You are on page 1of 6

ESENSI MEMPERINGATI MAULID NABI SAW

Oleh : Drs. Nur Kholiq (Ka. SMAN 1 Kembang)

“Dan kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan kepada segenap ummat manusia,
sebagai pembawa berita dan pemberi peringatan. Tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (Q.S. Saba’: 28)

NAPAK TILAS KEHIDUPAN RASULULLAH SAW.


“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaum-mu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas
kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S. At Taubah: 128)
Muhammad Rasulullah saw. dilahirkan di tengah-tengah keluarga Bani Hasyim di Makkah el
Mukarramah di bulan Rabi’ul Awwal (musim bunga), pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul
Awwal permulaan tahun dalam peristiwa gajah (al fiil); bertepatan dengan tanggal 20 atau 22
April tahun 571 M, dan empat puluh tahun setelah berkuasanya Kisra Anusyirwan di Parsi.
Walaupun ada juga sebagian ulama tarikh yang berpendapat bahwa beliau lahir pada subuh pagi
Senin tanggal 9 Rabi’ul Awwal tahun Fil pertama. 1 Beliau lahir diberi nama Muhammad (yang
terpuji), ayahnya Abdullah (hamba Allah), ibunya Aminah (yang memberi rasa aman), kakeknya
dipanggil Abdul Muthallib yang namanya adalah Syaibah (orang tua yang bijaksana). Sementara
bidan yang membantu ibunya melahirkan bernama Asy-Syifa’ (yang sempurna dan sehat) yang
adalah ibu dari sahabat Abdurrahman bin ‘Auf R.Anhu. Perempuan yang menyusukan
Muhammad adalah Halimah As-Sa’diyah (yang lapang dada dan mujur). Semua nama-nama itu,
sungguh telah mengisyaratkan keistimewaan berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW yang
dipilihkan oleh Allah Azza wa Jalla. Makna nama-nama tersebut menurut para Ulama memiliki
kaitan yang erat dengan keperibadian Nabi Muhammad SAW.

NASAB MUHAMMAD SAW


Keluarga Muhammad lazim disebut Bani Hasyim, yang dinisbatkan kepada Hasyim bin Abdi
Manaf.. Di dalam tarikh (family tree), nasabnya amat jelas. MUHAMMAD bin Abdullah bin
Abdul Muthalib (Syaibah) bin HASYIM (al Amru) bin Abdi Manaf (Mughirah) bin Qushay
(Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin FIHR (yang berlaqab
Quraisy) bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mu’id bin Adnan.2 Dari
Adnan juga dicatatkan oleh tarikh sebagai berikut, Adnan bin Ibnu Ad bin Humaisa’ bin
Salaman bin Aush bin Basuz bin Qumwal bin Ubay bin Awwam bin Nasyid bin Haza bin
Baldaz bin Yadlaf bin Thabikh bin Jahim bin Naisy bin Makhi bin Iyadl bin Abqar bin Ubaid
bin Ad Da’a bin Hamdan bin Sunbur bin Yatsribi bin Yahzam bin Yalhan bin Ar’awa bin
Iyadh bin Disyan bin Aishir bin Afnad bin Aiham bin Maqshar bin Nahits bin Zarah bin Sama
bin Maza bin Audhah bin Iram bin Qidar bin ISMAIL bin IBRAHIM Khalilullah AS.3

