You are on page 1of 23

Pertanyaan tentang OMSK

1) Q: Saya mengalami gangguan pendengaran. terkadang bisa mendengar normal jika


telinga basah dan jika telinga kering pendengaran tidak normal. Saya heran, jika saya
makan dan berkeringat. Saya tidak tahu dari mana airnya itu keluar dan dari mana telinga
itu basah tersendiri. Saya sudah makan obat pengering yang diberi oleh resep dari dokter
tht. tapi hasilnya tetap begitu. Bagaimana cara mengatasinya?

A: Kalau melihat gejalanya sepertinya gendang telinga tersebut berlobang/robek. Jadi


pada saat berair/basah pada gendang telinga yang robek terbentuk lapisan tipis air yang
menutup lobang yang robek, pendengaran pun jadi agak lebih baik.Untuk mengatasi agar
telinga tidak sering berair, telinga harus dijaga jangan terlalu sering dan dalam kalau
dibersihkan/dikorek-korek, jangan sampai masuk air ke dalam lubang telinga dan jika
batuk pilek harus segera diobati

2) Q: saya mengalami telinga berair sejak masih SD.dan kata dokter gendang telinga saya
sudah berlubang besar, yang saya tanyakan,kira-kira bisakah telinga saya di betulkan
kembali spt semula? apakah dengan jalan operasi/transplantasi bisa dilakukan? kira kira
berapa biaya untuk operasi tersebut? kebetulan posisi saya di semarang,dokter manakah
yang bisa saya rujuk? atas jawabannya saya ucapkan terima kasih

A: Pada gendang telinga bisa dilakukan operasi penutupan, namun tergantung besar
kecilnya lubang.Jika lubang sudah terlalu besar atau hampir tidak ada sisa dari gendang
telinga, operasi lebih sulit lagi.Yang paling penting sebelum operasi telinga harus benar-
benar sudah sembuh, dan perawatan setelah operasi harus rutin dan teratur untuk
mengurangi infeksi (ini yang juga menjadi keberhasilan operasi) karena ibarat
mencangkok, kita harus menunggu hasilnya tumbuh apa tidak.Gendang telinga yang
robek dan telah mengalami infeksi yang berulang kali dan lama, biasanya pendengaran
juga sudah berkurang jauh, dan biasanya operasi penutupan gendang telinga umumnya
untuk mengurangi / menghilangkan infeksi berair tersebut, bukan tujuan utama
memperbaiki pendengaran. Tapi jika gendang telinga belum lama robek dan jarang
infeksi biasanya pendengaran bisa bagus kembali.
3) Q: hallo dok selamat malam .perkenalkan nama saya ratno,dok telinga saya berair
disebelah kanan dan tidak berfungsi pendengarannya.sejak masih SD dan sampai
sekarang belum pernah di obati.saya cuma membersihkan telinga pakai cotton bud dan
bulu ayam untuk mengurangi air di dalam telinga .
bagaimana caranya mengobati telinga saya itu dok,saya umurnya udah 24 tahun .terima
kasih banyak atas segala sarannya.

A: Melihat gejala yang ada sejak dulu (SD), sepertinya gendang telinga sudah mengalami
kebocoran/robek.Pendengaran yang berkurang diakibatkan karena telinga sudah terlalu
sering berair, karena setiap telinga berair/infeksi akan menginfeksi tulang-tulang
pendengaran (menjadi rusak) di dalam telinga bagian tengah.Sebaiknya kurangi
membersihkan telinga dengan cotton bud dan bulu ayam, jaga telinga supaya tidak sering
berair lagi Lebih baik sekali-sekali konsultasi ke dokter THT, untuk melihat gangguan
pada telinga tersebut.

4) Q: apakah gendang telinga robek bisa sembuh ?

A: Gendang telinga jika robek kecil kemungkinan besar akan menutup kembali, dengan
syarat tidak ada infeksi, hanya lama penutupan bisa 1 – 3 bulan, kadang lebih.Jika robek
cukup besar, bisa dilakukan operasi pentupan gendang telinga.

5) Q: dok,2 hari yang lalu pas saya mandi,telinga saya kemasukan air,saya coba keluarin tp
tdk kerasa airnya keluar,dan sdh tdk terasa kemasukan air lagi.
tp kemaren terasa kayak kemasukan air lagi malah lebih parah,saya mencoba keluarin tp
tdk bisa,dan pagi ini saya merasa telinga saya hampa sekali,saya juga panik sekali pagi
ini,ntar ke d0kter, saya sekarang kelas 2 SMA,tapi dulu pas kelas 6 SD saya juga pernah
ngalamin hal spt ini.apakah ada penyembuhannya?

A: Jadi kemungkinan pada saat itu ada kotoran telinga dan pada waktu dibersihkan bisa
jadi kotoran terdorong ke dalam atau kulit liang telinganya jadi lecet, besoknya lubang
telinga bengkak dan berair lagi karena lecetnya.Harus dibawa ke dokter untuk mengecek
dan membersihkan lubang telinga dan sekalian melihat gendang telinganya, mudah-
mudahan tidak sampai robek.
6) Q: salam kenal dok,selaput gendang saya berlubang dan dibelakang daun telinga ada
benjolan(kelenjar ludah) yang semakin membesar.dokter sudah menyarankan untuk
operasi.kata dokter benjolannya bisa di angkat sekalian.yang jadi pertanyaan saya ada
efek sampingnya gak setelah di operasi.dan apa penyebab dari kelenjar ludah yang
membesar.ngak sakit sih, hanya takut aja kok tambah besar kira2 dimeternya -+3cm.

A: Mudah-mudahan gendang telinga yang robek bisa menutup kembali. Benjolan di


belakang telinga memang tidak berbahaya, kemungkinan memang kelenjar lemak yang
terperangkap, kalau tidak diangkat mungkin akan bertambah besar atau jadi mengeras,
dan kalau diangkat harus semuanya (bersama cangkangnya/kapsulnya) supaya tidak
kambuh lagi. Penyebabnya kadang tidak diketahui secara jelas, bisa karena adanya bekas
infeksi/luka/lecet.

7) Q: apakah berbahaya membersihkan telinga dengan bulu ayam?

A: Sebaiknya sih jangan dikorek pake bulu ayam atau sejenisnya karena bisa berbahaya
jika kena gendang telinga. Mungkin sabar sedikit jika peradangan berkurang pendengaran
akan pulih kembali.

8) Q: sejak kemarin setiap kali makan (mengunyah) teling saya kok seperti kemasukan air
ya tapi untungnya ga terasa sakit? padahal saya tidak habis berenang dan tidak habis
korek2 kuping? apa karena saya sedang flu berat ya seminggu ini?

A: Melihat gejalanya sepertinya memang akibat flu berat, karena antara hidung dan
telinga ada saluran (disebut tuba eustachius), yang menutup akibat flu tersebut (seperti
kalau kita naik pesawat terbang kadang telinga seperti terasa tertutup khan..).Akibat
saluran (eustachius) itu tertutup, terjadi tekanan negatif di ruang telinga tengah kita,
sehingga lama kelamaan akan menarik cairan ke dalamnya, hanya kadang tidak sakit jika
tidak infeksi.

