You are on page 1of 8

“PERGAULAN MUDA-MUDI”

(Love, Sex and Dating)

Pergaulan Muda-Mudi

P ergaulan muda-mudi kristen merupakan topik yg menarik. Pergaulan merupakan


“jembatan” untuk saling berkenalan sebab melalui perkenalan ini terbuka banyak
wawasan baru untuk mengerti dan menilai hidup ini. Dari luasnya pergaulan seseorang,
menandakan bahwa orang tersebut “terbuka” terhadap orang lain, sbaliknya jika
seseorang tidak senang bergaul menandakan bahwa ia sangat tertutup sehingga sukar
mengungkapkan perasaannya kepada temannya. Padahal melalui pergaulan orang saling
berkenalan dan saling terbuka untuk lebih dikenal dan dimengerti oleh orang lain. Orang
saling bertukar pikiran, dan saling bertukar pandangan hidup. Pergaulan merupakan
“jendela” untuk memandang ke masa depan. Jika seseorang kurang pandai bergaul, ibarat
ia tinggal dalam rumah yg terkunci sehingga kurang mengerti dan memahami tg dunia di
sekelilingnya.
Alkitab tidak melarang orang muda bergaul. Dalam Penghotbah 11 : 9 dikatakan
“bersukaria dalam kemudaanmu hai orang muda, biarlah hatimu bersukaria pada masa
mudamu dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu”. Dengan kata lain
Penghotbah tidak melarang, bahkan menganjurkan supaya orang muda menikmati hidup
kemudaan mereka. Tetapi tidak begitu saja Penghotbah memberi keebebasan,
Penghotbah juga memberi peringatan “hati-hati” sebab kalau berbuat “salah” mereka
akan “menghadap pengadilan” (berurusan dengan Tuhan). Peringatan tersebut menolong
orang muda untuk sadar, serta meengoreksi diri bahwa Tuhan sedang ikut campur dan
berada dalam pergaulan maupun masa muda mereka (Penghotbah 12 : 1)
Dari nasehat Penghotbah ini kita melihat bahwa pergaulan merupakan wadah
membina diri serta membimbing untuk orang mencari jati diri supaya seorang mampu
hidup dalam masyarakat bertemu dengan banyak orang. Akan merupakan jalan yg salah
apabila mereka sendiri salah mengemudikan arah hidup dan peergaulan mereka sebab
mereka tidak akan memperoleh kesenangan didalamnya..Kesenangan yang dimaksud
secara singkat bahwa sudah ada batas sehingga orang muda itu tidak lagi bisa menikmati
kebebasannya tetapi sudah ada sesuatu yg mengikat dirinya. Ia tidak bisa lagi menikmati
kesenangan dengan hati yg bersukaria dan mata yang memandang Rasul Yohanes justru
memberi nasehat agar awal dari memulai pergaulan, haruslah para muda/i mengenal akan
Allah terlebih dahulu. Mengenal Allah, berarti mengerti apa kehendak Allah dalam hidup
pergaulan mereka (I Yohanes 2: 3-5). Pengenalan akan Allah merupakan dasar untuk
membangun hidup termasuk membangun pergaulan muda/i. Pengenalan akan Allah harus
selalu dipelihara melalui cara rajin membaca Kitab Suci, pergi ke kebaktian sebab dengan
cara itu rasa cinta kasih kepada Allah dan sesama akan selalu mendasari segala aktivitas
hidup sehingga memungkinkan kita dapat menghindari berbagai hal yg brtentangan
dengan kehendak Allah.
Pergaulan muda/i jika dipelihara dngan baik, akan menuntun ke masa depan yang penuh
deengan sukacita, kebahagiaan dan damai sejahtera.. Ingatlah akan Tuhan pada masa
mudamu.

Iblis Membuat Kita Sibuk Dengan Hal Tak Berguna

Kata sibuk yang dalam bahasa Inggris adalah ‘BUSY’ itu merupakan singkatan
dari: “Being Under Satan’s Yoke”, artinya “Berada di bawah Kuk Setan”?

