You are on page 1of 15

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PADJAJARAN

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Hukum Dagang

Hari/tanggal : Selasa, 17 Juni 2008

Waktu : 110 menit

Kelas : A, B, C, D, E dan F

Dosen : Tim Dosen

Jawablah pertanyaan berikut ini, tidak diperkenankan membuka referensi, catatan dan
peraturan perundang-undangan, serta tidak diperkenankan melakukan kecurangan
lainnya dalam bentuk apapun!

1. Organ PT terdiri dari RUPS, Direksi dan Komisaris. Jelaskan 2 macam teori
tentang hubungan antar organ tersebut dan teori mana yang mendasari UU No.
40 Tahun 2007?

a. Teori Klasik : Kedudukan ketiga organ PT berjenjang, RUPS sebagai


pemegang kekuasaan tertinggi.

b. Teori Institusional : Kedudukan ketiga organ PT tidak berjenjang, Tetapi


sederajat.

Yang mendasari UU No. 40 Tahun 2007 adalah Teori Klasik karena RUPS
memiliki kewenangan yang tidak dimiliki direksi dan komisaris dan RUPS
merupakan organ tertinggi (pasal 78)

2. Jelaskan disertai dasar hukum tentang tanggung jawab pribadi/renteng Direksi


PT serta jelaskan 3 buah asas yang mendasari norma tersebut!

Ajaran organik menurut Gierke: pertanggung jawaban perseroan ini dapat


didasarkan atas Pasal 1365 KUHPER, karena pengurus dianggap alat atau
organ dari perseroan, jadi, perseroanlah yang dianggap berbuat dengan
mempergunakan alat atau organ yang disebut pengurus itu.

Ajaran fiksi Von Savigny: Didasarkan Pasal 1367 (1) KUHPER: “Setiap orang
tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh
barang-barang yang berada dibawah kekuasaannya.”
Lalu di dalam Pasal 37 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas: “Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian
yang diderita pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul akibat
pembelian kembali yang batal karena hukum sebagaimana dimaksud pada ayat
(2).

3 buah asas yang mendasari norma tersebut:??

• Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila


yang bersangkutan melakukan kesalahan atau lalai menjalankan tugasnya.
Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat
mengajukan gugatan ke pengadilan negeri terhadap anggota direksi yang
karena kesalahan atau kelalaian menimbulkan kerugian pada perseroan
(pasal 85 UU No.1 tahun 1995).

Azas : itikad baik  setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan
penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
perseroan.1

• Berdasarkan keputusan RUPS, perseroan dapat dinyatakan pailit dan direksi


dapat mengajukan permohonana ke pengadilan negeri agar menetapkan
pernyataan kepailitan tersebut. Apabila kepailitan terjadi karena kesalahan
atau kelalaian direksi dan kekayaan perusahaan tidak cukup untuk menutup
kerugian atas kepailitan tersebut, setiap anggota direksi secara tanggung
renteng bertanggung atas kerugian itu. Anggota direksi dapat membuktikan
bahwa kepailitan bukan karena kesalahan atau kelalaian, tidak bertanggung
jawab secara tanggung renteng atas kerugian tersebut (pasal 90 UU No. 1
tahun 1995).2

Kewenangan direksi berdasarkan kepada prinsip fiduciary duties yang


mengandung 3 faktor : Duty Of Skill and Care (kemampuan dan kehati-hatian),
Duty of Loyalty (demi kepentingan dan tujuan perusahaan), No secret profit rule
doctrine of corporate opportunity (tidak mengambil untuk kepentingan pribadi,
milik dari perusahaan)

3. Mengapa peraturan tentang tanggung jawab social dan lingkungan bagi pelaku
usaha yang bergerak di bidang SDA dianggap memberatkan perusahaan dan
menyebabkan perusahaan menjadi tidak kompetitif? Sebutkan 1 teori yang
melandasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan tersebut!

Corporate Social Responsibility (CSR= tanggung jawab sosial


perusahaan) merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23

1
Addulkadir Muhamada, Hukum Perusahaan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2006, hlm.112.
2
Ibid, hlm. 113.
Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang memiliki
tiga asas yakni asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan
(sustainable development), dan asas manfa’at.

KTT Bumi Rio pada 1992 menegaskan konsep sustainable


di
development (pembangunan berkelanjutan) sebagai hal yang mesti
diperhatikan, tak hanya oleh negara, tapi terlebih oleh kalangan korporasi
yang kekuatan kapitalnya makin menggurita, teorci sustainable
development inilah yang melandasi tanggung jawab social dan
lingkungan.

