You are on page 1of 22

JAMAAH TABLIGH

Sejarah Tabligh
Jama’ah Tabligh didirikan pada akhir dekade 1920-an oleh Maulana Muhammad Ilyas
Kandhalawi di Mewat, sebuah provinsi diIndia. Nama Jama'ah Tabligh hanyalah
merupakan sebutan bagi mereka yang sering menyampaikan, sebenarnya usaha ini tidak
mempunyai nama tetapi cukup Islam saja tidak ada yang lain. Bahkan Muhammad Ilyas
mengatakan seandainya aku harus memberikan nama pada usaha ini maka akan aku beri
nama "gerakan iman". Ilham untuk mengabdikan hidupnya total hanya untuk Islam
terjadi ketika Maulana Ilyas melangsungkan Ibadah Haji kedua-nya di Hijaz pada
tahun1926.[3]Maulana Ilyas menyerukan slogannya, ‘Aye Musalmano! Musalman bano’
(dalam bahasa Urdu), yang artinya ‘Wahai umat muslim! Jadilah muslim yang kaffah
(menunaikan semua rukun dan syari’ah seperti yang dicontohkan Rasulullah)’. Tabligh
resminya bukan merupakan kelompok atau ikatan, tapi gerakan muslim untuk menjadi
muslim yang menjalankan agamanya, dan hanya satu-satunya gerakan Islam yang tidak
memandang asal-usul mahdzab atau aliran pengikutnya.

Dalam waktu kurang dari dua dekade, Jamaah Tabligh berhasil berjalan di Asia Selatan.
Dengan dipimpin oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Ilyas sebagai amir/pimpinan yang
kedua, gerakan ini mulai mengembangkan aktivitasnya pada tahun 1946, dan dalam
waktu 20 tahun, penyebarannya telah mencapai Asia Barat Daya dan Asia Tenggara,
Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Sekali terbentuk dalam suatu negara, Jamaah Tablih
mulai membaur dengan masyarakat lokal. Meskipun negara barat pertama yang berhasil
dijangkau Tabligh adalah Amerika Serikat, tapi fokus utama mereka adalah di Britania
Raya, mengacu kepada populasi padat orang Asia Selatan disana yang tiba pada tahun
1960-an dan 1970-an.[2]

Jamaah ini mengklaim mereka tidak menerima donasi dana dari manapun untuk
menjalankan aktivitasnya. Biaya operasional Tabligh dibiayai sendiri oleh pengikutnya.

Tahun 1978, Liga Muslim Dunia mensubsidi pembangunan Masjid Tabligh di Dewsbury,
Inggris, yang kemudian menjadi markas besar Jama’ah Tabligh di Eropa. Pimpinan
mereka disebut Amir atau Zamidaar atau Zumindaar.

Ada yang mengatakan bahwa jamaah tabligh adalah penganut khurafat karna katanya
kuburan maulana Ilyas di Nizamudin di tawafkan padahal di Nizamudin ada dua masjid
yang pertama adalah masjid suatu kelompok yang di dalammya ada kuburan dan yang
kedua adalah masjid yang didalamnya jangankan kuburan bahkan tulisan pun bersih dan
telah dijadikan pusat penyebaran usaha da'wah Rasulullah Muhammad SAW yang
sekarang telah menyebar ke seluruh dunia.

Usaha ini telah merubah banyak kalangan mulai dari orang miskin, kaya, pemulung,
pejabat, polisi, tentara, bahkan preman dan pembunuh bayaran.
[sunting] Pengikut dari kalangan selebritis
Banyak terdapat pengikut Tabligh dari kalangan orang-orang penting dan Ternama. Di
Kalangan politisi, ada mantan Presiden Pakistan Rafiq Tarar, Menteri kepala Sindh Dr.
Arbab Ghulam Rahim, mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, dan mantan
Jendral Pakistan Javed Nasir secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Tabligh. Di
kalangan olahragawan, ada Shahid Afridi, Saqlain Mushtaq, Mushtaq Ahmed,
Mohammad Yousuf, Inzamam-ul-Haq dan Saeed Anwar. Penyanyi terkenal seperti
Junaid Jamshed dan Abrar-ul-Haq juga aktif dalam gerakan dakwah revolusi Islam ini.
Politisi Ijaz-ul-Haq (anak dari Jendral Zia-ul-Haq) have juga terlihat beberapa kali
bersama Jamaah Tabligh.

Di Indonesia, Tabligh juga telah menyentuh hati Sakti, personil band Sheila on 7. Pada
tahun 2006, dia telah keluar selama empat bulan ke Markas International Tabligh di
Nizzamudin, New Delhi, India. Dia telah berhenti bermusik, dan memilih menjalankan
amalan amalan maqami dan amalan intiqali dengan sangat intensif.

[sunting] Aktivitas Dakwah


Markas internasional pusat tabligh adalah di Nizzamudin, India. Kemudian setiap negara
juga mempunyai markas pusat nasional, dari markas pusat dibagi markas-markas
regional/daerah yang dipimpin oleh seorang Shura. Kemudian dibagi lagi menjadi ratusan
markas kecil yang disebut Halaqah. Kegiatan di Halaqah adalah musyawarah mingguan,
dan sebulan sekali mereka khuruj selama tiga hari. Khuruj adalah meluangkan waktu
untuk secara total berdakwah, yang biasanya dari masjid ke masjid dan dipimpin oleh
seorang Amir. Orang yang khuruj tidak boleh meninggalkan masjid tanpa seizin Amir
khuruj. Tapi para karyawan diperbolehkan tetap bekerja, dan langsung mengikuti
kegiatan sepulang kerja.

Sewaktu khuruj, kegiatan diisi dengan ta'lim (membaca hadits atau kisah sahabat,
biasanya dari kitab Fadhail Amal karya Maulana Zakaria), jaulah (mengunjungi rumah-
rumah di sekitar masjid tempat khuruj dengan tujuan mengajak kembali pada Islam yang
kaffah), bayan, mudzakarah (menghafal) 6 sifat sahabat, karkuzari (memberi laporan
harian pada amir), dan musyawarah. Selama masa khuruj, mereka tidur di masjid.

Aktivitas Markas Regional adalah sama, khuruj, namun biasanya hanya menangani
khuruj dalam jangka waktu 40 hari atau 4 bulan saja. Selain itu mereka juga mengadakan
malam Ijtima' (berkumpul), dimana dalam Ijtima' akan diisi dengan Bayan (ceramah
agama) oleh para ulama atau tamu dari luar negeri yang sedang khuruj disana, dan juga
ta'lim wa ta'alum.

Setahun sekali, digelar Ijtima' umum di markas nasional pusat, yang biasanya dihadiri
oleh puluhan ribu umat muslim dari seluruh pelosok daerah. Bagi umat muslim yang
mampu, mereka diharapkan untuk khuruj ke poros markas pusat (India-Pakistan-
Bangladesh/IPB) untuk melihat suasana keagamaan yang kuat yang mempertebal iman
mereka.

[sunting] Asas 6 Sifat


1. Yakin terhadap kalimat Thoyyibah Laa ilaaha ilallah Muhammadur rasulullah.

• Artinya: Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah.
• Laa ilaaha ilallah
o Maksudnya: Mengeluarkan keyakinan pada makhluk dari dalam hati dan
memasukkan keyakinan hanya kepada Allah di dalam hati.
o cara mendapatkannya:
 dakwahkan pentingnya iman
 latihan dengan membentuk halakah iman
 berdoa kepada Allah agar diberi hakikat iman.