Illustrasi :

Dalam konferensi roh-roh jahat sedunia, iblis memberi kata sambutan dengan berkata:
“Kita tidak dapat menghentikan orang-orang Kristen untuk datang ke gereja. Kita tidak
dapat membuat mereka berhenti membaca Alkitab. Malah ada buku-buku renungan yang
mengajarkannya, dan setiap bulan meningkat jumlah pembacanya. Bahkan kita tidak
dapat menyetop mereka untuk kembali ke nilai-nilai dasar Alkitab.”

“Tetapi kita dapat melakukan sesuatu. Kita dapat menghambat hubungan dan
pengalaman mereka dengan Yesus. Jika mereka berhasil membina hubungan dengan
Yesus, kuasa kita atas manusia akan hancur. Jadi, biarkan mereka pergi ke gereja, biarkan
mereka jadi fanatik dengan gereja mereka, biarkan mereka membaca Alkitab, tetapi curi
waktu mereka, sehingga mereka tidak berhubungan dengan Yesus. Alihkan perhatian
mereka agar mereka tidak dapat berhubungan dengan Yesus.”

“Bagaimana kami harus melakukannya?”, tanya roh-roh jahat itu. Iblis menjawab: “Buat
mereka sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna, hal-hal yang tidak penting bagi hidup
mereka, dan ciptakan cara-cara untuk menyita pikiran mereka.”
“Pengaruhi mereka untuk belanja, dan belanja, dan pinjam, dan pinjam. Yakinkan isteri
mereka untuk bekerja lebih lama dan suami-suami untuk bekerja 7 (tujuh) hari seminggu.
Pertahankan agar mereka tidak membagi waktu buat anak-anak mereka. Jika rumah
tangga mereka terpecah, akan tercipta tekanan dan masalah baru bagi mereka.”

“Tambahkan hal-hal ke dalam pikiran mereka agar suara Roh Kudus tidak lagi terdengar
pada telinga mereka. Pikat mereka untuk selalu mendengarkan radio, kaset,vcd, cd, tv
dan komputer mereka, di mana pun mereka berada, di kantor, di rumah, di mobil dan
lain-lain.”

“Penuhi toko-toko dan restoran-restoran dengan musik-musik dunia yang tidak


alkitabiah. Penuhi meja-meja mereka dengan majalah-majalah dan tabloid-tabloid.
Penuhi pikiran mereka dengan berita 24 jam. Banjiri “mail-box” mereka dengan mail-
mail sampah, katalog, newsletter dan harapan-harapan kosong. Bahkan, biarkan mereka
menikmati rekreasi yang berlebihan, sehingga pulangnya mereka akan capek, bertengkar,
dan tidak siap untuk menghadapi minggu berikutnya.”

“Jangan biarkan mereka menikmati keindahan alam yang akan mengingatkan mereka
kepada Tuhan. Kirim mereka untuk rekreasi ke konser-konser, pertunjukan film, rumah
karaoke, cafe-cafe, panti pijat dan lain-lain.”

“Jika mereka pergi ke persekutuan gereja, libatkan mereka dalam gossip, cerita burung,
agar mereka tetap tidak sadar akan kebutuhan mereka dan kita permainkan emosi mereka.
Biarkan mereka aktif dalam penginjilan, tetapi sibukkan mereka agar mereka tidak
mencari kekuatan dari Yesus.”

“Akhirnya, mereka akan bekerja dengan kekuatan sendiri, mengorbankan kesehatan


mereka dan keluarga mereka.” Suatu konferensi yang meyakinkan, sehingga membuat
roh-roh jahat sangat ingin bersegera melakukan tugasnya, membuat orang-orang Kristen
sibuk, sibuk, sibuk, dan sibuk.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah masuk dalam
perangkap iblis? Hati-hatilah dengan sesuatu yang membuat Anda terlalu sibuk!