9) Q: selamat pagi dok.. saya mau nanya sudah 2 minggu ini telinga saya tidak nyaman
sekali.. berawal dari saya membersihkan telinga dengan cutton bud dan mungkin karena
terlalu dalam mengoreknya jd keluar darah. tp setelah itu keluar cairan lengket bewarna
agak coklat dan berbau.saya bersihkan tapi keesokan harinya keluar lg ,jika tidak di
bersihkan risih dan keluar sesuatu bewarna putih agak kekuning-kuningan . blm pernah
saya periksakan ke dokter THT karena saya takut jika harus oprasi..
apa ini ciri-ciri gendang telinga sobek dok ?
obat apa yg sekiranya bisa menyembuhkan telinga saya dok ?saya takut kalok harus
oprasi.

A: Kemungkinan ada iritasi atau luka pada lubang telinga dan mungkin juga gendang
telinga robek. Coba jangan dibersihkan atau dikorek lagi dengan c.bud, cukup dibersihkan
dengan tissue bagian luarnya saja, jika dalam beberapa hari masih juga berair, sebaiknya
dibawa ke dokter THT untuk dievaluasi.

10) Q: Saya mau bertanya :Apakah mengorek telingga bisa kecanduan(karena saya
melakukannya hampir setiap hari? Kenapa ya dok. telinga di korek tambah lama tambah
enak, apa yang menyebebkan jadi terasa enak? Kalau pun melakukan di jakarta operasi
telingga sebaiknya dirumah sakit mana ya dok(yang peralatanya lengkap?Saya uda capek
dok dengan ke dua telingga saya..pendengaran saya berkurang bangat, saya sudah ke dok
THT, info beliau kedua telingga saya berlubang namun yg sebelah kiri lubangnya kecil
dan sebelah lumyan gede, kadang2 telinga saya mengeluarkan cairan, apalagi kalau filex
telinga saya sering keluar air, kta dok.tht tmpat saya berobat itu ingus dri akibat
filex..menurut dok tindakan apa yg hr saya lakukan, krna kalau melakukan obat tetes yg
di gunakan rutin 3x sehari saya kurang disiplin krna saya bekerja dan utk melakukan itu
agak susah, kan pke oba telinga hrs dlm posisi tertidur ke samping..saya bingung dok.

A: Mengorek telinga dengan c.bud terlalu dalam memang kadang mengasyikkan,


sehingga orang akan selalu mengulanginya ( belum ada penelitian khusus mengenai
keadaan ini, kemungkinan karena persyarafan di dalam lubang telinga ). Untuk mengobati
telinga berair, sepertinya sudah saya tuliskan dalam tulisan saya di atas. Yaitu jangan
membersihkan / mengorek telinga terlalu jauh ke dalam ( sehingga dapat melukai /
merobek gendang telinga ), hindari kemasukan air pada telinga ( hati-hati jika mandi dan
tidak boleh berenang ) dan jika batuk pilek segera berobat ( karena ada saluran tuba
eustachius yang menghubungkan antara hidung dan telinga ). Jika memamg masih tetap
berair juga telinganya, salah satu cara lagi adalah menutup gendang telinga yang robek
dengan operasi.
11) Q: Dok. Saya selama 5 tahun terakhir (semenjak pindah ke Jogja, dulu saya tinggal di
pekalongan), saya sering mengalami masalah dengan kotoran telinga saya. Saya pernah
hanya bisa mendengar sekitar 20%. Biasanya setiap enam bulan sekali saya pasti ke THT
sarjito untuk mengeluarkan ktoran itu, dan setelah dari THT biasanya telinga menjadi
plong dan pendengaran kembali normal. Namun, selama 3 bulan terakhir, pendengaran
saya kembali terganggu, ktoran di telinga saya kayaknnya menumpuk dan semakin keras,
saya mencoba membersihkannya pakai cotton bud, tapi telinga malah terasa gatal, saya
pakai cotton bud lagi dan sekarang malah keluar airnya.

A:Kotoran telinga memang umumnya setiap 3-4 bulan sekali penuh. Ada yang
kotorannya kering ( kadang bisa keluar sendiri ) atau basah ( umumnya lengket ).
Sebaiknya jika hendak membersihkan telinga dengan c.bud tidak boleh terlalu dalam,
hanya boleh sepertiga luar, karena kotoran telinga hanya sampai disitu, tidak pernah lebih
dalam ( dengan c.bud terkadang kotoran sedikit demi sedikit terdorong ke dalam dan
akhirnya menutup lubang telinga ). Saat ini kemungkinan terjadi infeksi pada lubang
telinga, akibat dibersihkan dengan c.bud. Sebaiknya diperiksakan ke dokter THT untuk
diobati.

12) Q:Anak saya yg ke 2 kira kira 2 thn yang lalu mengalami luka pada telinga nya sampai
mengeluarkan darah lalu saya langsung bawa ke UGD kebetulan sdh sore tidak ada
dr.THT jadi yg menangani doter umum, diberi obat tetes (saya lupa namanya ) dan juga
penurun panas , dan disuruh cek lagi 3 harinya lagi , 3 harinya lagi saya bawa ke dokter
THT katanya nggak masalah disuruh lanjutkan obat yg dari dokter pertama , tapi setelah
sekitar 1 thn an saya perhatikan telinganya selalu gatal bila sehabis keramas akhirnya
saya bawa ke dokter THT lagi di bilang nggak bole kena air ( saya juga ceritakan kejadian
diatas ) telinga di bersihkan dan di beli obat anti biotik dokternya juga berpesan jngan
sampai kena air . Tapi sebulannya dia saya ke THT lagi karena telinga nya gatal dan
berair walau tidak banyak kadang bau , ke dokter lagi , di beri obat dan dibersihkan juga ,
kemudian belum sebulam anak saya mengalami Step , dia di ruang ICU selama 2 hari ,
demamnya turun setelah telinga di bersihkan dr.tht . akhirnya anaksaya langgangan dr. tht
setiap sebulan sekali ( diberi pembersih telingan saya kurang tau itu apa pak tapi seperti
air yg ditetes kan sebanyak 4 tetes 2kali sehari dan juga antibiotik yg diminum ) yang
ingin saya tanyakan kenapa ya telinga anaknya sepertinya tidak sembuh sembuh dan jg
kalo di bersihkan memakai cairan yg diberi dokter itu dia kesakitan sekali ( ohya pak
setelah ditetes cairan itu langsung berbusa didalam telinga anak saya ) apakah itu wajar ya
Pak ? saya mohon sarannya Bapak , apa yang harus saya lakukan sehingga telinga anak
saya bisa sembuh …. terima kasih

A: Melihat keluhan ini, kemungkinan mula-mula telinga sudah sembuh ( keluhan 2 tahun
yang lalu ), setelah setahun kemudian telinga sering gatal, kemungkinan karena adanya
kotoran telinga atau adanya infeksi ( karena nggak boleh kena air, tapi tidak jelas
bagaimana keadaan gendang telinganya ). Pada saat anak kejang ( kemungkinan karena
demam ), telinga tengah biasanya mengalami peradangan juga ( sehingga panas tinggi ).
Jika gendang telinga saat ini tidak sampai robek, tidak masalah. Jika gendang telinga
robek, harus dijaga betul, karena akan mudah untuk menjadi berair berulang. Harus
dihindari jangan sampai kemasukkan air, jangan sering dibersihkan terlalu dalam dengan
c.bud dan jika batuk pilek flu segera berobat. Biasanya gendang telinga pada anak-anak
jika kering akan bisa menutup kembali ( hanya perlu waktu, tidak bisa langsung ).Jika
hanya kotoran telinga, sebaiknya dikosultasikan setiap 2-3 bulan sekali, jangan
dibersihkan sendiri, karena bisa berakibat telinga terinfeksi dan membahayakan gendang
telinganya.