• Muhammadar rasulullah
o Maksudnya: Mengakui bahwa satu-satunya jalan hidup untuk
mendapatkan kejayaan dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti cara
hidup Rasulullah s.a.w.
o cara mendapatkannya:
 dakwahkan pentingnya sunnah rasulullah
 latihan dengan menghidupkan sunnah 1x24 jam setiap hari
 berdoa kepada Allah agar dapat mengikuti sunnah rasulullah.

2. Salat khusyu' dan khudu'.

• Artinya: Salat dengan konsentrasi batin dan rendah diri dengan mengikuti cara
yang dicontohkan Rasulullah.
• Maksudnya: Membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah dalam salat kedalam
kehidupan sehari-hari.
• cara mendapatkannya:
o dakwahkan pentingnya salat khusyu' wal khudu'
o latihan dengan memperbaiki zhahir dan bathinnya salat mulai dari wudhu,
ruku', gerakan serta bacaan2 dalam salat
o berdoa kepada Allah agar diberi hakikat salat khusyu' dan khudu'.

3. Ilmu ma'adz dzikr

• Ilmu
o Artinya: Semua petunjuk yang datang dari Allah melalui Baginda
Rasulullah.
• Dzikir
o Artinya: Mengingat Allah sebagaimana Agungnya Allah.
o Maksudnya Ilmu ma'adz dzikr:
Melaksanakan perintah Allah dalam setiap saat dan keadaan dengan menghadirkan ke-
Agungan Allah mengikuti cara Rasulullah.

4. Ikramul Muslimin

• Artinya: Memuliakan sesama Muslim.


• Maksudnya: Menunaikan kewajiban pada sesama muslim tanpa menuntut hak kita
ditunaikannya.
• cara mendapatkannya:
o dakwahkan pentingnya ikramul muslimin
o latihan dengan memberi salam kepada orang yang dikenal maupun yang
tidak dikenal menghormati yang tua, menghargai yang sesama,
menyayangi yang muda.
o berdoa kepada Allah agar diberi hakikat ikrakul muslimin.

5. Tashihun Niyah

• Artinya:

Membersihkan niat.

• Maksudnya:

Membersihkan niat dalam beramal, semata-mata karena Allah.

• cara mendapatkannya:
o dakwahkan pentingnya tashihun niyah
o latihan dengan mengoreksi niat sebelum, saat dan setelah beramal.
o berdoa kepada Allah agar diberi hakikat tashihun niat.

6. Dakwah dan tabligh

• Dakwah
o Artinya: Mengajak
• Tabligh
o Artinya: Menyampaikan
 Maksudnya:
 Memperbaiki diri, yaitu menggunakan diri, harta, dan
waktu seperti yang diperintahkan Allah.
 Menghidupkan agama pada diri sendiri dan manusia di
seluruh alam dengan menggunakan harta dan diri mereka.
 cara mendapatkannya :
 dakwahkan pentingnya da'wah wat tabligh.
 latihan dengan keluar di jalan Allah minimal 4 bulan
seumur hidup, 40 hari setiap tahun dan 3 hari setiap bulan.
kita tingkatkan pengorbanan dengan keluar 4 bulan setiap
tahun, 10 hari setiap bulan dan 8 jam setiap hari.(ulama 1
tahun seumur hidup)

JAMAAH TARBIYAH

DARI JAMAAH TARBIYAH KE BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Inilah perjalanan politik Masyumi, dari gerakan bawah tanah kemudian


menguasai lembaga-lembaga mahasiswa kampus.

Siapa Jamaah Tarbiyah? Jamaah ini muncul di awal Orde Baru. Waktu itu,
Soeharto sangat anti Islam, Masyumi gagal kembali ke kancah politik.
Para pemimpin Masyumi membangun sebuah organisasi massa Islam baru
yang diberi nama Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) yang
sewaktu-waktu bisa berubah menjadi Masyumi. Itulah sebabnya kalangan
Jama'ah Tarbiyah cuma mengenal Muhammad Natsir sebagai satu-satunya
tokoh Islam Indonesia yang mereka kenal. A Hassan ulama besar Persis,
ormas Islam besar, tidak mereka kenal.Ppadahal M Natsir berasal dari
Persis.Ini juga memberi jawaban kenapa Jama'ah Tarbiyah kuat di
mesjid-mesjid yang dikelola DDII.

DDII membentuk unit-unit khusus yang bergerak di bawah tanah.


Perancang utamanya adalah para jendral dan perwira militer yang
tersingkir karena peristiwa Malari dan naiknya Jendral Moerdani ke
tampuk pimpinan TNI. Mereka direkrut DDII karena dianggap memihak
kekuatan Islam, selain karena satu tujuan yaitu anti Soeharto.

Jama'ah Tarbiyah adalah cikal bakal Partai Keadilan. Organisasi ini


merupakan sebuah kelompok bawah tanah yang dibentuk DDII untuk
pengkaderan di kalangan pemuda dan mahasiswa. Jama'ah Tarbiyah
dibentuk dalam sistim sel yang khas dilakukan sebuah operasi
intelijen. Setiap sel dipimpin seseorang yang diberi nama murabi atau
mursyid. Setiap sel terdiri dari 8-12 orang. Antar satu sel dengan sel
lainnya tidak saling mengenal. Mereka hanya mengenal komunitas kecil
mereka sendiri. Sel-sel itu mereka namakan usrah (keluarga). Pola ini
pada masa awalnya dilakukan di rumah-rumah para anggotanya atau di
mushola dan masjid kecil yang terletak di daerah pemukiman padat yang
relatif sulit dijangkau.

Organ DDI lainnya dalah Komie Islam untuk Solidaritas Dunia Islam
(KISDI). Keterkaitan DDII , KISDI , Jamaah Tarbiyah dan Partai
Keadilan sangat jelas. Para tokoh KISDI berada kepengurusan Partai
Bulan Bintang (PBB) yang merupakan bentukan DDII. Jamaah Tarbiyah
mewajibkan membaca majalah Sabili versi lama yang sebelum Soeharto
jatuh terbit di bawah tanah.
KISDI merupakan sayap radikal DDII.Para anggota KISDI didominasi kaum
fanatik dan radikal yang menghalalkan segala cara untuk mencapai
tujuannya, merekalah yang aktif mengirim sukarelawan ke Afghanistan
sekaligus menyelenggarakan pelatihan-pelatihan militer di sana. Mereka
juga merekrut para mantan tapol kanan dengan cara membiayai keluarga
mereka selama di penjara sehingga mereka menjadi berhutang budi.

Tapi selain hal tersebut mereka juga aktif menjalin hubungan dengan
kalangan militer dan intelijen, bahkan kadangkala menyerahkan orang
yang tidak mereka sukai atau yang dianggap membahayakan gerakan mereka
kepada intelijen. Kedekatan KISDI dengan kalangan militer semakin
tampak jelas sejak naiknya Letjen Prabowo Subianto.

KISDI juga juga memiliki link dengan perwira militer maupun intilejen
lainnya yang terbina sejak era 1980 an atau sejak LB Moerdani berkuasa
di TNI. DDII makin menggurita. Mereka menempatkan orang-orangnya di
semua parpol selain itu juga ke ormas-ormas Islam lainnya dengan
dukungan kedekatan mereka dengan para elite sipil dan militer.

Kembali ke Jama'ah Tarbiyah. Kelompok ini bergerak di kampus-kampus.


Rohis di kampus-kampus mereka kuasai. Penguasaan rohis ini bisa
dilakukan secara lembut tapi bisa juga secara kasar tergantung kuat
tidaknya kelompok lain di rohis tersebut. Tapi secara umum pengambil
alihan pertama rata-rata memiliki pola yang sama yaitu melibatkan
kader militan dan fanatik yang rela melakukan apa saja, sehingga tidak
jarang ada operasi kasar seperti teror, intimidasi bahkan penculikan
terhadap aktivis lain yang dianggap menghalangi operasi mereka. Karena
itulah pemimpin grupnya selalu dipimpin orang yang berwatak keras
bahkan cenderung berperilaku kasar.

