You are on page 1of 10

BUDIDAYA

JERUK
( Citrus sp. )
Untuk memenuhi kebutuhan/
permintaan akan buah jeruk manis
segar, Indonesia di samping
mengupayakan agar dapat memenuhi
kebutuhan tersebut dari hasil propduksi
dalam negeri, tetapi juga sampai
dengan batas-batas tertentu masih harus
mendatangkan jeruk dari luar negeri.
Pertumbuhan permintaan terhadap
jeruk manis segar disamping sangat
dipengaruhi oleh peningkatan
pendapatan perkapita (sebagai dampak keberhasilan pembangunan). Perubahan perilaku
masyarakat untuk mendapatkan buah segar yang bermutu, menyebabkan impor jeruk masih terus
naik, pada tahun 1990 hanya sejumlah 178,53 ton dengan nilai US$ 217.70, tetapi pada tahun
1996 impor tersebut melonjak s/d 14.952.32 ton dengan nilai sebesar US$ 8.739.62. Bahkan
impor jeruk yang tertinggi terjadi pada tahun 1994 sebesar 18.447.22 ton dengan nilai sebesar
US$ 11.411.73.
Kecenderungan meningkatnya impor buah jeruk segar tersebut telah mendorong
pemerintah untuk membatasi impor. Sejalan dengan itu telah dilaksanakan pula kebijakan yang
diharapkan dapat meningkatkan produksi/ produktivitas aneka ragam buah-buahan asli
Indonesia. Peningkatan produksi dalam negeri yang diharapkan mampu memicu penawaran, dan
dapat menciptakan perbaikan kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Indikatornya adalah
bahwa pilihan konsumen terhadap buah-buahan segar yang ada semakin beragam dengan mutu
yang semakin baik, serta dengan tingkat harga yang masih dapat dijangkau oleh daya beli
sebagian besar masyarakat.
Jeruk besar Bali (citrus maxima. Merr) yang lazim disebut dengan nama jeruk Bali
merupakan salah satu buah yang hampir dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Bali dan
sebagian besar masyarakat di luar Bali. Prospek pemasarannya cukup baik dan yang perlu
mendapatkan perhatian adalah bagaimana meningkatkan produksinya. Penanaman jeruk Bali,
baik yang berskala kecil maupun besar (berorientasi agribisnis), harus diawali dengan
pembibitan. Keberhasilan pengusahaan tanaman jeruk ditentukan oleh tersedianya bibit bermutu,
yaitu bibit yang bebas penyakit, murni, identik dengan induknya, tidak cacat serta
penangkarannya telah dilakukan dengan benar dan tepat melalui program sertifikasi bibit. Bibit
yang baik adalah bibit yang berasal dari okulasi dan sambung pucuk. Bibit tersebut merupakan
gabungan bibit semai dan cabang entris dari varietas unggul, yang produksi dan mutu buahnya
baik. Dengan bibit asal okulasi dan sambung pucuk akan diperoleh tanaman yang berakar kuat,
tumbuhnya subur, buahnya banyak dan mutu buahnya tinggi, mengenai bagaimana cara okulasi
tanaman jeruk akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.
SEJARAH SINGKAT
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya
sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di
Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah
peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia.

JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah
sebagai berikut:
Divisi        : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas       : Dicotyledonae
Ordo         : Rutales
Keluarga   : Rutaceae
Genus       : Citrus
Spesies      :
Citrus sp.

Bagian bagian tanaman jeruk

Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus
reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem
Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk
sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-
Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yangterdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia),
jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yang
banyak ditanam adalah varitas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varitas lokal adalah jeruk
siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut.

MANFAAT TANAMAN
1. Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana
kandungan vitamin C yang tinggi.
2. Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol
dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat
minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.
3. Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun
panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.

SENTRA PENANAMAN
Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi: Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa
Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak
(Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara). Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus
Vein Phloen Degeneration), beberapa sentra penanaman mengalami penurunan produksi yang
diperparah lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yang saat ini tidak berlaku lagi.

