Professional Documents
Culture Documents
PROFESI AUDIT
C. LAPORAN AUDIT
1. Unsur-unsur laporan audit bentuk baku:
a. Judul laporan. Contoh: Laporan Auditor Independen
b. Alamat laporan audit
c. Paragraf pendahuluan
1) Membuat suatu pernyataan sederhana bahwaKAP telah melakukan
audit
2) Menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit termasuk tanggal
neraca serta periode akuntansi dari laporan laba rugi dan laporan arus
kas.
3) Menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab
manajemen dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan audit..
d. Paragraf scope.
1) Paragraf ini berisi pernyataan factual tentang apa yang dilakukan
auditor selama proses audit.
2) Menyatakan bahwa auditor melaksanakan audit berdasarkan
standar audit profesioanal akuntan pulik.
3) Menyatakan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material.
e. Paragraf pendapat
f. Nama KAP
g. Tanggal laporan audit
2. Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat) diterbitkan bila
kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi
a. Seluruh laporan keuangan yang meliputi neraca, laba rugi, laporan laba
ditahan, dan laporan arus kas lengkap
b. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam
penugasan audit tersebut
c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah
melaksanakan penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga
membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan
lapangan telah terpenuhi.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk
menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat
dalam laporan audit.
3. Empat kategori laporan audit
a. Wajar tanpa syarat: kelima kondisi yang dinyatakan dalam point 2 di atas
terpenuhi.
b. Wajar tanpa syarat dengan paragraph penjelasan atau dengan
modifikasi kalimat: Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil
yang memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan dengan wajar,
tetapi auditor merasa perlu memberikan informasi tambahan
c. Wajar dengan pengecualian: auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan
laporan keuangan memang telah disajikan dengan wajar, tetapi lingkup
audit telah dibatasi secara material atau terjadi penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
d. Tidak wajar (adverse) atau menolak memberikan pendapat
(disclaimer): Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak
disajikan secara wajar (adverse), auditor tidak dapat memberikan opininya
mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar
(disclaimer). Pendapat disclaimer dapat disebabkan dua hal yaitu
dibatasinya lingkup audit dan ketidakindependennya auditor.
4. Penyebab-penyebab utama ditambahkannya suatu paragraph penjelasan
atau modifikasi kalimat dalam laporan audit bentuk baku
a. Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum
b. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan
c. Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum
d. Penekanan pada suatu masalah
e. Laporan yang melibatkan auditor lainnya
5. Contoh perubaha yang dapat mempengaruhi konsistensi palaporan dan
memerlukan paragraph penjelasan
a. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan FIFO ke LIFO
b. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan suatu
perusahaan baru dalam lapran keuangan gabungan
c. Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip akuntansi, yaitu dengan
melakukan perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak diterima umum
pada prinsip akuntansi yang diterima secara umum, tern=masuk di
dalamnya perbaikan atas akibat dari kesalahan penggunaan prinsip
akuntansi.
6. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
a. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang
signifikan
b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh tempo
c. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak
dijamin oleh asuransi, atau masalah ketenagakerjaan yang tidak umum
d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa yang dapat
mengancam kemampuan operasional perusahaan
7. Materialitas memberikan suatu pertimbangan penting dalam menentikan jenis
laporan audit yang diterbitkan. Kesalahan penyajian laporan keuangan
dianggap material jika kesalahan penyajian tersebut dapat mempengaruhi
keputusan yang diambil oleh pengguna laporan keuangan.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN JENIS OPINI
Tingkat Pengaruhnya terhadap Keputusan Yang Dibuat oleh Pengguna Laporan
Jenis Opini
Materialitas
Tidak Wajar tanpa
Material Tidak mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pengguna laporan syarat
Material Mempengaruhi keputusan pengguna laporan hanya jika informasi yang Wajar dengan
salah
saji tersebut sangat penting bagi keputusan tertentu. Tetapi keseluruhan
lapo- Pengecualian
ran keuangan disajikan secara wajar
Sangat Sebagian besar atau seluruh keputusan yang dibuat oleh pengguna laporan Disclaimer/
Material sangat dipengaruhi oleh kesalahan penyajian tersebut Adverse
8. Aspek material
a. Perbandingan niali dollar pada suatu patokan tertentu
b. Terukur
c. Karakteristik item itu sendiri
D. ETIKA PROFESIONAL
1. Etika secara garis besar didefinisikan sebagai perangkat prinsip atau nilai
moral.
2. Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting karena pada
dasarnya berhubungan dengan hukum.
3. Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan
mengenai perilaku yang layak harus dibuat.
4. Rasionalisasi perilaku tindakan tidak etis:
a. Setiap orang melakukannya
b. Jika merupakan hal yang sah menurut hukum, hal itu etka
c. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya
5. Menyelesaikan dilemma etika:
a. .Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
b. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
c. Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi
oleh dilema
d. Menentukan alternatif yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan
dilema
e. Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif
f. Menetapkan tindakan yang tepat
6. Kebutuhan akan kepercayaan publik akan kualitas jasa yang diberikan
profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Bagi akuntan publik,
penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan atas kualitas
audit dan jasa lainnya karena pemakai tidak memiliki kompetensi dan waktu
untuk mengevaluasi pekerjaan akuntan publik. Akuntan publik mempunyai
hubungan profesional yang berbeda dengan profesional lain. Profesional lain
hanya bertanggung jawab kepada klien yang ditanganinya sedangkan
akuntan publik ditugaskan dan dibayar oleh yang mengeluarkan laporan
keuangan ( klien ) sedangkan yang mendapat manfaat dari audit adalah
pemakai laporan keuangan yang umumnya tidak pernah berhubungan
dengan auditor .
7. Kode Etik Profesi.
Merupakan ketentuan umum mengenai perilaku yang ideal atau peraturan
khusus yang menguraikan berbagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan .
Menurut AICPA kode etik profesi terdiri dari :
prinsip-prinsip : standar etika ideal yang dinyatakan dalam isy=tilah filosofi.
terdiri dari dua bagian utama yaitu enam prinsip yang harus dipatuhi oleh
semua anggota AICPA dan diskusi tentang enam prinsip tersebut. Adapun
keenam prinsip tersebut adalah tanggung jawab, kepentingan masyarakat,
integritas, objektivitas dan indepedensi, penampilan, lingkup dan sifat jasa .
peraturan perilaku: standar etika minimum yang dinyatakan sebagai
peraturan spesifik.
Interpretasi: bersifat teoritis, tetapi praktisi harus menyesuaikan
penyimpangannya.
kaidah etika, penjelasan dan jawaban yang diterbitkan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan peraturan perilaku yang diajukan oleh praktisi dan
lainnya.tidak merupakan keharusan tapi praktisi harus memahaminya.
8. Peraturan 101- Independensi.
Anggota dalam praktek publik harus bersikap independen dalam
melaksanakan jasa profesionalnya seperti disyaratkan menurut standar yang
disusun oleh lembaga-lembaga yang dibentuk oleh dewan .
Beberapa konflik independensi yang biasa timbul :
1. Kepentingan keuangan .
Peraturan ini berlaku bagi partner atau pemegang saham tetapi untuk
non partner berlaku jika mereka terlibat dalam penugasan .
Berlaku bagi Pemilikan langsung dan untuk pemilikan tidak langsung jika
jumlahnya material .
Materialitas harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan
kekayaan pribadi anggota dan penghasilannya.
Interpretasi dari independensi adalah sebagai berikut :
pinjaman antara KAP dengan klien dilarang kecuali jumlahnya kecil,
hipotek rumah, atau pinjaman tanpa agunan .
Kepentingan keuangan pada hubungan saudara dilarang kecuali kontak
jarang terjadi atau letaknya yang terpisah secara geografis .
Hubungan investor atau investee bersama dengan klien dilarang kecuali
jumlahnya maksimal 5 % dari total aktiva .
Mantan partner atau pemegang saham boleh mengadakan hubungan
dengan klien
Tidak diperkenankan seorang anggota menjadi direktur atau pengurus
perusahaan klien kecuali untuk organisasi nirlaba atau sepanjang
profesinya bersifat kehormatan.
Tuntutan antara sebuah KAP dengan kliennya dilarang
Jasa pembukuan dan audit untuk klien yang sama oleh sebuah KAP
diijinkan dengan syarat :
1. Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan
keuangan .