Love, Sex and Dating

Tuhan memiliki rancangan dalam kehidupan masa muda kita. Dalam pergaulan
terdapat beberapa tahapan yang harus di jalani oleh setiap orang muda. Segala sesuatu
ada waktunya. Entah itu jatuh cinta(love), berpacaran(dating) ataupun berhubungan
sakral(sex).
PERGAULAN YANG SEHAT
Tuhan memprakarsai pernikahan pertama di dunia, Ia memandang bahwa tidak baik
manusia itu seorang diri saja (Kejadian 2:18). Manusia adalah makhluk sosial, jadi sudah
pasti manusia memiliki hubungan dengan orang lain. Tuhan menghendaki kita hidup dan
bergaul satu dengan yang lainnya.
Tuhan menghendaki manusia yang Ia kasihi bertambah banyak dan menguasai bumi,
dengan menyatakan pribadiNya atau sifat-sifatNya (Kolose 3:10, Galatia 5:22-23)
sehingga orang-orang yang belum mengenal Dia dapat mempermuliakan NamaNya
(Matius 5:16).
Tuhan hendak menyatakan pribadiNya melalui keluarga-keluarga Kristen oleh sebab itu
Iblis menyerang habis-habisan baik, keluarga Kristen maupun pasangan-pasangan muda
yang mulai saling tertarik. Oleh sebab itu kita perlu untuk belajar bagaimana
mempersiapkan diri sebelum memasuki pernikahan yang kudus dan dikehendaki oleh
Bapa Surgawi.

Seringkali manusia tidak dapat membedakan antara cinta yang murni dengan asmara.
Banyak pernikahan yang berantakan akibat tidak berakar pada kasih sejati namun pada
asmara. Tertarik pada lawan jenis saat remaja merupakan hal yang WAJAR. Asmara
sebenarnya merupakan hal yang positif dari Tuhan namun sebagaimana pula seks, Iblis
coba membengkokkan pengertian/perasaan ini.
Menurut seorang dokter pakar bidang seks, asmara disebabkan oleh reaksi kimiawi yang
timbul dalam diri manusia (chemistry of love). Reaksinya memberikan : - Rasa Nyaman
dan dorongan yang kuat untuk memulai suatu perkenalan.
- Rasa mabuk atau “fly”.
Kita perlu mengerti bahwa asmara tidak sama dengan cinta (kasih).
ASMARA: Hawa nafsu, cemburu, tidak sabar, amoral dan berfantasi yang tidak senonoh.
CINTA (KASIH) : Penguasaan Diri (Gal 5:23, Mat 5:27-28, 1 Kor 13:5b) , Tidak
Cemburu Buta (1 Kor 13:4c) , Sabar (1 Kor 13:4a, Gal 5:22d) , Tidak melakukan Yang
Tidak Sopan (1 Kor 13:5a, 1 Tim 5:2b) dan Menjaga kekudusan Di Dalam Imajinasi (Flp
4:8)
Kita perlu menikah dengan seorang yang juga mengasihi Tuhan, sebab semakin dekat
seseorang dengan Tuhan, maka ia pasti juga mengasihi pasangannya (Ef 5:25). Bila
reaksi kimiawi cinta/asmara, yang diprediksikan hanya memiliki batas produksi selama 5
tahun saja berakhir, maka rumahtangga Kristen ini akan tetap kokoh sebab memiliki
Kristus Yesus. Sebab dari pengamatan yang telah dilakukan, kebanyakan rumahtangga
bercerai pada saat memasuki masa 5 tahun pernikahan.
Bila kita mempelajari kehidupan Amnon maka kita dapat melihat bahwa ia tidak
mendapatkan pendidikan pranikah dari ayahnya, Raja Daud, atau bahkan kemungkinan
besar ia pun mengalami krisis kasih mengingat kesibukan sang ayah sebagai seorang raja
hingga kurang kasih sayang , perhatian dan bimbingan.
Amnon mendapatkan bimbingan atau pelajaran “cinta” dari Yonadab, yang akhirnya
menyesatkan dia.
Tidak mengerti makna pacaran.
Konsep Alkitab mengenai pacaran yang kita kenal saat ini, sama sekali tidak ada
relevansinya. Arti kata berpacaran / pacaran / teman kencan sendiri berkonotasi negatif,
yaitu saat bersenang-senang,tidak ada batas atau bebas. Motivasi orang berpacaran
melampiaskan hawa nafsu (seks sebelum menikah) dan ini sangat ditentang
Alkitab.Orang yang berpacaran, memiliki pengertian coba-coba sampai dapat yang cocok
dan hal ini dapat merusak kehidupan rohani dan jiwa kita. Orang dalam taraf ini, biasanya
menyatakan CINTA terlebih dulu sebelum mengenal orang tersebut secara mendalam.
Akibatnya ketika TIDAK COCOK mereka putus .
Konsep Alkitab adalah TUNANGAN. Bagaimana kita bisa memasuki tahapan ini? Kita
tidak perlu berpacaran dulu, namun BERSAHABAT BAIK dahulu dengan sebanyak-
banyaknya orang, kenali teman-temanmu tanpa mengungkapkan perasaan cinta terlebih
dahulu. Kita perlu merasa pasti, percaya bahwa pria/gadis itu dari Tuhan dan siap masuk
dalam pernikahan kudus. Kenali dulu orang tersebut, BARU MENYATAKAN.

