You are on page 1of 7

SENI LAGU AL-QURAN - TARANUM AL QURAN DAN BACAAN AL QURAN OLEH

QARI MESIR SHEIKH MAHMOUD ALI AL BANNA.


Hari ini macam biasa pagi2 lagi aku dah pergi kerja mencari rezeki.  Begitulah kehidupan aku hari2
(Monday to Sunday) sebagaimana firman Allah Taala dalam Surah Al Imran Ayat:27 yang
bermaksud," Engkau menjadikan malam memasuki ke dalam siang, dan Engkau menjadikan siang
memasuki ke dalam malam, dan Engkau mengeluarkan yang hidup daripada yang mati, dan
Engkau mengeluarkan yang mati daripada yang hidup, dan Engkau memberi rezeki kepada
sesiapa yang Engkau mengkehendaki tanpa perhitungan."

(MASYALLAH) sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hamba hambaMu.

Di tempat kerja macam biasalah kalau tak dengar BACAAN AL QURAN dan TARANUM AL QURAN dari
QARI MESIR IDOLAKU, Sheikh Mahmoud Ali Al Banna, memang tak sah.
BACAAN AL QURAN dari Sheikh Mahmoud Ali Al Banna ni memang power!!!!!

Dah habis dengar BACAAN AL QURAN dari Sheikh Mahmoud Ali Al Banna ni (sideA), aku pusingkan
kaset tu (sideB) pulak.  Hah! kali ni BACAAN AL QURAN oleh  Sheikh Abul Einein Sheisha.  SENI LAGU
TARANUM AL QURAN yang didendangkannya amat menarik sekali.  Terpaut hati aku mendengar
BACAAN AL QURAN dari Sheikh Abul Einein Sheisha ni....

Kalau kawan kawan teringin sangat nak mendengar BACAAN AL QURAN, SENI LAGU TARANUM AL
QURAN oleh kedua dua QARI MESIR IDOLAKU ini, jangan segan segan klik disini (SUKARELAWAN
JEMAAH IORA') sebab aku pun selalu masuk ke web mereka ni. Aku memang seorang penyokong
SUKARELAWAN JEMAAH IQRA.  Dalam web mereka macam macam BACAAN AL QURAN DAN SENI
LAGU AL QURAN berserta TARANUM AL QURAN yang boleh kawan kawan dengar.  Bukan itu sahaja
ada berbagai bagai  jenis BACAAN AL QURAN  QARI  QARI MESIR yang dipaparkan dalam web
mereka.

Semalam hari Ahad (17/04/2005) aku terbaca dalam suratkhabar berita minggu tentang MUSABAQAH
TILAWAH AL QURAN PERINGKAT KEBANGSAAN SINGAPURA.  Rasa tak sabar aku nak pergi tengok
MUSABAQAH TILAWAH AL QURAN PERINGKAT KEBANGSAAN SINGAPURA tersebut.

Sejenak aku memikirkan kalaulah ada mana mana masjid di Singapura atau badan badan kebajikan di
singapura yang dapat mengadakan MUSABAQAH TILAWAH AL QURAN TIRU GAYA BACAAN QARI
QARI MESIR yang boleh diadakan setahun sekali ke, tentu lagi power.

Nanti dapatlah aku dan peminat peminat SENI LAGU TARANUM AL QURAN di Singapura melihat
berbagai bagai aksi GAYA BACAAN AL QURAN ALA QARI MESIR....
“Qira’ah tujuh imam” ketegori Muslim. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Sehubungan dengan pembahasan qira’at, ada yang masih kurang jelas bagi saya. Apakah yang
dimaksud dengan qira’ah dari riwayat tujuh imam adalah bagaimana cara kita melafadzkan ayat-
ayat al-Qur’an, ataukah juga termasuk bagaimana cara kita melagukan bacaan al-Qur’an?

Jazakallahu khairan.

Adhipati Yudhistira Indradinin

Jawaban

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh,Alhamdulillah wash-shalatu wassalamu ‘ala


rsulillah, wa ba’du

Istilah qiraat yang biasa digunakan adalah dialek atau cara pengucapan. Contoh yang paling
sering adalah imaalah. Sebagian orang Arab mengucapkan vocal ‘e’ sebagai ganti dari ‘a, pada
beberapa lafadz Al-Quran. Misalnya ucapan ‘wadh-dhuhee wallaili idza sajee. Maa wadda’aka
rabuka wa maa qolee … .

Ini adalah sebuah bentuk qiraat, di mana masing-masing imam punya beberapa lafadz bacaan
yang berbeda. Namun di dalam mushaf yang kita pakai sehari-hari tidak terdapat tanda
perbedaan bacaan itu. Kecuali kalau kita menelusuri kitab-kitab tafsir yang klasik. Biasanya kita
akan menemukan penjelasan tentang perbedaan para imam dalam membaca masing-masing
lafadz itu.