2. Akuntan publik tidak berperan sebagai pegawai atau manajemen
perusahaan
3. Dalam pemeriksaan harus sesuai dengan standar auditing yang
berlaku umum
Honor audit tidak boleh dibayar oleh manajemen kecuali auditor
pemerintah atau komite audit
9. Peraturan 102- Integritas dan Obyektifitas
Auditor harus mempertahankan integritas dan obyektifitas dan bebas dari
perbedaan kepentingan dan tidak dengan sengaja salah mengemukakan
fakta-fakta atau mendelegasikan pertimbangan-pertimbangannya pada orang
lain .
10. Peraturan 201 - standar umum
Anggota harus mentaati standar -standar berikut dan interpretasinya yaitu :
kompetensi profesional, kepedulian profesional, perencanaan dan
pengwasan, dan data relevan yang mencukupi.
11. Peraturan 202- Ketaatan pada standar
Anggota yang melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi, bantuan
manajemen, perpajakan , atau jasa profesional lainnya harus taat pada
standar yang diumumkan oleh lembaga yang ditetapkan dewan .
12. Peraturan 203- Prinsip Akuntansi
Anggota tidak dibenarkan menyatakan laporan keuangan tidak menyimpang
dari GAAP atau menyatakan tidak mengetahui setiap modifikasi yang
material jika laporan keuangan menyimpang dari prinsip akuntansi ditetapkan
oleh badan perumus yang ditunjuk dewan. Dan kalau ada penyimpangan
atau yang dapat menyebabkan penyimpangan maka dia harus menjelaskan
mengenai penyimpangan tersebut, akibatnya , alasan mengapa menyatakan
penyimpangan.
13. Peraturan 301-Kerahasiaan
Anggota dalam praktek publik tidak dibenarkan mengungkapkan semua
informasi rahasia klien tanpa ijin khusus dari klien .
Terdapat empat pengecualian yang berkaitan dengan tanggung jawab yang
lebih penting dari sekedar mempertahankan hubungan rahasia dengan klien
yaitu :
1. Kewajiban sehubungan dengan standar teknis
2. Dakwaan pengadilan
3. Penelaahan sejawat
4. Tanggapan kepada divisi etik.
14. Peraturan 302- Honor bersyarat
Anggota dalam praktek publik tidak boleh membuat honor bersyarat untuk
setiap jasa profesional atau menerima ongkos dari klien yang anggota
perusahaannya juga melakukan; audit atau penelaahan, kompilasi,
Pemeriksaan prospektif .
15. Peraturan 501- tindakan tercela
Anggota tidak akan melakukan tindakan yang mendatangkan aib bagi
profesinya .
Interpretasi dari tindakan yang mendatangkan aib diatas adalah sebagai
berikut :
1. Menahan catatan klien setelah mereka meminta
2. Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin
dan lainnya
3. Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang prosedurnya lain dari
GAAS , auditor tidak mengikuti keduanya kecuali dinyatakan dan beserta
alasannya pada laporan
16. Peraturan 502- Periklanan dan Penawaran
Anggota tidak dibenarkan melakukan periklanan dan penawaran yang
bersifat mendustai, menyesatkan dan menipu. Dan penawaran yang
menggunakan pemaksaan, desakan yang berlebihan, dan hasutan dilarang .
17.Peraturan 503 -A. Komisi yang dilarang
Anggota tidak diperkenankan merekomendasi atau mereferensi produk atau
jasa yang pihak lain bagi klien atau yang disediakan oleh klien demi untuk
memperoleh komisi atau menerima komisi , apakah anggota atau
perusahaan anggota juga memberikan jasa kepada klien untuk audit atau
penelaahan, kompilasi, pemeriksaan prospektif .
18.Peraturan 503 -B. Pengungkapan komisi yang diijinkan
Anggota diijinkan untuk memberikan jasa dengan menerima komisi dan
harus mengungkapkan kepada siapa merekomendasikannya.
19.Peraturan 505- Bentuk dan Nama praktek
Anggota dapat membuka praktek dalam bentuk perusahaan perorangan,
persekutuan, atau perseroan profesional sesuai dengan ketentuan dewan
dan tidak diperkenankan membuka praktek dengan nama yang menyesatkan
dan tidak boleh menyebut dirinya sebagai “AICPA” kecuali semua partner dan
pemegang sahamnya anggota dari lembaga tersebut .
E. KEWAJIBAN HUKUM
1. Para professional audit mempunyai tanggung jawab hukum untuk memenuhi
apa yang telah dicantumkan dalam kontrak dengan klien. .