MASA REMAJA DAN DEWASA


Pada awal masa remajanya, Rasulullah SAW biasa mengembala kambing di kalangan Bani
Sa’ad. Pada usia dua puluh lima tahun, seorang saudagar kaya bernama Khadijah binti
Khuwaylid al As’ad telah mendengar tentang kejujuran, kredibilitas dan kemuliaan akhlaq
Muhammad. Siti Khadijah telah mengirim utusannya kepada pemuda Muhammad bin Abdullah,
menawarkan kepadanya berkenan berangkat ke Syam (Syria) untuk menjalankan barang
dagangannya. Beliau menerima tawaran itu, dan kemudian berangkat ke Syam membawa barang
dagangan milik pengusaha perempuan Khadijah binti Khuwaylid dengan disertai Maisarah. Dua
bulan sepulang beliau dari negeri Syam, Khadijah meminang Muhammad SAW melalui
sahabatnya Nafisah binti Munyah. Muhammad SAW menerima tawaran ini dan menikah
dengan Siti Khadijah, dengan maharnya menurut riwayat dua puluh ekor onta muda. Putra-putri
Muhammad SAW, dilahirkan dari rahim Siti Khadijah r.a., adalah Al-Qasim, kemudian Zainab,
Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah dan Abdullah yang bergelar Ath-Thayyib dan Ath-Thair.
Semua putra beliau meninggal selagi masih kecil. Semua putri beliau sempat menjumpai Islam,
dan masuk Islam serta ikut berhijrah ke Madinah. Mereka semua meninggal dunia selagi
Rasulullah SAW masih hidup, kecuali Fathimah. Fathimah meninggal dunia selang enam bulan
sepeninggalan beliau. Ada juga anak Muhammad SAW bernama Ibrahim yang lahir dari isteri
beliau Maria Al Qibthiyah, seorang isteri yang beliau nikahi sebagai tanda persahabatan dengan
Muqauqis dari Mesir, ketika Muhammad telah diangkat menjadi Rasulullah SAW.

Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2
NUBUWWAH DAN RISALAH SERTA PERINTAH DAKWAH
Di saat Umur Rasulullah SAW genap empat puluh tahun, suatu awal kematangan, mulailah
tampak-tampak tanda-tanda nubuwwah pada diri beliau. Di antara tanda-tanda itu adalah mimpi
hakiki. Selama enam bulan mimpi yang beliau alami itu hanya menyerupai fajar subuh yang
menyingsing. Mimpi ini termasuk salah satu bagian dari empat puluh enam bagian dari
nubuwwah. Akhimya pada bulan Ramadhan pada tahun ketiga dari masa pengasingan di gua
Hira, Allah berkehendak untuk melimpahkan rahmat-Nya kepada penghuni bumi, memuliakan
beliau dengan nubuwwah dan menurunkan Malaikat Jibril kepada beliau sambil membawa ayat-
ayat Al Qur’an (Al-‘Alaq: 1- 5). Hal ini juga disebutkan oleh Imam Ibnu Hajar Al Asqalani
dalam kitabnya Fathul Bary. Kemudian turunlah wahyu Ilahi yang memuat pesan-pesan untuk
melaksanakan Dakwah kepada Allah SWT, seperti dalam surat Al Muddatstsir ayat 1-7.
Sungguh dalam makna terkandung dalam ayat ini. Di antaranya berisi peringatan agar tidak
melanggar apa yang telah diperintahkan atau telah dilarang oleh Allah SWT, sebab akan
berakibat ditimpa azab yang sangat pedih dan dahsyat. Di dalamnya juga terdapat perintah untuk
mengagungkan Rabb, Allah SWT Yang Maha Agung. Juga mengingatkan agar menjauhi sikap
sombong, yang dapat menyeretnya ke dalam kehancuran dan murka Allah. Wahyu Allah SWT
dimaksud juga mengandung perintah untuk membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan
dosa, agar kesucian lahir batin benar-benar tercapai, sehingga mendapatkan pancaran cahaya
Ilahi yang penuh dengan hidayah Allah SWT. Muhammad SAW diperintahkan untuk
menggerakkan Dakwah dan amal Islamiyah dengan selalu sabar dan tabah, memulainya dari
keluarganya terdekat (wa andzir ‘asyiratakal aqrabiin), dengan terus meminta pertolongan dan
perlindungan serta memohon hidayah, taufiq dan ridho-Nya.
Setelah mendapatkan perintah ini, Muhammad Rasulullah SAW bangkit mendakwahkan tauhid,
dan selama dua puluh lima tahun beliau tidak pernah istirahat dan berdiam diri. Beliau tidak
pernah mengeluh apalagi berputus asa dalam melaksanakan misi dakwah ini. Diajaknya umat
dengan lembut dan penuh perhatian. Disampaikannya wahyu Allah penuh hikmah, bil
mau’dzatil hasanah. Dihadapinya persoalan keumatan dengan bersama menghidupkan « alika
bil jamaah », kebersamaan dan sinerji (silaturahim).

WAFATNYA RASULULLAH SAW.