13) Q : Usia saya 35 tahun, telinga saya kiri & kanan kadang mengeluarkan cairan kuning &
kadang agak berbau dan sudah terjadi sejak saya SD namun tidak selamanya keluar,
kadang hilang dan timbul. kadang waktu timbulnya lama kadang tidak. kalau sudah
kambuh telinga saya seperti berada didalam air, namun pendengaran masih normal.
Pemeriksaan THT mengatakan gendang telinga saya ada lubang mungkin setitik jarum
dan perlu dioperasi (ditutup). Saya masih ragu untuk tindakan tersebut, karena takut akan
efek yang ditimbulkan setelah operasi tapi memang sudah agak mengganggu saya sekian
lama dan saat ini telinga kanan saya sakit & menyebabkan pusing kepala. Apakah setelah
operasi tidak akan timbul gejala yang sama. Apakah ada cara lain selain oparasi dan
haruskah saya bersihkan telinga diTHT secara periodik. Mohon sarannya.

A: Bila memang gendang telinga berlubang (jalan keluar cairan dari ruang telinga
tengah)dan sudah berlangsung puluhan tahun anda mengalami Otitis Media Supuratif
Kronis. Tindakan operasi utk menambal gendang telinga dianjurkan utk
mencegah masuknya material dari luar ( air ketika mandi) ke ruang telinga tengah yang
akan membuat kambuh. Kalau dilakukan pemeriksaan pendengaran (Audiometri) saya
perkirakan sudah ada gangguan pendengaran walaupun derajat ringan. Gejala pusing ?
mungkin yang dimaksud vertigo ( oyong, 7 keliling) akibat radang pada alat
keseimbangan yang merupakan komplikasi penyakit ini. Sebelum operasi tentu akan
dibuat foto Rontgen sekitar telinga ( CT scan lebih dianjurkan) sehingga risiko pasca
operasi bisa di prediksi. Cara lain yang tidak di operasi ? pastikan dulu ( pemeriksaan
Rontgen/ CT scan) apakah ini tipe jinak? atau tipe berbahaya ? Kalau tipe berbahaya (
sudah ada komplikasi vertigo?) tentu perlu operasi. Tindakan membersikan
telinga(sendiri) adalah salah satu penyebab kambuhnya penyakit ini, karena risiko
terdorongnya kotoran masuk ke dalam telinga tengah melalui lubang di gendang telinga).

14) Q: Anak saya usia 5 tahun, 1 bulan belakangan ini pendengarannya agak terganggu.
Setelah dicek ke THT (grafik pendengaran & rontgen hidung serta telinga) grafiknya flat
dan adenoidnya membesar. Setelah melalui 1 minggu pengobatan grafik pendengaran
meningkat walau belum sempurna dan dokter THT sarankan operasi tetapi dokter anak
tidak selama belum terlalu mengganggu sekali dan dilihat ada perkembangan setelah 1
minggu diberi pengobatan. Berat badannya 12,5 Kg. Apakah yang sebaiknya saya
lakukan ?

A: Agaknya putra ibu mengalami masalah dengan telinga tengah. Apa yang dimaksud
dengan grafik pendengaran? Kalau yang dimaksud dengan pemeriksaan Timpanometri –
berarti ada cairan di dalam liang telinga; berarti target pengobatan adalah mengupayakan
cairan tersebut tidak ada lagi. Namun bila yang dimaksud dengan Audiometri (
menentukan ambang pendengaran) , flatnya pada ambang dengar berapa desibel?. Kalau
pengobatan gagal, perlu dipertimbangkan untuk mengeluarkan cairan (bila ada) misalnya
dengan memasang pipa kecil yang menembus gendang telinga ( pipa ventilasi).
Pertimbangan operasi amandel adalah untuk menghilangkan sumber infeksi ( penyebab
gangguan pada telinga tengah), sebab bila kejadian ini berulang kali dapat mengganggu
perkembangan anak berbicara dan berbahasa.

15) Q: Saya sakit flu seminggu, banyak lendir/ingus yang keluar dari hidung. Pada hari
ketujuh telinga menjadi budek. Saya ke THT, katanya gendang telinga bengkak dan
kemasukan cairan. Telinga kanan dan kiri saya ditusuk dengan jarum, terasa sakit tapi
rasa budek (terutama yang kiri) belum hilang. Gejala apa ini ?

A: Pilek yang mengganggu hidung anda ( usia anda berapa tahun? ) ternyata juga
mengganggu telinga tengah anda; apakah sudah dibuat Audiometri? untuk menentukan
derajat gangguan pendengaran dan Timpanometri untuk memastikan kondisi telinga
tengah. Dugaan saya, waktu ditusuk (gendang telinga) karena telinga tengah terisi cairan;
karena telinga tengah dan hidung/tenggorok di hubungkan oleh saluran tuba Eustachius.
Kalau terjadi berulang kali tentu perlu dipertimbangkan untuk membuat drainase melalui
pipa kecil dari telinga tengah, menembus gendang telinga dan keluar di liang telinga.
Pemasangan pipa ventilasi ini dengan operasi kecil (bius lokal). Tapi bila berlangsung
lama cairan bisa mengental sehingga utk mengeluarkannya diperlukan tindakan
pembedahan untuk mencapai telinga tengah. Namun tetap diupayakan agar pilek tidak
terlalu sering berulang.

16) Q: Bayi saya berumur 10 bulan, dalam sebulan ini dia kena flu batuk, bahkan ingusnya
banyak kalau dia lagi bersin karena flu dia sering bolak-balik menderita panas, memang
paling tinggi 38. Setelah 1 bulan itu (dia tetap flu dan pilek) dari telinganya keluar cairan
seperti ingus tapi tidak berbau sama sekali langsung saya rujuk ke dokter langganan
keluarga saya (karena dokter THT hanya 1 di daerah saya dan sulit ditemui) katanya
jangan ditetes karena itu cairan, kalo ditetes makin susah keringnya yang diberikan
dokter obat antibiotik yaitu novatusin dan cefabiotik tapi 1 minggu juga belum sembuh
memang frekuensinya keluar sudah berkurang dan kemarin saya rujuk lagi dokter
menyarankan obatnya diteruskan dan ambil kembali ke apotik sebenarnya apa yang
diderita bayi saya? kira-kira apa penyebabnya ?

A: Agaknya putra ibu mengalami infeksi/peradangan di ruang telinga tengah atau OTITIS
MEDIA. Salah satu tandanya adalah pengumpulan cairan di ruang telinga tengah; cairan
tidak bisa keluar karena saluran tuba Eustachius - yang mestinya berperan utk
mengalirkan cairan ke hidung/tenggorok - mengalami sumbatan akibat pilek radang
tenggorok . Karena cairan bertambah terus (selama 1 bulan lho !), akibatnya ruang telinga
tengah tidak mampu menampung cairan. Sehingga jumlah cairan tsb cukup kuat utk
menjebol gendang telinga, akhirnya cairan menemukan jalan keluar (yang tidak
seharusnya) ke liang telinga seperti yang ibu saksikan. Jadi kemungkinan saat ini putra
ibu gendang telinganya sudah mengalami robekan. Penyebabnya ya itu tadi, pilek lama
atau radang tenggorok yang tidak sembuh sehingga menyumbat muara tuba Eustachius.
Solusinya: hilangkan/ obati faktor penyebab sampai tuntas. Biarkan cairan keluar sampai
habis, dokter kan menyedotnya dan/atau memberi obat cuci telinga. Ibu juga dapat
membersihkan cairan yang terlihatdi liang telinga dengan cotton bud atau tissue dengan
cara cara yang bersih. Gendang telinga yang robek masih mungkin menutup lagi bila
robekan tidak besar, dan selama proses perbaikan gendang telinga ini upayakan agar anak
tidak terserang pilek atau radang tenggorok.

