You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

Ada dua subdivisi besar sistem saraf otonom yaitu : sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Sistem saraf otonom mensarafi organ visceral, kelenjar,
pembuluh darah dan otot polos. Sistem saraf otonom juga berperan pada sistem
penglihatan normal seperti cabang parasimpatis berperan pada fungsi lakrimasi,
dan ukuran pupil dikontrol oleh keseimbangan antara persarafan simpatis untuk
otot dilator iris dan parasimpatis untuk otot sfingter iris.( 1,2,3 )

Sistem saraf simpatis dan parasimpatis terdiri dari dua susunan serabut
saraf. Badan sel saraf preganglion terletak di batang otak dan medulla spinalis
yang aksonnya bersinap dengan saraf postganglion. Badan sel saraf postganglion
terletak di luar susunan saraf pusat yang membentuk ganglion.(3,4,5 )

Letak badan sel saraf preganglion merupakan dasar anatomi untuk


klasifikasi sistem saraf otonom. Motorneuron yang terletak di bagian lateral massa
abu-abu medulla spinalis segmen torakal dan lumbal atas membentuk divisi
preganglion simpatis ( Thoracolumbar).

Sel motorneuron di nukleus saraf kranial III. VII, IX, X dan di massa abu-abu
medulla spinalis bagian sakrum membentuk divisi parasimpatis (Craniosacral).
(2,3,6,7 )

Perbedaan morfologi lainnya antara sistem simpatis dan parasimpatis pada


letak badan sel postganglion. Badan sel postganglion sistem simpatis terletak di
paravertebra, prevertebra dan trunkus ganglion simpatis dan hampir selalu
berdekatan dengan medulla spinalis. Badan sel postganglion parasimpatis terletak
lebih jauh dari susunan saraf pusat yaitu terletak di dalam dan di dinding organ
yang disarafinya atau ganglion yang dekat ke organ yang disarafinya.( 3,4 )

Serat postganglion parasimpatis lebih pendek di banding serat


postganglion simpatis. Serat preganglion kedua divisi ini memiliki diameter 3 µm
dan seratnya bermielin, menghantarkan impuls kira-kira 5-15 m/detik.

1
Serat postganglion merupakan serat tak bermielin dengan diameter 1 µm dan
menghantarkan impuls kira-kira 1 m/detik.( 4 )Pada makalah ini hanya membahas
sistem simpatis dan parasimpatis pada penglihatan.

2
BAB II

SISTEM SARAF SIMPATIS DAN PARASIMPATIS

2.1. Embriologi Sistem Saraf

Perkembangan sistem saraf dimulai pada minggu ketiga kehamilan dengan


penebalan dari ektoderm yang disebut dengan neural plate. Neural plate yang
melipat kedalam dan membentuk lekukan longitudinal yang dikenal sebagai
neural groove. Bagian neural plate yang bertumbuh disebut neural fold. Selama
perkembangan, neural fold bertambah tinggi dan menyatu membentuk sebuah
tabung yang disebut neural tube.(8)

Ada tiga lapis sel yang berdifferensiasi dari dinding neural tube. Lapisan
sel paling luar (marginal layer cells) berkembang menjadi white matters dari
sistem saraf. Lapisan sel tengah (mantle layer cells) menjadi gray matters, dan
lapisan dalam (ependymal layer cells) membentuk kanalis sentralis medulla
spinalis dan ventrikel.(8)

Neural crest merupakan jaringan yang terletak antara neural tube dan
lapisan ektoderm kulit. Neural crest berdifferensiasi dan membentuk akar ganglia
dorsalis spinalis, saraf spinal, ganglia saraf kranial, saraf kranial, ganglia sistem
saraf otonom, medulla adrenal dan meningen.(8)

2. 2. Jaras Simpatis ( Thoracolumbar)

Aktivitas simpatis berasal dari bagian posterolateral hipotalamus. Aktivitas


hipotalamus dipengaruhi oleh sinyal pada bagian frontal, sensorimotorik dan
kortek oksipital dan sistem limbik ( girus singulata). Perjalanan serat simpatis
untuk mata terbagi menjadi tiga segmen. Akson untuk otot dilator pupil dan otot
Muller turun sebagai segmen pertama bersama dengan serat simpatis lain, secara
superfisial pada kolumna anteromedial melalui batang otak ke medulla spinalis.
Dalam medulla spinalis serat simpatis berlanjut ke kolumna intermediolateral.
Antara C7 dan T2 serat simpatis untuk mata bersinaps di nukleus siliospinal
Budge-Waller. Serat segmen kedua postsinaps meninggalkan medulla spinalis