Pada detik-detik terakhir dari hidup Rasulullah SAW, beliau masih sempat bersiwak yang
dilakukan oleh Abdurrahman bin Abu Bakar. Di dekat pembaringan beliau tersedia bejana berisi
air. Beliau celupkan kedua tangan kedalam bejana berisi air lalu mengusapkan ke wajah sambil
bersabda, “Tiada Tuhan selain Allah. Sungguh kematian itu ada sekaratnya. Seusai bersiwak,
beliau mengangkat tangan dan mengarahkan pandangan ke langit-langit rumah dan bibir beliau
bergerak-gerak. Sayyidah Aisyah masih sempat mendengar sabda beliau saat itu. Beliau
bersabda, “bersama orang yang Engkau beri nikmat atas mereka para Nabi, Shiddiqin,
Syuhada dan Sholihin. Ya Allah, ampunilah dosaku, dan rahmatilah aku. Pertemukan aku
dengan kekasih Yang Maha Tinggi, Ya Allah, kekasih Yang Maha Tinggi.”
Kalimat yang terakhir ini diulangi hingga tiga kali yang disusul dengan tangan beliau yang
melemah. “Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’uun.” Beliau telah berpulang kepada kekasih Yang
Maha Tinggi. Hal ini terjadi selagi waktu dhuha sudah terasa panas, pada hari Senin tanggal 12
Rabiul Awwal 11 H, dalam usia enam puluh tiga tahun lebih empat hari.

TRADISI PERINGATAN MAULID NABI SAW


Tradisi perayaan Mulid yang diselenggarakan di hampir semua masyarakat muslim sekarang ini
bukan satu warisan dari Nabi Muhammad SAW sejak masa hayatnya. Peringatan ini, keputusan
bijak ditetapkan Sultan Shalahuddin al Ayyubi yang memerintah Mesir dan Syiria pada tahun-
tahun 564 – 589 M/1169-1193 H. Berbagai pendapat telah berkembang tentang kebolehan,
keutamaan, dan hikmah, bahkan penolakan, terhadap diadakannya peringatan Maulid Nabi SAW
ini.4 Ada hal terpenting dalam peringatan Maulid Nabi, di antaranya memperkokoh keimanan
kepada Allah dan Rasul SAW, melalui menanamkan pada diri generasi kecintaan kepada
Nabi SAW, yang melahirkan ketaatan kepada Allah dan Rasulullah dengan mengikuti
Sunnah Rasulullah SAW. Sehingga suri tauladan kehidupan (uswah hasanah) Muhammad
SAW dapat diserap dalam pikiran dan perilaku mereka. Untuk mengetahui lebih dalam sejarah
tauladan Rasulullah dan para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, tentulah diperlukan bahan
referensi dalam mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah dan Sunnah Rasulullah
SAW ini. Rasulullah SAW pernah berpesan bahwa dua pusaka abadi yang beliau wariskan
kepada ummatnya adalah Al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2
Tradisi memperingati Maulid Nabi semestinya dirakit menjadi sebuah tradisi Islami yang sangat
bermanfaat bagi kaum muslimin. Dalam acara-acara peringatan Maulid Nabi dapat didengarkan
dan dihayati suri tauladan kehidupan Rasulullah.
Memperingati Maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW, bermakna secara sadar
menelusuri pekerti agung seorang terpilih. Jelas nasabnya, jujur, amanah, baik
pekertinya, penyantun dan pemaaf (pengakuan Ja’far bin Abi Thalib dihadapan Raja
Najasyi), sebagai uswah hasanah (suri teladan baik), bagi setiap mukmin yang percaya
kepada Allah dan hari akhir (QS.33,al-Ahzab:21), karena beliau diutus menjadi rahmat bagi
seluruh alam (QS.21,al-Anbiya’:107). Muhammad SAW, adalah seorang yang istimewa. Dia
adalah Rasul Allah, pilihan diantara banyak rasul sebelumnya (QS.3,Ali Imran:144). Bahkan,
menjadi penutup Nabi-Nabi (QS.33,al-Ahzab:40). Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah SAW itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangannya) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allalt (zikrullah).
(Q.S. Al-Ahzab: 21)
Makna hakiki dari memperingati Maulid Nabi SAW haruslah diinsyafi bukan sekedar seremonial
keagamaan semata, namun hendaklah ditujukan kearah intropeksi total diri sendiri, guna
meningkatkan kualitas hidup beragama, beribadah, dan bermasyarakat.