Setelah mengusai kepemimpinan rohis kampus, aktivis Jamaah Tarbiyah


mulai menempatkan orang-orangnya di pengurusan dan sedapat mungkin
menyingkirkan orang-orang yang tidak segolongan.

Untuk mempertahankan agar kekuasaan tetap berputar di kalangan mereka


saja maka usrah yang biasanya dilakukan di rumah-rumah anggota
dialihkan ke masjid-masjid kampus dan menjadi materi wajib kaderisasi.
Pola kaderisasi yang dilakukan Jamaah Tarbiyah lebih tepat dikatakan
sebagai indoktrinisasi karena cenderung menggunakan metode cuci otak.
Polanya adalah menolak keberagaman dan kepatuhan mutlak tanpa proses
berpikir serta disertai kebencian .

Hal ini dikemas dalam materi ghozwul fikri untuk menciptakan musuh
bayangan yang superior dan sedang mengepung mereka sehingga timbul
rasa kebencian berlebihan kepada non muslim terutama golongan Kristen
dan Yahudi
Walaupun seakan-akan tidak ada hubungan antara Jemaah Tarbiyah dengan
DDII tapi sebenarnya hubungan itu tetap ada tapi berlangsung secara
rahasia dan hanya melibatkan tokoh-tokoh pada top level saja. Ketika
terjadi pertikaian antara DDII dengan Nurcholis Madjid yang memancing
polemik, Jamaah Tarbiyah menghujat Nurcholis Madjid dalam
pengajian-pengajiannya bahkan menkafirkannya dan menobatkannya sebagai
tokoh sekuler. Cak Nur juga dianggak sebagai musuh masyarakat nomor
satu.

DDII makin dekat dengan Orde Baru, setelah Muhammad Natsir meninggal.
Bahkan semaikin kentara ketika organisasi itu dipimpin Anwar Harjono.
DDII yang sebelumnya hanya mengumpulkan barisan sakit hati Soeharto
kemudian aktif melobi para elite politik maupun militer yang memiliki
kedekatan dengan Soeharto. Ini berpengaruh dengan makin menguatnya
Jamaah Tarbiyah di kampus-kampus. Sejak era 1990-an semua masjid
kampus terutama kampus negeri dikuasai mereka, yang luput hanya
sebahagian kecil kampus swasta, kampus kampus keagamaan seperti IAIN
atau yang dikelola oleh ormas keagamaan lain seperti Muhammadiyah.

Mereka kemudian menguasai kepemimpinan senat mahasiswa yang kemudian


menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Mereka memanfaatkan
ketidakpedulian mahasiswa. Seperti yang diketahui keikutsertaan
mahasiswa dalam pemilu kampus rendah, rata-rata hanya berkisar di
bawah 25 persen saja.

Keberhasilan mereka menguasai senat didukung aktivis rohis yang


sebenarnya hanya minoritas di kampus-kampus, mereka datang
berduyun-duyun mengikuti pemilu kampus sementara sebahagian besar
mahasiswa bersikap tidak peduli karena senat mahasiswa masih dianggap
kepanjangan tangan rektor. Setelah Soeharto jatuh, DDII dan KISDI
secara aktif mendukung Habibie. DDII masuk ke pemerintahan melalui
link ICMI. KISDI juga mulai aktif membina dan membangun laskar-laskar
sipil garis keras bersenjata.

Ketika PBB muncul, para pemimpin Jemaah Tarbiyah, berdebat apakah


mereka akan bergabung atau membangun partai sendiri. Akhirnya mereka
membangun partai sendiri yaitu Partai Keadilan. Namun, Partai Keadilan
tidak bisa lepas dari DDII. Didin Hafiduddin, calon Presiden RI dari
Partai Keadilan adalah kader DDII.

DDII, kendati sudah memiliki partai sendiri tapi tetap mengirim kader
ke partai lain. Sebagian kader lainnya yang masih aktif di PPP dan
Golkar, selain sebahagian kecil di PDI-P, tetap dipertahankan.
Merekalah yang aktif melakukan lobi-lobi politik di DPR dan MPR.
Jadi sebenarnya hampir semua partai di bawah kontrol DDDI. Semua
partai terutama berbasis massa Islam kecuali PKB, para kader DDII
memiliki kedudukan di DPP. Namun, partai yang relatif bersih dari
unsur DDII hanya PDI-P dan PKB yang keduanya dijadikan musuh utama
Jemaah Tarbiyah.

Menjelang pemilu 1999, Jemaah Tarbiyah aktif menyebarkan selebaran dan


isu yang mendeskriditkan Megawati dan PDI-P, dan ketika Gus Dur naik
ke tampuk pimpinan maka berganti Gus Dur, NU dan PKB yang menjadi
sasaran. Bahkan pergerakan Jemaah Tarbiyah yang berubah menjadi KAMMI
seakan-akan menjadi bemper untuk pembenaran tindakan anggota dewan.

Jadi gerakan mahasiswa yang tergabung BEM dan KAMMI yang belakangan
ini sangat aktif menuntut Gus Dur mundur, adalah kepanjangan tangan
partai-partai Islam non PKB. Taufik Riyadi, Ketua BEM UI adalah
anggota Partai Keadilan dan kader Jemaah Tarbiyah. Jadi gerakan
mahasiswa yang dimotori BEM dan KAMMI memang tidak murni sebagai
gerakan moral. Itulah sebabnya, Gus Dur memecat Nurmahmudi Ismail,
Menteri Kehutanan, menteri yang berasal dari Jemaah Tarbiyah yang
kemudian bergabung ke Pertai Keadilan. ###

SEPUTAR JAMAAH TABLIGH

Seputar Jamaah tabligh


Assalamu'alaikum wr. wb.
Inalhamdalillah washolatu wassalamu’ala
Rasulillah....

Dakwah adalah tulang punggung agama. Semua


Nabi as. Di turunkan di dunia untuk berdakwah.
Dengan dakwahlah awal wujudnya agama. Nabi
Muhammad saw sendiri telah mencontohkan perjuangannya
dalam berdakwah, begitu pula para sahabat r.a..
Perjuangan dan pengorbanan beliau telah banyak di
kisahkan dalam kitab-kitab. Hampir seluruh waktu, harta,
bahkan diri mereka habis di gunakan untuk
memperjuangkan agama. Dengan sebab perjuangan dan
pengorbanan Rasulullah saw, yang kemudian di lanjutkan
para sahabat ra, Islam telah menjadi revolusi terbesar yang
pernah ada dalam peradapan manusia. Revolusi tersebut
meliputi berbagai bidang, termasuk revolusi akhlak dan
moral sehingga menjadikan tatanan masyarakat terbaik
yang pernah ada. Islam waktu itu telah menunjukkan
wibawanya sehingga menjadi kaum yang paling di segani di
seluruh dunia. Al-quran dan hadist telah banyak
menyebutkan tentang pentingnya dakwah dan tabligh.
Tegaknya usaha dakwah sangat mempengaruhi kemajuan
dan kemerosotan umat. Banyak wilayah / negara yang dulu
jaya dengan ajaran Islamnya kini tinggal bekasnya saja. Hal
ini terjadi karena kurangnya kepedulian umat untuk
mengamalkan dan mengusahakan agama.