17) Q :Anak saya laki-laki, usia 4 tahun di telinga kirinya tidak begitu jelas, saya periksa ke
dr THT, katanya ada amandel dan diminta untuk operasi, setelahnya, saya kembali
periksa, audiometri dll, telinga kirinya masih mendengar, saya tanya dokternya apa perlu
alat bantu dengar, dr bilang tidak, hanya disarankan untuk dilatih pendengaran kirinya,
saya bingung, apakah pendengaran bisa dilatih? sekarang anak saya umur 7 tahun, telinga
kirinya tambah parah, kalau diajak bicara kuping kanannya yang dia andalkan, saya
kembali ke dr THT dimaksud dulu, saya konsul lagi, jawabnya tetep sama, tidak perlu
ABD, hanya perlu dilatih tapi tidak ada masukan bagaimana melatihnya, terus terang saya
kadung kesel, waktu saya tanya anak saya bilang, kuping kirinya dengar (pelan) tapi tidak
merupakan kata-kata, tapi-kira2, seperti radio tidak pas tuningnya, gimana dok, ada
masukan? apa yang harus saya lakukan ?

A :Bagaimana perkembangan wicara sang putra saat ini apakah sama dengan teman-
teman yang seusia? Atau tertinggal jauh? Kalau ya― temui ahli terapi wicara (speech
therapist). Apa tempo hari sudah jadi operasi amandel? Dugaan saya pada saat usia 4
tahun ada infeksi atau ada cairan (alergi?) di telinga tengah akibat amandel.

Tentu saya ingin melihat Audiometri yang telah dibuat, alangkah baiknya juga
diperiksa timpanometri untuk melihat ada cairan di telinga tengah. Kalau memang ada
cairan tentu bisda dikeluarkan atau dipasang pipa untuk mengeluarkannya melalui
gendang telinga Untuk ABD bisa ya bisa tidak perlu tergantung derajat gangguan
pendengaran, perlu diperhatikan bahwa tidak terlalu mudah memasang ABD jika telinga
sisi lainnya normal.

18) Q: Umur saya 28 tahun, saya tinggal dan menetap di aceh, saya punya masalah dengan
pendengaran sebelah kanan, semenjak kecil pendengaran saya masih normal,sudah 3
tahun ini saya merasa lain di telinga kanan saya dan tidak dapat mendengar sedikitpun
yang terdengar hanya gemuruh aja, kalo sebelah kiri masih bisa mendengar jelas, mau
saya berobat ke dokter specialis THT di tempat saya belum ada, harus pergi ke ibukota
propinsi dan ongkosnya tak terjangkau oleh keuangan saya, mungkin ada solusi untuk
saya bisa difungsikan kembali telinga kanan saya ?
A: Dengan info yang terbatas dari anda dan tanpa data audiometri saya coba jawab. bila
kejadiannya tiba-tiba mungkin 3 tahun yang lalu anda mengalami tuli mendadak (sudden
deafnes), biasanya akibat virus atau gangguan sirkulasi darah ke rumah siput (cochlea)
apalagi bila diawali infeksi virus sebelumnya ( pilek?). Pada pemeriksaan audiometri
terdapat penurunan ambang pendengaran yang bermakna terutama pada nada tinggi.
Untuk saat ini upayakan pemeriksaan Audiometri (tidak mahal) di Banda Aceh. Kalau ini
yang terjadi kemunkinan tulinya sudah menetap karena kasus seperti harus segera
mendapat pengobatan 24 – 48 jam setelah kejadian. Kalau pendengaran yang sisi lain
normal, anda tetap bisa berkomunikasi, upayakan mendengar bunyi dari sisi kiri. Pada
kondisi ini memang anda sulit melokalisir bunyi yang berasal dari kanan ( atur posisi
meja kerja anda, dengan telinga kanan dekat ke dinding atau sisi dimana orang lain tidak
berada pada posisi tersebut). Alat bantu dengar (Hearing aid) mungkin bisa membantu
tapi seandainya belum ada biaya, biasakanlah mendengar dengan satu telinga sambil anda
menabung. Jadi jangan berkecil hati atau rendah diri karena sesungguhnya anda tetap
masih bisa mendengar

19) Q: Saya mempunyai anak lelaki berusia 4 tahun, berat badan waktu lahir 3,4 kg, panjang
47 cm, dan lahir normal. Di usia 7 bulan, anak saya mengalami gangguan telinga. Jika
suhu badannya naik, telinganya mengeluarkan cairan semacam congek. Ibu saya sudah
membawanya ke dokter, dan dokter tersebut memberi obat tetes.
Selama pengobatan, memang cairan itu berhenti dan mengering, tetapi jika habis obatnya
dan dia demam/sakit, cairan itu muncul kembali. Terus terang, saya bingung dan
khawatir, Dok. Apa sebetulnya penyebab semua itu? Saya merasa malu dan sedih kalau
ada tetangga atau anak sebayanya mengolok-olok. Upaya apa lagi yang harus saya
lakukan? Bagaimana cara penyembuhannya? Saya takut penyakit ini bawaan dari lahir.
Mohon Dokter sudi menjawab semua pertanyaan serta membalas melalui surat saja.

