You are on page 1of 8

1

METODOLOGI PERBAIKAN KERUSAKAN PADA BETON

1. PENDAHULUAN

Perkembangan globalisasi yang semakin maju menuntut kemajuan di segala aspek

kehidupan. Salah satu instrument yang menuntut untuk mengikuti perkembangan tersebut

adalah pembangunan infrastruktut. Infrastruktur merupakan salah satu bagian yang

integral dalam perkembangan kehidupan manusia. Dalam konteks infrastruktur, salah

satu variable yang tidak pernah lepas adalah penggunaan material beton sebagai unsur

pembentuk dan penopang bangunan maupun project infrastruktur lainnya.

Seiring perkembangannya, berbagai eksperimental dilakukan untuk mendapatkan

hasil maksimal dari penggunaan material (beton). Dalam perkembangannya secara garis

besar pada tulisan ini akan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu mass concrete dan

reinforcing concrete. Salah satu hal yang biasa berlaku pada beton baik mass concrete

ataupun reinforcing concrete adalah terjadinya kerusakan (defect) pada permukaan beton

tersebut. Defect atau honey comb yang terjadi pada beton seperti retak, permukaan yang

tidak rata dan yang lainnya memberikan dampak yang tidak baik terhadap bangunan

infrastruktur olehnya itu dibuat sebuah formulasi metodologi perbaikan (repairing)

terhadap kerusakan tersebut.

Mass concrete adalah semua jenis beton yang dicor dengan volume yang besar

dengan dimensi yang cukup besar dengan dimensi yang cukup besar sehingga diperlukan

perhitungan perkembangan panas hidrasi pada beton dan perubahan volume, dengan

tujuan untuk meminimalisasikan retak (ACI 207, 1996). Semua struktur besar dapat

disebut dapat disebut struktur massif jika potongan melintangnya mencapai 2-3 m. mass

2
concrete tidak hanya termasuk beton dengan kandungan semen rendah, seperti yang

digunakan pada dam dan striktur yang massif tapi juga beton dengan kandungan

menengah dan tinggi yang membutuhkan pertimbangan khusus untuk menghindari panas

hidrasi dan kenaikan temperature beton. Mass concrete biasa digunakan pada konstruksi

jembatan, bendungan,pondasi dan lain-lain.

Pada pelaksanaan konstruksi beton hasil yang sesuai dengan spesifikasi merupakan

target dari pelaksanaan pengecoran. Permukaan beton yang tidak sesuai dengan

kebutuhan spesifikasi biasa disebut defect (kerusakan) yang membutuhkan perbaikan

yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Metodologi pelaksanaan ini mendiskribsikan prosedur perbaikan dari beton yang

mengalami kerusakan yang terdiri dari; honeycombs ( kerusakan kecil (shallow

honeycomb) dan kerusakan besar (deep honeycomb), keretakan structural pada beton

( crack repairing dan injection crack) dengan tujuan untuk mengembalikan komposisi

struktural dari beton dan memperbaiki kerusakan dan ketidaksempurnaan beton. Material

yang digunakan sebagai bahan perbaikan yaitu sebagai berikut:

 Untuk kerusakan kecil (Shallow Honeycomb)

 Sikadur 31 CF Normal atau Sika monotop 615 HB sebagai bahan

tambalan.

 Sikadur 41 CF Normal sebagai material penambal untuk tambalan yang

lebih dalam.

 Untuk kerusakan besar (deep honeycomb)

3
 Sika monotop 615 HB sebagai material penambal

 Sikatop 121 sebagai perekat

 Sika grout 215 (new) untuk perbaikan yang menggunakan formwork.

 Untuk retak structural beton

 Sikadur 732 sebagai bahan perekat

 Sika monotop 615 HM sebagai bahan/material penambal.

 Sikadur 752 sebagai material injeksi (untuk retak dengan lebar > 1mm)

 Sikatop 121 sebagai perekat dan finishing material

3. METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 kerusakan (kerusakan kecil dan besar (shallow and deep honeycomb)

Persiapan permukaan beton secara umum

 Mengidentifikasi, memberi nomor, membuat sketsa dengan menentukan

bentuk kerusakan dan memberikan nomor secara jelas, termasuk dokumentasi

fotografi sebelum dan sesudah perbaikan. Setiap area akan diberi nomor urut

serta dimasukkan kedalam form perbaikan yang tersedia.