2. Penyebab utama tuntutan hukum terhadap KAP adalah kurangnya
pemahaman pemakai laporan keuangan tentang perbedaan antara
kesalahan usaha, kesalahan audit, dan risiko audit
a. Kesalahan usaha, terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar
kewajibannya atau tidak dapat memenuhi harapan para pemegang saham
karena keadaan ekonomi atau keadaan usaha. .
b. Kesalahan audit, terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat yang salah
karena gagal memenuhi syarat - syarat GAAS .
c. Risiko audit, terjadi jika auditor menyimpulkan laporan keuangan secara
wajar sedangkan kenyataannya laporan tersebut salah saji material .
6. Konsep kehati-hatian (prudent person) menjelaskan bahwa auditor hanya
menjamin itikad baik dan integritas dan bertanggung jawab atas
kecerobohan, itikad buruk dan ketidak jujuran dan auditor terbebas dari
kerugian akibat kekeliruan dalam pertimbangan.
7. Empat sumber kewajiban hukum auditor:
a. Kewajiban kepada klien
Kewajiban terhadap klien timbul karena kegagalan untuk melaksanakan
tugas audit sesuai waktu yang disepakati , pembatalan dari suatu proses
audit yang tidak bertanggung jawab, gagal menemukan kecurangan, dan
pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik .
Apabila terdapat tuntutan auditor dapat mengajukan pembelaan yaitu :
1. Tidak adanya kewajiban melaksanakan pelayanan, dalam hal ini tidak
dinyatakan dalam klausul .
2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja, KAP mengklaim telah
mengikuti GAAS .
3. Kelalaian kontribusi terjadi jika tindakan klien yang menyebabkan
kerugian menjadi dasar bagi kerugian atau mempengaruhi audit
sehingga auditor tidak bisa menemukan sebab dari kerugian yang
terjadi.
4. Ketiadaan hubungan timbal balik, antara pelanggaran auditor terhadap
standar kesungguhan dengan kerugian yang dialami klien
8. Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut Common Law
Pihak ketiga yang terdiri dari pemegang saham, calon pemegang saham,
pemasok, bankir dan kreditor lain, karyawan, dan pelanggan. Konsep
kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Doktrin ultramares, Kewajiban hukum dapat timbul jika pihak ketiga
merupakan primary beneficiary atau orang yang harus diberikan informasi
audit
b. Pemakai yang dapat diketahui sebelumnya, orang yang mengandalkan
keputusannya pada laporan keuangan .
c. Foreseeable user’s, pemakai yang dapat diketahui lebih dahulu
mempunyai hak yang sama dengan pemakai laporan keuagan yang
mepunyai hubungan kontrak
9. Kewajiban perdata menurut hukum sekuritas federal
a. Securities Act tahun 1933 tentang sekuritas menyangkut persyaratan
pelaporan untuk perusahaan yang mengeluarkan efek-efek baru. Menurut
ketentuan ini, auditor dapat digugat terhadap kesalahn pernyataan yang
material atau penghilangan dalam laporan keuangan yang diaudit, lalai
atau menipu dalam pelaksanaan audit.
b. Securities Exchange Act tahun 1934. Kewajiban auditor menurut
ketentuan ini seringkali berpusat pada laporan keuangan yang sudah
diaudit yang diterbitkan keluar dalam laporan tahunan atau diajukan
kepada SEC.
a. Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act 1970, peraturan ini
ditujukan untuk kriminalitas yang melanda perusahaan. Namun, kalangan
bisnis seperti auditor sering dituntut berdasarkan peraturan ini .
c. Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977 melarang pemberian uang suap
kepada pejabat di luar negeri untuk mendapatkan pengaruh dan
mempertahankan hubungan usaha
10. Kewajiban kriminal
Uniform Securities Acts, Securuties Acts 1933 dan 1934, Federal Mail Fraud
Statute dan Federal False Statement Statute menyebutkan bahwa menipu
orang lain dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan yang palsu adalah
perbuatan kriminal .
11. Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum
AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan
beberapa aktivitas khusus berikut.
a. Riset dalam auditing
b. Penetapan standar dan aturan.
c. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor
d. Menetapka persyaratan penelaahan sejawat .
e. Melawan tuntutan hukum
f. Pendidikan bagi pemakai laporan
g. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas
h. Perundingan untuk perubahan hukum .