A: Penyakit telinga yang mengeluarkan cairan berwarna putih kekuningan mirip ingus itu
biasanya dikenal sebagai otitis media. Di Barat, sering keadaan ini dikenal sebagai glue
ear. Bagi pembaca yang senang berkelana di dunia maya (internet), silakan
gunakan kata kunci glue ear itu untuk mendapat informasi tambahan selain yang saya
sampaikan ini.
Cerita pendek di bawah ini mungkin bisa menambah informasi. Telinga dibagi atas tiga
ruang, yakni ruang telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Batas antara ruang
telinga luar dan tengah adalah gendang telinga. Ruang telinga tengah berisi
beberapa tulang super-mini yang meneruskan getaran yang diperoleh gendang telinga ke
sistem sensor yang terdapat di telinga dalam. Ruang ini juga berhubungan dengan bagian
belakang hidung/mulut kita lewat suatu terowongan kecil. Salah satu fungsi terowongan
ini adalah sebagai penghubung udara antara rongga telinga tengah
dan dunia luar(lewat hidung). Pilek biasanya bisa menjadi awal mula masalah.
Peradangan (apapun sebabnya, infeksi atau alergi) di hidung, bila menjalar sampai ke
belakang, akan mencapai terowongan tadi. Terjadi proses di telinga tengah sebagai
lanjutannya dan akhirnya menumpuklah cairan yang bisa mengandung kuman di telinga
tengah tersebut.
Cairan yang menumpuk dan tak bisa mengalir ini akan mendorong gendang telinga. Pada
saat ini, anak akan panas tinggi dan merasakan sakit pada telinganya. Karena tekanan
yang makin besar, akhirnya cairan tersebut menjebol gendang telinga, dan keluar dari
liang telinga. Anak merasa lega, panas turun, tetapi sayangnya masalah belum beres.
Upaya penanganannya ada beberapa macam. Yang paling baik tentu saja jangan sampai
terowongan itu bermasalah, atau lebih konkrit lagi, jangan sampai hidungnya bermasalah.
Tapi bagaimana mencegah anak agar tidak pilek? Kan, tak mungkin juga? Untungnya, tak
semua anak pilek akan membawa masalah ke terowongan tersebut. Namun, andaikata
terowongan tersebut jadi korban, bagaimana agar telinga tengah tidak ketularan? Ini juga
sulit mengantisipasinya. Maka, kalau toh telinga tengah tersambar juga, maka jangan
sampai terjadi cairan yang menjebol gendang telinganya. Gendang telinga yang robek
akan sulit pulih seperti sediakala, sama halnya seperti baju kita yang robek. Tapi baju
yang kita gunting dengan baik tentu akan mudah menutupnya. Demikian juga dengan
nasib gendang itu. Cara yang paling baik adalah menusuk gendang telinga itu dengan alat
khusus, sehingga bila proses peradangan itu telah membaik, maka gendang telinga dapat
pulih tertutup sebagai semula.
Perbaikan untuk rongga telinga tengah yang meradang ada beberapa langkah. Liang
telinga harus dibersihkan dulu dengan cairan tertentu agar bebas dari nanah atau cairan
kotor yang menggenanginya. Kalau dokter tidak punya alat untuk mengisap cairan
tersebut, dokter bisanya menyarankan untuk menggunakan larutan H2O2 3 persen.
Sayangnya, larutan ini tidak bisa disimpan lama. Ia akan menjadi air biasa (H2O) bila
kelamaan disimpan. Liang dicuci berkali-kali dengan larutan ini, dan kotoran akan
terangkut keluar melalui busa-busa gas yang terjadi tatkala cairan ini bersentuhan dengan
kotoran-kotoran tersebut. Setelah dianggap bersih, barulah tetesan antibiotika diberikan
ke dalam liang telinga. Hal ini dilakukan beberapa kali sehari selama 5 - 7 hari.
Kadangkala juga ditambahkan obat yang harus ditelan untuk melegakan terowongan dan
menurunkan panas.
Robekan yang bagus di gendang telinga akan menutup dengan baik beberapa hari
kemudian, tetapi robekan yang jelek (akibat jebol tanpa rencana) biasanya akan
meninggalkan lubang (perforasi) yang tidak dapat menutup. Lubang model begini dapat
membuat masalah di kemudian hari, karena cairan dari luar (saat
berenang, mandi, kecemplung kolam) akan dapat mencapai ruang telinga-tengah tanpa
halangan. Bisa jadi perlu gendang buatan untuk menambalnya kelak.
Bagi anak yang memang sering mengeluarkan cairan begituan, dokter adakalanya
terpaksa harus memasang lubang khusus sementara di gendang telinganya, untuk setelah
beberapa waktu akan dicopot kembali. Pada sebagian besar kasus dalam waktu beberapa
tahun, otitis media ini akan mereda dengan sendirinya, tetapi ada
pula yang menahun dan menimbulkan komplikasi (termasuk ketulian). Usia empat tahun
tentunya tidak terlalu sulit bagi dokter untuk melongok liang dan mengamati gendang
telinganya. Kalau memang gendang telinganya meradang dan mencembung, tiba saatnya
untuk melubanginya agar cairan bisa terbebaskan dengan baik, bisa dengan irisan atau
memasang lubang khusus. Tidak semua dokter punya alat untuk melongok liang
telinganya dengan jelas, atau memiliki alat pelubang untuk gendang telinga. Namun, saya
yakin setiap dokter telinga memilikinya. Kalau berkali-kali terjadi di telinga yang sama,
sangat mungkin perawatan menjadi lebih sulit sebab dapat timbul hal-hal yang
mengganggu tumbuh kembangnya kelak, seperti gangguan pendengaran atau bahkan
perluasan penyakit ke tempat lainnya.

20) Q : Asal upil , congek ama belek itu gimana yaa ? proses pembentukannya gmana ?

A: Kotoran kuping (cerumen) seperti daki sebetulnya minyak yang dihasilkan oleh
kelenjar. Fungsinya menghalau binatang, seperti serangga yang mencoba masuk ke dalam
telinga.
Kalau congek itu penyakit telinga gejalanya, dari telinga, persisnya dari selaput gendang
yang berlubang, keluar cairan. Sumbatan menyebabkan timbulnya perbedaan tekanan
udara di telinga bagian tengah dan bagian luar. Seperti sebuah sumur, perbedaan tekanan
ini akan membentuk ruang hampa yang dapat "memompa" cairan ingus keluar melalui
telinga. Inilah yang disebut congek. Mula-mula yang keluar hanya cairan bening saja, tapi
lama-lama mengental, bernanah, dan berbau.

21) Q : saya mau tanya,apakah ada obat yg dapat menyembuhkan conge pd telinga?adakah
cra untk menyembuhkannya??

A : Sebelum menjawabnya, kami ingin bertanya : Umurnya berapa bu ? Sudah berapa


lama terkena congek ? Apakah sudah pernah berobat ke dokter THT ? Sudah berapa kali?
Obat apa saja yang diberikan ? bagaimana efek obatnya ? Apakah kotoran ditelinganya
sudah dikeluarkan oleh dokter ?
Antibiotik yang diberikan dokter bisa dibantu dengan obat NASA, yaitu lecitin sirup,
kloropilin dan calsea plus. Lecitin untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap
serangan infeksi. Kloropilin untuk mematikan kuman (mirip antibiotik). Calsea plus
untuk memperbaiki regenerasi sel (gendang telinga). Terima kasih

22) Q: Apa penyebab congek? mengapa terkadang keluar nanah

A : Infeksi gendang telinga atau yang biasa disebut congek, bila dibiarkan, ternyata dapat
mengakibatkan kematian. Sekitar 60 persen penderita congek di Indonesia hanya bisa
ditolong dengan operasi. JANGAN remehkan penyakit congek. Penyakit telinga berair
(otitis media supuratif kronis) ini ternyata bukan hanya sekadar mengganggu
pendengaran. Congek yang kronis bisa pula mengundang maut.

Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, selama sepuluh tahun terakhir
ini tercatat 3-7 orang meninggal setiap tahun gara-gara congek. Kematian itu bisa terjadi
karena kuman yang menggerogoti telinga merambah ke bagian otak dan menimbulkan
radang selaput otak. Di Indonesia memang tidak ada data lengkap yang bisa mengungkap
angka kematian yang disebabkan oleh penyakit congek. Namun, dengan jumlah
penderitanya yang cukup besar, mungkin saja kasus kematian yang terjadi lebih besar
daripada yang tercatat di satu-dua rumah sakit besar.

Survei kesehatan di Indonesia yang meliputi tujuh provinsi pada 1994-1996 menunjukkan
bahwa angka penderita penyakit ini 3,8 persen dari total populasi. Jadi, penderita
congek—umumnya berusia 10-30 tahun—di Indonesia sekitar 8 juta orang. Dari 8 juta
itu, sekitar 60 persen diperkirakan menderita infeksi gendang telinga yang sudah parah
sehingga hanya bisa ditolong dengan operasi. Hal itu menjadi problem tersendiri, baik
bagi penderita maupun bagi para dokter.

Tak banyak ahli yang menanganinya. Di negara dengan 13 ribu pulau yang berpenduduk
lebih dari 200 juta ini hanya ada 500 orang dokter ahli telinga-hidung-tenggorokan
(THT). Itu pun 130 orang di antaranya menumpuk di Jakarta. Karena itu, relevan bila
Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSCM menyelenggarakan
simposium bertema "Timpanoplasti dan Kursus Disleksi Tulang Tempora" di Hotel
Santika, Jakarta, akhir September lalu.