 Memotong area perbaikan dengan kedalaman 15-25 mm dengan

menggunakan mesin pemotong (grinder mechine). Bentuk potongan yaitu

garis lurus dengan sudut persegi.

 Apabila besi tulangan ditemukan, maka beton harus potong dan

dikeluarkan dengan jarak 15 mm dibelakang besi tulangan.

 Bersihkan material-material lepas pada daerah perbaikan.

4
 Menyiram daerah perbaikan dan menjaga agar tatap dalam keadaan basah

selama kurang lebih 24 jam ( khusus untuk sika grout 215).

3.2 Perbaikan untuk kerusakan kecil

 Gunakan sikadur 32 FC Normal atau sika Monotop 615 sebagai material

penambal (dengan ketebalan < 30 mm) di atas permukaan beton yang rusak.

 Permukaan yang akan diperbaiki harus dalam keadaan SSD dan bersih.

Seluruh permukaan harus bebas dari air.

 Jika terdapat air yang keluar dari permukaan, dapat digunakan sika 102

untuk menghentikan air yang keluar sebelum tambalan dilakukan.

 Isi material tambalan dimulai dari bagian bawah samapi bagian atas.

 Gunakan alat screed untuk meratakan permukaan.

 Jika diperlukan, semua permukaan yang telah diperbaiki dilapisi dengan

sikatop 121 untuk memberikan hasil yang baik.

3.3 Perbaikan untuk kerusakan besar

 Menyiapkan form work yang sesuai dengan bentuk daerah perbaikan dan

memastikan agar setiap sudut dari form work dalam keadaan tertutup rapat

untuk mencegah mortar keluar. Lubang udara disediakan untuk sebagai

tempat untuk mengisi fill material.

 Mencampur sika grout 215 dan menggunakan air dingin untuk menjaga

temperature dibawah 300 C.

 Memastikan agar Form work telah diberi oil form sebelum pemasangan.

5
 Jika diperlukan, semua permukaan yang telah diperbaiki dilapisi dengan

sikatop 121 untuk memberikan hasil yang baik.

 Tuang material grouting ke dalam formwork dan padatkan dengan cara

memukul formwork secara perlahan dengan menggunakan palu. Penggunaa

vibrator untuk mengkonsolidasi grouting tidak dianjurkan.

 Lepaskan formwork setelah 3 hari, dan setelah itu dilakukan perawatan

dengan membasahi permukaan hasil perbaikan.

Klasifikasi proporsional campuran untuk sika grout 215 + 10 mm aggregate

 Lubang dengan kedalaman < 50 mm; tidak membutuhkan tambahan

aggregate 10 mm.

 Lubang dengan kedalaman > 50mm membutuhkan tambahan aggregate

10 mm dengan perbandingan sika grout 215 : 10 mm aggregate = 1 kg :

0,5 kg.

 Persentase penggunaan air yaitu 15% - 16% dari berat sikagrout 215.

 Aggregate 10 mm harus dalam keadaan bersih. Dianjurkan untuk mencuci

terlebih dahulu aggregate sampai kondisi kering permukaan (SSD).

6
4. KESIMPULAN

Beton sebagai salah satu bahan/material utama konstruksi bangunan dalam

pelaksanaannya senantiasa diharapkan memperoleh hasil yang baik dan sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditentukan. Ole karena itu pelaksanaan perbaikan sebisa mungkin

dihindari karena akan memperbesar biaya pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Kerusakan

merupakan hal yang tidak diinginkan, namun jika terjadi kerusakan makan metodologi ini

dapat menjadi salah satu referensi procedural pelaksanaan perbaikan kerusakan tersebut.

7
Daftar Referensi

- Method statement of repairing concrete imperfection and defect of Karebbe

hydroelectric project planner, 2010

- American concrete institute, 1997

You might also like