Bermain-main dengan seks.


Seks bukanlah dosa, seks normal dan berasal dari Tuhan. Namun seks menjadi dosa
apabila kita melakukannya di luar konteks Tuhan, alias di luar pernikahan kudus.
Jangan bermain-main dengan dosa seks (Kasus Raja Daud dan Batseba mengakibatkan
MEREKA hidup dalam dosa dan bayi mereka mati).Dosa seks jangan dilawan, tapi lari
menjauh (Kej 39:11-12).
Dosa seks, bukan saja dapat mengakibatkan kita terikat dalam dosa namun juga dapat
menimbulkan kebencian terhadap orang “yang kita kasihi” (lihat 2 Sam 13:15).
BILA KITA SUDAH TERLANJUR JATUH DALAM DOSA SEKS ATAU CARA YANG
SALAH
Bertobat dengan mengakui dosa tersebut di hadapan Allah (1 Yoh 1:9)
Meminta Tuhan memberikan kuasaNya untuk menolong kita menaklukkan dan lepas dari
ikatan dosa (Mat 28:18).
Bila ada krisis kasih dari orangtua, minta kasih Bapa Di Surga(Yes 9:6).
Renungkan kebenaran Tuhan yang dapat memerdekakan pola pikir yang salah (Yoh
8:36).

Setelah mengerti bagaimana pergaulan yang sehat itu, kita akan masuk ke
tahap berikutnya setelah masa muda yaitu masa berumah tangga.