REFLEKSI PERINGATAN MAULID, MENELADANI RASULULLAH SAW


Salah satu refleksi peringatan maulid adalah mengambil keteladanan Nabi Muhammad SAW
yang telah mengeluarkan ummat manusia dan lembah kemiskinan harta, kemiskinan ilmu,
kemelaratan mental (akhlak) maupun spritual (hakekat uluhiyah dan rububiyah), serta
kemiskinan komunikasi (ukhuwwah). Muhammad SAW mengentaskan ummat dari
kemiskinan harta dengan memacu kepada usaha individu dengan memberi bibit untuk ditanam
bukan menyediakan nasi untuk dimakan. Petunjuk yang tersirat dalam beberapa sabda
Rasulullah SAW. Di antaranya: Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan-akan-akan hidup
selamanya dan berusahalah kamu untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok hari.
(H.R. Ibnu ‘Asakir). Dalam kehidupannya Rasulullah telah memberi contoh, tidak pernah
menolak pengemis yang datang ke rumahnya. Bahkan sering para pengemis diberi bibit kurma
untuk ditanam sehingga sang pengemis dapat memberi makan anak cucunya. Rasulullah SAW
sangat menghargai makna sebuah kerja. Etos kerja Islam merupakan manifestasi kepercayaan
muslim yang memiliki kaitan dengan tujuan hidup yang hakiki, yaitu ridha Allah SWT dalam
meraih prestasi di Dunia dan Akhirat.
Nabi Muhammad SAW mendorong ummat agar tidak miskin ilmu. Beberapa pesan
Rasulullah SAW mengingatkan, "Barangsiapa yang menginginkan dunia haruslah dengan
ilmu, dan barang siapa yang menginginkan akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa
yang menginginkan kedua-keduanya haruslah dengan ilmu". (H.R. Muttafaqun ‘Alaih). Di
atas semua itu, dengan ilmu yang diredhai Allah maka seseorang dianggap sebagai pewaris Nabi,
dan dengan ilmu kebahagiaan di dunia akhirat dapat di raih. Nabi Muhammad Saw mendorong
agar manusia tidak menjadi miskin mental. Apabila jiwa atau mental sehat, memancar
bayangan kesehatan itu pada perilaku kehidupan sehari-hari. Risalah Islamiyah adalah suatu
anugerah bagi ummat manusia. Nabi Muhammad SAW telah berhasil membawa masyarakat
jahiliyah yang miskin mental menjadi masyarakat yang luhur, berakhlak. memiliki sopan santun
dan tata krama dalam pergaulan dan penuh peradaban, dengan menghidupkan empat sikap
utama.
Pertama, Syaja‘ah artinya berani pada kebenaran dan takut pada kesalahan dan dosa.
Selanjutnya, Iffah artinya pandai menjaga kehormatan diri lahiriah dan batiniyah. Kemudian,
Hikmah artinya tahu rahasia diri dan pengalaman hidup, dan terakhir adalah ‘Adalah artinya
adil walaupun pada diri sendiri. Muhammad SAW adalah figur teladan yang mesti diidolakan
kaum muslimin. Setiap langkahnya selalu dibawah kontrol Ilahi. Tindakan dan ucapannya adalah
mutiara berharga, menjadi landasan pemebentukan akhlak ummatnya dalam berbuat dan menjadi
hukum yang ditaati. Tiada seorangpun yang dapat meragukan keagungan peribadi Rasulullah
SAW. Keperibadiannya menjadi contoh teladan dalam segala hal. Rasulullah sebagai seorang
suami yang teladan, sebagai ayah teladan, sebagai guru teladan, sebagai tokoh teladan, sebagai
abli strategi teladan, sebagai ahli ekonomi teladan, sebagai pejuang hak-bak asasi manusia
teladan, dan sebagai kepala negara yang teladan. Keteladanan Muhammad SAW mampu
mereformasi sistem dan tatanan yang ada, ke arah yang lebih baik dan tujuan yang mulia, yakni
baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur (negeri yanq makmur dan penuh ampunan Tuhan).

Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2
Nilai-nilai keteladanan tersebut hendaknya menjadi warisan yang paling berharga bagi kita
ummat manusia, tanpa terkecuali. Setiap langkah yang kita ayunkan, setiap nawaitu yang kita
bulatkan, setiap pernyataan yang kita ikrarkan dan setiap perbuatan yang kita lakukan merupakan
cerminan dan keteladanan RasululIah saw. yang mesti diterapkan dalam kehidupan. Maka dalam
upaya mengikuti ajaran beliau, semestinya sifat beliau menjadi jatidiri seorang muslim. Di antara
sifat mulia yang beliau miliki adalah sifat shiddiq, sehingga Rasulullah SAW. diberi gelar Al
Amin (orang yang dapat dipercaya).
Shidiq (as shidqu) artinya benar atau jujur, lawan dan dusta atau bohong (al kidzbu). Seorang
muslim dituntut memiliki sifat shidiq; dalam keadaan benar lahir maupun batin. Sifat shidiq yang
utama adalah Shidqul qalb, yaitu benar hati atau kejujuran hati nurani, hanya dapat dicapai
jika hati dihiasi dengan iman kepada Allah SWT dan bersih dan segala macam penyakit hati.
Sifat ini akan mencapai kematangan bila didukung dengan sifat ihsan. Selanjutnya Shidqul
hadits, yaitu benar atau jujur dalam ucapan dan perkataan. Seseorang dapat dikatakan jujur
dalam perkataan apabila semua yang diucapkannya adalah suatu kebenaran bukan kebatilan. Di
samping itu perlu ada Shidqul ‘amal, yaitu benar perbuatan atau beramal shaleh sesuai dengan
syari’at Islam.
Sifat shidiq mengantarkan seseorang ke pintu gerbang kebahagiaan baik di dunia maupun di
akhirat, sesuai firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 177. Rasulullah saw bersabda:
"Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan
kebaikan membawa ke surga. Seseorang sang telah jujur dan mencari kejujuran akan ditulis
oleh Allah sebaqai seorarig yang jujur (shidiq). Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan
membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. Oranq yang se1a1u
berbohonq dan mencari-cari kebohongan, akan ditulis oleh Allah sebaqai pembohonq
(kadzdzab)". (HR. Bukhari)
Sifat shidiq adalah “tambang emas” dalam diri seseorang yang sangat berharga. Dan sifat inilah
yang dijadikan standar kepercayaan orang lain kepadanya. Apabila seseorang telah kehilangan
sifat shidiq, maka hilanglah arti dirinya, karena tiada yang mau mempercayainya. Sikap ini pula
yang amat diperlukan di dalam membangun bangsa dan negara Indonesia tercinta ini. Allahu
a‘lam bishawab.