Sedangkan masalah perbedaan melagukan bacaan Al-Quran, tidak ada kaitannya dengan ilmu
qiraat ini. Khusus untuk masalah melagukan Al-Quran, biasanya dijelaskan dalam nagham. yaitu
seni melantunkan Al-Quran.

Nagham ini sendiri sebenarnya merupakan seni, bukan disiplin ilmu. Tepatnya seni melantunkan
bacaan Al-Quran. Rupanya, dari berbagai wilayah negeri Islam berkembang seni membaca Al-
Quran. Dalam pelajaran nagham, kita mengenal ada jenis-jenisnya, seperti
Nahawand, Bayati, Hijjaz, Shaba, Rast, Jaharkah, Sika dan lainnya. Semua jenis lagu atau irama
itu tidak ada kaitannya dengan ilmu qiraat sab’ah. Semata-mata hanya seni melantunkan, tidak
ada kaitannya dengan bagaimana melafadzkan ayat Al-Quran.

Umumnya para pembaca Al-Quran dari Mesir yang membawa seni baca Al-Quran ke negeri kita.
Mereka mengajarkan berbagai macam lagu dan memberikan beragam variasinya serta membuat
harmoni yang khas. Seni seperti itulah yang seringkali diperlombakan di even musabaqah
tilawatil quran . Meski bukan satu-satunya jenis perlombaan, tetapi biasanya yang paling
mencuat memang masalah seni membaca.

Sedangkan bacaan qiraat sab’ah justru merupakan cabang ilmu Al-Quran yang bersifat syar’i.
Bahkan dalam banyak hal, perbedaan qiraat ini pun berpengaruh kepada perbedaan makna dan
kesimpulan hukum. Sedangkan seni baca Al-Quran, sama sekali di luar hal ini. Sebab tujuannya
adalah menyuguhkan bacaan Al-Quran seindah mungkin.

Wallahu a’lam bish-shawabWassalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Ahmad Sarwat, Lc.

Sumber Qira’ah tujuh imam : http://assunnah.or.id


Macam-macam lagu dalam seni baca Al-Qur'an

Seni baca Al Qur’an ialah bacaan Al Qur’an yang bertajwid diperindah oleh irama
dan lagu.
Al Qur’an tidak lepas dari lagu. Di dalam melagukan Al Qur’an atau taghonni dalam
membaca Al Qur’an akan lebih indah bila diwarnai dengan macam-macam lagu.
Untuk melagukan Al Qur’an , para ahli qurro di Indonesia membagi lagu atas 7
( tujuh ) macam bagian. Antara lain sebagai berikut :

1. Bayati
2. Shoba
3. Hijaz
4. Nahawand
5. Rost
6. Jiharkah
7. Sikah

Dari 7 ( tujuh ) macam lagu di atas masih dibagi dalam beberapa cabang. Macam –
macam lagu dan cabangnya antara lain :
1. Bayati
a. Qoror
b. Nawa
c. Jawab
d. Jawabul jawab
e. Nuzul ( turun )
- shu’ud ( naik )
2. Shoba
a. Dasar
b. Ajami/Ala Ajam
Quflah Bustanjar/Qofiyah
3. Hijaz
a. Dasar
b. Kard
c. Kurd
d. Kard-Kurd
e. Variasi
4. Nahawand
a. Dasar
b. Jawab
c. Nakriz
d. Usysyaq
5. Rost
a. Dasar
b. Nawa/Rost ala Nawa
6. Jiharkah
a. Nawa
b. Jawab
7. Sikah
a. Dasar
b. Iraqi

c. Turki
d. Ramal (fales)

Dalam MTQ ( Musabaqoh Tilawatil Qur’an ) ada beberapa materi penilaian. Antara
lain :
1. Materi penilaian bidang tajwid, terdiri dari :
a. Makharijul huruf
b. Shifatul huruf
c. Ahkamul huruf
d. Ahkamul mad wal qoshr
2. Materi penilaian bidang fashohah dan adab, terdiri dari :
a. Al Waqf wal – ibtida
b. Muroatul kalimat wal kharokat
c. Muroatul kalimat wal ayat
d. Adabut tilawah
3. Materi penilaian bidang irama dan suara, terdiri dari :
a. Suara
b. Irama dan variasi
c. Keutuhan dan tempo lagu
d. Pengaturan nafas

Kesalahan dalam bidang suara dan irama


1. Kesalahan dalam suara terdiri dari :
a. Suara kasar
b. Suara pecah
c. Suara parau
d. Suara lemah
2. Kesalahan dalam irama terdiri dari :
a. lagu yang tidak utuh
b. tempo lagu yang terlalu cepat atau terlalu lambat
c. irama dan variasi yang tidak indah
d. pengaturan nafas yang tidak terkendali

Kesalahan dalam bidang Tajwid serta Fashohah dan adab ada dua macam :
1. Kesalahan Jali, yaitu kesalahan yang dapat merusak makna dan merusak ketentuan
Tajwid/ qiroat yang sah. Disebut Jali karena kesalahan itu diketahui oleh ahli qiroat
maupun yang bukan ahlinya
2. Kesalahan Khafi, yaitu kesalahan yang merusak ketentuan tajwid/qiroat, tetapi
tidak merusak makna. Disebut Khafi karena hanya diketahui oleh ulama ahli qiroat
saja.