12. Akuntan public dapat mengambil beberapa langkah berikut untuk
menghindari sanksi hukum
a. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas
b. Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi
dengan pantas
c. Mengikuti standar profesi
d. Mempertahankan independensi
e. Memahami usaha klien
f. Melaksanakan audit yang bermutu
g. Mendokumentasika pekerjaan secara memadai
h. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan
i. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia
j. Perlunya asuransi yang memadai; dan
k. Mencari bantuan hukum
BAGIAN II
PROSES AUDIT
IR X CR
7. Risiko Pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akan adanya salah saji
dalam segmen audit yang melewati batas toleransi, yang tidak terdeteksi atau
tercegah oleh struktur pengendalian intern klien.
Risiko pengendalian dipengaruhi efektivitas pengendalian intern dan pemahaman
auditor atas struktur pengendalian intern.
8. Risiko Audit yang dapat Diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk
menerima bahwa laporan keuangan salah saji material walaupun audit telah selesai
dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah diberikan
9. Mengubah Risiko Usaha atas Risiko Audit yang Dapat Diterima Karena Usaha
Risiko Usaha adalah tingkat risiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan
menderita kerugian yang diakibatkan hubungannya dengan klien, walaupun laporan
audit yang diberikannya sudah pantas. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat
ketergantungan pemakai pada laporan keuangan dan kemungkinan akan adanya
kesulitan keuangan klien yang timbul setelah laporan audit diterbitkan.
BAGIAN III
PENERAPAN PROSES AUDIT PADA PENJUALAN
DAN SIKLUS PENAGIHANNYA
K. AUDIT SIKLUS PENJALAN DAN PENAGIHAN; TES PENGAWASAN
DAN TES SUBSTANTIF
1. Tujuan menyeluruh adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang
dipengaruhi oleh siklus ini telah disajikan secara wajar sesuai standar akuntansi
yang berlaku umum .
2. Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah siklus yang meliputi keputusan dan
proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang
telah tersedia untuk dijual kepada pelanggan, dimulai dengan permintaan oleh
pelanggan dan berakhir dengan perubahan barang/jasa menjadi piutang usaha dan
menjadi kas.
3,
Golongan
Account terkait Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan
Transaksi
Penjualan Penjualan Pemrosesan Order pelanggan,
Piutang Usaha order pelanggan order penjualan, order
Persetujuan pelanggan atau order
penjualan kredit penjualan, dokumen
Pengiriman pengiriman, faktur
barang penjualan, jurnal
3. Pengujian terinci yang terpenting yang dilakukan dalam pengujian accounts receivable adalah
konfirmasi.
a) Accounts receivable ditambahkan dengan benar dan sesuai dengan master file dan
buku besar
b) Accounts receivable yang tercatat benar-benar ada
c) Accounts receivable seluruhnya tercata
d) Accounts receivable dicatat dengan akurat
e) Accounts receivable diklasifikasikan dengan layak
f) Pisah batas telah tepat
g) Accounts receivable dicatat pada realizable value
h) Klien berhak atas Accounts receivable
i) Accounts receivable telah disajikan dan diungkapkan dengan layak
7. Ketidaksesuaian konfirmasi dapat terjadi karena pembayaran telah dilakukan tapi klien belum
menerimanya untuk dicatat, barang belum diterima, barang telah dikembalikan, dan
kekeliruan klerikan dan jumlah yang diperselisihkan
2. Langkah-langkah yang diambil dalam metode sampling atas monetary unit (SMU) :
a) Merencanakan sampel.
1) Menyatakan tujuan pengujian.
2) Menetapkan kondisi salah saji.
3) Menetapkan populasi.
4) Menetapkan unit sampling, dalam dollar atau unit lain.
5) Menentukan salah saji yang dapat diterima.
6) Menentukan resiko yang dapat diterima dari kesalahan penerimaan (ARIA).
Penentuannya dipengaruhi oleh control risk, acceptable audit risk, dan substantive
test.
7) Mengestimasikan tingkat pengecualian dari populasi.
8) Menentukan jumlah sampel awal. Penentuan sampel dipengaruhi oleh materialitas,
asumsi rata-rata kesalahan atas salah saji populasi, ARIA, nilai buku populasi, tingkat
perkecualian populasi, dan hbubungan dengan model resiko audit.
b) Memilih sampel dan melaksanakan pengujian.