Syaikh Muhammad Ilyas rah.a salah satu tokoh yang


memahami cita-cita dan perjuangan Rasulullah saw beserta
para sahabat ra merasakan kerisauan yang dalam atas
ketidak pedulian umat terhadap agama. Apalagi keadaan
masyarakat mewat ( India) yang beliau saksikan waktu itu
yang jauh dari agama. Hal itu semakin menambah
kerisauan dan rasa nyeri di hati beliau yang kemudian
berusaha mencari jalan keluar untuk mengubah suasana
dan keadaan masyarakat mewat atas dasar cinta beliau
kepada Umat Islam. Beliau berusaha menegakkan kembali
kepentingan usaha dakwah dan menanamkan kepahaman
pada umat tentang pentingnya dakwah untuk di usahakan
sebagaimana yang telah di tuntut oleh agama, serta agar
setiap individu memiliki rasa tanggung jawab untuk
memajukan agama. Akhirnya beliau mengirim rombongan
dakwah dari mewat untuk di gerakkan dengan tujuan
mempraktekkan kehidupan Islami dan membudayakan
usaha dakwah serta usaha amar ma’ruf nahi munkar dalam
kehidupan masyarakat. Serta agar berlatih mengorbankan
harta, diri dan waktu untuk agama.

Sejarah telah menjadi saksi betapa besar pengaruh gerakan


dakwah yang di tegakkan kembali oleh Syaikh Muhammad
Ilyas rah.a. Dan telah menjadi fakta yang tak terbantahkan
andil gerakan dakwah dan tabligh serta usaha perbaikan
umat tersebut dalam meninggikan kalimat imaniyah di akhir
abad ke-20 ini. Sehingga menjadi tinggilah kepentingan
agama di atas kepentingan lainnya dan kepentingan usaha
atas agama di atas usaha lainnya. Kemudian orang-orang
berbondong-bondong untuk mengutamakan amal daripada
mal (harta), menghidupkan sunnah-sunnah dan adab-adab
nabawiyah serta menyiapkan diri untuk menjadi pejuang-
pejuang agama, dengan mengorbankan harta dan diri
mereka di jalan Allah (semata-mata mengharap keridhaa-
Nya).

Karena taufik dan inayah dari Allah swt. sajalah, usaha


dakwah dan tabligh tersebut kini telah menyebar ke seluruh
penjuru dunia. Allah-lah yang menolong usaha dakwah
terswebut dan Allah kuasa untuk menghancurkanya. Pada
saat ini dapat di lihat betapa banyaknya manusia yang
berbondong-bondong keluar di jalan Allah ke setiap
penjuru, bahkan ke setiap sudut perkampungan terpencil
dengan semangat, niat, cara dan tujuan yang sama untuk
menyebarkan agama, hidayah dan perdamaian. Setiap hari
selalu ada jamaah atau rombongan dakwah yang terus di
kirim ke berbagai wilayah. Mereka senantiasa
mendakwahkan agama siang dan malam, mengingatkan
umat bahwa tidak ada jalan menuju kebahagiaan kecuali
mengamalkan agama. Tujuan mereka yaitu untuk
memperbaiki diri serta agar agama yang telah di turunkan
Allah swt dengan sempurna ini bisa wujud dalam kehidupun
umat islam seluruh alam (khususnya pada diri pekerja
dakwah itu sendiri). Sehingga seluruh kampung-kampung di
seluruh alam bisa hidup sebagaimana Madinah Al-
munawarah pada jaman Rasulullah saw. Masjid-masjid
seluruh alam bisa hidup sebagaimana kehidupan masjid
Nabawi pada jaman Rasulullah saw. Serta agar manusia
memahami pentingnya kerja atas agama melebihi kerja
atas kebendaan.

Tidak ada satupun lapisan masyarakat yang tertinggal


dalam menyambut seruan untuk dakwah tersebut, dari
Ulama-ulama, Hufadz Qur’an, pelajar, orang awam, orang
miskin, konglomerat, intelek, pengusaha, pejabat, orang
kota, orang desa, sampai bekas preman. Serta telah di
amalkan umat di seluruh belahan dunia. Berkat usaha
dakwah dan tabligh tersebut telah banyak orang yang
hidupnya kelam mejadi terang, banyak orang kembali tobat
dari kemaksiatannya. Dalam usaha ini seolah-olah
perbedaan suku, bahasa, negara, status sosial menjadi
kabur kemudian duduk rapat-rapat sebagai umat akhir
jaman yang mempunyai tanggung jawab untuk meneruskan
risalah kenabian. Bersatu padu menyatukan fikir dan saling
tolong-menolong dalam memperjuangkan agama yang
sedang di timpa sakit yang parah ini. Ini juga bukti bahwa
dakwah memang ampuh untuk memperkuat persatuan
umat dan menghindari perpecahan.

Amalan dakwah ini telah bergerak dan berkembang di Afrika


seperti Maroko, Al-Jazair, Tunis, dan Libya. Amalan dakwah
ini juga bergerak dan berkembang di Perancis, Belgia,
Belanda, Albania, Inggris dan Amerika. Juga di Timur
tengah seperti Mesir, Jordania, Syiria, Libanon, Yaman dan
negara-negara Arab lainnya, di samping juga di negeri
tempat asal mula usaha ini berkembang, yakni India. Saat
ini lebih dari 240 negara telah hidup amalan dakwah ini.

Usaha dakwah dan tabligh tersebut bisa berkembang


dengan baik meskipun di negara-negara barat yang sangat
minoritas Islamnya (seperti Amerika, Eropa, Australi dll).
Dengan sebab usaha dakwah di sana, panji-panji Islam
semakin berkibar tinggi. Di sana orang-orang semakin
berani untuk menampakkan ke-Islamannya. Orang semakin
bangga untuk memakai atribut-atribut sunnah seperti
sorban dan ghamis. Bahkan banyak orang yang akhirnya
masuk Islam asbab usaha dakwah tersebut.

Suatu usaha yang besar, berskala dunia dan berkaliber


Internasional tentu mengundang reaksi yang besar pula.
Berbagai sorotan dan kritikan datang dari segala arah, Ada
yang mendukung, simpati, mendorong dan mencintainya.
Ada juga yang membenci, dan menghalang-halangi. Hal ini
wajar, hampir semua pembaharuan selalu di iringi
pertentangan. Namun fakta membuktikan, siapapun yang
terjun langsung dalam kerja dakwah tersebut maka akan
timbul jazbah (semangat) untuk mengamalkan agama. Dan
timbul semangat untuk mendakwahkan agama tersebut
kepada orang lain.

Tentang asal nama "Jamaah Tabligh”, Pada dasarnya tidak


ada penamaan resmi terhadap kerja dakwah ini, dan awal
gerakan da’wah tersebut juga memang tidak ada nama
khusus. Munculnya nama "Jama’ah Tabligh" terwujud
secara alami, sebagaimana jika orang menjual ikan maka
orang-orang akan menyebutnya "Penjual Ikan" atau jika
orang menjual buah-buahan maka orang-orang akan
memanggilnya "tukang buah".

Di kisahkan bahwa Maulana Muhammad Ilyas rah.a. ketika


memulai kegiatan dakwah tabligh ini mengatakan, “aku
tidak memberikan nama apa pun terhadap usaha ini.
Tetapi, seandainya aku memberinya nama, tentu aku
menamakannya ‘gerakan iman’”. Beliau menyadari bahwa
memberikan satu nama khusus pada kegiatan ini berarti
membuat pengelompokan baru pada ummat. Ada umat
yang anggota dan yang bukan anggota. Sedangkan dakwah
dan tabligh adalah satu amal ibadah seperti sholat, puasa,
dzikir, dan sebagainya. Sebagaimana dalam ibadah-ibadah
lain tidak ada pengelompokkan dan keanggotaan (misalnya
kelompok ahli sholat, ahli puasa, dan lain-lain) demikian
pula halnya dengan dakwah dan tabligh. Selain hal itu,
dakwah adalah tanggung jawab setiap individu ummat ini
yang harus mereka tunaikan tanpa kecuali. Bila di bentuk
satu kelompok dakwah, tentu akan timbul kesan bahwa
dakwah adalah tugas anggota kelompok dakwah saja.
Dengan berbagai pertimbangan itulah Maulana Ilyas tidak
memberikan nama terhadap usaha dakwah tabligh.