Simposium ini disertai peragaan cara operasi terbaru timpanoplasti. Melalui simposium
ini diharapkan para dokter ahli THT lebih baik dalam memberikan terapi dan lebih tepat
dalam memutuskan apakah congek hanya perlu diobati atau harus dioperasi. Penyakit
telinga ini biasanya mulai terjadi pada anak-anak.

Penyebabnya bisa berbagai macam. Pada anak-anak yang menetek susu ibu sambil
berbaring, sementara ibunya pun berbaring, kupingnya sering terserang infeksi. Soalnya,
bisa saja tanpa disadari air susu ibu mengalir ke lubang telinga si bayi. Genangan susu itu
akhirnya mengundang hadirnya kuman dan menyebabkan gendang telinga terserang
infeksi.

Kaum dewasa pun bisa terserang congek bila tak awas dalam memperlakukan indra
pendengaran mereka, misalnya mengorek-ngorek telinga terlalu dalam hingga gendang
kuping pecah. Namun, anak-anak memang lebih mudah menderita congek. Penyebabnya,
hubungan hidung, telinga, dan tenggorokan yang biasa disebut tuba eustachii pada anak-
anak berbeda dengan orang dewasa.
Saluran tuba eustachii pada anak-anak dan bayi lebih pendek dan lebar, sementara
posisinya mendatar antara tenggorokan dan kuping. Akibatnya, kuman setiap saat bisa
masuk ke kuping, terutama bila mereka sedang terserang batuk ataupun pilek atau ketika
berenang. Bentuk infeksi telinga pada anak-anak biasanya akut. Gejalanya berupa badan
kejang-kejang atau panas-dingin.

Bila gejala itu ditangani dengan tuntas, anak akan sembuh sempurna. Ini berbeda dengan
congek kronis yang tak disertai gejala panas atau demam. Pada yang kronis, telinga hanya
mengeluarkan air atau nanah, yang berhenti bila diberi obat. Namun, bila penderita mandi
atau masuk ke air, penyakitnya kumat lagi. Bila telinga yang terserang congek kronis
tidak juga menjadi jos setelah pengobatan dua bulan, dengan ditandai luka di gendang
telinga yang tidak mampat, "Operasi sebaiknya dilakukan," kata Dokter Helmi, salah satu
pembicara simposium.

Congek yang sudah kronis itu biasanya ditandai dengan bisul di belakang daun telinga
atau di liangnya, atau nanah yang keluar dari lubang telinga. "Bila tanda-tanda stadium
lanjut itu terlihat, dokter-dokter di daerah sebaiknya cepat merujuk pasiennya ke rumah
sakit yang memiliki dokter spesialis THT," kata Dokter Zainul A. Djafaar, ahli THT dari
RSCM, yang menjadi ketua panitia simposium itu.

Ada dua jenis operasi untuk penyakit telinga ini. Bila tujuan operasi hanya untuk
menyembuhkan penyakit dan mencegah komplikasi, operasi mastoidtomi radikal bisa
dilakukan. Operasi ini tidak membangun kembali gendang telinga secara lengkap karena
memang tak bertujuan memperbaiki pendengaran. Sebagian besar operasi dengan cara ini
biasanya tidak tuntas.

Soalnya, setelah operasi, cairan dari dalam telinga masih mungkin meleleh lagi. Bila
penyakit mencapai stadium kronis jenis jinak, menurut Helmi, kombinasi operasi
mastoidtomi simpel dan timpanoplasti bisa dipakai. Operasi ini berupa pembersihan
infeksi dan rekonstruksi kerusakannya. Target operasi ini untuk memperoleh gendang
telinga secara utuh dengan sistem penghantaran suara yang baik.
23) Q: Infeksi telinga tentu dapat merusak organ pendengaran. Bagaimana dapat
mengenalinya ketika terjadi pada anak?

A: Infeksi telinga tengah (ITT) atau otitis media terjadi apabila bakteri atau virus masuk
ke dalam cairan yang terdapat pada telinga bagian tengah yaitu di belakang gendang
telinga.
Otitis media dapat terjadi secara akut (mendadak dan singkat) atau kronis (tidak kunjung
sembuh atau sering kambuh). Pada ITT terjadi akumulasi nanah di belakang gendang
telinga sehingga menimbulkan nyeri dan gangguan pendengaran. Nanah atau cairan
radang ini kental dan lengket seperti "lem". Infeksi telinga relatif sering terjadi pada anak-
anak, terutama mereka yang berusia di bawah tujuh tahun. Berikut tanya & jawab tentang
infeksi telinga pada anak.

24) Q: Anak saya menderita infeksi telinga, menurut seorang teman, kemungkinan itu didapat
dari teman sekolahnya. Benarkah demikian?

A: Tuba (pipa) eustachius, adalah saluran yang menghubungkan bagian belakang rongga
hidung dengan telinga tengah. Anak-anak memiliki tuba eustachius yang lebih pendek
dibanding orang dewasa, sehingga bakteri dan virus lebih mudah masuk ke dalam telinga
melalui hidung, misalnya pada saat mereka sakit flu. Itu sebabnya infeksi telinga sering
terjadi sesudah anak menderita infeksi saluran napas atas. Memang benar, penularan
infeksi telinga lebih mudah terjadi jika anak tinggal di rumah dengan penghuni relatif
padat, sering kontak dengan perokok, atau memiliki saudara kandung yang menderita
infeksi telinga.

25) Q:Bagaimana kita mengenali gejala infeksi telinga secara lebih dini?

A: Anak yang menderita infeksi telinga biasanya lemas, rewel, dan sering menggosok-
gosok telinganya. Pendengarannya mungkin terganggu, dan mereka tidak dapat makan
atau tidur nyenyak. Pada anak yang lebih besar, mereka akan mengeluh sakit telinga, dan
mengatakan bahwa telinganya seolah-olah tersumbat oleh sesuatu atau tidak dapat
mendengar dengan baik. Selain itu, mereka mungkin mengalami demam, pilek, atau
batuk.
Pada infeksi telinga tengah yang parah, gendang telinga mungkin akan pecah dan
mengeluarkan nanah alias ―congekan‖.
Saat pemeriksaan, dokter akan menanyakan mengenai tingkah laku dan keluhan anak,
serta melihat bagian dalam telinga dengan suatu alat khusus, yaitu otoskop, untuk melihat
ada tidaknya infeksi dan tingkat keparahannya.

26) Q:Faktor apa saja yang dapat memperburuk penyakit ini?

A: Bayi-bayi yang minum susu botol sambil tiduran akan mempermudah masuknya
bakteri ke dalam telinga mereka. Sedangkan bayi yang diberi ASI biasanya lebih jarang
terserang infeksi telinga. Selain itu, anak-anak yang sering mengalami flu, infeksi dan
pembengkakan tonsil (amandel), atau mengidap alergi (sehingga mudah terserang infeksi
saluran pernapasan akut/ISPA). Penyakit ISPA harus diobati sedini mungkin agar tidak
menyebar ke telinga.

27) Q: Lalu, faktor-faktor apa yang dapat memperbaiki penyakit infeksi telinga?

A: Setelah Anda membawa si Kecil berobat ke dokter, ada beberapa langkah yang dapat
membantu meredakan derita si kecil antara lain:
 Kompres hangat (misal: rendam secarik kain flannel dalam air hangat, peras, lalu
kompreskan ke telinga bagian luar yang sakit).
 Anjurkan anak untuk tidur miring dengan posisi telinga yang sakit di bawah dan
diganjal bantal. Hal ini dapat meredakan nyeri.
 Usahakan telinga anak tetap kering dan bersih.
 Hindari suara nyaring atau gaduh agar nyeri telinga tidak bertambah berat.

