You are on page 1of 10

DINAMIKA DAN PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK

1. Konsep Administrasi Publik

Definisi Administrasi

Secara etimologi administrasi berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas yang terdiri atas dua kata
yaitu “ad” dan “Ministrare” yang berarti “to serve” yang dalam bahasa Indonesia berarti melayani atau
memenuhi. Menurut Dimock & Dimock (1978:15), kata administrasi berasal dari kata “ad” dan “minister”
yang berarti juga “to serve”. Dapat dimaknai administrasi adalah segala hal atau proses dalam pelayanan
dan pengaturan.

Pokok persoalan yang menggelitik kita untuk kaji lebih jauh tentang administrasi adalah siapa
yang harus “melayani dan dilayani atau mengatur dan diatur”? Dengan cara apa untuk mendapatkan apa?
administrasi berasal dari manusia dengan cara melayani, mengatur dan membantu untuk kemanusiaan itu
sendiri, keteraturan hidup itu sendiri baik dalam aneka aspek kehidupan bahkan day to day life. Jadi
administrasi adalah suatu fenomena sosial dan berdinamika dalam kehidupan masyarakat. Individu menjadi
pelaku administrasi, sekaligus sumber daya publik dan sumber daya administrasi itu sendiri.

Demi mempersatukan pandangan dan pemahaman tentang administrasi, ada beberapa pandangan
dari pakar administrasi. Leonard D white (1955: 1) merumuskan sebagai "administration is a process
comman to all group effort publik or provaate, civil or millitaaary, large scaale or smaall scall"
(administrasi adalah suatu proses yang biasanya terdapat pada semua usaha kelompok baik usaha
pemerintah, ataupun swasta, sipil atau militer baik secara besar-besaran ataupun kecil-kecilan) Herbet
A.Simon (1999:.3) "administration can be defined aas the aactivitiesa if group cooperating to accomplish
common goals" (administrasi dapat didefenisikan sebagai kegiatan kelompok orang-orang yaang
melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama). Dwight Waldo (1971:20) mendefinisikan
administrasi adalah suatu bentuk daya upaya manusia yang kooperatif yang mempunyai tingkat rasionalitas
yang tinggi".The Liang Gie (1999:13) mengatakan bahwa administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan
terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan
tertentu.

Selanjutnya S.P.Siagiaan (2004:2) mendefinisikan administrasi adalah keseluruhan proses


kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dimock & Dimock (1992:20) menilai bahwa suatu ilmu yang
mempelajari apa yang dikehendaki oleh rakyat melalui pemerentah dan cara memperolehnya. Sedangkan
ilmu administrasi didefinisikan oleh Guilick sebagai berikut: ”The science of administration in thus the
system of knowledge whereby men may understand relationship, predict result, and influence outcomes in
any situation where men are organized at work together for a common purpose.
Dari berbagai definisi diatas maka, kami (baca:penulis) merumuskan definisi administrasi adalah
kegiatan yang terancana, rasional, efektif, efesien oleh sekelompok orang dengan bekerjasama (bukan
hanya sama-sama bekerja) untuk mencapai tujuannya.
Berbagai definisi diatas dapat dipahami bahwa administrasi mempunyai dua dimensi yaitu dimensi
karakteristik dan dimensi unsur-unsur yang melekat pada administrasi.
Dimensi – dimensi karakteristik administrasi adalah:
a. Efektivitas adalah efek yang timbul akibat dari proses yang terjadi. Ada hubungan sebab
akibat. Sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. James L. Gibson dkk(1996)
dalam Harbani Pasolong (2010:5) mengatakan bahwa efektivitas adalah pencapaian
sasaran dari upaya bersama. Derajat pencapaian sasaran menunjukan derajat efektivitas.
Keban(2004: 140) menganggap bahwa suatu organisasi dapat dikatakan efektif kalau
tujuan
organisasi dapat dikatakan efektif kalau tujuan organisasi atau visi akan tercapai.
b. Efisien berarti bahwa tujuan atau motif (motive)dari pada administrasi untuk mencapai
hasil secara efektif dan efisien. Efesien adalah rasio antara input dan output.
c. Rasional adalah tujuan akan berdaya hasil dan guna melalui kegiatan yang terencana atau
rasional.
Dan dimensi – dimensi unsur administrasi (Herbert A. Simon,2004:….!) adalah adanya
tujuan atau goals yang dikejar, adanya kerja sama dua orang atau lebih (kesesejaran
swasta, sipil dan pemerentah), adanya sarana dan perlengkapan.
Dalam proses administrasi harus adanya keseimbangan antara input dan output. Jika output lebih besar dari
pada input berarti efesien, jika tujuan organisasi tercapai berarti efektif, dan jika tujuan yang dicapai untuk
kepentingan organisasi berarti rasional. Input adalah semua sumber seperti sarana dan prasarana yang digunakan
dalam proses produksi atau organisasi. Surya Dharma (2005:43) mengatakan bahwa input adalah pengetahuan dan
keahlian yang dipakai dalam pelaksanaan kegiatan. Input menjadi segala sumber daya aparatur berupa
man(manusia), money (uang), material (bahan), machine and timed(4m+T). proses adalah transformasi input
menjadi output dan outcome. Out put adalah semua hasil akibat dari kegiatan administrasi. Dalam proses input
menjadi output dibutukan rasionalitas, kepemimpinan, manajemen, efesien dan efektif.

