You are on page 1of 7

 

 
 
4. Hukum Allah pada masa Kristus
 
 

1. Apakah Kristus datang untuk menghapuskan sebagian dari


hukumNya?

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan


hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 

Catatan: Hukum yang disebutkan di sini termasuk semua yang telah


dituliskan Musa dan nabi-nabi. Dia datang bukan untuk
mengesampingkan sebagian dari hukum itu. Dia menggenapi upacara
simbol dan bayangan dalam buku Musa sebagai penggenapan simbol
mereka yang besar. Hukum kesepuluh perintah itu digenapi melalui
penurutan yang sempurna. Dan la genapi apa yang telah dituliskan para
nabi tentang Dia ketika Dia datang sebagai Mesias, Juruselamat
manusia.

2. Apa maksudnya menggenapi apabila dihubungkan dengan


hukum Allah?

a.. Kalau itu berupa "janji" atau "hukuman akibat sesuatu" maka


sesudah digenapi tidak perlu dilaksanakan lagi, janji itu boleh
dibilang sudah 'impas'.

b. Tapi kalau itu berupa "hukum" (bukan hukuman) maka


menggenapi berarti  melakukan, melaksanakan atau bertindak
sesuai dengan itu. Paulus mengatakan "Bertolong-tolonganlah
menanggung bebanmu. Demikianlah kamu memenuhi (fulfil )
hukum Kristus" Galatia 6:2.
Matius 3: 15 mengatakan Tindakan Kristus dibaptiskan adalah
menggenapi (fulfil) kehendak Allah, juga dalam Yak 2: 8"Jikalau
kamu menjalankan (fulfil) hukum yang utama ..."
"To Fulfil" dalam Alkitab bhs Inggris, bisa diterjemahkan
menggenapi, memenuhi, menjalankan/melaksanakan. Baik dalam
Gal 6:2 maupun Yak 2:8, tidaklah dimaksudkan apabila sudah
dilaksanakan lantas tidak berlaku lagi.

Catatan: Kesepuluh Hukum moral Allah adalah kekal; sedangkan hukum


upacara hanyalah sementara. Baca Efesus 2:15. Semua hukum lambang
sudah berakhir.

3. Daripada menghapuskan hukum itu apa Alkitab nubuatkan


hendak Yesus lakukan kepada hukum itu?

“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu


yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya,tetapi dengan
setia ia akan menyatakan hukum. ” Yesaya 42:3.

"Tuhan telah berkenan demi penyelamatanNya untuk memberi


pengajaranNya yang besar dan mulia." Yesaya 42:21.Yesus Kristus
meninggikan dan membesarkan hukum Taurat dalam kotbahNya di bukit.

4. Bagaimana Kristus membesarkan hukum?

"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita:


Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus
dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus
dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus
diserahkan ke dalam neraka yang menyala......................................
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya." Matius
5:21, 22, 27, 28.

Kutipan dari "Pengenalan Alkitab" oleh Dr. R.C. Sproul hal 99-101:
 
Pokok persoalan pengajaran Yesus ialah bahwa hukum memiliki
penerapan yang lebih luas daripada hurufnya. Jika kau membunuh
seseorang, kau melanggar huruf hukum, jika kau membenci seseorang
kau melanggar roh hukum. Sehubungan dengan perzinahan, Tuhan Yesus
berkata bahwa apabila nafsu timbul, orang itu telah melakukan
perzinahan "dalam hatinya". Persoalannya ialah, meskipun huruf hukum
telah ditaati, roh hukum telah dilanggar; dosa itu lebih dari tindakan
luar.Allah memperhatikan hati juga, bukan hanya memperhatikan
perbuatan. Orang-orang Farisi berbangga-bangga dengan kebenaran
mereka dengan menipu diri waktu berpendapat bahwa mereka telah
mematuhi seluruh hukum karena mereka telah mematuhi huruf hukum.
Tuhan Yesus menjangkau melampaui huruf kepada keprihatinan roh
hukum. Ia tidak mendudukkan roh hukum sebagai lawan huruf atau
mengganti roh hukum untuk huruf hukum, tetapi Ia menambahkan pada
huruf itu roh. Inilah kuncinya : "Maka Aku berkata kepadamu : Jika
hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-
ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga (Matius 5:20). Orang-orang Farisi
memperhatikan hurufnya, Orang-orang Kristen harus memperhatikan
keduanya, baik hurufnya maupun rohnya.
 
 
5. Menurut Yesus sampai kapankah hukum Taurat berlaku ?
"Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi." Matius 5:17, 18.
"Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada
musim dingin dan jangan pada hari Sabat. Sebab pada masa itu akan
terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak
awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Matius
24:20-21
"Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum
Taurat batal." Lukas 16 : 17 
Catatan : Yesus menyatakan bahwa hukum Taurat berlaku sampai akhir
jaman
 
 
6. Meskipun keselamatan adalah anugrah dan bukan karena
penurutan terhadap hukum, namun menurut Yesus bagaimana
pentingnya menurut hukum sebagai hasil dari pertobatan sejati
yang membawa pada keselamatan?
Matius 5:19-20 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah
hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian
kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di
dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang
tinggi di dalam Kerajaan Sorga.  Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup
keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga.
Matius 7: 21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
 
 
7. Ketika Yesus mengecam para ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, apakah Yesus mengecam hukum Taurat itu sendiri atau
pelaksanaannya yang menyimpang?
 