Pasal 74 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas menyatakan,


perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumberdaya alam wajib memberikan tanggung
jawab sosial dan lingkungan atau CSR. Pasal 74 ayat (2) berbunyi,
tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban
perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan
kepatuhan dan kewajaran. Pasal 3 menggariskan, perseroan yang
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana pasal 1 dikenai sanksi
sesuai ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan
lingkungan dan diatur dengan peraturan pemerintah.

Dianggap memberatkan karena merupakan kewajiban juga bagi


perseroan yang kecil atau yang sedang mengalami gangguan
keuangan, CSR menjadi suatu beban atau cost sehingga merupakan
suatu kesulitan bagi perseroan seperti ini untuk melakukan tanggung
jawab sosial dan lingkungan. Tetapi bagi perseroan yang sudah mapan
atau besar tanggung jawab social dan lingkungan tidak lagi dianggap
sebagai cost tetapi sebagai investasi perusahaan sehingga perusahaan
dan masyarakat menjadi mitra. Karena ketidak adilan inilah CSR
dianggap persaingan antar perusahaan menjadi tidak kompetitif.

4. Jelaskan bagaimana perbedaan aplikasi perdagangan yang berdasarkan system


ekonomi liberal, sosialis dan system ekonomi islam! Mengapa terdapat gugatan
moral dalam system ekonomi atau system perdagangan Indonesia.

5. Jelaskan proses penerbitan suatu L/C disertai dengan skema, serta bagaimana
hubungan hukum antara para pihak yang terlibat dalam penerbitan L/C!

Jawab :

Hubungan hukum para pihak dalam penerbitan L/C :

• Nasabah dan Bank  nasabah/pemohon dengan bank menandatangani


kesepakatan tentang permintaan penerbitan L/C. Bank biasanya
mensyaratkan adanya jaminan dari nasabahnya, misalnya dokumen
pengapalan (bill of ladding atau konosemen). Jika diperlukan bank dapat
menahan dokumen-dokumen tersebut sampai klien telah membayar.

• Bank Penerbit dengan Penerima  bank penerbit menandatangani L/C


untuk kepentingan penjual. L/C didalamnya mengandung persyaratan
dari bank untuk membayar atau menerima atau menegosiasikan suatu
Bill Of Exchange segera setelah dokumen yang dipersyaratkan dalam
kontrak dasar diperlihatkan. L/C menetapkan tanggal jatuh tempo dan
tempat untuk mengajukan dokumen untuk pembayaran.

• Bank Penerbit dan Bank Penerus  hubungannya seperti principal dan


agen. Bank penerus bertindak atas nama dan untuk bank penerbit. Jika
bank penerus telah membayar sejumlah uang kepada penerima sesuai
dengan mandatnya, atau telah menerima suatu bill of exchange (wesel)
yang ditarik oleh penerima, maka ia berhak atas pembayaran dari bank
penerbit.

• Penerima dan Bank Penerus  terhadap penerima, Bank Penerus


seolah-olah bertindak sebagai agen dari Bank Penerbit. Penerima tidak
berhak untuk menggugat penerbit.

• Bank Penerbit dan Bank pengkomfirmasi  jika bank lain menjadi


confirming Bank, yakni bank yang turut menjamin pembayaran L/C, maka
ia bersama-sama dengan Bank Penerbit bertanggung jawab untuk
membayar suatu Boll Of Exchange.

Proses pembayaran L/C berjangka

Seller/Penjual

(Beneficiary) Buyer/Pembeli
1

4 6 11

9 8 2

12
Bank Bank
Penerus/Negosiasi 10 Pembuka
/Pembayar(Advisi
7
ng/Paying/Negotia 7 (Opening
ting Bank
3

Keterangan :

1  Sales Contract

2  Aplikasi L/C

3  Pembukaan L/C

4  Penerusan L/C

5  Pengiriman Barang

6  Penyerahan Dokumen

7  Pengiriman dokumen

8  Draft

9  Draft yang telah diaskep

10  Pemberian akseptasi
11  Discount/pembayaran

12  Pembayaran pada saat jatuh tempo

6. Mengapa transaksi penerbitan L/C disebut sebagai transaksi yang mandiri


walaupun timbulnya didasarkan pada sales of contract? L/C adalah dokumen
kontrak, namun kedudukan L/C sebagai suatu kontrak dan kontrak jual beli (sles
of contaract) sifatnya terpisah atau independent, hal ini dikarenakan dalam
aplikasi L/C bank penerbit tidak meminta atau mensyaratkan diperlihatkannya
kontrak penjualan dari pemohon dan dalam realisasi pembayaran L/C Bank
hanya memeriksa apakah dokumen-dokumen yang dipersyaratkan telah lengkap
(prinsip otonomi L/C) Jelaskan mengapa ICC perlu melakukan perubahan-
perubahan (merevisi) incoterm dari waktu ke waktu!