NILAI ESENSIAL PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW


Memperingati “maulid-rasul” sebenarnya menanamkan keinginan kuat mengikuti jejak langkah
- sunnah Rasul -- yang di wariskannya, sesuai Wahyu Allah tentang keutusan Muhammad
Rasulullah SAW 5 menjadi “Rahmat bagi seluruh alam”6, dan rela menjadikannya “uswah
hasanah”7, suri ketauladanan yang teramat sempurna dari “nabi terakhir”8 yang telah
melakukan perubahan (ishlah) menyeluruh terhadap berbagai prilaku kearah yang lebih baik
dalam kehidupan manusia, dari kondisi dzulummat (kegelapan) kepada peradaban (civilisasi)
yang terang benderang, transparan, an-nur atau kehidupan yang penuh cahaya.9
Bila disadari sungguh-sungguh kehadiran manusia di permukaan bumi memikul dua beban
utama untuk melakukan ishlah (perubahan, perbaikan, reform) dan untuk uswah (pencontohan)
dalam peran kekhalifahan.10 Tanpa kedua sikap ini sebenarnya tidak terdeteksi eksistensi
manusia. Perubahan yang di bawa Rasulullah SAW, berdasar bimbingan Wahyu Allah SWT,
menuntun manusia kepada fithrahnya menjadi ummat bertuhan (tauhidic weltanschaung) dan
berakhlaq budi pekerti.11
Perubahan tidak semata bertumpu kepada keinginan pribadi, tetapi selalu dengan bimbingan
Khaliq Maha Pencipta. Dan prilaku manusia yang terbimbing wahyu Allah dan sunnah Rasul ini,
pasti terjauh dari pertentangan dalam kehidupan manusia. Inilah perbedaan mendasar dalam hal
perubahan yang di lakukan reformer lainnya yang sering melahirkan pemaksaan kehendak,
tindakan kekerasan bahkan anarkis. Perubahan berdasar Sunnah Rasulullah SAW, bermuara
kepada “syari’at Islam”, dan berintikan proses perubahan dan perbaikan berbentuk tajdid
(pemurnian)12, Ishlah (penyempurnaan dan penyelesaian)13 dan taghyir (perubahan sikap)14.
Perubahan prilaku yang berperadaban kearah perbaikan prilaku tanpa merusak. Ajaran Islam
memperingatkan ummat untuk menghindari tindakan merusak (fasad=anarkis) dalam tatanan
prilaku maupun idea (pemikiran) dengan berupaya menjauhi pemaksaan kehendak. Agama Islam
menghormati prinsip tidak ada paksaan dalam agama 15. Kewajiban asasi melembagakan
musyawarah dalam setiap urusan.16 Teguh identitas (shibghah) dalam ujud amar ma’ruf
(proaktif mengajak dan mengamalkan kebaikan-kebaikan) dan nahyun ‘anil munkar (taat asas
menolak setiap kejahatan). Gerakan amar makruf-nahiy munkar bertujuan melawan segala corak
kemakshiyatan menyangkut tatanan dan hubungan pribadi, keluarga, masyarakat, lingkungan,
Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2
bangsa dan negara. Tujuan utamanya menciptakan ummat berkualitas “khaira ummah” atas
dasar “iman” kepada Allah.17 Intensitas tinggi berpacu dalam menggairahkan perlombaan kepada
kebaikan “fastabiqul-khairat”.18 Ajaran Islam terbukti dalam sejarah panjang peradaban
manusia berhasil menciptakan suatu komunitas ummat yang kian hari bertambah jumlahnya
sampai akhir zaman19.
Risalah Rasulullah SAW, mencatat kegelapan perilaku kehidupan jahiliyah masa lalu, antara lain
;“Kami adalah orang jahiliyah, penyembah berhala (kepatuhan kepada selain Allah dengan
pemberhalaan kedudukan, kekuasaan, harta kekayaan), pemakan bangkai (tidak mengenal
halal-haram), memutus silaturrahim (dengan penidasan, anarkis, intimidasi), berbuat bencana
terhadap jiran tetangga, dan perbuatan keji (judi,rampok,korupsi,zina)20, sehingga yang kuat
menelan yang lemah (arogansi kekuasaan, pemupukan kekuatan golongan dan kelompok).
Sampai Allah mengutus kepada kami seorang Rasul dari kalangan kami sendiri, yakni
Muhammad SAW yang sangat kami kenal nasab, kebenaran, kejujuran, amanah
(tranparansi), dan baik pekertinya. Karena itu kami mempercayainya, dan kami benarkan
risalahnya” (HR.Buchari, Abu Daud).21
Hadist ini sebenarnya berisikan;
1) Pertama, Risalah Rasulullah SAW diterima karena kejujuran pembawanya (pribadi
Muhammad Al-Amin).
2) Kedua, keutamaan Wahyu Allah mampu merombak tata prilaku kehidupan masyarakat
secara kaffah (menyeluruh).
3) Ketiga, keteguhan ummat dengan tingkat konsistensi (istiqamah) yang tinggi dalam
kerangka jihad fii sabilillah.
4) Keempat, teguhnya keyakinan kepada kehidupan ukhrawi, bahwa hidup tidak semata
materil fisik.
5) Kelima, kecerdasan ummat melihat cerdas Agama Islam adalah konsep hidup terbaik.
Kelima faktor ini yang menjadi pembangkit utama harakah Islam sebagai kekuatan
alternatif masa datang.22
Ummat Islam hari ini di tuntut berperan aktif sebagai pengisi konsep, pelaku penggerak
kehidupan duniawi berkeadilan. Agama Islam tidak hanya ibadah dalam arti sempit (puasa,
shalat, zikir dan do’a), tetapi menata amalan nyata yang shalih dalam membentuk kualitas hidup
“hasanah” di dunia dan di akhirat. Ummat Islam mesti sadar bahwa Dakwah Ilaa Allah selalu
berhadapan dengan kekuatan konsep fikrah (ghazwul fikriy) Yahudi dan Salibi 23, dalam
penguasaan ekonomi tersistim kearah pemelaratan ummat yang kaya menjadi sangat tergantung
kepada belas kasihan para pemodal sehingga lahirlah masyarakat yang miskin dari kekayaan.24
Keadaan ini, akhirnya diperparah oleh percaturan politik dengan bungkus demokratisasi,
humanisasi, dan hak asasi yang pada dasarnya menjadi kemasan dari phobia terhadap Islam yang
berujung dengan intimidasi terhadap ummatnya.
Kembang, Rabi’ul Awwal 1432 H
16 Pebruari 2011 M.