Definisi Publik

Kata publik berasal dari bahasa yunani yaitu Pubes atau dalam bahasa inggris Maturity yang berarti
Kematangan atau kedewasaan baik secara fisik dan emosional atau intelektual dan menjadi pribadi yang bergerak
dari ego pribadi untuk melihat dan memahami kepentingan orang lain. Ini berarti kemampuan untuk mengerti
konsekuensi dari tindakan individu seseorang pada orang lain.Selain itu kata PUBLIK adalah KOINON berasal
kata Yunani, dalam bahasa inggris common= umum. Kata KOINON, sepadan dengan kata Yunani lain, Kom-OIS,
yang berarti "peduli dengan"dan menjaga dan merawat relasi sosial. Penambahan makna term ‘umum/ bersama’
dan istilah ‘peduli terhadap’ pada konsep MATURITY atau KEDEWASAAN menjadikan kata PUBLIK bukan
hanya berarti bekerja dengan orang lain tapi juga looking out for others (mengurus/berhadapan dengan orang lain).

Orang Yunani memaknai publik sebagai sebuah komunitas politik - di polis-di mana semua warga negara
(yaitu, orang dewasa laki-laki dan nonslaves) berpartisipasi. Masyarakat politik adalah untuk menetapkan standar
yang berlaku dan praktik dan untuk mendukung, menyebarkan, dan menegakkan standar-standar kebaikan bersama,
bonnum commune, bonnum publikum..negara bertanggung jawab untuk melindungi dan 'peduli dengan' warga
negara.

PUBLIK mengacuh pada semua orang di masyarakat, tanpa membedakan antara mereka. publik disini
menggambarkan seseorang yang bertanggung jawab dan memaknai hidup demi kemaslatan bersama atau kebaikan
umum.

H. Syafi,ie dkk.(1999:18),mengatakan bahwa publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan
berpikir,perasan,harapan sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai dan norma yang mereka miliki.

H.George Frederickson (1997:46),menjelaskan konsep “publik”dalam lima perspektif,yaitu (1)publik


sebagai kelompok kepentingan,yaitu publik di lihat sebagai manifestasi dari interaksi yang melahirkan
kepentingan,masyrakat (2)publik sebagai pemilih yang rasional,yaitu mayrakat yang terdiri atas individu-individu
yang berusaha memenuhi kebutuhan dan kepentianga sendiri, (3) publik sebagai perwakilan kepentingan
masyarakat, kepentingan publik diwakili melalui suara (4) publik sebagai konsumen, yaitu konsumen yang
sebenarnya tidak terdiri dari individu-individu yang tidak berhubungan satu sama lain, namun dalam jumlah yang
cukup besar mereka menimbulkan tuntutan pelayanan birokrasi. Karena itu posisinya dianggap sebagai publik dan
(5) publik sebagai warga Negara yaitu warga Negara sebagai warga publik karena partisipasi masyarkat sebagai
keikutsertaan warga Negara dalam proses pelenggaraan pemerentah dipandang segala sesuatu yang paling penting.

Definisi Administrasi publik

David H. Rosenbloom (2005) dalam Harbani Sablong (2010:8) mengartiakan administrasi publik
adalah pemanfatan teori-teori dan proses-proses manajemen, politik dan hokum untuk memenuhi keinginan
pemerentah di bidang legislative, dalam rangka fungsi pengaturan dan pelayanan masyarakat secara keseluruhan
atau sebagian. Nicholas Henry (1988) mendefinisikan administrasi publik adalah suatu kombinasii dan yang
kompleks antara teori dan praktek dengan tujuan mempromosikan pemahaman terhadap pemerentah dalam
hubunganya dengan masyarakat yang diperentah dan mendorong kebijakan publik agar lebih responsive terhadap
masalah sosial. Dwight Waldo (1971), mendefinisikan administrasi publik adalah manajemen dan organisasi dari
manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan pemerentah.