7. Kepailitan menyebabkan diperlakukannya keadaan diam (standstill/automatic


stay). Apa yang dimaksud dengan keadaan diam tersebut, dan sejak kapan
keadaan diam berlaku? Keadaan diam (standstill/automatic stay) adalah
Keadaan dimana harta kekayaan dan hutang debitor harus dinyatakan dalam
status quo. Ketentuan ini adalah demi melindungi para kreditor dari upaya debitor
untuk “menyembunyikan” dari upaya debitor untuk mengalihkan sebagian atau
seluruh harta kekayaan debitor kepada pihak lain yang dapat merugikan kreditor.
Selama berlangsungnya keadaan diam debitor tidak pula diperbolehkan untuk
melakukan negosiasi dengan kreditor tertentu. Tidak boleh melunasi sebagian
atau seluruh utangnya terhadap kreditor tertentu saja. Selama masa itu, debitor
juga tidak diperkenanakan memperoleh pinjaman baru. Dalam keadaan standstill
ini tidak dimungkinkan pula terhadap harta kekayaan debitor, baik sebagian
maupun seluruhnya, dibebani sita. Juga tidak dimungkinkan para pemegang hak
jaminan untuk melakukan eksekusi atas hak jaminannya.

keadaan diam berlaku sejak permohonan pailit didaftarkan di pengadilan.

Apa komentar sdr dengan diberlakukannya keadaan diam dalam kepailitan? UUK
seharusnya menganut ketentuan mengenai berlakunya keadaan diam (standstill
atau stay) secara otomatis (berlaku demi hukum). Dengan kata lain
memberlakukan keadaan diam, sejak permohonan pernyataan pailit di daftarkan
di pengadilan.

8. Jelaskan 2 ketentuan kepailitan dalam UU No.37 tahun 2004 yang belum diatur
dalam FV! Salah satu isu penting setelah UU Kepailitan 1998 diundangkan
adalah dibentuknya Pengadilan Niaga (commercial court) sebagai pengadilan
yang memutus perkara kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU)

• Pasal 280 ayat (1) UU Kepailitan 1998 menyebutkan bahwa, ”Permohonan


pernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran utang sebagaimana
dimaksud dalam Bab Pertama dan Bab Kedua, diperiksa dan diputuskan oleh
Pengadilan Niaga yang berada di lingkungan Peradilan Umum.”

• UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman kemudian


menggantikan UU No. 14 Tahun 1970 sebagaimana sudah diubah dalam UU
No. 35 Tahun 1999. Sejak diundangkan tanggal 15 Januari 2004, kedua
undang-undang awal yang dimaksud dinyatakan tidak berlaku lagi. Masa
peralihannya adalah satu tahun sejak tanggal 15 Januari 2004.

• Pasal 1 ayat 1 FV diubah menjadi : “debitor yang mempunyai 2 atau lebih


kreditor dan tidak membayar sedikitnya 1 utang yang telah jatuh waktu telah
dapat ditagih dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2baik atas permohonannya sendiri
maupun atas permintaan seorang atau lebih kreditornya.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PADJAJARAN

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Hukum Dagang

Hari/tanggal : Rabu, 10 Januari 2007

Waktu : 100 menit

Kelas :B

Dosen : Aam Suryamah.,S.H.,M.H

Jawablah pertanyaan berikut ini, tidak diperkenankan membuka referensi, catatan dan
peraturan perundang-undangan, serta tidak diperkenankan melakukan kecurangan
lainnya dalam bentuk apapun!

1. Perseroan Tebatas (PT)

1. Di dalam UU No.1 Tahun 1995 tentang PT secara tegas dinyatakan bahwa PT


adalah Badan Hukum. Dimana kelebihan dan kekurangan status badan hukum
sebuah PT itu diatur?

Bagaimana konsistensi pemberian status badan hukum dikaitkan dengan


kewajiban untuk melakukan pendaftaran dan pengumuman. Berikan penjelasan
dan dasar hukum dalam UUPT tersebut!

Dalam UU No.40 tahun 2007 tentang PT, status badan hukum PT di atur dalam
pasal 1 ayat 1 “ PT, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
sahan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU ini serta peraturan
pelaksanaannya”.

konsistensi pemberian status badan hukum dikaitkan dengan kewajiban untuk


melakukan pendaftaran dan pengumuman :

menurut pasal 7 ayat 4 dikatakan bahwa : “ perseroan memperoleh status badan


hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan
badan hokum Perseroan”

pendirian perseroan harus mengikuti langkah-langkah prosedur yang ditentukan


oleh UU. Langkah-langkah tersebut adalah :

a. Pembuatan akta pendirian

Langkah pertama pendirian perseroan adalah pembuatan akta pendirian


di muka notaries. Berdasarkan pasal 8 ayat 1 UU No 40 tahun 2007 : “
akta pendirian memuat AD dan keterangan lain berkaitan dengan
pendirian Perseroan “.