~ Yesus mengecam pelaksanaan adat istiadat yang bertentangan dengan
Firman Allah.
Markus 7: 7-8  "Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang
mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk
berpegang kepada perintah manusia."
Para ahli Taurat dan orang Farisi menambahkan adat istiadat pada hukum Tuhan.
Salah satu contoh adalah adanya aturan-aturan khusus untuk mencuci tangan dan
mencuci perabot-perabot (Markus 7:3-4). Masih banyak hal-hal seperti ini mereka
buat (ayat 13 b) dan mereka mempersalahkan orang yang tidak melakukannya.
Yesus menyatakan bahwa makan dengan tidak mengikuti aturan-aturan tersebut
tidak membuat makanan menjadi najis (ayat 14).
Contoh kedua adalah mereka mengesampingkan hukum Taurat mengenai
penghormatan terhadap orang tua demi melaksanakan adat istiadat (Matius 15:3-6)
 
~ Yesus mengecam pelaksanaan hukum yang hanya memperhatikan segi
lahiriahnya.
Para ahli Taurat dan orang Farisi melaksanakan hukum agar mendapat
penghormatan, mereka dengan teliti memelihara "huruf hukum"tetapi
mengabaikan "roh"nya. Karena menganggap hukum sebagai alat keselamatan
maka banyak perintah ditambahkan sehingga menjadi beban.
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.  Sebab itu
turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi
janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka
mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat,
lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau
menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya
dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang
panjang;  mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat
terdepan di rumah ibadat;  mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka
dipanggil Rabi." Matius 23:2-7
 
~ Yesus mengecam "berat sebelah"nya pelaksanaan hukum Taurat
Matius 23: 23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan
kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu:
keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang
lain jangan diabaikan.
 
 
8. Apakah Yesus mengganti hukum Taurat dengan hukum kasih?
"Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum
Taurat batal."  Lukas: 16:17. " ... kasih adalah kegenapan hukum Taurat"
Roma 13:10. Dasar dari hukum Taurat adalah kasih, hukum kasih dalam
Matius 22 : 37-39 adalah intisari dari hukum Allah : "Pada kedua hukum
inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" Matius
22:40.
Hukum yang pertama : Mengasihi Allah (Matius 22:37) diambil Kristus
dari Ulangan 6:5
Hukum yang kedua    : Mengasihi sesama (Matius 22:39) diambil Kristus
dari Imamat 19:18
Penjabaran dari kasih terdapat dalam hukum-hukum Allah.  "Sebab inilah
kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintahNya. I
Yohanes 5:3 
 
Berikut adalah kutipan dari :
 
"ALKITAB : Buku Untuk Masa Kini oleh John Stott, hal 72 - 73 :

"Khususnya zaman ini penting sekali menekankan hukum-hukum moral-


Nya, karena sedikitnya ada dua kelompok yang menolak hal ini. Pertama,
mereka yang menganjurkan "Moralitas Baru" atau "Etika Situasi" yang
mulai dikembangkan di tahun 1960. Menurut mereka, satu-satunya
hukum mutlak Allah ialah kasih, dan semua hukum lainnya telah
dihapuskan dan kasih sendiri cukup untuk dijadikan patokan bagi
kelakuan Kristen. ... Namun demikian kasih membutuhkan garis
pedoman, dan pedoman inilah yang disediakan Allah dalam perintah-
perintahNya. Kasih tidak meniadakan hukum tetapi menggenapinya
(Roma 13 : 8-10).

Kedua, golongan Injili yang menafsirkan penegasan Paulus bahwa


"Kristus adalah kegenapan Taurat" (Rm 10:4) dan bahwa "kamu tidak
berada di bawah hukum Taurat" berarti orang Kristen tidak wajib lagi
mentaati hukum-hukum moral Allah. Melakukan itu, menurut mereka
adalah suatu "legalisme" yang bertentangan dengan kemerdekaan yang
telah Kristus berikan untuk kita. Tetapi mereka menyalahkan artikan
Paulus. Legalisme yang Paulus tolak bukan ketaatan pada hukum moral
Allah itu sendiri, tetapi usaha mendapatkan kebaikan dan pengampunan
dari Allah dengan ketaatan demikian. Ini mustahil, tulisnya, sebab
"tidak seorang pun dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena
melakukan hukum Taurat" (Rm 3:20).

Sekali kita dibenarkan hanya oleh kasih karunia Allah semata, kita
dinyatakan benar di hadapan-Nya oleh kasih karunia-Nya yang cuma-
cuma melalui Kristus, segera pula kita dimasukkan ke bawah kewajiban
menjalankan hukum-Nya yang memang ingin kita taati. Sesungguhnya
Kristus mati bagi kita supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam
kita (Rm 8:3-4). Allah menempatkan Roh-Nya di dalam hati kita untuk
menuliskan hukum-Nya di sana (Yer 31:33, Yeh 36:27, Gal 5 :22-23).
Kebebasan Kristen kita adalah kebebasan untuk taat, bukan kebebasan
untuk tidak taat. Sebagaimana yang diutarakan Yesus berulang kali, jika
kita mengasihi Dia kita akan memelihara perintah-perintah-Nya (Yoh
14:15,21-24; 15:14). 
 
 
Kesimpulan :
Kematian Kristus memuliakan dan membesarkan hukum, meninggikan
otoritasnya yang bersifat universal. Jika Sepuluh Firman (Dekalog) dapat
diubah, maka Kristus tidak perlu mati. Akan tetapi karena hukum ini
mutlak dan tidak dapat diubah, kematian menjadi syarat pembayarannya.
Dengan matinya Kristus, persyaratan ini dipenuhi, memungkinkan
kehidupan kekal dapat diperoleh semua orang yang menerima
pengorbanan-Nya yang amat mulia itu.                                                  27
Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 285.

You might also like