Chandler & Plano dalam Keban(2004:3) mengatakan bahwa administrasi publik adalah proses di mana
sumber daya dan personil publik diorganisir dan dikordinasikan untuk menformulasikan dan mengelola keputusan-
keputusan dalam kebijakan publik. Di sini administrasi publik menjadi seni dan ilmu untuk menjadi problem solver
akan kehidupan publik serta mengatur publik affairs dan tugas publik. John M. Pfiffner dan Robert V. Presthus
(1960:3) mengartikan administrasi publik adalah (1) implementasi kebijakan pemerentah yang telah ditetapkan oleh
badan-badan perwakilan politik (2) kordinasi kelompok perorangan dan kelompok untuk melaksanakan kebijakan
pemerentah (3) suatu proses yang bersamgkutan dengan pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerentah,
pengarahan,kecakapan dan teknik-teknik yang tidak terhigga jumlahnya, memberikan arah dan maksud terhadap
usaha sejumlah orang.

Administrasi publik mempunyai banyak sekali definisi, yang secara umum dapat dibagi dalam dua
kategori. Pertama, definisi yang melihat administrasi publik hanya dalam lingkungan lembaga eksekutif saja. Dan
kedua, definisi yang melihat cakupan administrasi publik meliputi semua cabang pemerintahan dan hal-hal yang
berkaitan dengan publik.

Terdapat hubungan interaktif antara administrasi publik dengan lingkungan sosialnya. Di antara
berbagai unsur lingkungan sosial, unsur budaya merupakan unsur yang paling banyak mempengaruhi penampilan
(performance) administrasi publik.

Teori Administrasi Publik

Krisis identitas yang dialami administrasi publik, menurut Henry (1995:21), berkisar pada persoalan bagaimana
administrasi publik memandang dirinya sendiri dalam waktu- waktu silam. Secara rinci krisis identitas dimaksud
menunjukkan bahwa:

1. Krisis identitas yang dihadapi administrasi publik bertumpu pada tiadanya


kesepakatan tentang administrasi publik sebagai ilmu ataukah bukan.

1. Sesuatu pengetahuan dapat dipandang sebagai ilmu apabila memenuhi dua ukuran
berikut:
a. mempunyai paradigma teoritis;

b. mempunyai teori-inti.

2. Nicholas Henry menunjukkan adanya lima paradigma administrasi publik, yang


terdiri dari :

a. Dikhotomi politik-administrasi (1900-1927);

b. Prinsip-prinsip administrasi (1927-1937);

c. Administrasi publik sebagai ilmu politik (1950-sampai sekarang);

d. Administrasi publik sebagai ilmu administrasi (1956-1970);

e. Administrasi publik sebagai administrasi publik (1970-sampai sekarang)

4. Administrasi publik dapat dipandang sebagas studi multidisipliner yang bersifat


eklektis karena banyak konsep yang dipinjam dari ilmu-ilmu lain.

HUBUNGAN ADMINISTRASI PUBLIK DENGAN ILMU-ILMU YANG LAIN


Hubungan Administrasi publik dengan Ilmu-ilmu Lain

1. Administrasi publik, sebagai salah satu cabang dari ilmu sosial, kehidupannya berlangsung dalam suatu lingkungan
sosial tertentu, sehingga perwujudan aktivitasnya senantiasa berhubungan erat dengan berbagai cabang ilmu sosial,
khususnya dengan ilmu sejarah, antropologi budaya, ilmu ekonomi, administrasi niaga, ilmu jiwa, sosiologi dan
ilmu politik.

2. Perspektif administrasi publik akan lebih gampang diungkapkan dengan mempergunakan analisis sejarah dan
antropologi budaya. Penggunaan analisis antropologi budaya akan melengkapi analisis sejarah.

3. Ilmu ekonomi menyumbangkan analisis biaya dan manfaat, sedang administrasi niaga menyumbangkan konsep PPBS
dan makna Gerakan Manajemen Ilmiah kepada administrasi publik. Sementara ilmu jiwa membantu untuk
memahami individu dalam situasi administrasi.

4. Sosiologi telah memberikan pambahasan yang mendalam mengenai birokrasi dan kooptasi, yang merupakan hal-hal
yang amat menonjol dalam studi administrasi publik

Hubungan Administrasi publik dengan Ilmu Politik


1. Hubungan antara administrasi publik dan ilmu politik telah berjalan lama, karena
secara praktis tidak ada batas yang tegas antara politik dan administrasi.