3
melalui rami ventral C8 dan torakal atas ( T1 & T2 ) medulla spinalis sebelum
bergabung dengan pleksus simpatis paravertebral.(2,3,9,10)
Naik dari bagian rostral rantai simpatis melewati lengkung anterior ansa
subclavia sangat dekat ke arteri innominata pada bagian kanan dan arteri
subklavia di bagian kiri di atas apeks paru. Serat ini melewati ganglion cervical
inferior dan medial dan berakhir ke ganglion cervical superior setingkat sudut
rahang ( C2 ) dan bifurcatio arteri karotis. Serat saraf segmen ketiga post ganglion
terus ke dinding bifurcatio karotis. Serat simpatis mensarafi kelenjar keringat dari
wajah bagian bawah mengikuti arteri karotis eksterna.(2,6)
Serat simpatis untuk pupil berjalan bersama dengan arteri karotis interna
masuk kranium melalui kanalis karotis. Beberapa serat simpatis meninggalkan
arteri karotis saat keluar tulang petrosa dan bersama dengan nervus petrosa
superficial mayor membentuk nervus vidian. Serat simpatis ini paralel dengan
parasimpatis ke kelenjar lakrimalis. Dalam sinus kavernosus serat simpatis untuk
otot dilator pupil meninggalkan karotis bergabung dengan nervus kranialis V1
sepanjang beberapa millimeter. Di bagian anterior sinus kavernosus serta simpatis
bergabung dengan nervus trigeminal divisi oftalmika cabang nasosiliaris. Di apeks
orbita serat melewati ganglion siliaris ( tanpa sinaps) bersama dengan cabang
nasosiliaris serat simpatis mencapai bola mata dan berjalan dengan nervus siliar
ke otot dilator pupil.(2,11,12)
Serat otot Muller berjalan sepanjang arteri oftalmika yang kemudian ke
cabang frontal dan lakrimal. Otot Muller berasal dari dekat origo levator
aponeurosis dan insersi di bagian inferior 10-12 mm pada batas superior tarsus.
Otot ini kaya vaskuler dan terletak lebih dalam terhadap kuldesak konjungtiva
superior yang terbentang di bagian posterior dari tarsus. Serat simpatis orbital
superior juga mensarafi kelenjar keringat dahi.(2,13)

4
Gambar 1. Jaras simpatis (2 )

2. 3. Jaras Parasimpatis ( Craniosacral)


Aktivitas parasimpatis berasal dari berbagai tempat dalam batang otak.
Serat yang mengontrol otot sfingter pupil berasal dari kompleks Edinger-
Westphal ( EW) dari kompleks nukleus nervus III dalam batang otak. Input dari
nukleus pretektal melalui komisura posterior. Nukleus pretektal menerima input
secara langsung dari jalur visual primer melalui traktus pupilarius yang
meninggalkan traktus optikus di kolikulus superior anterior dari genikulatum

5
lateral. Di kortek (terutama lobus frontalis), hipotalamus dan sistem retikularis
memberi sinyal inhibisi pada nukleus EW.(6,9,13)
Serat parasimpatis dan fasikulus N. III meninggalkan nukleus N. III dan
keluar di fossa interpedunkularis. Dalam ruang subaraknoid serat parasimpatis
berjalan di superfisial medial dari saraf cranial N.III ( mesencephalic outflow).
Saat bifurcatio N.III di anterior sinus kavernosus parasimpatis berjalan bersama
divisi inferior. Di apeks orbita serat ini masuk ke ganglion siliaris dan bersinaps.
Serat post sinaps berjalan bersama cabang untuk oblikus inferior yang kemudian
bergabung dengan nervus siliaris posterior untuk mencapai segmen anterior dan
otot sfingter iris. Serat ini berjalan mengelilingi sekitar pinggir pupil dari anterior
ke posterior pigmen epitel dan sentral ke sel otot dilator.(3,14,15,16,)
Parasimpatis mensarafi kelenjar lakrimalis berasal dari nukleus
lakrimopalatonasal yang terletak di kaudal pons posterolateral dari nukleus
motorik saraf kranial N.VII ( bulbar outflow). Nukleus ini menerima input
sensoris dari nervus trigeminal dan serat aferen tambahan dari hipotalamus.
Serat parasimpatis meninggalkan nukleus bergabung dengan serat eferen simpatis
lain yang berasal dari nukleus salivatorius paralel dengan fasikulus nervus fasialis
dalam nervus intermedia. Saraf ini bergabung dengan N.VII keluar dari batang
otak pada permukaan ventral pontomedular junction. Dengan fasikulus lain N.VII
serat parasimpatis nervus intermedius berjalan lateral dari meatus auditorius
interna. Dalam tulang petrosa dan kanal fallopi serat parasimpatis keluar di
ganglion genikulata kemudian berjalan superfisial di atas tulang petrosa dengan
nervus petrosa superfisial mayor. Perjalanan serat ini paralel dengan arteri karotis
dan di tempat arteri karotis berbelok masuk ke dalam sinus kavernosus serat
parasimpatis bergabung dengan dengan nervus vidianus. Serat ini berjalan parallel
dengan tulang sphenoid dan di bawah foramen rotundum masuk ke ruang
pterigomaksilaris. Serat ini bersinaps di ganglion sfenopalatina. Serat
postganglion berjalan diatas melalui fisura orbitalis inferior kemudian dengan
nervus lakrimalis ke kelenjar lakrimal. Serat parasimpatis berespon terhadap
reflek menangis.(2,12,13)