Sering kali manusia tidak dapat membedakan antara cinta yang murni dengan asmara.
Banyak pernikahan yang berantakan akibat tidak berakar pada kasih sejati namun pada
asmara. Tertarik pada lawan jenis saat remaja merupakan hal yang WAJAR. Asmara
sebenarnya merupakan hal yang positif dari Tuhan namun sebagaimana pula seks, Iblis
coba membengkokkan pengertian/perasaan ini.
Menurut seorang dokter pakar bidang seks, asmara disebabkan oleh reaksi kimiawi yang
timbul dalam diri manusia (chemistry of love). Reaksinya memberikan : - Rasa Nyaman
dan dorongan yang kuat untuk memulai suatu perkenalan.
- Rasa mabuk atau “fly”.
Kita perlu mengerti bahwa asmara tidak sama dengan cinta (kasih).
ASMARA: Hawa nafsu, cemburu, tidak sabar, amoral dan berfantasi yang tidak senonoh.
CINTA (KASIH) : Penguasaan Diri (Gal 5:23, Mat 5:27-28, 1 Kor 13:5b) , Tidak
Cemburu Buta (1 Kor 13:4c) , Sabar (1 Kor 13:4a, Gal 5:22d) , Tidak melakukan Yang
Tidak Sopan (1 Kor 13:5a, 1 Tim 5:2b) dan Menjaga kekudusan Di Dalam Imajinasi (Flp
4:8)
Kita perlu menikah dengan seorang yang juga mengasihi Tuhan, sebab semakin dekat
seseorang dengan Tuhan, maka ia pasti juga mengasihi pasangannya (Ef 5:25). Bila
reaksi kimiawi cinta/asmara, yang diprediksikan hanya memiliki batas produksi selama 5
tahun saja berakhir, maka rumahtangga Kristen ini akan tetap kokoh sebab memiliki
Kristus Yesus. Sebab dari pengamatan yang telah dilakukan, kebanyakan rumahtangga
bercerai pada saat memasuki masa 5 tahun pernikahan.
Bila kita mempelajari kehidupan Amnon maka kita dapat melihat bahwa ia tidak
mendapatkan pendidikan pranikah dari ayahnya, Raja Daud, atau bahkan kemungkinan
besar ia pun mengalami krisis kasih mengingat kesibukan sang ayah sebagai seorang raja
hingga kurang kasih sayang , perhatian dan bimbingan.
Amnon mendapatkan bimbingan atau pelajaran “cinta” dari Yonadab, yang akhirnya
menyesatkan dia.
Kita pun perlu mewaspadai bahaya Yonadab-Yonadab lain disekitar kita, mungkin novel
romantis, buku-buku duniawi yang berbicara dari sisi yang yang tidak alkitabiah, media
TV atau radio, internet, teman-teman sebaya yang memiliki pengertian separuh-separuh.
Dan akibat krisis / defisit kasih Amnon coba mengisi kekosongan hatinya dengan asmara/
pacaran untuk “having fun”.
Kita perlu mempelajari arti cinta dari ALKITAB, sebab ALKITAB merupakan surat cinta
BAPA SURGAWI pada kita. Bila anda tidak memiliki orangtua yang dapat
membimbingmu di dalam mengenal kasih yang benar ini, kalian bisa datang ke
komunitas orang percaya/gereja, di mana ada orangtua-orangtua rohani atau kakak-kakak
rohani bagimu.
Tidak mengerti makna pacaran.
Konsep Alkitab mengenai pacaran yang kita kenal saat ini, sama sekali tidak ada
relevansinya. Arti kata berpacaran / pacaran / teman kencan sendiri berkonotasi negatif,
yaitu saat bersenang-senang,tidak ada batas atau bebas. Motivasi orang berpacaran
melampiaskan hawa nafsu (seks sebelum menikah) dan ini sangat ditentang
Alkitab.Orang yang berpacaran, memiliki pengertian coba-coba sampai dapat yang cocok
dan hal ini dapat merusak kehidupan rohani dan jiwa kita. Orang dalam taraf ini, biasanya
menyatakan CINTA terlebih dulu sebelum mengenal orang tersebut secara mendalam.
Akibatnya ketika TIDAK COCOK mereka putus .
Konsep Alkitab adalah TUNANGAN. Bagaimana kita bisa memasuki tahapan ini? Kita
tidak perlu berpacaran dulu, namun BERSAHABAT BAIK dahulu dengan sebanyak-
banyaknya orang, kenali teman-temanmu tanpa mengungkapkan perasaan cinta terlebih
dahulu. Kita perlu merasa pasti, percaya bahwa pria/gadis itu dari Tuhan dan siap masuk
dalam pernikahan kudus. Kenali dulu orang tersebut, BARU MENYATAKAN.
Bermain-main dengan seks.
Seks bukanlah dosa, seks normal dan berasal dari Tuhan. Namun seks menjadi dosa
apabila kita melakukannya di luar konteks Tuhan, alias di luar pernikahan kudus.
Jangan bermain-main dengan dosa seks (Kasus Raja Daud dan Batseba mengakibatkan
MEREKA hidup dalam dosa dan bayi mereka mati).Dosa seks jangan dilawan, tapi lari
menjauh (Kej 39:11-12).
Dosa seks, bukan saja dapat mengakibatkan kita terikat dalam dosa namun juga dapat
menimbulkan kebencian terhadap orang “yang kita kasihi” (lihat 2 Sam 13:15).
BILA KITA SUDAH TERLANJUR JATUH DALAM DOSA SEKS ATAU CARA
YANG SALAH
Bertobat dengan mengakui dosa tersebut di hadapan Allah (1 Yoh 1:9)
Meminta Tuhan memberikan kuasaNya untuk menolong kita menaklukkan dan lepas dari
ikatan dosa (Mat 28:18).
Bila ada krisis kasih dari orangtua, minta kasih Bapa Di Surga(Yes 9:6).
Renungkan kebenaran Tuhan yang dapat memerdekakan pola pikir yang salah (Yoh
8:36).

You might also like