Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Alumunium 2.643
Tembaga 8.906
Kuningan 8.750
Timah hitam 11.309
Magnesium 1.746
Nikel 8.703
Seng 7.144
Besi 7.897
Baja 7.769
Sistem ini menunjukkan nomor indeks dari paduan alumunium termasuk seterti
paduan 99% alumunium murni, coper , mangan, silicon magnesium. System ini tidak
menunjukkan paduan terbesar dari elemen alumunium. Angka kedua mempunyai batas 0
sampai dengan 9. Angka nol menunjukkan tidak ada kontrol khusus pada pembuatan
alumunium. Angka setelah angka kedua menunjukkan kuantitas minimum dari unsur lain
yang tidak dalam control.
Sebagai contoh alumunium dengan nomor seri 1075. Ini berarti alumunium
mempunyai 99,75% yang terkontrol atau alumunium murni. Sedangkan 0,25% paduan
tanpa control. Nomor 1180 diidentifikasikansebagai paduan dimana 99,80% alumunium
murni dengan 0,20% berbagai macm campuran tambahan.
Pada seri 2010 sampai 7079 setelah angka kedua tidak mempunyai arti khusus
hanya menunjukkan pabrikasi. Angka ketiga dan terakhir memperlihatkan berapa paduan
yang terkandungpada saat proses pembuatan. Sebagai contoh alumunium seri 3003 adalah
alumunium mangan alloy yang mrngandung sekitar 1,2% mangan dan minimum 90%
alumunium. Contoh lain misalkan 6151 alumunium, adalah paduan alumunium dengan
silicon-magnesium-chromium. Disini angka 6 menunjukkan bahwa paduan adalah
magnesium silicon, dan angka 151 sebagai identitas paduan khusus dan persentase dari
paduan. Jika angka 1 pada digit kedua menunjukkan bahwa paduan itu adalah chromium
dan kandungannya adalah 0,49%. Berarti paduan itu adalah 99,51% terdiri dari
alumunium magnesium dan silicon.
Alumunium juga dapat digolongkan apakah bias di heat-treatment atau tidak.
Alumunium yang tidak dapat dilakukan perlakuan panas termasuk alumunium murni atau
Paduan Al-Cu-Mg ini dihasilkan melalui proses pencampuran paduan ini pada
temperatur 550°C seperti terlihat pada gambar 2.3. dimana pada gambar ini paduan harus
diupanaskan sampai temperature A sehingga komponen-komponen larutan membentuk
larutan padat.
Pada gambar 2.4 juga dapat dilihat terjadinya diagram fasa dari paduan ini dimana
dari gambar ini dapat diketahui titik eutektik yaitu pada suhu 577°C serta fasa paduan
mencair serta terjadinya fasa lainnya.
Tanur induksi listrik adalah tanur yang melebur logam dengan medan
elektromagnet yang dihasilkan oleh induksi listrik, baik yang berfrekuensi rendah maupun
yang berfrekuensi tinggi. Tanur induksi biasanya berbentuk crucible yang dapat
dimiringkan. Tanur ini dipakai untuk melebur baja paduan tinggi, baja perkakas, baja
untuk cetakan,baja tahan karat,dan baja tahan panas yang tinggi.
Tanur ini bekerja berdasarkan arus induksi yang timbul dalam muatan yang
menimbulkan panas sehingga memanasi crucible dan mencairkan logam di dalam
crucible. Bentuk dari tanur induksi listrik dapat dilihat pada gambar 2.11. di bawah ini.
Bahan batu bata ini diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu golongan Asam, Basa
dan Netral. Pemilihan ini sesuai dengan dapur apa yang akan dipergunakan . Adapun
bahan-bahan dari bahan batu bata ini adalah:
1. Bahan Batu Bata Jenis Asam
Biasanya terdiri dari pasir silika dan tanah liat tahan api. Silika dalam bentuk
murni melebur pada suhu 1710 oC bahan ini terdiri dari hidrat alumina silica
(Al2O3, 2SiO2, 2H2O ).
2. Bahan Batu Bata Jenis Basa