SYARAT TUMBUH
Iklim
1. Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah
yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam
berderet tegak lurus dengan arah angin.
2. Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh normal
pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
3. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.5.
4. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
5. Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan).
Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap
lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-
Agustus
MEDIA TANAM
Kebun jeruk tidak boleh tertutup oleh genangan air. Karenanya kebun jeruk untuk lahan
basah perlu dibuat drainase.Untukdaerah pasang surut dibuat baluran (bedengan) dengan ukuran
tinggi 0,5 meter dan lebar 3 meter dan panjangnya menurut petakan lahan. Setiap 1 ha lahan
dengan sistem bedengan dapat ditanami jeruk sebanyak 278 pohon. Di areal sawah bisa ditanami
jeruk dengan cara membuat gundukan seluas 1 m2 dengan tinggi 50 - 60 cm.

1) Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%, debu
25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
2) Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah.
Pada musim kemarau 150 cm     dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air
yang mengandung garam sekitar 10%.
3) Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk
4) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5– 6,5 dengan
pH optimum 6.
5) Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300.

Ketinggian Tempat yang ideal untuk bertanam Jeruk sesuai dengan jenisnya.
Jeruk dapat tumbuh di dataran rendah (lahan basah) dan datarn tinggi. Jeruk dapat tumbuh
dengan baik pada elevasi 800-1500 meter dpl. Pada ketinggian di atas 900 m dpl rasanya asam.
Namun jenis jeruk siam tertentu seperti jeruk tebas tumbuh dengan baik di kalimantan pada
elevasi 100 m dpl.
Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi
tergantung pada spesies:
1) Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
2) Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
3) Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
4) Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
5) Jenis Siem: 1–700 m dpl.
6) Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
7) Jenis Purut: 1–400 m dpl.
Varietas Unggul Jeruk Terbaru ( silahkan klik disini )