2. Orientasi politik dalam studi administrasi publik meletakkan administrasi publik sebagai satu elemen dalam proses
pemerintahan. Administrasi publik dipandang sebagai satu aspek dari proses politik dan sebagai bagian dari sistem
pemerintahan.

3. Munculnya dikhotomi politik-administrasi sebenarnya merupakan gerakan


koreksi terhadap buruknya karakter pemerinta

4. Dalam perkembangannya, orientasi politik dalam studi administrasi publik di kombinasikan dengan orientasi
manajerial yang dikenal dengan orientasi politik- manajerial, dan orientasi sosio-psikologis yang dikenal dengan
orientasi politik- sosio-psikologis

Masalah Focus dan Locus dari Administrasi publik


1. Menurut Nicholas Henry, administrasi publik mengenal lima paradigma berikut:
Paradigma 1 : Dikhotomi politik-administrasi (1900-1926). Paradigma 2 : Prinsip - prinsip administrasi publik
(1927-1937). Paradigma 3 : Administrasi publik sebagai ilmu politik (1950-1970) Paradigma 4 : Administrasi publik
sebagai ilmu administrasi (1956-1970). Paradigma 5 : Administrasi publik sebagai administrasi publik (1970 -
sampai sekarang).

2. Lima paradigma tersebut bersifat tumpang tindih atau “overlaping”. Di mana “locus” (tempat = letak) dan “focus”
(yang diperhatikan) administrasi publik saling berganti .

3. Paradigma 1 lebih mementingkan “locus”, paradigma 2 menonjolkan “focus”, paradigma 3 kembali lebih
mementingkan “locus”, sedang paradigma 4 mementingkan “focus”, dan paradigma 5 berusaha untuk mengaitkan
antara “focus” dan “locus” dari administrasi publik.

Masalah Focus dan Locus dari Administrasi publik

1. Menurut pendapat Maurice Spiers pendekatan-pendekatan dalam administrasi publik adalah pendekatan matematik,
sumber daya manusia dan sumber daya umum. Sedang menurut Robert Presthus adalah pendekatan institusional,
struktural, perilaku, dan pasca perilaku. Bagi Thomas J. Davy pendekatan yang dimaksud terdiri dari manajerial,
psikologis, politis, dan sosiologis.

Pendekatan proses administrasi memandang administrasi sebagai satu proses kerja yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pendekatan ini juga seringkali disebut dengan pendekatan operasional.

3. Pendekatan empiris hendak melakukan generalisasi atas kasus-kasus yang telah terjadi secara sukses. Pendekatan ini
seringkali disebut juga sebagai pendekatan pengalaman.

4. Pendekatan perilaku manusia memandang bahwa pencapaian tujuan-tujuan organisasi tergantung pada penerapan
prinsip-prinsip psikologis. Pendekatan ini telah menampilkan aspek manusia sebagai elemen utama administrasi.

5. Pendekatan sistem sosial memandang administrasi sebagai satu sistem sosial. Kesadaran akan berbagai keterbatasan
organisasi dapat menumbuhkan semangat kerjasama di antara anggota-anggota organisasi.

6. Pendekatan matematik memandang model-model matematik dapat diterapkan

pada administrasi, dengan tujuan untuk melakukan peramalan.

7. Pendekatan teori keputusan memandang pembuatan keputusan sebagai fungsi utama administrasi. Semula pendekatan
ini hanya membahas dan melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif dalam memilih tindakan yang akan
diambil, tetapi kemudian pendekatan ini juga mengkaji semua aktivitas organisasi.

Peran Administrasi Publik

PENTINGNYA STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


Kekhususan Administrasi publik

Administrasi publik mempunyai banyak definisi yang berbeda satu sama lain, sesuai dengan cakupan dan pusat
perhatian. Sekalipun demikian, jika administrasi publik dibandingkan dengan organisasi sosial yang lain, maka
segera terungkap bahwa administrasi publik mempunyai hal-hal yang bersifat khusus yang tidak dimiliki oleh
organisasi-organisasi lainnya. Caiden (1982) menunjukkan tujuh kekhususan administrasi publik, yaitu

1. Kehadiran administrasi publik tidak bisa dihindari.


2. Administrasi publik mengharapkan kepatuhan.
3. Administrasi publik mempunyai prioritas.
4. Administrasi publik mempunyai kekecualian.
5. Manajemen puncak administrasi publik adalah politik.
6. Penampilan administrasi publik sulit diukur.
7. Lebih banyak harapan yang diletakkan pada administrasi publik

Identifikasi Administrasi publik

3. Identifikasi terhadap administrasi publik, menurut pandapat Gerald E.


Caiden, dapat ditempuh melalui lima cara berikut:

a. Identifikasi administrasi pemerintahan.


b. Identifikasi organisasi publik.
c. Identifikasi orientasi sikap administrasi.
d. Identifikasi proses yang bersifat khusus.
e. Identifikasi aspek publik.
2. Administrasi publik tidak bisa diidentifikasikan hanya atas dasar salah satu dari ke empat indikator berikut :
administrasi pemerintahan, organisasi publik, sikap administrasi dan proses yang bersifat khusus.