* Catatan Kaki :

1) Pentahkikan yang dilakukan para ahli astronomi dan ulama falak, seperti Syeikh
Mahmud Fasya al Falaky, Muhammad Sulaiman Al Manshurfury dan Mahmud Basya.
Untuk lebih lanjut ada baiknya dilihat juga Kitab Ar Rahiq Al Makhtum karya Syaikh
Shafiyyurrahman Al Mubarakfury dan buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW,
yang ditulis oleh K.H. Moenawar Chalil.
2) Ibnu Hisyam, I :1,2Talqihu Fuhami Ahlil Atsar, 5 dan 6 : Rahmatan lil ‘Alamien, II,
11,13,14,52.
3) Al ‘Allamah Muhammad Sulaiman al Manshurfury, di dalam Rahmatan lil ‘Alamien, II,
14 – 17.
4) Di antara yang menolak, terdapat pada kitab Al-Bida’ Al-Hauliyah wa Fatwa Tata’allaq
bil Maulid an-Nabawi, Darul Fadhilah, Riyadh, 1421H - 2000M, yang ditulis oleh
Abdullah bin Abdul Azis at-Tuwaijiry dan Dakhilullah bin Bakhil Al-Mathrafi. Buku ini
telah terbit dalam edisi Indonesia berjudul, « Adakah Maulid Nabi SAW », Darul Falah,
Jakarta, Cet-1, Syawal 1426 H/Nopember 2005 M. Di dalam buku kecil 172 halaman ini,
dilengkapi dengan Fatwa-fatwa Syaikh Muhammad bin Ibrahim Aalu-Asysyaikh,Syakh
Abdul Azis bin Abdullah bin Baaz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh
Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, dan pendapat
dari Al-Lajnah Ad-Daaimah Saudi Arabia masa ini. Menurut buku kecil ini, peringatan
Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2
Maulid SAW dikategorikan suatu bid’ah. Mula sekali yang mengadakan bid’ah ini,
adalah Bani Ubaid Al-Qadah dari kelompok Fathimiyah, sebagaimana juga ditulis di
dalam kitab Ahsan Al-Kalam hal.44, Al-Ittida’, hal.251, Taarkh Al-Ihtifal Al-Maulid An-
Nabi, hal.62, dan kitab lainnya. Wallahu’alamu bis-shawaab.
5) Kerasulan Muhammad SAW, disebutkan di empat tempat, yaitu QS. Ali Imran, 3:144 (wa
maa Muhammadun illa Rasulun), QS.al Ahzab, 33:40 (Maa kaana Muhammadun
abaa ahadun min rijalikum, walakin Rasulal-lahi, wa Khataman Nabiyyina, Wa
kaana Allahu bi kulli syay-in ‘aliman), QS.Muhammad, 47:2 (wallazina amanuu wa
‘amilus-shalihaati, wa amanuu bimaa un-zila ‘ala Muhammad, wa hual haqqu min
rabbihim, kaffara ‘anhum sayyiatihim, wa ashlaha baa lahum) dan QS. Al Fath, 48:29
(Muhammadun Rasulullah, walladzina ma’ahuu asyiddau ‘alal kuffari ruhamau
bainahum, tarahum rukka’an sujjadan ..)
6) QS.Al-Anbiya’, 21 : 107, “Fa in tawallau, fa qul aazantukum ‘ala sawa-in, wa in adri
aqaribun am ba’idun maa tu ‘aduuna”.
7) QS. Al-ahzab, 33:21, “Laqad kaana lakum fii Rasulillahi Uswatun Hasanah”.
8) QS.Al Ahzab, 33:40,
9) Wahyu QS. al-Baqarah, 2:257 (Allahu waliyyul-ladzina amanuu yukhrijuhum
minadzulu-mati ilan-nuuri), QS.al-Maidah,5:16, (yahdii bihillahu manittaba’a
