Professional Documents
Culture Documents
“Dan kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan kepada segenap ummat manusia,
sebagai pembawa berita dan pemberi peringatan. Tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (Q.S. Saba’: 28)
Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2
NUBUWWAH DAN RISALAH SERTA PERINTAH DAKWAH
Di saat Umur Rasulullah SAW genap empat puluh tahun, suatu awal kematangan, mulailah
tampak-tampak tanda-tanda nubuwwah pada diri beliau. Di antara tanda-tanda itu adalah mimpi
hakiki. Selama enam bulan mimpi yang beliau alami itu hanya menyerupai fajar subuh yang
menyingsing. Mimpi ini termasuk salah satu bagian dari empat puluh enam bagian dari
nubuwwah. Akhimya pada bulan Ramadhan pada tahun ketiga dari masa pengasingan di gua
Hira, Allah berkehendak untuk melimpahkan rahmat-Nya kepada penghuni bumi, memuliakan
beliau dengan nubuwwah dan menurunkan Malaikat Jibril kepada beliau sambil membawa ayat-
ayat Al Qur’an (Al-‘Alaq: 1- 5). Hal ini juga disebutkan oleh Imam Ibnu Hajar Al Asqalani
dalam kitabnya Fathul Bary. Kemudian turunlah wahyu Ilahi yang memuat pesan-pesan untuk
melaksanakan Dakwah kepada Allah SWT, seperti dalam surat Al Muddatstsir ayat 1-7.
Sungguh dalam makna terkandung dalam ayat ini. Di antaranya berisi peringatan agar tidak
melanggar apa yang telah diperintahkan atau telah dilarang oleh Allah SWT, sebab akan
berakibat ditimpa azab yang sangat pedih dan dahsyat. Di dalamnya juga terdapat perintah untuk
mengagungkan Rabb, Allah SWT Yang Maha Agung. Juga mengingatkan agar menjauhi sikap
sombong, yang dapat menyeretnya ke dalam kehancuran dan murka Allah. Wahyu Allah SWT
dimaksud juga mengandung perintah untuk membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan
dosa, agar kesucian lahir batin benar-benar tercapai, sehingga mendapatkan pancaran cahaya
Ilahi yang penuh dengan hidayah Allah SWT. Muhammad SAW diperintahkan untuk
menggerakkan Dakwah dan amal Islamiyah dengan selalu sabar dan tabah, memulainya dari
keluarganya terdekat (wa andzir ‘asyiratakal aqrabiin), dengan terus meminta pertolongan dan
perlindungan serta memohon hidayah, taufiq dan ridho-Nya.
Setelah mendapatkan perintah ini, Muhammad Rasulullah SAW bangkit mendakwahkan tauhid,
dan selama dua puluh lima tahun beliau tidak pernah istirahat dan berdiam diri. Beliau tidak
pernah mengeluh apalagi berputus asa dalam melaksanakan misi dakwah ini. Diajaknya umat
dengan lembut dan penuh perhatian. Disampaikannya wahyu Allah penuh hikmah, bil
mau’dzatil hasanah. Dihadapinya persoalan keumatan dengan bersama menghidupkan « alika
bil jamaah », kebersamaan dan sinerji (silaturahim).
Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2
Tradisi memperingati Maulid Nabi semestinya dirakit menjadi sebuah tradisi Islami yang sangat
bermanfaat bagi kaum muslimin. Dalam acara-acara peringatan Maulid Nabi dapat didengarkan
dan dihayati suri tauladan kehidupan Rasulullah.
Memperingati Maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW, bermakna secara sadar
menelusuri pekerti agung seorang terpilih. Jelas nasabnya, jujur, amanah, baik
pekertinya, penyantun dan pemaaf (pengakuan Ja’far bin Abi Thalib dihadapan Raja
Najasyi), sebagai uswah hasanah (suri teladan baik), bagi setiap mukmin yang percaya
kepada Allah dan hari akhir (QS.33,al-Ahzab:21), karena beliau diutus menjadi rahmat bagi
seluruh alam (QS.21,al-Anbiya’:107). Muhammad SAW, adalah seorang yang istimewa. Dia
adalah Rasul Allah, pilihan diantara banyak rasul sebelumnya (QS.3,Ali Imran:144). Bahkan,
menjadi penutup Nabi-Nabi (QS.33,al-Ahzab:40). Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah SAW itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangannya) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allalt (zikrullah).
(Q.S. Al-Ahzab: 21)
Makna hakiki dari memperingati Maulid Nabi SAW haruslah diinsyafi bukan sekedar seremonial
keagamaan semata, namun hendaklah ditujukan kearah intropeksi total diri sendiri, guna
meningkatkan kualitas hidup beragama, beribadah, dan bermasyarakat.
Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2
Nilai-nilai keteladanan tersebut hendaknya menjadi warisan yang paling berharga bagi kita
ummat manusia, tanpa terkecuali. Setiap langkah yang kita ayunkan, setiap nawaitu yang kita
bulatkan, setiap pernyataan yang kita ikrarkan dan setiap perbuatan yang kita lakukan merupakan
cerminan dan keteladanan RasululIah saw. yang mesti diterapkan dalam kehidupan. Maka dalam
upaya mengikuti ajaran beliau, semestinya sifat beliau menjadi jatidiri seorang muslim. Di antara
sifat mulia yang beliau miliki adalah sifat shiddiq, sehingga Rasulullah SAW. diberi gelar Al
Amin (orang yang dapat dipercaya).
Shidiq (as shidqu) artinya benar atau jujur, lawan dan dusta atau bohong (al kidzbu). Seorang
muslim dituntut memiliki sifat shidiq; dalam keadaan benar lahir maupun batin. Sifat shidiq yang
utama adalah Shidqul qalb, yaitu benar hati atau kejujuran hati nurani, hanya dapat dicapai
jika hati dihiasi dengan iman kepada Allah SWT dan bersih dan segala macam penyakit hati.
Sifat ini akan mencapai kematangan bila didukung dengan sifat ihsan. Selanjutnya Shidqul
hadits, yaitu benar atau jujur dalam ucapan dan perkataan. Seseorang dapat dikatakan jujur
dalam perkataan apabila semua yang diucapkannya adalah suatu kebenaran bukan kebatilan. Di
samping itu perlu ada Shidqul ‘amal, yaitu benar perbuatan atau beramal shaleh sesuai dengan
syari’at Islam.
Sifat shidiq mengantarkan seseorang ke pintu gerbang kebahagiaan baik di dunia maupun di
akhirat, sesuai firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 177. Rasulullah saw bersabda:
"Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan
kebaikan membawa ke surga. Seseorang sang telah jujur dan mencari kejujuran akan ditulis
oleh Allah sebaqai seorarig yang jujur (shidiq). Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan
membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. Oranq yang se1a1u
berbohonq dan mencari-cari kebohongan, akan ditulis oleh Allah sebaqai pembohonq
(kadzdzab)". (HR. Bukhari)
Sifat shidiq adalah “tambang emas” dalam diri seseorang yang sangat berharga. Dan sifat inilah
yang dijadikan standar kepercayaan orang lain kepadanya. Apabila seseorang telah kehilangan
sifat shidiq, maka hilanglah arti dirinya, karena tiada yang mau mempercayainya. Sikap ini pula
yang amat diperlukan di dalam membangun bangsa dan negara Indonesia tercinta ini. Allahu
a‘lam bishawab.
* Catatan Kaki :
1) Pentahkikan yang dilakukan para ahli astronomi dan ulama falak, seperti Syeikh
Mahmud Fasya al Falaky, Muhammad Sulaiman Al Manshurfury dan Mahmud Basya.
Untuk lebih lanjut ada baiknya dilihat juga Kitab Ar Rahiq Al Makhtum karya Syaikh
Shafiyyurrahman Al Mubarakfury dan buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW,
yang ditulis oleh K.H. Moenawar Chalil.
2) Ibnu Hisyam, I :1,2Talqihu Fuhami Ahlil Atsar, 5 dan 6 : Rahmatan lil ‘Alamien, II,
11,13,14,52.
3) Al ‘Allamah Muhammad Sulaiman al Manshurfury, di dalam Rahmatan lil ‘Alamien, II,
14 – 17.
4) Di antara yang menolak, terdapat pada kitab Al-Bida’ Al-Hauliyah wa Fatwa Tata’allaq
bil Maulid an-Nabawi, Darul Fadhilah, Riyadh, 1421H - 2000M, yang ditulis oleh
Abdullah bin Abdul Azis at-Tuwaijiry dan Dakhilullah bin Bakhil Al-Mathrafi. Buku ini
telah terbit dalam edisi Indonesia berjudul, « Adakah Maulid Nabi SAW », Darul Falah,
Jakarta, Cet-1, Syawal 1426 H/Nopember 2005 M. Di dalam buku kecil 172 halaman ini,
dilengkapi dengan Fatwa-fatwa Syaikh Muhammad bin Ibrahim Aalu-Asysyaikh,Syakh
Abdul Azis bin Abdullah bin Baaz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh
Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, dan pendapat
dari Al-Lajnah Ad-Daaimah Saudi Arabia masa ini. Menurut buku kecil ini, peringatan
Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2
Maulid SAW dikategorikan suatu bid’ah. Mula sekali yang mengadakan bid’ah ini,
adalah Bani Ubaid Al-Qadah dari kelompok Fathimiyah, sebagaimana juga ditulis di
dalam kitab Ahsan Al-Kalam hal.44, Al-Ittida’, hal.251, Taarkh Al-Ihtifal Al-Maulid An-
Nabi, hal.62, dan kitab lainnya. Wallahu’alamu bis-shawaab.
