
yang dapat langsung dirasakan adalah distribusi dan kualitas sumberdaya air yang
sumberdaya air di muka bumi ini adalah tetap, yang berbeda adalah masalah distribusi
dan kualitas air saja. Fetter C.W. “Applied Hydrogeology”, (2001), seorang ahli hidrologi
yang meneliti sumberdaya air di Bumi menyimpulkan bahwa jumlah sumberdaya air
adalah tetap, namun distribusi dan fasanya berbeda, dengan kesimpulan berikut :
Hampir dua pertiga permukaan bumi ini ditempati oleh air, dengan komposisi
- 97,2 % merupakan air laut yang bersifat asin sebagai akibat terlarutnya
- 0,16 sebagai air tanah yang berada di bawah permukaan tanah, berupa air
- 0,009 % sebagai air permukaan yang menempati sungai, danau, situ, kolam,
- 0,001 % sebagai uap air dan hujan yang berada di udara bebas.
bahwa jumlah volume air tawar yang dapat dimanfaatkan oleh manusia di muka bumi
ini sangat terbatas (total sekitar 2,309 % saja), apalagi saat ini kegiatan manusia telah
tersebut, sehingga jumlah air tawar yang dapat digunakan oleh manusia semakin kecil
dan terbatas.
Kuantitas sumberdaya air di muka bumi bersifat tetap, demikian juga siklus air.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan sumberdaya air di muka bumi selalu
menyangkut dua aspek, yaitu kualitas dan kuantitas sumberdaya air tersebut.
Banjir di musim hujan adalah masalah klasik yang berulang kali terjadi terkait
kuantitas sumberdaya air. Bencana ini menimbulkan kerugian harta, benda serta
menghilangkan jiwa. Selain itu, kekeringan pada musim kemarau juga mengurangi
kualitas hidup manusia. Bencana banjir terjadi karena air hujan yang masuk ke sebuah
wilayah daerah aliran sungai (DAS) tidak dapat ditampung dan ditahan oleh tanah pada
daerah resapan. Perubahan peruntukan dan fungsi lahan resapan menjadi lahan yang
kurang mampu menahan air, membuat air hujan dan air larian dalam jumlah besar dan
waktu singkat mengalir masuk ke sungai tanpa sempat tertampung oleh sungai
tersebut. Volume air sungai akan meningkat drastis dan mengalir dengan deras, lalu
Kondisi sebaliknya terjadi pada musim kemarau. Karena daerah resapan tidak dapat
menampung dan menahan air hujan/air larian pada saat musim hujan, pada saat musim
kemarau tidak ada lagi simpanan air yang dikeluarkan dalam bentuk air mata air dan
sungai sebagai aliran air permukaan. Sebagian besar volume air pada mata air dan
sungai menyusut bahkan kering. Sementara itu, kebutuhan masyarakat akan air bersifat
sumberdaya air.
yang terbatas dan tercemar, sehingga mendorong terjangkitnya berbagai penyakit yang
berkaitan dengan keterbatasan sumberdaya air seperti penyakit diare, kulit dan lain-
lain.
Secara alami kualitas air hujan yang belum bersentuhan dengan permukaan tanah
memiliki kualitas yang baik dan dapat digolongkan sebagai air bersih. Namun proses
pencemaran baik yang alami maupun akibat kegiatan manusia dimulai ketika air hujan
Proses pencemaran sumberdaya air menjadi semakin intensif ketika air mengalir
materi dan sisa hasil kegiatan manusia baik cair, padat, organik dan non organik yang
menjadi polutan bagi sumberdaya air. Pada akhirnya, beragam polutan tersebut
Berbagai bahan sisa aktifitas manusia tersebut adalah polutan yang mencemari
kesehatan dan keselamatan manusia apabila air yang mengandung bahan tersebut
digunakan manusia.
Bukti pencemaran sumberdaya air adalah kasus keracunan pada manusia dan makhluk
hidup lain di air (biota air) serta berbagai penyakit pada manusia seperti diare, penyakit
undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa penataan ruang
mencakup pengembangan lahan, air, udara dan sumberdaya lainnya. Dengan demikian
konservasi dan pengendalian kualitas sumber air baku. Sasaran strategis tersebut
perencanaan berdasarkan skala yang berbeda meliputi : Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP), Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten dan Kota (RTRWK). Selain itu, dikenal pula adanya
Kota.
sumber daya air, dimana pengembangan sumber daya air harus selaras dengan
daya air harus memperhatikan keseimbangan antara supply dan demand dalam
Untuk skala Pulau, maka Rencana Tata Ruang Pulau memberikan arahan bahwa
pengembangan sumber daya air harus selaras dengan sistem kota-kota (pusat-pusat
permukiman), mengingat sistem dan hirarki kota-kota memberikan implikasi pada pola
daya air bukan hanya penting untuk mendukung kawasan permukiman, namun lebih
sebagainya.
memiliki tanah yang lembek dan adanya intrusi air laut ke air bawah tanah
tanaman pangan, dan air tanah yang sensitif (rawan) terhadap polusi
Zona III merupakan zona datar dengan muka tanah yang relatif tinggi,
memiliki slope cukup, kualitas air tanah yang baik, dan tidak ada resiko banjir,
Zona IV merupakan zona berbukit, berlokasi pada dataran agak tinggi, tidak
ada resiko banjir maupun genangan, lahan relatif subur, namun ketersediaan
air tanah sedikit karena merupakan daerah tangkapan air (catchment area)
dan kecepatan aliran permukaan (fast flowing surface water) yang tinggi pula
Kebijaksanaan dasar yang diterapkan dalam pengelolaan sumber daya air adalah:
berkepentingan.