28) Q: Apakah semua infeksi telinga segera memerlukan pertolongan dokter---meskipun kita
barumenduganya?

A: Sangatlah bijaksana bila orangtua membawa anaknya berobat ke dokter jika diketahui
atau diduga mengalami infeksi telinga, sehingga dapat diketahui berat ringannya
penyakit, perlu tidaknya pengobatan, dan apa yang perlu dilakukan orangtua untuk
meredakan nyeri telinga.
Sebelum meresepkan obat, dokter perlu mengetahui umur anak, beratnya penyakit, dan
frekuensi terjadinya infeksi. Pemberian antibiotik mungkin diperlukan. Obat-obatan
lainnya, seperti: obat pereda nyeri, semprot hidung, tetes telinga, atau pengencer lendir
dapat membantu meredakan gejala.
Jika infeksi telinga sering kambuh dan tidak juga membaik dengan pemberian antibiotika,
dokter mungkin akan menyarankan tindakan medis lain atau merujuk ke dokter spesialis
telinga hidung tenggorokan (THT)

29) Q: Benarkah tuna-wicara (bisu) adalah salah satu akibat dari infeksi telinga?

A: Jika tidak diobati, penyakit infeksi telinga dapat bertambah parah dan menyebabkan
gendang telinga pecah sehingga mengakibatkan gangguan pendengaran. Gangguan
pendengaran yang diderita anak sejak usia belia akan membuat anak tidak dapat berbicara
(karena tidak pernah mendengar suara atau kata-kata) dan akhirnya mengalami kesulitan
dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

30) Q: Mungkinkah infeksi telinga menular dari berenang di kolam renang umum?
Bagaimana mencegahnya?

A: Bisa saja infeksi telinga terjadi karena ditularkan lewat air kolam renang umum. Yang
paling umum adalah otitis eksterna yang terjadi akibat adanya air di dalam kanal telinga
sehingga bakteri yang biasanya ada di bagian luar telinga berubah dari normal menjadi
―jahat‖ dan mengakibatkan terjadinya infeksi. Air dari kolam renang mungkin saja
memicu infeksi ini. Sedangkan air laut paling jarang menyebabkan otitis eksterna. Salah
satu faktor risiko tinggi adalah dari air hangat. Tips untuk mencegahnya adalah:
 Pilih kolam renang yang dinyatakan terjaga kualitas atau kebersihan airnya, sebagai
syarat utama memilih kolam renang untuk anak Anda. Jika kolam renang milik
sendiri, jangan lupa membersihkannya secara teratur.
 Untuk mencegah infeksi pada telinga ketika anak berenang di kolam renang umum,
Anda mungkin bisa mencoba berbagai cara berikut:
o teteskan drying drop pada kedua telinga anak Anda setelah berenang.
o gunakan penutup telinga selama berenang
o sumbat telinga dengan wol katun

Jika terjadi infeksi telinga bagian tengah yang lebih mengkhawatirkan dibanding
infeksi telinga bagian luar gejalanya ditunjukkan dengan secara tiba-tiba anak merasa
sakit sekali di telinga. Jenis ini biasa muncul berbarengan dengan pilek. Segera
konsultasikan ke dokter karena jika tak ditangani dengan baik bisa terjadi kerusakan
permanen.

31) Q: Bagaimana mengetahui anak memang punya gangguan pendengaran, ada gangguan
perhatian, atau bahwa ada infeksi yang mengganggu pendengarannya?

A: Kapanpun Anda merasa ada yang tak beres dengan pendengaran anak Anda, jangan
ragu untuk memeriksakannya ke dokter. Sebaiknya periksakan dahulu ke dokter umum.
Jika ia mendeteksi adanya gangguan pendengaran karena infeksi atau yang lain, ia akan
merujuk Anda ke klinik pendengaran, atau dokter THT. Lebih baik waspada daripada
menyesal kemudian, bukan?

32) Q: Anak saya berumur 1,2 tahun. Ia sudah dua kali terkena radang telinga tengah.
Berbahayakah?

A: Infeksi telinga tengah adalah salah satu penyakit yang kerap menyerang anak. Sekitar
3 dari 4 anak pernah mengalami sedikitnya 1 kali infeksi telinga sebelum usia 3 tahun
(risiko tertinggi usia 6–18 bulan). Meski infeksi ini membuat Anda cemas dan anak tak
nyaman, umumnya akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Setelah memasuki usia
sekolah, anak tidak akan mengalaminya lagi.

Gejalanya? Agak sulit dideteksi pada bayi kecil yang belum bisa mengeluh sakit telinga.
Paling-paling, ia menarik-narik atau menutupi telinganya, menangis lebih sering, tidur
gelisah, tidak berespons terhadap suara, sangat rewel, demam, keluar cairan dari telinga,
serta sakit kepala. Biasanya, infeksi telinga berawal dari infeksi virus seperti selesma/flu.
Rongga telinga tengah meradang dan terjadilah penumpukan cairan di balik gendang
telinga. Infeksi telinga bisa menyebabkan gangguan fungsi atau pembengkakan dalam
saluran Eustachius (saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung).
Pada anak, saluran ini lebih sempit dan pendek, sehingga cairan mudah terperangkap di
telinga tengah. Faktor pemicu lainnya adalah infeksi di daerah tenggorokan (umumnya
infeksi virus) yang menyebabkan tersumbatnya saluran; infeksinya bisa menjalar ke
saluran Eustachius. Posisi tiduran saat menyusu dari botol bisa pula meningkatkan risiko
terkena infeksi. Kapan ke dokter? Infeksi telinga bukan kondisi genting. Jika keluhan
(rewel dan sulit tidur) pasca selesma berlangsung lebih dari 1 hari, hubungi dokter. Juga,
jika keluar nanah dari telinga. Bagaimana menanganinya? Tergantung banyak faktor
seperti usia anak, riwayat penyakit, dan jenis infeksi. Saat ini, cukup wait and see selama
72 jam bila anak berusia lebih dari 6 bulan, kondisi kesehatannya baik, dan keluhan tidak
berat. Sakit yang disebabkan oleh virus tidak butuh antibiotika. Untuk pereda nyeri,
berikan parasetamol.Risiko terkena infeksi telinga bisa dikurangi dengan cara:?
Menjauhkan si kecil dari anak sakit lainnya.? Melindungi anak dari asap rokok.?
Memberi ASI sedikitnya selama 6 bulan. ASI mengandung antibodi yang akan
melindungi bayi dari infeksi telinga? Jika bayi minum dari botol, posisikan agak tegak
(bukan dibaringkan).

33) Q: Saya tidak pernah menggunakan bantal pada anak saya (2 bulan) untuk menghindari
SIDS (suddently infant death syndrome). Tapi, sebuah artikel mengatakan bahwa bayi
yang kepalanya peang karena posisi tidurnya, memiliki risiko lebih tinggi mengalami
infeksitelinga.