3. Lima identifikasi mengandung unsur yang bersifat umum, yakni : administrasi publik menunjukkan aktivitas komunal
yang diorganisasikan secara publik, dalam arahan politik, dan beroperasi berdasarkan kaidah-kaidah publik.

Peranan Administrasi publik


Pentingnya studi administrasi publik dikaitkan dengan kenyataan bahwa kehidupan menjadi tak bermakna,
kecuali dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat publik. Segala hal yang berkenaan dengan penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan yang bersifat publik telah dicakup dalam pengertian administrasi publik, khususnya dalam
mengkaji kebijaksanaan publik.

Dalam proses pembangunan sebagai konsekuensi dari pandangan bahwa administrasi publik merupakan
motor penggerak pembangunan, maka administrasi publik membantu untuk meningkatkan kemampuan administrasi.
Artinya, di samping memberikan ketrampilan dalam bidang prosedur, teknik, dan mekanik, studi administrasi akan
memberikan bekal ilmiah mengenai bagaimana mengorganisasikan segala energi social dan melakukan evaluasi
terhadap kegiatan. Dengan demikian, determinasi kebijaksanaan

publik, baik dalam tahapan formulasi, implementasi, evaluasi, amupun terminasi, selalu dikaitkan dengan aspek
produktifitas, kepraktisan, kearifan, ekonomi dan apresiasi terhadap system nilai yang berlaku.

Peranan administrasi publik makin dibutuhkan dalam alam globalisasi yang amat menekankan prinsip
persainagn bebas. Secara politis, peranan administrasi publik adalah memelihara stabilitas Negara, baik dalam
pengertian keutuhan wilayah maupun keutuhan politik. Secara ekonomi, peranan administrasi publik adalah
menjamin adanya kemampuan ekonomi nasional untuk menghadapi dan mengatasi persaingan global.

Ruang Lingkup Administrasi publik

Nicholas Henry (1995) memberikan rujukan tentang ruang lingkup administrasi publik ic yaitu organisasi
publik yang berhubungan dengan model-model organisasi dan prilaku birokrasi, manajemen publik yaitu system dan
ilmu manajemen,evaluasi program dan aktivitas, anggara publik dan manajemen sumber daya manusia, imlementasi
yaitu pendekatan terhadap kebijakan publik dan implementasinya, privatisasi serta administrasi antar pemerentah
dan etika birokrasi.

Dimock & Dimock (1992:26) membagi empat komponen administrasi publik yaitu (1) apa yang dilakukan
oleh pemerentah: pengaruh kebijakan dan tindakan – tindakan politis, dasar-dasar dan wewenang lingkungan
pemerentah, penentuan tujuan-tujuan, kebijakan- kebijakan administrasi yang bersifat ke dalam dan rencana-rencana
(2) bagaimana pemerentah mengatur organisasi, personalia dan pembiayaan usaha-usahanya: struktur administrasi,
(3) bagaimana para administrator mewujudkan kerja sama melalui pimpinan, tuntutan, kordinasi,pelimpahan
wewenang, hubungan pusat dengan bagian-bagian, pengawasan dan moril. Dimoblik & Dimock (1992:19)
memandang administrasi bagian dari administrasi umum yang lebih luas serta memiliki unsur seni dan ilmu .

Selanjutnya Keban (2004:10) ruang lingkup administrasi publik adalah (1) kebijakan (2) organisasi (3)
manajemen (4) moral dan etika (5) Lingkungan (6) akuntabilitas. Selanjutnya Inu Kencana Syafie dkk(1999:29)
ruang lingkup administrasi publik meliputi:

1. Dalam hubungan dengan pristiwa dan gejala pemerentahan meliputi: administrasi pemerentahan pusat,
daerah, kecamatan, kabupaten, kelurahan, kotamadya, kota administrative, departemen dan non-
departemen.
2. Dalam bidang kekuasaan meliputi administrasi politik luar negeri dan dalam negeri, partai politik dan
kebijakan pemerentah.
3. Dalam bidang peraturan perundangan meliputi landasan idiil, landasan konstitusional, dan landasan
operasional
4. Dalam bidang kenegaraan meliputi tugas dan kewajiban Negara, hak dan kewenangan Negara, tipe dan
bentuk Negara, fungsi dan prinsip Negara, unsur-unsur Negara dan tujuan nasional
5. Dalam pemikiran hakiki meliputi: etika administrasi publik, estetika administrasi publik, logika
administrasi publik dan hakekat administrasi publik,
6. Dalam ketatalaksanaanya meliputi administrasi pembangunan, administrasi perkantoran, kepegawain,
kepolisian, perpajakan, pengadilan, perhotelan, pengangkutan, perpajakan, kemiliteran dan perbankan.

Dari berbagai uraian di atas, ruang lingkup administrasi publik meliputi: (1) kebijakan publik (2)
manajemen publik (3) kepemimpinan (4) pelayanan publik (5) Good Governance (6) kinerja (8) etika
administrasi publik (9) Ekologi administarasi publik

Sejarah Perkembangan Administrasi Publik

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa terdapat tali sejarah yang merakit perkembangan administrasi
publik. Apa yang dicapai dan diberikan oleh administrasi publik sekarang, tidak lepas dari upaya-upaya yang tidak
kenal lelah yang telah dilakukan oleh para peletak dasar dan pembentuk administrasi yang dahulu. Administrasi
modern penuh dengan usaha untuk lebih menekan jabatan publik agar mempersembahkan segala kegiatannya untuk
mewujudkan kemak-muran dan melayani kepentingan umum. Karena itu, administrasi publik tidak dipandang
sebagai administrasi “of the publik”, tetapi sebaliknya adalah administrasi “for the publik”.

Ide ini sebenarnya bukanlah baru. Orientasi semacam ini telah dicanangkan dengan jelas dalam ajaran
Confusius dan dalam “Pidato Pemakaman” Pericles, bahkan dalam kehidupan bangsa Mesir kuno. Bukti - bukti
sejarah dengan jelas membuktikan upaya-upaya yang sistematis, yang dikobarkan oleh tokoh-tokoh seperti Cicero
dan Casiodorus. Selama abad ke-16 - 18 tonggak kemapanan admi-nistrasi negara Jerman dan Austria telah
dipancangkan oleh kaum Kameralis yang memandang administrasi sebagai teknologi. Administrasi publik juga
memperoleh perhatian penting di Amerika, terutama setelah negara ini merdeka.

Apa yang dikemukakan oleh Cicero dalam De Officiis misalnya, dapat ditemukan dalam kode etik
publik dari kerajaan-kerajaan lama. Hal yang umum muncul di antara mereka adalah adanya harapan agar
administrasi publik melakukan kegiatan demi kepentingan umum dan selalu mengembangkan kemakmuran rakyat.
Dengan kata lain, administrasi publik tidak seharusnya mengeruk kantong kantornya (korupsi) demi kepentingan
dirinya sendiri.

Perkembangan evolusioner administrasi publik diuraikan melalui pendekatan tradisional, pendekatan


perilaku, pendekatan pembuatan keputusan (desisional) dan pendekatan ekologis. Secara khusus, pendekatan
tradisional mengungkapkan tentang pengaruh ilmu politik, sebagai induk administrasi publik, pendekatan rasional
dalam administrasi dan pengaruh Gerakan Manajemen Ilmiah terhadap perkembangan administrasi publik.

Di antara empat pendekatan yang diajukan, tidak ada satu pun pendekatan yang lebih unggul daripada
pendekatan-pendekatan yang lain, karena setiap pendekatan berjaya pada sesuatu masa, di samping kesadaran bahwa
setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Karena administrasi mengandung berbagai macam disiplin, sehingga cara pendekatan dan metodologi
dalam administrasi juga beraneka ragam, maka administrasi publik merupakan bidang kajian yang dinamis.
Selanjutnya sukar untuk secara khusus menerapkan satu-satunya pendekatan terbaik terhadap aspek administrasi
tertentu. Kiranya lebih bermanfaat untuk mempergunakan keempat cara pendekatan tersebut sesuai dengan
aksentuasi dari sesuatu gejala yang diamati.

Pengaruh politik terhadap administrasi publik selalu besar, tidak peduli kapan pun masanya. Hal ini
disebabkan oleh adanya gejala di semua negara yang menunjukkan bahwa setiap pemerintah disusun di atas tiga
cabang pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Hubungan terus menerus administrasi dengan politik
mencerminkan keberlanjutan hubungan antara lembaga eksekutif dengan lembaga legislatif, sebagaimana
dicerminkan dalam dua tahap pemerintahan, yakni tahap politik dan tahap administrasi. Jika tahap pertama
merupakan tahap perumusan kebijakan, maka tahap kedua merupakan tahap implementasi kebijakan yang telah
ditetapkan dalam tahap pertama.