5) Kerasulan Muhammad SAW, disebutkan di empat tempat, yaitu QS. Ali Imran, 3:144 (wa
maa Muhammadun illa Rasulun), QS.al Ahzab, 33:40 (Maa kaana Muhammadun
abaa ahadun min rijalikum, walakin Rasulal-lahi, wa Khataman Nabiyyina, Wa
kaana Allahu bi kulli syay-in ‘aliman), QS.Muhammad, 47:2 (wallazina amanuu wa
‘amilus-shalihaati, wa amanuu bimaa un-zila ‘ala Muhammad, wa hual haqqu min
rabbihim, kaffara ‘anhum sayyiatihim, wa ashlaha baa lahum) dan QS. Al Fath, 48:29
(Muhammadun Rasulullah, walladzina ma’ahuu asyiddau ‘alal kuffari ruhamau
bainahum, tarahum rukka’an sujjadan ..)
6) QS.Al-Anbiya’, 21 : 107, “Fa in tawallau, fa qul aazantukum ‘ala sawa-in, wa in adri
aqaribun am ba’idun maa tu ‘aduuna”.
7) QS. Al-ahzab, 33:21, “Laqad kaana lakum fii Rasulillahi Uswatun Hasanah”.
8) QS.Al Ahzab, 33:40,
9) Wahyu QS. al-Baqarah, 2:257 (Allahu waliyyul-ladzina amanuu yukhrijuhum
minadzulu-mati ilan-nuuri), QS.al-Maidah,5:16, (yahdii bihillahu manittaba’a
ridhwanahu subulas-salami yukhrijuhum minadzulkumati ilan-nuuri bi iznihi, wa
yahdihim ilaa shiratim-mustaqim), QS. al-Ahzab, 33:43 (Huwalladzi yushalli ‘alaikum
wa malaikatahu, yukhrijuhum minadzu -lumati ilan-nuri, wa kana bilmukminina
rahiman), QS. at-Thalaq, 65:11, (Rasulan, yatlu ‘alaikum ayatil-lahi mubayyinatin,
liyukhrijal-ladzina amanu wa ‘amilus-shalihaati minadzulu-mati ilan-nuuri, wa man
yukmin billahi wa ya’mal shalihan yudkhilhu jannatin.).
10) Wa idz qaala rabbuka lilmalaaikati, inni jaa ‘ilun fil ardhi khalifah (QS. al Baqarah, 2
: 30).
11) Innama buist-tu li utammima makaruimul akhlaq (al Hadist), artinya “Hanya aku di
utus bagi menyempurnakan akhlaq yang mulia”.
12) “Jaddiduu imanakum” (Al Hadist), yang mengarahkan mukmin kepada pemurnian
sikap, tindakan, kedisiplinan, atas dasar “iman” kepada Allah, “Laa ilaaha illa Allah”.
13) QS.Al-A’raf, 7:55-56, (ud’uu rabbakum tadharru’an wa khufyatan, innahu la
yuhibbul mu’tadin, wa laa tufsiduu fil-ardhi ba’da ishlahihaa, wad’uhu khaufan wa
thama’ an, inna rahmatallahi qaribun minal muhsinina).
14) QS.Ar-Ra’d,13:11,(innallaha laa yughayyiru maa biqaumin hatta yughayyiruu maa bi-
anfusihim).
15) QS. 2:256, (laa ikraha fid-din)
16) QS. 3:159, (fabima rahmatin minallahi lintalahum, walau kunta fadhan ghalidzal-
qalbi lanfadhu min hawlika, fa’fu ‘anhum waghfirlahum, wa syawirhum fil amri...)
17) QS. 3:110,(kuntum khayra ummatin ukhrijat linnasi..)
18) QS. al-Baqarah, 2:148 dan al-Maidah, 5:48.
19) Ummat Islam lk.1,5 milyar dari lk.6 milyar penduduk dunia, di Eropah dan Amerika,
pertambahan ummat mencengangkan, di Roma telah berdiri Masjid, Cordove (1974)
tumbuh kembali peradaban Islam setelah pudur lebih dari 8 abad, di Cina ummat Islam
berjumlah lebih dari 100 juta.
20) Di Minangkabau yang adatnya bersendi syarak, ada sepuluh tindakan mesti di jauhi,
sabuang-judi, araktuak, rampok-rampeh, sia-baka, candu-madat.
21) Dialog Dja’far bin Abi Thalib dengan Raja Najasyi, permulaan hijrah ke Habsyi karena
tekanan Quraisy berupa intimidasi, fitnah, penculikan, pengkucilan, embargo ekonomi,
pembunuhan, ( Al Islam Ruhul Madaniyah tulisan Syeikh Mustafa Al Ghulayain, Beirut).
22) QS.Ali-’Imran 3 :19 (innad-dina ‘indallahil-Islam), dan QS. 3 : 85 (waman yabtaghi
ghayral Islami dinan falan yuqbala minhu..),
23) QS.Al Baqarah, 2 :120, (walan tardha ‘ankal-yahuduwalan nashara hatta tattabi’a
millatahum),
24) Ingat adanya konsep pemikiran bahwa kemiskinan perlu dilestarikan agar kelompok
kaya tetap berkuasa dan agar dengan kemiskinan itu negeri orang kaya mendapatkan
tenaga kerja yang murah
Bahan Suplemen Maulidun Nabi Saw siswa SMAN 1 Kembang Rabu,16 Pebr. 2011
2