Bahkan, di berbagai wilayah Indonesia orang-orang


mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Misalnya jamaah
silaturahmi, kuba, jaulah, khuruj, osamah, jama’ah tholib,
bahkan ada yang menyebut jamaah kompor karena sering
membawa kompor kemana-mana. Ada juga sejumlah
aktivis da’wah yang kurang senang bila dirinya di sebut
anggota jamaah tabligh. Dakwah dan tabligh adalah
tanggung jawab seluruh umat bukan tugasnya sekelompok
orang tertentu. Namun yang menjadi kesalahpahaman
besar, terutama di Indonesia adalah menganggap kerja
tersebut hanya milik kelompok tertentu. Padahal di
harapkan semua umat ikut ambil bagian dalam kerja
dakwah ini sekuat kemampuan yang bisa di berikan.

Azas (landasan) dari kerja dakwah tersebut adalah


musyawarah yang berdasarkan ruang lingkupnya terbagi
dalam beberapa tingkatan musyawarah. Tingkat yang paling
besar adalah musyawarah dunia yang biasanya di adakan 2
tahun sekali. Musyawarah nasional biasanya di adakan 4
bulan sekali (Utk Indonesia), kemudian di bagi lagi dalam
wilayah-wilayah yang lebih kecil, misalnya musyawarah
jawa tengah biasanya 2 bulan sekali, di bagi lagi dalam
musyawarah halaqoh (kawasan) biasanya 1 minggu sekali.
Sedangkan yang terkecil adalah musyawarah harian yang
biasanya di adakan setiap hari di maholla (masjid) masing-
masing. Setiap pekerja dakwah juga di anjurkan
bermusyawarah setiap hari dengan keluarga di rumahnya
masing-masing untuk kemajuan agama (setidaknya
kemajuan agama dalam keluarga), sehingga ahli keluarga
ikut ambil bagian dalam usaha dakwah. Selain itu juga
masih banyak musyawarah-musyawarah lain yang belum di
sebutkan di atas karena setiap kerja selalu di awali dengan
musyawarah. Dalam musyawarah dunia, perkembangan
dakwah di evaluasi, serta di bicarakan terti-tertib yang akan
di ambil dalam periode yang akan datang. Sehingga
terkadang terjadi perubahan tertib setelah musyawarah
dunia.

Pembagian-pembagian wilayah dalam peta dakwah tabligh


tersebut tidak terpengaruh oleh batas-batas formal yang
ada dalam pemerintah.

Berdasarkan tempat berdakwah terbagi menjadi dua, yaitu


intiqoli dan maqomi. Intiqoli yaitu dakwah di tempat orang
lain atau kampung lain dengan berpindah atau dengan
melakukan perjalanan dengan masa tertentu. Orang di
sekitar tempat yang di datangi di harapkan akan memberi
bantuan untuk kerja dakwah sehingga terjalin kerjasama
antara pendatang dengan orang tempatan, sebagaimana
kerjasama yang terjalin antara Sahabat muhajirin dan
anshor di Madinah pada jaman Rasulullah saw. Sedangkan
maqomi adalah dakwah di tempatnya masing-masing.
Setiap pekerja di anjurkan untuk meluangkan beberapa jam
setiap harinya untuk bersilaturahmi dengan orang-orang di
sekitar tempatnya masing-masing untuk mendakwahkan
agama. Dalam berdakwah juga di kenal istilah amalan
secara infirodi dan Ijtima’i. Infirodi yaitu amalan secara
individu sedangkan ijtima’i secara
berkelompok(berjamaah). Begitu pula dalam berdakwah
juga bisa di lakukan secara infirodi maupun ijtima’i.
Pekerja dakwah di anjurkan untuk mengikuti tertib-tertib
dan arahan-arahan yang di sepakati guna menjalankan
dakwah, misalnya ketika keluar di jalan Allah (khuruj fi
sabilillah) hendaknya memperbanyak da’wah ilallah, ta’lim
wa ta’lum, dzikir wal ibadah,dan khidmat. Mengurangi masa
makan dan minum, tidur dan istirahat, bicara sia-sia, keluar
dari lingkungan masjid. Menghadapi segala kesulitan
dengan sabar. Jangan menyinggung masalah politik,
khilafiyah (perbedaan pendapat di kalangan ulama), status
sosial, dan derma sumbangan dalam berdakwah (ketika
keluar). (Tidak boleh menyinggung masalah politik dan
khilafiyah karena membicarakan hal tersebut ketika keluar
di jalan Allah bisa menimbulkan perdebatan dan perpecahan
di antara jamaah). Dan masih banyak arahan-arahan
lainnya.

Pada jaman Rasulullah saw, masjid Nabawi menjadi pusat


kegiatan umat, dari sana di bentuk jamaah / rombongan
dakwah maupun jihad. Di sana juga sebagai pusat belajar-
mengajar, pusat beribadah dan pusat melayani umat,
Sehingga dalam usaha dakwah dan tabligh ini juga
menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan dakwah.
Berangkat dari masjid dan kembali lagi ke masjid. Untuk
kawasan tertentu ada masjid yang di jadikan markaz
(bahasa arab untuk kata centre/pusat). Di situlah biasanya
para pekerja dakwah melakukan ijtima’ (pertemuan).

Dalam ijtima’ tersebut juga di bentuk jama’ah-jamaah yang


akan di kirim ke berbagai tempat untuk berdakwah. Pada
malam ijtima’ di adakan bayan (majelis penerangan untuk
menerangkan maksud serta tujuan dakwah dan tabligh).
Petugas bayan (mubayin) memberikan nasihat serta
dorongan kepada para jamaah agar memikul tanggung
jawab agama dengan cara mengorbankan sebagian dari
harta, diri dan waktu, untuk keluar di jalan Allah. Bayan di
akhiri dengan tasykil yaitu tawaran serta bujukan kepada
para jamaah untuk mengorbankan sebagian harta, diri dan
waktu untuk keluar di jalan Allah dengan masa tertentu
dalam rangka mendakwahkan agama. Kemudian orang
yang berniat untuk ikut keluar (khuruj fi sabilillah)
mendaftarkan diri untuk di data. Di sana juga biasanya di
bacakan kitab Hayatus-Shohabah yang berisi perjuangan
dan pengorbanan para sahabat untuk agama, sehingga para
jamaah bisa meneladani para sahabat r.a. dalam
mengamalkan dan memperjuangkan agama. Dengan begitu
juga bisa dirasakan bahwa pengorbanan para jamaah belum
ada apa-apanya di bandingkan pengorbanan para sahabat
r.a dalam membela agama. Orang yang mendapat tugas
membaca kitab Hayatus-Sohabah haruslah orang
‘Alim(berilmu).

Kelebihan mereka dalam berdakwah adalah kerelaan


mereka mengorbankan keperluannya untuk kepentingan
dakwah. Mereka rela mengorbankan sebagian harta, diri
dan waktu mereka untuk mendakwahkan agama sampai
melewati batas pulau dan batas negara. Dalam berdakwah
mereka siap di caci dan di maki, hal itu tidak akan
menghentikan mereka. Hubungan antara pekerja dakwah
ini sangat erat, mereka memiliki kesatuan hati yang sangat
kuat, di dalamnya ada kasih sayang, dan semangat
mengutamakan orang lain (itsar). Keindahan hubungan
mereka dapat di lihat dari ijtima’-ijtima’ yang di adakan.
Kasih sayang ini bukan hanya untuk sesama pekerja
dakwah saja. Dalam berdakwah jamaah senantiasa
berusaha menjalin hubungan dengan baik kepada orang-
orang yang di temui. Dalam berdakwah di anjurkan
menghindari perdebatan serta berdakwah dengan penuh
hikmah dan bijak. Para Da’i di anjurkan menghadirkan sifat
okromul muslimin (memuliakan sesama muslim) terutama
kepada Ulama yang di jumpai.