PEDOMAN BUDIDAYA
Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Bibit jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan
vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yang
baik adalah yang bebas penyakit, mirip dengan induknya
(true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm,
permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar
tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi
penangkaran bibit.
2) Penyiapan Bibit
Bibit yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk
didapatkan dengan cara generatif dan vegetatif.
3) Teknik Penyemaian Bibit
a) Cara generatif
Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di
tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang.
Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat
petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1
m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang
1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram.
Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah
tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam
polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir
(1:1:1).
b) Cara Vegetatif
Metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel.
Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari
jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan,
tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang
biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer
Citrange dan Carizzo citrange.
OKULASI
Okulasi adalah menempelkan mata tunas tanaman lain kepada batang muda dan dari varietas
yang sama, atau antara varietas dalam species. Dengan okulasi sifat-sifat baik dari kedua
tanaman (batang bawah dan mata tunas dari batang lain disatukan).
1. Syarat-syarat tanaman batang bawah
- Mempunyai pertumbuhan yang baik dan perakaran yang kuat.
- Tahan terhadap kekurangan dan kelebihan air.
- Berasal dari tanaman yang subur serta tahan terhadap penyakit sehingga dapat hidup bersama
(compatible).
- Bibit yang berasal dari biji nuselus dijadikan batang bawah, biasanya jeruk Rough Lemon (RL)
atau Japanesche    Citroen (JC).
- Jenis jeruk ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu penyebaran akar dalam tanah cukup
lugs, baik secara lateral    maupun vertikal.
- Mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap kekeringan.
a. Cabang untuk mata tempel yang sesuai untuk okulasi.
b. Batang bawah yang sudah dikelupaskan kulitnya dan dipotong.
c. Mata tempel yang sudah jadi.
2. Penyemaian dan pemeliharaan benih batang bawah
- Penyemaian benih dilakukan dalam bak persemaian atau bedengan.
- Media persemaian, merupakan campuran pupuk kandang dan pasir yang telah diayak dengan
perbandingan 1:1.
- Media persemaian sudah disuci-hamakan baik secara kimia maupun fisik dan belum pernah
ditanami jeruk.
- Persemaian diberi naungan plastik yang dapat dibuka atau ditutup.
- Setelah benih ditanam di persemaian, disiram setiap hari agar tidak kering.
- Pemupukan dengan NPK diberikan dengan takaran 2 gr/liter air disiramkan merata.
- Lakukan pengendalian jika terdapat serangan hama/penyakit.
- Setelah batang bawah berumur 6 bulan sudah dapat disambung atau diokulasi.
3. Syarat-syarat tanaman batang atas
- Berproduksi tinggi/berbuah banyak.
- Bentuk buah baik/sempurna dan rasanya enak.
- Tahan terhadap hama dan penyakit.
- Digemari oleh banyak orang karena mempunyai sifat-sifat unggul.
- Ranting/cabang yang baik berbentuk bulat dan silendris.
4. Peralatan dan bahan-bahan yang perlu disiapkan
- Pisau okulasi yang tajam dan bersih.
- Tali plastik atau rafia untuk mengikat mata tempel ke batang bawah.
- Kain lap untuk membersihkan batang pangkal bawah.
- Gunting pangkas untuk membuang tunas-tunas liar.
5. Cara kerja
- Pangkal bawah pohon yang akan ditempel terlebih dahulu dibersihkan dengan kain lap.
- Kira-kira 20 cm diatas tanah, kulit pohon pangkal bawah dipotong melintang atau diiris seperti
bentuk huruf U terbalik.
- Sebelah kiri dan kanan potongan/irisan kulit dikorek ke bawah dengan ujung pisau sepanjang 3
cm.
- Bagian kulit yang telah dipotong dan ditoreh itu kemudian diangkat dan dikelupaskan ke
bawah sepanjang 3 cm.
- Kira-kira 2/3 bagian dari kulit yang telah dikelupaskan tadi dipotong dan sisanya yang 1/3 lagi
digunakan untuk     menjepit kulit mata yang akan ditempelkan.
- Setelah cabang/dahan untuk batang atas tersedia, mata tunasnya segera disayat dari dahan
tersebut. Kulit dahan     bermata tunas (eritris) diiris tipis-tipis beserta kayunya sepanjang 3 cm,
kemudian dipotong.
- Irisan kulit bermata dicongkel dan dilepaskan dengan ujung pisau.
   Pekerjaan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati, jangan sampai kulit rusak, robek atau
kotor.
- Kulit tempelan segera diletakkan pada celah batang bawah yang telah disiapkan hingga benar-
benar pas dan dijepit    dengan bagian kulit yang disisakan. Cara menaruhnya jangan sampai
terbalik.
- Setelah kulit calon batang atas menempel, tempelan tersebut harus segera diikat. Cara
mengikatnya dari bawah ke atas,    kira-kira 1 cm diatas tempelan. Mata tunas jangan tertutup
oleh tali pengikat tetapi harus tersembul.
- Setelah 3 minggu sejak penempelan tali ikatan dibuka dan tempelan diperiksa. Apabila
keadaannya tetap hijau segar,    berarti tempelan berhasil, tetapi bila warnanya coklat atau
kuning, berarti penempelan gagal.
- Apabila tempelan berhasil, batang bawah dilengkungkan atau dipatahkan pada ketinggian 2-3
cm diatas tempelan.
   Hal ini dimaksudkan agar mata tunas tempelan dapat tumbuh tanpa disaingi oleh tunas-tunas
lain.
- Apabila tempelan tidak jadi masih dapat dibuat tempelan lagi pada tempat yang lain, misalnya
di bagian samping atau    belakangnya.
- Setelah tempelan berhasil menjadi tanaman baru dan keadaannya sudah cukup dewasa (jumlah
cabang dan ranting     cukup serta berdaun banyak untuk berasimilasi) batang yang
dilengkungkan atau dipatahkan tadi dipotong miring dan     dibuang.
- Bekas potongan harus dilumuri atau ditutup dengan parafin atau cat.
- Beberapa lama kemudian tanaman dapat dipindahkan ke dalam kantong plastik hitam
(polybag) dan diisi tanah yang    dicampur pupuk secukupnya, disirami setiap tanahnya keying.
- Bibit yang sudah cukup besar dalam kantong plastik siap untuk dipasarkan.