ridhwanahu subulas-salami yukhrijuhum minadzulkumati ilan-nuuri bi iznihi, wa
yahdihim ilaa shiratim-mustaqim), QS. al-Ahzab, 33:43 (Huwalladzi yushalli ‘alaikum
wa malaikatahu, yukhrijuhum minadzu -lumati ilan-nuri, wa kana bilmukminina
rahiman), QS. at-Thalaq, 65:11, (Rasulan, yatlu ‘alaikum ayatil-lahi mubayyinatin,
liyukhrijal-ladzina amanu wa ‘amilus-shalihaati minadzulu-mati ilan-nuuri, wa man
yukmin billahi wa ya’mal shalihan yudkhilhu jannatin.).
10) Wa idz qaala rabbuka lilmalaaikati, inni jaa ‘ilun fil ardhi khalifah (QS. al Baqarah, 2
: 30).
11) Innama buist-tu li utammima makaruimul akhlaq (al Hadist), artinya “Hanya aku di
utus bagi menyempurnakan akhlaq yang mulia”.
12) “Jaddiduu imanakum” (Al Hadist), yang mengarahkan mukmin kepada pemurnian
sikap, tindakan, kedisiplinan, atas dasar “iman” kepada Allah, “Laa ilaaha illa Allah”.
13) QS.Al-A’raf, 7:55-56, (ud’uu rabbakum tadharru’an wa khufyatan, innahu la
yuhibbul mu’tadin, wa laa tufsiduu fil-ardhi ba’da ishlahihaa, wad’uhu khaufan wa
thama’ an, inna rahmatallahi qaribun minal muhsinina).
14) QS.Ar-Ra’d,13:11,(innallaha laa yughayyiru maa biqaumin hatta yughayyiruu maa bi-
anfusihim).
15) QS. 2:256, (laa ikraha fid-din)
16) QS. 3:159, (fabima rahmatin minallahi lintalahum, walau kunta fadhan ghalidzal-
qalbi lanfadhu min hawlika, fa’fu ‘anhum waghfirlahum, wa syawirhum fil amri...)
17) QS. 3:110,(kuntum khayra ummatin ukhrijat linnasi..)
18) QS. al-Baqarah, 2:148 dan al-Maidah, 5:48.
19) Ummat Islam lk.1,5 milyar dari lk.6 milyar penduduk dunia, di Eropah dan Amerika,
pertambahan ummat mencengangkan, di Roma telah berdiri Masjid, Cordove (1974)
tumbuh kembali peradaban Islam setelah pudur lebih dari 8 abad, di Cina ummat Islam
berjumlah lebih dari 100 juta.
20) Di Minangkabau yang adatnya bersendi syarak, ada sepuluh tindakan mesti di jauhi,
sabuang-judi, araktuak, rampok-rampeh, sia-baka, candu-madat.
21) Dialog Dja’far bin Abi Thalib dengan Raja Najasyi, permulaan hijrah ke Habsyi karena
tekanan Quraisy berupa intimidasi, fitnah, penculikan, pengkucilan, embargo ekonomi,
pembunuhan, ( Al Islam Ruhul Madaniyah tulisan Syeikh Mustafa Al Ghulayain, Beirut).
22) QS.Ali-’Imran 3 :19 (innad-dina ‘indallahil-Islam), dan QS. 3 : 85 (waman yabtaghi
ghayral Islami dinan falan yuqbala minhu..),
23) QS.Al Baqarah, 2 :120, (walan tardha ‘ankal-yahuduwalan nashara hatta tattabi’a
millatahum),
24) Ingat adanya konsep pemikiran bahwa kemiskinan perlu dilestarikan agar kelompok
kaya tetap berkuasa dan agar dengan kemiskinan itu negeri orang kaya mendapatkan
tenaga kerja yang murah

Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2

You might also like