Tidak ada paksaan dalam menjalankan usaha dakwah ini.


Walaupun para masyaikh dan Syuro senantiasa memberi
arahan-arahan dan nasihat dalam mengamalkan dakwah,
tapi dalam pelaksanaanya apakah akan di amalkan atau
tidak kembali kepada setiap individu. Namun alangkah
baiknya jika semua orang bisa ikut ambil bagian dalam
usaha ini. Usaha dakwah tersebut sangat terbuka, semua
orang bisa ikut ambil bagian dalam usaha dakwah.

Para masyaikh(ulama) juga senantiasa mengingatkan


kepada orang-orang yang bekerja di bawah usaha dakwah
tersebut bahwa tujuan utama dalam mengamalkan dakwah
tersebut adalah untuk memperbaiki diri (ishlah),
memperbaiki orang lain bukanlah tujun utama mereka
dalam berdakwah.

Amalan dakwah yang telah di konsepkan sangat bagus dan


mulia, tapi yang menjalankan dan mengamalkan juga
manusia biasa yang datang dari berbagai latar belakang.
Tidak mungkin bisa terhindar dari kesalahan. Jika di cari-
cari kekurangan mereka, tentu akan banyak di temukan,
hal ini wajar. Di antara mereka sudah ada yang bertugas
untuk mengarahkan dan meluruskan.

Secara realita kondisi umat saat ini pada umumnya sudah


jauh dari apa yang di wasiatkan Rasulullah saw. Banyak
masjid di bangun namun semakin sedikit yang
memakmurkannya. Masjid sudah semakin megah namun
semakin sepi dari amalan. Pemuda-pemuda kita lebih
bangga menirukan gaya selebriti daripada Nabi kita. Kita
sebagai Umat Islam tidak sadar telah ikut terbawa budaya
yahudi dan nasrani. Kini agama, satu-satunya yang menjadi
sebab kebahagiaan, kemuliaan dan kejayaan dunia akhirat
di anggap sesuatu yang tidak penting sehingga di abaikan
begitu saja. Dengan memberi ummat kitab tebal kemudian
kita cuma berharap agar umat mengamalkanya sementara
mereka belum memahami kepentingan agama merupakan
perkara yang hampir mustahil.

Opini masyarakat terbentuk dari apa yang mereka lihat,


masyarakat sudah kesulitan melihat kehidupan islam yang
sesungguhnya. Cara bagaimana bermu’amalah,
mu’asyaroh, berakhlak yang dulu pernah di ajarkan
Rasulullah saw kini telah hilang dari umat Islam. Jika dulu
ada yang bertanya bagaimana akhlak Rasulullah saw maka
bisa di jawab akhlak beliau adalah Al-quran. Namun saat ini
kehidupan Islami seolah-olah hanya di dalam buku-buku
saja......

Di jaman sekarang ini, budaya materialisme sudah sangat


kental dalam kehidupan masyarakat, masih adanya
sekelompok orang yang mau berkorban untuk
mendakwahkan agama merupakan suatu rahmat dari Allah
swt yang seharusnya kita tolong dan kita syukuri.
Thola’albadru‘alaina mintsaniyatilwada’ wajaba syukru
‘alaina maada’alillahida’. (Telah terbit purnama di atas kita
muncul dari tsaniyatul wada’, wajib bersyukur atas kita
selama masih ada Da’i yang mengajak kepada Allah)……

Billahitaufiq Wal Hidayah


Wssalammu’alaikum wr wb

GARIS PEMISAH DAKWAH SALAFIYYAH DENGAN DAKWAH


IKHWANUL MUSLIMIN [1]
Oleh. Syaikh Abu Abdussalam Hasan bin Qasim al-Hasani ar-Riimi

**HAKIKAT DAKWAH**
- Dakwah Salafiyah :
Berdasarkan kepada al-Kitab (al-Qur’an) dan as-sunnah sesuai dengan
pemahaman salaful ummah, yaitu dakwah kepada manhaj yang
ma’shum (terbebas dari kesalah) manhajnya salafus shalih dari
kalangan generasi sahabat, tabi’in dan generasi yang utama.
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Berdasarkan kepada perorangan/tokoh tertentu atau dakwah yang
dinisbatkan kepada Hasan al-Banna as-Shufi, dan ini merupakan
dakwah yang baru, yang umurnya tidak lebih dari tujuh puluh tahun.[2]

**PEMIKIRAN**
- Dakwah Salafiyah :
Mereka adalah Ahlussunnah karena mereka mengambil sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak mendahulukan
pendapat siapapun di atas sunnah beliau. Kitab-kitab mereka sebagai
saksinya. Sebagai contoh lihat kitab as-Sunnah oleh al-Khallal, as-
Sunnah oleh Ibnu Abi ‘Ashim dll. Mereka adalah Jama’ah karena
mereka bersatu di atas Sunnah.
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Pemikiran dakwah mereka adalah kolaborasi antara dakwah salafiyyah
(ala mereka), metode sunniyyah (menurut prasangka mereka) dan
hakekat shufiyyah (dan inilah intinya).

**TOKOH-TOKOHNYA**
- Dakwah Salafiyah :
Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, UtsmaN bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, Said bin Zaid,
Aisyah, Hafshah, Anas bin Malik, Abu Huraitah, Abu Musa al-Asyari,
Abdullah bin Mas’ud, dan selain mereka (dari kalangan para sahabat),
kemudian al-Hasan al-Basri, Muhammad bin sirrin, Said bin Jubair,
Said bin al-Musayyib, dan selain mereka (dari kalangan para tabi’in),
kemudian Malik bin Anas, al-Auza’i, as-Syafi’i, Yahya al-Qathan,
Bakhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu
Taimiyah, Ibnul Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahab dan sein
mereka, dan pada zaman kita sekarang ini seperti syaikh Abdul Aziz
bin Baaz, syaikh al-Albani, syaikh Shalih al-Fauzan, syaikh Muhammad
bin Shalih al-Utsaimin, syaikh Muqbil al-Wadi’i, syaikh Rabi al-Madkhali
dan selain mereka dari orang-orang yang menempuh jalan mereka.
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Hasan al-Banna as-Shufi, Umar at-Tilmisani yang menganggap remeh
masalah berdi’a ke pada kubur, Hasan al-Hudhaibi yang berusaha
mendekatkan antara sunnah dengan syi’ah, Hamid Abu Nashr,
Muhammad al-Ghazali al-Mu’tazili, Fathi Yakan yang mencela
salafiyyin, Musthafa as-Siba’i yang telah menyenandungkan qasidah di
depan kuburan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta
kesembuhan dan ia juga berusaha untuk mendekatkan antara sunnah
dengan syi’ah, dan di zaman ini adalah az-Zandani yang telah
menghadiri pertemuan persatuan antar agama, dan ia juga pembela
system demokrasi.