1) Memilih sampel. Dapat dilakukan dengan cara random dan sistematis, yakni dengan
random sederhana, sestematis, atau dengan komputerisasi.
2) Melaksanakan prosedur audit.
c) Mengevaluasi hasil pengujian.
1) Menggeneralisasikan dari sampel ke populasi. Terdapat empat aspek yang harus
diperhatikan dalam metode MUS :
a) Tabel atribut sampling harus digunakan.
b) Hasil atribut tersebut harus dikonversikan ke dollar / rupiah.
c) Harus dibuat asumsi persentase salah saji atas setiap item yang mengandung salah
saji.
d) Hasil statistik MUS digunakan sebagai error bounds.
2) Menganalisa perkecualian.
3) Memutuskan penerimaan terhadap populasi. Apabila populasi tersebut ditolak, dapat
dilakukan beberapa langkah lanjutan yakni dengan meningkatkan pengujian terhadap
area tertentu, menambah jumlah sampel, membuat jurnal penyesuaian terhadap
perkiraan bersangkutan, meminta klien membetulkan lebih dahulu populasinya, atau
bahkan memberikan pendapat selain unqualified.
3. Kelebihan SMU
a) Secara otomatis memilih nilai rupiah yang lebih tinggi untuk di-sampling.
b) Mengurangi pengulangan pengujian atas sampel yang sama sehingga mengurangi biaya.
c) Penerapannya cukup mudah.
d) Memberikan kesimpulan statistik dalam nilai rupiah.
4. kekurangan SMU
a) Total error bound yang dihasilkan mungkin terlalu tinggi.
b) Dalam populasi yang besar, diperlukan bantuan komputer untuk pemilihan sampel.
BAGIAN IV
APILKASI DARI PROSES AUDIT KE SILUS
LAINNYA
O. AUDIT ATAS SIKLUS PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN
1. Siklus ini penting karena
a. Gaji, upah, dan PPh pegawai merupakan komponen utama pada kebanyakan perusahaan.
b. Beban tenaga kerja menjadi pertimbangan penting dalam penilaian persediaan.
c. Penggajian merupakan bidang yang banyak menimbulkan pemborosan karena inefisiensi
atau fraud.
c. Pembayaran Gaji :
1) Cek Gaji ( payroll check ), untuk mencegah transaksi pembayaran gaji yang tidak
diotorisasi.
Pengendalian internal: pembatasan otorisasi penandatanganan cek oleh orang yang tidak
mempunyai akses terhadap pengedalian waktu atau penyiapan gaji, distribusi gaji oleh
orang yang tidak terlibat fungsi lain, penyetoran kembali gaji yang tdak diambil.
6. Pengendalian Intern, Pengujian atas Pengendalian , dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian atas transaksi dilaksanakan untuk memverfikasi saldo dalam siklus penggajian dan
kepegawaian.
Pengujian atas pengendalian dilaksanakan apabila tidak ada bahan bukti dari pihak ketiga
yang independen.
Aspek siklus penggajian dan kepegawaian dan pengujian atas transaksi terkait , yang tidak
terdapat pada bab sebelumnya :
a. Penyiapan Surat Pemberitahuan Pajak.
b. Pembayaran pajak penggajian yang dipotong dan pemotongan lain dengan tepat waktu.
9.
PROSEDUR ANALITIS UNTUK PENGGAJIAN DAN KEPEGAWAIAN
Prosedur analitis Kekeliruan yang mungkin
Bandingkan saldo perkiraan beban gaji Salah saji akun beban gaji.
dengan tahun lalu ( disesuaikan untuk
peningkatan tingkat upah dan peningkatan
volume ).
Bandingkan tenaga kerja langsung sebagai Salah saji dari tenaga kerja langsung
persentase dari penjualan dengan tahun
lalu.
Bandingkan beban komisi sebagai Salah saji dalam beban komisi.
persentase dari penjualan dengan tahun
lalu.
Bandingkan beban pajak ditanggung Salah saji dalam beban pajak
perusahaan sebagai persentase dari gaji ditanggung perusahaan.
dengan tahun lalu (disesuaikan untuk
perubahan dalam tarif pajak)
Bandingkan akun hutang pajak penghasilan Salah saji dalam hutang pajak
pegawai dengan tahun lalu. penghasilan pegawai.