6
Gambar 2. Jaras parasimpatis ( 12 )

7
Gambar 3. Ganglia parasimpatis (19 )
Keterangan gambar : 1. Ganglion oticum 2. Nervus Mandibularis
3. radiks sensorikmotorik 4. Nervus petrosus minor(radiks parasimpatis)
5. Radiks simpatis 11. Ramus comunicans
12.Nervus petrosus mayor 13. Ganglion pterygopalatinum
14. Nevus palatine 15. Nevus auriculotemporalis
16. Nevus facialis 17. Gld.parotis
25. Gnglion ciliare

2. 4. Fisiologi Sistem Saraf Simpatis & Parasimpatis


Banyak organ tubuh disarafi oleh kedua sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Bila satu organ menerima persarafan keduanya, simpatis dan
parasimpatis, umumnya berefek antagonis. Seperti efek simpatis pada pupil
menjadi dilatasi dan parasimpatis pada pupil menjadi konstriksi. Tetapi aksi kedua
sistem ini tidak selalu antagonis tetapi bisa saling mendukung seperti pada sekresi
kelenjar ludah.( 3,17,18 )

8
2. 5.Transmisi Kimia Impuls Simpatis & Parasimpatis
Serabut preganglion parasimpatis dan simpatis mengeluarkan asetilkolin.
Kedua sistem saraf ini, potensial aksinya berasal di seluruh saraf otonom di
susunan saraf pusat di sepanjang saraf bermielin ke akhir presinaps yang
mengeluarkan asetilkolin dari penyimpanannya dalam ujung saraf. Asetikolin
melewati celah sinaps yang sempit dan bergabung dengan reseptor dari badan sel
saraf postsinaps yang menimbulkan depolarisasi lokal yang disebut “ excitatory
postsynaptic potential”. Potensial ini selanjutnya menimbulkan potensial aksi
pada saraf postganglion. Saat aksi ini lengkap, asetilkolin di hidrolisa oleh
acetylcholinesterase.

Asetilkolin juga merupakan transmitter yang dikeluarkan oleh serat


parasimpatis postganglion di neuroefector junction, tetapi saraf simpatis
postganglion mengeluarkan katekolamin norepinefrin di neuroefector junction.
Istilah “adrenergic” dan “cholinergic” menggambarkan substansi dari
simpatomimetik dan parasimpatomimetik.(3,4,19,20)

Gambar 4. Transmisi impuls kimia serabut saraf(13 )

9
2. 6. Regenerasi Sistem Saraf Simpatis & Parasimpatis
Jika saraf terputus karena trauma atau penyakit tidak ada perbaikan di
tempat tersebut sampai terbentuk serat baru yang berasal dari sisanya. Bila serat
saraf rusak atau degenerasi serat saraf normal yang didekatnya di stimulasi untuk
memberikan cabang atau tunas. Pada permukaan serat saraf normal yang
berdekatan tadi secara lokal menjadi berubah susunannya dan lembaran akson
tipis tumbuh di permukaannya dan menuju sel saraf yang mengalami
degenerasi.(3)

10
BAB III

KESIMPULAN

1. Sistem saraf otonom terdiri dari 2 subdivisi besar yaitu sistem saraf
simpatis dan parasimpatis.
2. Sistem saraf simpatis dan parasimpatis dibedakan berdasarkan anatomi
dan morfologi
3. Saraf simpatis post ganglion mengeluarkan norepinefrin dan saraf
parasimpatis post ganglion mengeluarkan asetilkolin.
4. Sistem saraf simpatis dan parasimpatis umumnya berefek antagonis.

11

You might also like