Menurut Siagin (2004:18) ditinjau dari tahapan perkembangan administrasi publik melalui beberapa
tahap yaitu:

1. Tahap survival(1886-1930) masa lahirnya administrasi melalui gerakan manajemen ilmiah

2. Tahap konsolidasi dan penyempurnaan(1930-1945) pada tahap ini administrasi telah bergerak ke fase yang
sempurna karena adannya prinsip-prinsip administrasi dan manajemen yang validitasnya telah teruji.

3. Tahap human relations (1945-1959) tahap ini administrasi bukan hanya dikuatkan oleh prinsip-prinsip
tetapi juga interelasi tingkat organisasi.

4. Tahap behavioralisme (1959-sekarang), tahap ini administrasi telah membentuk prilaku manusia dan
manusia telah membentuk administrasi.

Paradigma Administrasi Publik

Administrasi publik terus berkembang dan berevolusi mengikuti irama perkembangan masyarakat.
Dinamika dan tuntutan sebagai tanggung jawab dari sebuah ilmu maka arus pengetahuan administrasi publik terus
berputar mengikuti tuntutan sekaligus memberikan solusi nyata akan persoalan administrasi publik yang mengatur
dan memenuhi kebaikan bersama atau bonum komune atau bonum publikum. Dalam perkembangannya administrasi
publik memiliki beberapa paradigm (Janet V. Denhart & Robert B. Denhart 2002: 27-28) yaitu:

a) Paradigma OPA (old Publik Management) , paradigma 1 (1900-1937) dikotomi antara politik dan
administrasi publik, paradigma 2 (1938-1956) administrasi publik sebagai ilmu politik, paradigm 3 (1970-
sekarang) administrasi sebagai ilmu administrasi publik. Pada paradigm OPA administrasi publik dicirikan
dengan:

1. Politik harus memusatkan perhatian pada kebijakan publik atau ekspresi kehendak rakyat,
administrasi publik berkenaan dengan implementasinya.

2. Penyatuan ilmu administrasi publik dan ilmu politik.

3. Prinsip-prinsip management dikembangkan secara ilmiah dan mendalam. Prilaku organisasi,


analisis management, penerapan teknologi seperti metode kuantitatif, analisis system, operasional
research.

4. Administrasi publik dengan focus pada teori organisasi, teori management dan kebijakan publik
sedangkan lokusnya adalah kepentingan publik.

b). paradigma new publik management(NPM) = reinventing government yang melahirkan konsep
good governance atau entrepreneurial government (0sborne dan gaebler 1992) Paradigma ini ditandai dengan
beberapa prinsip yakni:

1. Pemerentah katalis yakni focus pemerentah pada pemberian pengarahan bukan pelaksana pelayanan publik,
pemerentah menyediakan beragam pelayanan publik dengan tidak terlibat secara langsung dengan proses
produksinya, pemerentah menetapkan kebijakan dan memberikan dana kepada badan pelaksana trimitra
dan menilai kinerjanya.

2. Pemerintah milik masyarakat dengan mengalihkan wewenang control yang dimilikinya kepada masyarakat,
masyarakat mengontrol pelayanan publik serta mampu menjadi masyarakat yang menolong dirinya sendiri
(community self-help).
3. Pemerintah yang kompetitif dengan menyuntikan semangat kompetisi dalam pemberian jasa dan pelayanan
publik.

4. Pemerentah yang digerakan oleh misi dengan mengubah organisasi yang digerakan oleh peraturan menjadi
organisasi yang digerakan oleh misi, pemerentah melakukan deregulasi internal, dengan tetap h koridor
legal

5. Pemerintah yang orentasi pada hasil , pemerentah lebih menekankan output dan outcomenya, pemerentah
harus berjiwa bisnis,

6. Pemerintah berorentasi pada pelanggan dengan memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi.

7. Pemerintah wirausaha: mampu menghasilkan dan tidak sekedar membelanjakan. Pada pemerentah
tradisional cendrung berpandangan bahwa mereka sedang mengerjakan pekerjaan dan karenanya tidak
pantas berbicara tentang upaya untuk menghasilkan pendapatan dari aktivitasnya. Banyak yang bisa
dilakukan untuk menghasilkan pendapatan dari proses penyedian pelayanan publik

8. Pemerintah antisipatif dengan berupaya mencegah daripada mengobati,

9. Pemerintah desentralisasi yaitu pemerentahan yang dari hirarki menuju partsipasi dan tim kerja, wewenang
diberikan kepada unit terdepan, hirarkhi dikurangi, visi dan misi diwujudkan bersama,tim kerja bebas
menentukan cara kerjanya untuk mencapai hasil terbaik

10. Pemerintah berorentasi pada mekanisme pasar bukan mekanisme administrative. Ada dua cara alokasi
sumber daya yaitu mekanisme pasar dengan system insentif bukan administrative yang menekankan
prosedur dan pemaksaan.