**AL-WALA’ WAL BARA’ (LOYALITAS DAN KEBENCIAN)**


- Dakwah Salafiyah :
Siapa saja yang memiliki aqidah seperti para ulama salaf, dan
mengamalkan apa yang mereka tulis di kitab-kitab mereka Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia adalah saudara mereka
(salafiyyin) dan kekasih bagi mereka dimanapun mereka berada di
muka bumi ini. Akan tinggi derajat seseorang di sisi mereka karena
ketakwaannya dan sebaliknya akan rendah pula karena
penyelisihannya terhadap al-Kitab dan as-Sunnah.
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Mereka menetapkan al_wala’ wal Bara’ di dalam diri tokoh-tokoh
mereka dan pemimpin-pemimpin mereka, walaupun tokoh dan
pemimpin mereka tersebut sangat besar penyelisihannya terhadap al-
Kitab dan as-Sunnah. Maka barangsiapa yang bergabung bersama
mereka maka ia memiliki gelar yang berkilau walaupun ahli khurafat.
Dan barangsiapa yang tidak bergabung bersama mereka maka ia
diolok-olok, meskipun dari kalangan ulama rabbaniyyin. Dan jika
mereka melihat ada diantara mereka yang belajar kepada
ahlussunnah maka mereka akan mmeboikot dan mentahdzirnya-
memperingatkan agar manusia waspada terhadapnya- setelah ia tidak
mau menerima tipudaya (seruan) mereka.

**DI ANTARA DAKWAH-DAKWAH INI MANAKAH YANG


TERMASUK KATAGORI FIRQAH AN-NAJIYAH (GOLONGAN YANG
SELAMAT)**
- Dakwah Salafiyah :
Dakwah inilah yang masuk katagori firqah an-Najiyah -insya Allah-,
yang demikian karena dakwah ini selamat dari terjerumus kedalam
bid’ah dan hal-hal yang baru dalam masalh agama di dunia ini dan
selamat pula dari adzab Allah di akhirat kelak insya Allah. Karena
dakwah ini benar-benar jujur dalam ittiba’ (mengikuti Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Dakwah ini termasuk kelompok-kelompok sesat yang menyelisihi
dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , demikian itu karena
mereka melakukan bid’ah di dunia ini maka ditakutkan akan terkena
adzab Allah di akhirat kelak.

**AN-NAJIYAH (GOLONGAN YANG SELAMAT)**


- Dakwah Salafiyah :
Dakwah inilah yang masuk katagori firqah an-Najiyah –insyaAllah-,
yang demikian karena dakwah ini selamat dari terjerumus kedalam
bid’ah dan hal-hal yang baru dalam masalah agama di dunia ini, dan
selamat pula dari adzab Allah di akhirat kelak insyaAllah. Karena
dakwah ini benar-benar jujur dalam ittiba’ (mengikuti) Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Dakwah ini termasuk kelompok-kelompok sesat yang menyelisihi
dakwahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, demikian itu
karena mereka melakukan bid’ah di dunia ini maka dutakutkan akan
terkena adzab Allah di akhirat kelak.

**DIANTARA DAKWAH-DAKWAH INI MANAKAH YANG BERHAK


DINISBATKAN SEBAGAI AHLI HADITS**
- Dakwah Salafiyah :
Pengemban dakwah salafiyyahlah yang berhak dinisbatkan sebagai
ahli hadits daripada pengemban dakwah lainnya. Hal ini karena ahli
hadits jika disebutkan secara mutlak pada zaman Imam Ahmad maka
yang dumaksud adalah mereka yang tersibukkan dalam mempelajari
hadits baik segi riwayah 3 maupun dirayah 4. Karena pada umumnya
yang demikian itu pada zaman Imam Ahmad adalah Ahlus-sunnah.
Tetapi jika disebutkan secara mutlak (tanpa perincian zaman) maka
yang dimaksud ahli hadits adalah mereka yang berhadapab dengan
ahli bid’ah. Adapun pada zaman ini maka yang dimaksud ahli hadits
adalah siapa saja yang beraqidah dengan aqidahnya ahli hadits, akan
tetapi jika ia berkecimpung dalam mempelajari ilmu hadits baik
riwayat maupun dirayah maka itu kebaikan di atas kebaikan.
Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Mereka tidak berhak disebut sebagai ahli hadits. Karena banyaknya
penyelisihan mereka terhadap ahli hadits dalam berbagai perkara dari
pokok-pokok aqidah. Yang saya maksud adalah manhaj yang mereka
tempuh menyelisihi manhajnya ahli hadits. Adapun perindividunya
maka itu sesuai dengan keadaan masing-masing.

**PADA SIAPAKAH TERGAMBAR DAKWAH-DAKWAH INI**


- Dakwah Salafiyah :
Dakwah ini tergambar pada at-Thaifah al-Mansyurah (golongan yang
ditolong oleh Allah) yang dikatakan oleh Imam Ahmad bahwa mereka
adalah ahli hadits. Dan mereka di zaman sekarang ini adalah siapa
saja yang beraqidah dengan aqidahnya ahli hadits yang sesuai dengan
aqidahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
sahabatnya, akan tetapi jika ia berkecimbung dalam kesibukan
mempelajari ilmu hadits baik riwayah maupun dirayah maka itu
kebaikan di atas kebaikan.
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Dakwah ini tergambar pada setiap kelompok (sesat) dari Asy’ariyah
(pengikut kelompok Asy’ariyah), Shufiyah (pengikut aliran
Tashawwuf). Rafidhiyyah (pengikut Syi’ah), Mufawwidiyyah (pengikut
aliran yang tidak mau memahami ayat-ayat atau hadits-hadits tentang
sifat), dan Quburiyyah (pengkultus kuburan).

**MANAKAH DIANTARA DAKWAH-DAKWAH INI YANG LEBIH


UTAMA BERADA DALAM KEBENARAN**
- Dakwah Salafiyah :
Tidak diragukan lagi bahwa dakwah inilah yang lebih utama berada
dalam kebenaran, tidaklah dikatakan demikian melainkan karena
dakwah ini menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai manhajnya,
dan menjadikan jalan salafus shalih sebagai pelita yang menerangi
mereka. Karena inilah, dakwah ini lebih utama berada dalam
kebenaran daripada dakwah-dakwah yang lain. Lihat Majmu’ Fatawa
syaikhul Islam Ibnu Taimiyah jilid I/4.
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Tidaklah kebenaran bersekutu dengan mereka, tidaklah dikatakan
demikian melainkan karena manhaj dakwah ini dibangun di atas bid’ah
dan penyelisihan terhadap manhaj salafus shalih dari kalangan
sahabat dan tabi’in.

**APAKAH DAKWAH-DAKWAH INI BERMAKNA HIZBUYYAH


(GOLONGAN)**
- Dakwah Salafiyah :
Dakwah salafiyyah bukanlah sebuah golongan jika ditinjau dari
pengertian pada zaman ini, yaitu yang berdiri memiliki keanggotaan,
dewan-dewan anggota, pendiri-pendiri, dan menetapkan al-wala’ wal
bara’ berdasarkan bendera-bendera hisbiyyah atau yang serupa
dengannya. Tapi dakwah salafiyyah merupakan sebuah golongan jika
ditinjau sebatas pada makna bahasa. Yaitu mereka adalah sebuah
kelompok yang berkumpul di atas al-Qur’an dan as-Sunnah sesuai
dengan pemahaman salaful ummah, mereka adalah yang dimisalkan
sebagai hakikat dari golongan Allah. Allah berfirman : “Maka
ketahuilahm bahwa sesungguhnya golongan Allahlah yang beruntung.”
(QS. Al-Mujadilah: 22).
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Mereka merupakan sebuah golongan yang tercela yang sesuai dengan
makna istilah, yang telah ada nash-nash yang memperingatkan akan
kemunculannya, mereka memiliki pendiri-pendiri selain Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, memiliki keanggotaa, dewan-dewan
pengurus, susunan-susunan rahasia, dan yang serupa dengannya dari
penetapan al wala’ wal bara’ berdasarkan bendera-bendera hizbiyyah
di dalam diri tokoh-tokoh mereka.