10. Langkah-langkah dalam merancang pengujian terinci atas saldo utuk kewajiban penggajian:
a. Tentukan materialitas dan tetapkan resiko audit yang dapat diterima serta risiko bawaan
untuk akun kewajiban penggajian.
b. Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penggajian dan kepegawaian.
c. Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi
dan prosedur analitis untuk siklus penggajian dan kepegawaian.
d. Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk untuk saldo akun kewajiban penggajian.
e. Rancang pengujian terinci atas saldo akun penggajian untuk memenuhi tujuan spesifik
audit yang meliputi prosedur audit, ukuran sampel, pos/unsur yang dipilih, dan saat
pelaksanaan.
3. Berkas induk persediaan perpetual merupakan catatan yang memuat informasi mengenai
jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual, dan yang tersimpan atau informasi mengenai biaya
per unit.
5. Pengendalian Akuntansi Biaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan persediaan fisik dan
biaya yang terkait dari titik dimana bahan baku diminta pengorderannya sampai titik dimana
barang jadi selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang.
Pengendalian ini dibagi dua kategori:
a. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
1) Penggunaan gudang yang terpisah dengan akses yang terbatas
2) Penugasan pegawai tertentu
3) Dokumen prenumbered untuk otorisasi pemindahan persediaan
4) Berkas induk persediaan perpetual
b. Pengendalian atas biaya yang berkaitan.
1) Catatan biaya yang memadai.
6. Pengujian atas Akuntansi Biaya.
Dalam mengaudit akuntansi biaya auditor berkepentingan dengan empat aspek:
a. Pengendalian fisik
Pengujian dibatasi pada pengamatan dan tanya jawab. Diamati apakah gudang dikunci
dan ditangani oleh pegawai yang kompeten.
b. Dokumen dan catatan pemindahan persediaan.
Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah pemindahan yang
dicata benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah diskripsi dan tanggal
transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami internal control, kemudian
pengujian melalui pemeriksaan terhadap catatan dan dokumen dilakukan.
c. Berkas induk persediaan perpetual.
Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik atau
mengubah sat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen, yaitu dokumen
untuk verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan persediaan bahan dan
peningkatan barang jadi, pengurangan persediaan barang jadi.
d. Catatan biaya per unit.
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi
dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk.
Auditor harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari
pengujian terhadap perolehan, penjualan dan penggajian. Pengalokasian overhead juga
harus dievaluasi.
4. Wesel bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditor yang mungkin dijamin oleh akiva
maupun sama sekali tidak dijamin
e. Prosedur analitis
Prosedur analitis disini esensial karena pengujian terinci atas beban bunga dan bunga
terutang sering kali dieliminasi saat hasilnya menguntungkan. Contoh prosedur analitis untuk
wesel bayar dan perkiraan bunga:
1) Hitung kembali taksiran beban bunga dn basis tingkat bunga rata-rata dan wesel bayar
bulanan keseluruhan
2) Bandingkan wesel bayar outstanding dengan than sebelumnya
3) Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga dan bunga terutang dengan tahun
sebelumnya
f. Pengujian terinci atas saldo
Langkah awal adalah penggunaan skedul wesel bayar dan bunga terutang yang diperoleh dari
klien. Skedul wesel bayar digunakan sebagai kerangka acuan prosedur pengujian terinci atas
saldo.
5. MODAL PEMILIK
a. Tujuan Audit, menentukan apakah :
1) Struktur pengendalian intern terhadap modal dan dividen yang berkaitan mencukupi
2) Transaksi-transaksi modal telah dicatat sesuai dengan tujuan pengendalian ntern
3) Saldo-saldo modal pemilik telah dilaporkan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan
pengujian terinci atas saldo (kepemilikan tidak layak diterapkan)
b. Pengendalian Intern
Beberapa pengendalian intern penting yang diutamakan oleh auditor:
1) Otorisasi yang pantas atas transaksi
2) Petugas dari agen pemindahan saham yang independen
3) Pencatatan yang pantas dan pembagian tugas
b. Transaksi saham yang pentas telah diotorisasi dan dinilai dengan pantas
Kebenaran nilai transaksi saham yang dilakukan secara tunai dapat diverifikasi dengan:
1) meminta konfirmasi tentang jumlahnya kepada agen pemindah saham dan menelusuri
jumlah transaksi saham yang ada ke dlam pemerimaan uang.