Belajar Seni Baca al-Quran (Pengantar)


Posted on 22 May 2009 by Asep Sofyan

NB:

Tulisan di bawah ini adalah salinan dari suara H. Muammar Z.A. dalam kaset pelajaran seni
baca al-Quran bagian I yang berisi pelajaran lagu bayyâtî. Saya buatkan transkripnya untuk
siapa saja yang menggemari seni baca al-Quran. Selamat membaca.

Para pendengar dan adik-adik sekalian para peserta yang terhormat.

Marilah sejenak kita pusatkan perhatian kita untuk mengikuti program pembinaan tilawatil
Quran. Perlu disampaikan bahwa ada beberapa hal yang sangat penting untuk mendapatkan
perhatian kita sebelum kita melangkah lebih jauh dalam pelajaran seni baca al-Quran ini.

Yang pertama, kita harus bisa membaca al-Quran dengan fasih dan bertajwid. Sebab hal ini
merupakan masalah yang pokok. Kalau kita hanya mengejar lagu tanpa memerhatikan tajwid, ini
merupakan satu kesalahan yang sangat besar. Kedua-duanya harus berjalan secara harmonis.
Membaca dengan bertajwid, membaca dengan fasih, kemudian dilagukan secara harmonis.

Yang kedua, kita harus mempunyai bakat dan juga hobi. Kalau kita mempunyai hobi untuk
membaca al-Quran, itu dapat memberikan satu jaminan bahwa kita dapat berlatih secara
kontinyu (istiqamah). Sedangkan dengan bakat yang kita miliki, berarti kita memiliki suara yang
bisa dibutuhkan dalam memelajari al-Quran ini, dan juga kita memiliki pernafasan yang cukup.

Yang ketiga, yang tidak kurang pentingnya, sabar dan ikhlas. Kita harus bersabar. Pelajaran ini
betul-betul memerlukan kesabaran. Dalam memelajari seni baca al-Quran ini, kita akan banyak
menghadapi kesulitan-kesulitan. Sebabnya adalah bahwa dalam seni baca al-Quran banyak hal-
hal yang terkait di dalamnya. Baik dari segi tajwidnya ataupun qiraatnya. Kita perlu memelajari
bagaimana pernafasan yang baik, bagaimana seluk-beluk lagu, dari lagu A, B, C, dan
sebagainya. Semua itu betul-betul memerlukan kesabaran.

Kemudian juga kita harus ikhlas. Ikhlas dalam arti betul-betul memelajari seni baca al-Quran ini
karena Allah semata. Dari mulai sekarang, coba canangkan ini. Jangan sekali-kali punya tujuan
memelajari seni baca al-Quran ini hanya secara keduniawian. Misalnya hanya karena ingin
menang dalam MTQ, hanya sekadar mengejar karir, ataupun tujuan-tujuan yang lain. Dengan
dasar inilah, ada MTQ ataupun tidak, karena karir ataupun tidak, di mana kita berada dan kapan
saja, kita senantiasa memelajari al-Quran.
Para pendengar sekalian, baiklah kita mulai saja pelajaran kita pada seri yang pertama ini.

Perlu saya sampaikan bahwa lagu-lagu yang dianggap sebagai lagu pokok dalam seni baca al-
Quran ini ada tujuh jenis.

1. Bayyâtî
2. Shâba
3. Hijâz
4. Nahâwand
5. Ra`ts
6. Jiharkah
7. Sika

Dengan demikian, selain lagu-lagu yang tujuh jenis ini dianggap sebagai lagu cabang, yang
nantinya akan dipergunakan sebagai variasi dalam membentuk susunan atau komposisi lagu. Di
antara lagu-lagu yang dianggap sebagai lagu cabang, misalnya lagu Nakriz, awsaq, zinjiran,
raml, karqouk, dll.

Sekarang, marilah kita menginjak pada lagu yang pertama, yaitu lagu Bayyâtî.

Manakala bayyâtî ini diterapkan sebagai lagu yang pertama dan dalam susunan yang biasa atau
susunan formal, lagu bayyâtî biasanya dibawakan dalam beberapa tahap tingkatan nada, dari
mulai nada yang paling rendah sampai nada yang paling tinggi. Dalam tatanan seni baca al-
Quran, tingkatan nada dikenal ada empat tahap. (1) qarar (rendah). (2) nawa (sedang). (3) jawab
(tinggi). (4) jawabul jawab (sangat tinggi).

Untuk memberikan gambaran bagaimana jenis lagu bayyâtî, bagaimana jenis lagu shâba, dan
lagu-lagu lain, diterapkan dalam syair (taushih).

You might also like