**APA TUJUAN YANG DIUSAHAKAN OLEH DAKWAH-DAKWAH


INI**
- Dakwah Salafiyah :
Dakwah salafiyyah berusaha untuk menegakan agama Allah di muka
bumi ini baik aqidah, ibadah, prilaku/akhlak, penegakan syariat, dan
ittiba’ (mengikuti) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan dengan
cara inilah akan tegak Daulah Islamiyyah (pemerintahan Islam). Allah
berfirman: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
menyekutukan sesuatu apapun dengan Aku” (QS. An-Nur: 55).
- Dakwah Ikhwanul Muslimin :
Tidaklah dakwah ini berdiri kecuali berusaha untuk mendapatkan
kekuasaan. Maka ini adalah dakwah politik, karena inilah berkumpul di
dalamnya siapa saja yang ingin menempuh jalan bersama mereka
yang akan mengantarkan kepada tujuan yang mereka angan-
angankan, maka sebagaimana sebuah perkataan: “Yang tidak memiliki
maka ia tidak bias memberi”.
Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyah Vo.6 No.5 Edisi 37 –
1429H. Dipublikasikan oleh : ibnuramadan.wordpress.com

KUNCI MEMAHAMI DAKWAH IKHWANUL MUSLIMIN

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oelh Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda
kepada Hudzaifah:
“Hendaklah kamu komitmen bersama jamaah kaum muslimin dan imamnya”
Salah satu prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan oleh seorang muslim adalah bahwa
umat islam harus mempunyai jamaah dan imam. Adalah sesuatu yang dimaklumi bahwa
Islam adalah agama yang menyeluruh dan merupakan system hidup yang lengkap. Sejak
jatuhnya daulah Utsmaniyah bahkan sebelum itu dan semenjak jatuhnya Negara-negara
Islam ketangan kekuasaan Negara-negara kafir, nasib kekuasaan politik Islam terpojokan
dan bahakn mengalami kehancuran besar. Oleh karena itu harus ada pihak yang
mengibarkan kembali panji-panji perjuangan untuk menegakan system politik islam. Dan
ikhwan telah melakukannya. Ini kunci yang lain untuk memahami Ikhwanul Muslimin
dan dakwahnya.
Dakwah pokok Ikhwanul Muslimin:
a. Gerakan ‘menghidupkan Islam’ menuntut penghidupan ilmu, amal dan produknya.
Yang kami maksud dengan produk disini adalah situasi hati, jiwa, dan ruhani,
sebagaimana ketika itu dimiliki oleh para sahabat Rasulullah SAW; dimana jiwa
menjadi suci, hati menjadi takut pada Allah, dan ruh menjadi ma’rifat kepada-Nya
serta khusuk beribadah.
b. Proses menghidupkan Islam menyangkut juga hal-hal sebagai berikut:
o Menghidupkan kembali fiqh dusturi (fiqih negara) dan memformat kehidupan
Islam dengannya.
o Menghidupkan kembali fiqh anniqabah (system perserikatan dagang).
o Menghidupkan kembali qawanin (undang-undang), baik undang-undang sipil,
criminal, personal, Negara, niaga, atau lainnya, dan memformat kehidupan
kehidupan kaum muslimin dengannya.
o Menghidupkan kembali rumah tangga Islam.
o Mnegembalikan dinamika kehidupan Umat Islam, agar dengan itu mereka
dapat melanjutkan perjuangan internasionalnya untuk menegakkan risalah
Islam, agar kalimah Allah menjadi yang tertinggi di bumi imi.
c. Termasuk dalam proses menghidupkan Islam ini adalah menghidupkan system
nilai Islam, baik secara global maupun sektoral.
Prinsip umum Dakwah Ikhwanul Muslimin:
a. Semua partai pasti memiliki tujuan, sarana, strategi, system pengajaran dan
pendidikan, prinsip-prinsip organisasi, undang-undang, khithah, dan berbagai tata
aturan lainnya.ikhwanul Muslimin yang mendapat kehormatan untuk mengibarkan
panji hizbullah (partai Allah) memiliki semua itu, hanya saja yang membedakan
dengan yang lain adalah partai ikhwanul muslimin berdasarkan islam.
b. Pendapat para mujtahid_setelah menggali kandungan Al Qur’an, As Sunnah, dan
berdasarkan pada kaidah-kaidah ushuliyah yang berlaku menganggap bahwa
ikhwan adalah jamaah yang masuk dalam wilayah syariat islam.
c. Memelihara opini umum, baik tingkat regional, nasional, maupun internasional
merupakan salah satu prinsip Islam, dan ikhwanul muslimin berpijak kepadanya.
d. Dua pegangan ikhwanul muslimin:pertama; ia harus dibenarkan oleh syariat,
kedua; ia harus sebanding dengan senjata musuh dan dapat mencapai tujuan.
Penelitian harus dilawan dengan penelitian, pidato dengan pidato, perang dengan
perang, dll.
e. Prinsip yang menjadi pegangan Ikhwan dalam kaitan politik luar negeri adalah
prinsip maslahah dengan maslahah. Jika ada yang mau berhubungan dengan kita
atas dasar maslahah namun ditukar dengan prinsip maka kita tolak. Prinsip lain
yang digunakan dalam pergaulan adalah adil sama adil.
f. Dalam perjalanannya menuju sebuah wilayah Islam bersatu, tidak terlintas dalam
hati Ikhwan untuk mejadikan berbagai wilayah ini saling mendominasi sesamanya,
namun setiap wilayah diberi kebebasan dalam mengatur kehiduannya sesuai dengan
kondisi wilayah masing-masing yang penting semuanya itu diatur dalam kaidah
yang satu yaitu Islam.
g. Dalam Islam, ada hokum yang dapat berubah mengikuti perubahan masa. Akan
tetapi perubahan ini terkait dengan kaidah-kaidah perubahan dalam perspektif Islam
itu semdiri. Oleh karena itu, Ikhwanul Muslimin ingin agar semua ini menjadi jelas
dan ingin menjelaskannya kepada semua orang.
Beberapa tambahan kunci dakwah Ikhwan:
a. Kita hendaknya memahami permasalahan dakwah kita dan pandai
mendakwahkannya serta pandai mendekatkan orang-orang yang merespon
kepadanya. Dari keterangan ini kita memiliki 3 permasalahan: memahami dakwah,
mendakwahkannya, serta mentarbiyah dan menarik perhatian orang untuk
mendukungnya.
b. Pendalaman untuk memahami terkait dengan bekal perjalanan dakwah, prinsip-
prinsip langkah dan kendala-kendala mendadak yang mungkin ditemui dalam
dakwah.
c. Kita harus memahami kapasitas intelektual orang yang kita ajak bicara. Kita harus
pandai memilih cara dalam komunikasi dengan masing-masing dari mereka dan
harus cermat membangun kesan awalnya.

Created by: Sutopo Rahayu


Pendidikan Akuntansi FISE, Yogyakarta State’s University
Sa’id Hawwa. 1999. Membina Angkatan Mujahid (Studi Analitis atas Konsep Dakwah
Hasan Al Banna dalam Risalah Ta’lim). Intermedia: Solo.

Diri ini akan terus coba tuk berdiri dan berlari


Meski terkadang jatuh, jatuh dan jatuh lagi
Untuk mencari makna Kehidupan yang sejati
Dalam mencapai cinta yang hakiki
Hingga ruh ni kan pergi dari jasad ini
Berakhir dan terhenti dalam pelukan penuh kasih Illahi robbi
Sebelumnya: TINGKATAN AMAL DAN TUJUAN JAMAAH IKHWANUL
MUSLIMIN
Selanjutnya : Jin Tilawat Al-Quran

You might also like