2) memeriksa jumlah yang dikredit ke dalam modal saham dan agio saham adalah benar
dengan melihat kembali pada akte perusahaan, apakah sesuai dengan nilai pari atau nilai
modal saham yang ditetapkan.
2. Kecurangan/penyelewengan kas
a. Lapping, yaitu proses penggelapan kas oleh pemegang kas dengan melakukan pinjaman
tanpa persetujuan pejabat ybs dengan mengundur pencatatan penerimaan kas
Unsur:
1) penerimaan kas tidak dicatat
2) penerimaan yang tidak dicatat diambil pemegang kas
3) gali lubang tutup lubang diisi kembali setelah ada penerimaan berikutnya
b. Kitting, bentuk window dressing dengan tujuan menutup kekurangan kas
cara: menarik cek dari rekening perusahaan pada suatu bank sebelum terjadi kliring, dan
menyetorkannya ke bank lain, biasa dilakukan akhir bulan. kedua rekening menunjukkan
saldo yang lebih besar.
5. PENGENDALIAN INTERNAL
a. Pengendalian atas siklus transaksi yang mempengaruhi penerimaan dan pengeluran kas
b. Rekonsiliasi bank yang independen
6. PROSEDUR ANALITIS
a. Membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek-cek yang
masih beredar, dan pos-pos rekonsiliasi lainnya dengan tahun sebelumnya.
b. Membandingkan saldo kas dengan bulan sebelumnya
BAGIAN V
MENYELESAIKAN AUDIT
S. MENYELESAIKAN AUDIT
1. Kewajiban bersyarat adalah kemungkinan potensi kewajiban di masa mendatang kepada
pihak ketiga untuk jumlah yang tidak diketahui sebagai akibat aktivitas yang telah terjadi.
Kondisi yang menyebabkan adanya kewajiban bersyarat :
a. Terdapat kemungkinan pembayaran dimasa datang kepada pihak ketiga akibat kondisi
saat ini
b. Terdapat ketidakpastian atas jumlah pembayaran di masa datang
c. Hasilnya akan ditentukan oleh peristiwa di masa datang
5. Prosedur utama untuk mengungkapkan kewajiban bersyarat adalah surat konfirmasi dari
penasehat hukum klien yang memberitahukan auditor atas perkara yang tertunda atau
informasi lain yang melibatkan penasehat hukum yang relevan kepada pengungkapan
laporan keuangan. Sifat dari penolakan pengacara untuk memberitahukan auditor
informasi lengkap mengenai kewajiban hukum dibagi menjadi dua kategori :
a. Penolakan akibat tidak adanya pengetahuan mengenai hal yang melibatkan kewajiban
bersyarat
b. Penolakan untuk mengungkapkan informasi karena dipertimbangkan sebagai informasi
yang rahasia
6. Pengacara menolak menyediakan informasi kepada auditor mengenai tuntutan yang secara
material ada (asserted claims) atau unasserted claims, laporan audit harus dimodifikasi untuk
mencerminkan tidak tersedianya bahan bukti. Surat konfirmasi standar dari pengacara harus
mencakup informasi :
a. Daftar perkara tertunda yang material,klaim,atau penetapan yang telah melibatkan
pengacara
b. Daftar klaim material yang belum didaftarkan dan taksirannya
c. Permintaan informasi mengenai perkembangan masing-masing klaim, kemungkinan
hasil yang tidak menguntungkan dan estimasi jumlah potensi kerugian
d. Permintaan pernyataan bahwa daftar klien telah lengkap
e. Pernyataan tangungjawab pengacara untuk memberitahukan manajemen apabila
dalam pertimbangan pengacara terdapat masalah hukum yang memerlukan
pengungkapan dalam laporan keuangan
f. Permintaan identifikasi dan menguraikan alasan atas adanya pembatasan jawaban
pengacara.
7. Auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban bersyarat maka harus mengevaluasi
signifikansi dari potensi kewajiban dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan
keuangan.
8. Auditor mempunyai tanggungjawab untuk menelaah transaksi dan peristiwa yang terjadi
setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah terjadi sesuatu yang mempengaruhi
penilaian atau pengungkapan atas laporan keuangan yang diaudit. Tanggungjawab auditor
dibatasi untuk periode yang diawali tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan audit.