Konsep reinventing government muncul sebagai kritik atas kinerja pemerentah selama ini dan antisipasi atas
berbagai perubahan yang akan terjadi. Konsep ini menawarkan model pemerentahan baru di masa yang akan
datang. Konsep ini harus didukung oelh grand design dan road map yang jelas dalam membangun pemerentah
melalui rethingking government, redesign government, bureaucracy reengineering,rightsizitng, dan perbaikan
mekanisme reward dan punishment. Selain itu dimensi tranformasi cultural, structural dan instrumental harus
menjadi plot agenda pemerentah yang didukung political will dari pemimpin serta keseimbagan trimitra antara
masyarakat, pemerentah dan swasta.

c.) New publik service (NPS) : government is us, joined up thinking and joined up action (steward) citizen first
(Denhardt dan gray,1998). Paradigma NPS ini bercirikan:

1. Serve rather than steer

2. Seek the publik interest

3. Value citizenship over entrepreneurship

4. Think strategically, act democratically

5. Serve citizens, not customers

6. Recognize that accountability is not simple

7. Value people not just productivity

Dalam paradigma NPS orentasi pemerentah adalah komunitarianisme,citizen centric governace, pola citizen
centered collaborated publik management, mengedepankan publik sephere bukanya meminimalisir ruang partisipasi
masyarakat.

kesimpulan
Administrasi publik menjadi sentral utama dan legitimasi akan suatu Negara. Kegagalan Negara
merupakan kegagagalan pemerentah dalam menata administrasi publik yang produktf, propoor, projob dan
progrowth. Dalam suatu system pemerentahan, administrasi tidak boleh dinomorduakan tetapi admimistrasi publik
menjadi instrumental utama dalam menggerakan roda kehidupan bangsa dan Negara. Tumpang tindihnya system
administrasi telah menjadi ukuran peradaban dari Negara tersebut.

Pembaharuan administrasi publik menjadi keharusan, komitmen bersama, kelembagaan dan pemimpin.
faktor Pembaharuan administrasi publik karena adanya perubahan di lingkungan strategis nasional dan global,
kebutuhan melakukan perubahan dan pembaharuan, serta dinamika dan perkembangan dalam paradigma
pemerentahan. Di tengah hukum kecepatan (survival of the fittest), organisasi yang tidak dapat berubah akan
menderita kegagalan, global tidak hanya melahirkan kampung global (global village) tetapi penjajahan global (global
pillage). Organisasi birokrasi pemerentah hanya bertahan jika mampu menjawab tuntutan kebutuhan lokal, nasional
dan global serta adaptif akan perubahan.

Daftar pustaka

The Liang Gie, 1993. Pengertian, Kedudukan dan Perincian Administrasi. Yogyakarta: Direvisi Oleh Sutarto.
Liberty.

Waldo, Dwight. 1971. Pengantar Studi Administrasi Publik. Terjemahan, Cemerlang.

Henry, Nicholas. 1988. Administrasi Negara dan Masalah-Masalah Kenegaraan. Jakarta: Rajawali Pers.

Siagin, P Sondang. 2004. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Simon A., Herbert. 2004. Administrasi Behavior: prilaku administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Keban, Yeremias. 1995. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Gava Media.

Dimock & Dimock. 1993. Administrasi Negara. Jakarta: Erlangga

Osborne David dan Ted Gaebler. 1995. Mewirausahakan Birokrasi. Jakarta: PPM.

Denhardt, Janet V dan Denhardt Robert B. 2003. The new Public Service: serving, Not Steering. New York: M.E.
Sharepe, Inc.

Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja:falsafah Teori dan Penerapannya.Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Frederickson,H. George. 1984. Administrasi Negara Baru. Jakarta:LP3S.

Kencana I., Syafie. 1999. Ilmu administrasi Publik. Jakarta: Re.neka Cipta.

Pasolong, Harbani. 2010.Teori Administrasi publik. Bandung: Alfabeta.

You might also like