A: Bayi berusia 2 bulan umumnya masih bisa tidur tanpa harus menggunakan bantal. Dia
dapat tidur nyenyak dengan berbagai posisi tanpa harus diganjal dengan sesuatu di leher
atau kepalanya. Beberapa bayi memang merasa nyaman dengan penggunaan bantal, tapi
sebagian lainnya justru malah terganggu. Beberapa ahli menyarankan penggunaan bantal,
termasuk yang berlubang tengahnya, dengan tujuan memfiksasi tidurnya bayi agar tidak
berubah posisi menjadi tengkurap. Tidur tengkurap menurut kajian ilmiah justru akan
meningkatkan risiko terjadinya SIDS.Memang betul ada artikel yang dipublikasikan
Journal of Craniofacial Surgery edisi September 2009, dimana para peneliti di Wake
Forest University Medical Center di North Carolina menemukan bahwa pada anak-anak
dengan bentuk kepala datar yang parah (plagiocephaly posisional), 50% diantaranya
mengalami infeksi telinga tengah pada usia kurang dari 1 tahun. Mereka pun
menyimpulkan ada hubungan antara plagiocephaly dengan risiko terjadinya infeksi di
telinga.

Tapi berdasarkan Evidence Base Medicine (EBM), penelitian ini mempunyai level of
evidence yang rendah karena penelitiannya berupa kuesioner, dengan kategori
rekomendasinya: No Recommendation. Hasil penelitian yang nilainya seperti ini tidak
bisa dijadikan pegangan atau pedoman.Jadi menurut saya, posisi tidur terbaik untuk bayi
Bapak adalah disesuaikan dengan kemauan si bayi. Bila dia sudah nyaman tidur telentang
tanpa bantal, sementara kondisinya baik-baik saja dan tidurnya juga nyenyak, itulah yang
terbaikbuatnya.

Pada artikel yang lalu tentang perlunya bayi tidur tengkurap, salah satu alasan yang kami
kemukakan tentang perlunya posisi tidur tengkurap adalah untuk menghindari kepala bayi
yang menjadi rata (peang) pada bagian belakangnya.Nah, berdasarkan penelitian terakhir
yang diadakan oleh Wake Forest University Medical Center di North Carolina, USA,
ternyata kelainan yang disebut juga dengan istilah deformational plagiocephaly atau flat
head syndrome ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan lainnya pada bayi.

*InfeksiTelinga
Bentuk kepala datar (flat head syndrome/deformational plagiocephaly) pada bayi ternyata
tidak hanya menyangkut masalah kecantikan lahiriah saja, tetapi ternyata juga dapat
menyebabkan infeksi telinga, begitu menurut mereka.
Secara teori, perubahan bentuk kepala ini dapat menekan saluran eustasia yang
menghubungkan bagian telinga tengah dengan nasopharynx. Nah, apabila saluran ini
tidak bisa mengeluarkan cairan (mucus) dari telinga tengah, maka yang terjadi
selanjutnya adalah berkumpulnya bakteri dan inilah yang memicu terjadinya infeksi
telinga.
Untuk membuktikan hal ini, klinik medis di North Carolina ini mengadakan studi yang
melibatkan 1112 pasien yang dirawat dalam 2 tahun terakhir. Hasilnya? Ternyata 50,3%
dari bayi dengan bentuk kepala rata tersebut memang pernah menderita infeksi telinga
dalam 1 tahun pertama hidup mereka. Dan semakin parah tingkat bentuk kepala rata pada
bayi, ternyata semakin besar kemungkinan ia akan terkena infeksi telinga.
*Gangguan Kesehatan Lainnya
Selain infeksi telinga, bentuk kepala rata pada bayi juga bisa menyebabkan gangguan
kesehatan lain seperti posisi mata, telinga dan gigi yang tidak pada tempatnya,
perkembangan psikologi dan motorik yang lebih lambat, serta gangguan
temporomandibular joint (nyeri pada pertemuan antara tulang rahang dengan tengkorak
kepala)

34) Q: dok, saya mau tanya selam kurang lebih dua minggu ini, dibawah telinga, ( dibawah
pangkal daun telinga, terasa sakit, sedut 2 tapi sakit persisnya dibawah tulang tengkorak
yang melindungi telinga, sakitnya terasa malam hari serta pagi hari, atau siang nggak
dirasakan gara2 kerja ?, sakitnya cukup mengganggu meskipun tidak sampai menggangu
aktivitas kerja? , ini sakit apa dok ? apa darah tinggi ? dan obatnya gimana ? serta
mengilangkan apa tidak boleh makan makanan tertentu ?, terima kasih sebelumnya.( laki-
laki, 51 thn,168 cm,76 Kg)
A: Bapak / saudara yang terhormat, Terimakasih atas kepercayaan anda terhadap
klikdokter. Saya mengerti nyeri belakang telinga yang anda alami membuat anda merasa
tidak nyaman.
Sebelum menjawab pertanyaan anda, terdapat beberapa hal yang ingin saya konfirmasi:
- Apakah sebelumnya anda pernah mengalami keluhan serupa?
- Adakah keluhan lain yang menyertai, seperti demam, keluar cairan dari telinga, daerah
yang nyeri merah
dan membengkak, gangguan pendengaran, telinga berdenging, dsb?
- Apakah pengobatan yang telah anda lakukan untuk mengurangi nyerinya?
Sayang informasi yang anda berikan masih terbatas, namun saya menduga keluhan nyeri
yang anda rasakan pada daerah belakang telinga timbul akibat infeksi atau peradangan
tulang mastoid yang terletak pada belakang telinga. Sumber infeksi mencapai tulang
mastoid melalui telinga tengah sehingga tidak jarang juga disertai infeksi telinga tengah
(otitis media).
Tidak ada pantangan untuk jenis makanan tertentu, yang terpenting adalah dengan
pengobatan antibiotik sesuai kuman penyebab yang dilakukan dalam pengawasan dokter
yang kompeten. Saya sarankan sebaiknya anda segera mengunjungi dokter spesialis THT
untuk konsultasi lebih lanjut. Yang saya kemukakan disini hanyalah dugaan, perlu
dilakukan evaluasi lebih lanjut termasuk pemeriksaan fisis telinga langsung untuk
memastikannya.
Demikian penjelasan yang dapat saya berikan. Semoga dapat membantu. (SO)
Terimakasih,

35) Q : Saya di didiagnosa OMSK tipe aktif aman disertai gambaran kolesteatum. Saya
disarankan untuk operasi, pertanyaan saya apa efek yang saya tanggung setelah operasi
nanti dan apa ada cara lain selain operasi ?

A: OMSK seperti halnya penyakit infeksi telinga lainnya memang sering untuk
kurang ditakuti, kalau dibandimgkan dengan sakit pada mata. Kalau ada kelainan pada
mata, orang cepat bertindak sesuai dengan advis dokternya. Melihat kasus anda adalah
OMSK tipe aktif dengan gambaran kolesteatoma pada foto rontgen, besar kemungkinan
OMSK yang anda derita adalah tipe berbahaya. Bukan tipe jinak seperti yang
anda tuliskan. Tipe berbahaya maksudnya, cepat atau lambat akan menyebabkan
komplikasi untuk gangguan pendengaran yang lebih berat bahkan sampai tuli sangat
berat, atau komplikasi ke keseimbangan, atau organ di sekitar telinga seperti otak
dll yang pada akhirnya berbahaya untuk jiwa. Operasi telinga saat ini dikerjakan dg
mikroskop yang khusus dirancang untuk operasi dg tingkat ketelitian yang tinggi.
Sehingga operasi telinga saat ini jarang sekali menimbulkan efek yang tidak di
inginkan. Walaupun begitu biasanya dokter selalu menginformasikan semua
kemungkinan itu. Misalnya timbulnya rasa berdenging, perdarahan, sempoyongan,
gangguan saraf pada muka OK ? Jadi jangan kuatir, operasi telinga itu sama amannya
dengan operasi usus buntu kok.

You might also like