PENGOLAHAN MEDIA TANAM


Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di suatu bukit
perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-
sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
1) Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m
2) Manis : jarak tanam 7 x 7 m
3) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
4) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m
5) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m
6) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu sebelum tanah.
Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari
lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi
ke tempat asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di
tanah sawah.
TEKNIK PENANAMAN
Jarak tanam yang digunakan bervariasi dari satu lokasi
yang lainnya. Kebun jeruk di dataran rendah (lahan
basah) jarak tanamnya relatif lebih jarang dibanding
kebun jeruk di dataran tinggi, karena 40% dari lahan
basah terpakai untuk keper-luan pembuatan drainase dan
pembuatan jalan. Di Jawa biasa digunakan jarak tanam 7 x 7 meter atau 8 x 8 meter. Tetapi jarak
tanam yang dianjurkan untuk jeruk keprok adalah 6 x 6 meter. Jarak tanam yang lebih besar
umumnya tidak memberi pengaruh terhadap tanaman kecuali rendahnya populasi tanaman per
hektarnya. Jika usaha perkebunan jeruk dirancang untuk periode 10 tahun maka cukup
menggunakan jarak tanam yang pendek misalnya 5 x 5 meter. Jika umur lebih dari 10 tahun
produksi masih baik dan jika kebun masih dipertahankan sebaiknya dilakukan penjarangan
dengan menebang pohon-pohon yang kurang produktif. Dengan jarak tanam 5 x 5 meter maka
dalam 1 hektar akan terdapat 400 pohon. Sebelum penanaman, lubang tanam yang sudah dibuat
diisi dengan pupuk kandang/kompos yang dicampur tanah lapisan atas.
Dalam MK PKT ini diasumsi jarak tanam jeruk dataran rendah 5,2 x 5,2 m atau 364 batang
pohon perhektar. Sedangkan di dataran tinggi 5 x 4 m atau 500 pohon per hektar. Tanaman jeruk
baru menghasilkan setelah umur 3 - 4 tahun dan puncak
produksi pada umur tahun ke 8-9.
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk
menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
1) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.
2) Pengurangan akar.
3) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun
yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh
batang untuk menghindari kebusukan batang.
Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi,
dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran
atau tanaman sela berupa padi. Jika tanaman sela berupa padi
maka harus dibuat guludan sehingga posisi tanaman jeruk
berada di atas tanaman padi. Maksudnya supaya akar tanaman
jeruk tidak tergenang air.Setelah tajuk saling menutupi,
tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup
tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen
bagi tanaman jeruk.
Pemeliharaan Tanaman
Rangkaian kegiatan pemeliharaan mulai dari penyiangan, pemupukan, pemangkasan, pembuatan
tiang penyangga, penjarangan buah dan pemberantasan hama dan penyakit. Kegiatan
pemeliharaan ini merupakan kegiatan utama dalam perkebunan jeruk.
1) Penyulaman
    Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
2) Penyiangan
    Penyiangan dimaksudkan agar pohon jeruk tumbuh tanpa gangguan yang berarti baik
gangguan gulma/peredu, benalu maupun tanaman liar lainnya. Pembersihan atau penyiangan
paling tidak harus dilakukan dua kali dalam satu tahun, diantaranya satu kali bersamaan dengan
pemupukan, lainnya menjelang panen.
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga
dilakukan penyiangan.Dengan penyiangan yang baik diharapkan pupuk yang diberikan efektif
termanfaatkan untuk pohon jeruk.
3) Pembubunan
    Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang
tererosi. Penambahan     tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
4) Pemangkasan
Untuk dapat menghasilkan pohon yang baik disamping dilakukan dengan pemberian pupuk juga
harus dilakukan pemangkasan yang baik. Pemangkasan sampai umur tanaman tiga tahun
dimaksudkan untuk pembentukan cabang dan ranting yang baik, dengan cara menseleksi cabang
dan ranting yang ada dan memilih yang sehat dan kuat. Setelah berumur tiga tahun
lebih,kegiatan pemangkasan ini dilakukan pada setiap awal musim hujan.
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit,
kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4
tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan
selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya
Sedangkan pemangkasan pucuk untuk mendapatkan buah yang lebih bagus, pemangkasan
puncuk dilakukan pada akhir musim hujan, dengan harapan pohon akan berbunga pada musim
kemarau. Pohon yang berbunga pada musim kemarau akan menghasilkan buah lebih banyak
karena perpindahan serbuk sari tidak mengalami gangguan. Dan sebaliknya bila pucuk
dipangkas pada musim kemarau pohon akan berbunga pada musim hujan berikutnya. Karena
berbunga pada musim hujan umumnya bunga akan gugur, yang akan menngakibatkan rendahnya
produksi buah.     

Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya
celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau
dikubur dalam tanah.
5) Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai berikut:
a) 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
b) 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
c) 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
d) 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
e) 5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
f) 6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
g) 7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.;
h) 8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan.
i) >8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.
REKOMENDASI UMUM PEMUPUKAN TANAMAN JERUK UNTUK WILAYAH
INDONESIA
Rekomendasi ini tidak mutlak tetapi disesuaikan dengan kondisi tanah, kerena kami menyadari
bahwa keadaan tanah di tiap tiap daerah berbeda. Pemberian pupuk juga tergantung dari jenis /
varietas tanaman jeruk itu sendiri tetapi ini hanya sebagai acuan saja. semoga bermanfaat :
Umur Gram Per Pohon Pupuk
Selang waktu
Tanaman Jumlah Kandang
Urea SP-36 KCL pemberian pupuk
( tahun ) ( kg / pohon )
0-1 40 25 10 Tiap 3 bulan 144 1
1-2 60 50 30 Tiap 3 bulan 276 2
2-3 145 70 55 Tiap 4 bulan 296 3
3-4 230 110 175 Tiap 6 bulan 520 4
4-5 285 140 220 Tiap 6 bulan 650 5
>5 Berdasarkan Jumlah Produksi Tiap 6 bulan 5
Pemupukan untuk budidaya jeruk siam per pohon menurut umur tanaman :
Umur Tanaman Pupuk kandang Urea TSP KCL
( Tahun ) ( kaleng / tahun ) ( gram ) ( gram ) ( gram )
Saat tanam 3 0 0 0
1 3-4 200 - 300 100 - 250 100 - 200
2 4 300 - 400 150 - 200 150 - 200
3 6 400 - 500 200 - 250 200 - 250
4 8 500 - 600 200 - 300 200 - 300
5 10 600 - 800 300 - 400 300 - 400
6 14 800 -1000 400 - 500 400 - 500
7 16 1000 - 1200 500 - 600 500 - 600
8 18 1200 - 1400 600 - 700 600 - 700
9 - dst 20 1400 - 1600 600 - 800 600 - 800
                        Data : Penebar Swadaya. Jakarta

Pemberian pupuk kandang dilakukan pada permulaan musim hujan, diujung batas lingkaran
pohon dengan ujung daun (dekat akar rambut), sebaiknya dengan menggali lingkaran sedalam
lebih kurang 30 cm dengan lebar 20 cm. Pupuk setelah dicampur dimasukan ke dalam lubang
galian kemudian lubang ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan pertama dilaku-kan dengan
menggabungkan semua pupuk kandang dengan pupuk urea 1/3 bagian dan bagian TSP dan 1/3
KCL, 1/3 bagian pupuk urea diberikan segera setelah pohon jeruk berbunga dan 1/3 dan TSP dan
2/3 KCl diberikan bilamana buah mulai membesar.
6) Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam
seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan
dan ditutup mulsa.

7) Penjarangan Buah
Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon
mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. buah yang terlalu
lebat akan mempengaruhi hasil produksi akhir, disamping itu buah yang terlalu lebat juga akan
mempengaruhi kondisi buah pada musim berikutnya.
Bahkan pohon jeruk yang umurnya di bawah 4 tahun,
bila berbuah terlalu lebat akan sangat mempengaruhi
kesehatan dan produktivitas pohon jeruk pada masa
selanjutnya. Oleh karena itu perlu ada penjarangan
buah. Pada masa produksi awal (umur 3 tahun)
sebaiknya buah hanya ditinggalkan pada cabang-cabang
yang benar-benarkuat dan jumlahnya tidak terlalu
banyak.Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit,
yang tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu
tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan
hanya 2-3 buah.
Buah yang baik adalah buah yang tumbuhnya normal, buah yang posisinya mudah terkena sinar
matahari, oleh karena itu buah yang terdapat pada cabang yang terlindungi perlu
dijarangkan/dibuang, agar tidak memboroskan energi/unsur hara yang diserap oleh pohon jeruk.
8) Penyangga
Agar pohon jeruk tidak menerima beban terlalu berat dan rusak pada saat berbuah, maka
sebaiknya pohon jeruk diberi tiang penyangga yang terbuat dari kayu atau bambu.Pemberian
penyangga ini melihat kondisi jika cabang atau ranting ira kira tidak kuat untuk mendukung
berat buah maka perlakuan ini diperlukan. Penyangga sebaiknya dibuat persegi empat sesuai
dengan lingkaran dahan yang harus disangga. Artinya semakin besar pohon maka semakin besar
pula penyangga yang diperlukan. Pembuatan penyangga ini tentunya memerlukan biaya, namun
karena pembuatannya bisa dilakukan secara bertahap dapat dipenuhi dari bahan yang terdapat
disekitar petani, tentu biaya yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja saja. Namun bila
bahan yang akan digunakan untuk penyangga harus dibeli tentunya ada tambahan biaya bahan
penyangga.
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JERUK
Hama
1) Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
Gejala: tunas keriting, tanaman mati.
Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate

You might also like