Akta pendirian harus memuat apa yang disebutkan dalam pasal 8 ayat 2

b. Pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM

Langkah kedua adalah permohonan pengesahan. Akta pendirian


perseroan yang dibuat dimuka notaries dimohonkan melalui jasa
teknologi informasi system administrasi badan hokum secara elektronik
kepada menteri dengan mengisi format isian yang memuat dalam pasal 9
ayat 1.

Berdasarkan pasal 10 ayat 1 bahwa permohonan utk memperoleh


Keputusan Menteri diajukan kepada Menteri paling lambat 60 hari
terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi dengan
keterangan mengenai dokumen pendukung.

c. Pendaftaran perseroan

direksi perseroan wajib mengajukan pernyataan pendaftaran. Direksi


perusahaan wajib mendaftarkan dalam daftar perusahaan akta pendirian
dan surat pengesahan Menteri Hukum dan HAM. Pendaftaran wajib
dilakukan dalam waktu paling lambat 30 hari setelah pengesahan atau
persetujuan. Berdasarkan pasal 29 ayat 1 bahwa daftar perseroan
diselenggarakan oleh Menteri.

d. Pengumuman dalam tambahan berita Negara

Menurut ketentuan pasal 30 UU No 40 tahun 2007

• ayat 1, menteri mengumumkan dalam tambahan berita Negara


RI :

- (a) akta pendirian Perseroan beserta keputusan menteri


sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 4

- (b) akta perubahan anggaran dasar Perseroan beserta


Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam pasal 21
ayat 1

- Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima


pemberitahuannya oleh Menteri

• Ayat 2, pengumuman dilakukan oleh Menteri dalam waktu paling


lambat 14 hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya Keputusan
Menteri sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 huruf a dan b
atau sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 huruf c.

2. jelaskan mengapa terdapat PT tertutup dan PT terbuka? Berikan minimal 3


perbedaan antara PT terbuka dengan PT tertutup!

Dari buku munir fuady “PT Paradigma Baru”

Klasifikasi PT

Suatu perseroan terbatas dapat diklasifikasi kepada beberapa bentuk jika dilihat
dari berbagai criteria diantaranya yaitu :

a. dilihat dari banyaknya pemegang saham, terbagi :

- perusahaan tertutup

adalah perusahaan terbatas yangt belum pernah


menawarkan sahamnya kepada public melalui penawaran
umum dan jumlah pemegang sahamnya belum sampai
kepada jumlah pemegang saham dari suatu perusahaan
public. Kpd perusahaan tertutup berlaku UU PT

- perusahaan terbuka

adalah perseroan terbatas yang telah melakukan


penawaran umum atas sahamnya atau telah memenuhi
syarat dan telah memproses dirinya menjadi perusahaan
public sehingga telah memiliki pemegang saham public
dimana perdagangan saham sudah dapat dilakukan di
bursa-bursa efek. Berlaku UU PT dan UU Pasar Modal

- perusahaan public

adalah perusahaan terbuka di mana keterbukaannya itu


tidak melalui proses penawaran umum tetapi melalui
proses khusus setelah dia memenuhi syarat untuk menjadi
perusahaan public, antara lain jumlah pemegang
sahamnya yang sudah mencapai tujuan tertentu, yg oleh
UU Pasar Modal di tentukan jumlah pemegang sahamnya
minimal sudah menjadi 300 orang. Berlaku UU PT dan UU
Pasar Modal

b. dilihat dari jenis penanaman modal

- perusahaan penanaman modal dalam negeri

- perusahaan penanaman modal asing

- perusahaaan non penanaman modal asing/ penanaman


modal dalam negeri

c. dilihat keikutsertaan pemerintah

- perusahaan swasta

- badan usaha milik Negara

- badan usaha milik daerah

d. dilihat dari sedikitnya pemegang saham

- perusahaan pemegang saham tunggal

- perusahaan pemegang saham banyak

e. dilihat dari hubungan saling memegang saham

- perusahaan induk

- perusahaan anak

- perusahaan terafiliasi

f. dilihat dari segi kelengkapan proses pendirian

- perusahaan de jure

- perusahaan de facto
3. Jelaskan yang dimaksud dengan SISMINBAKUM yang telah diterapkan di
depertemen Hukum dan HAM, dan berikan minimal 3 kelebihan dan kekurangan
system tersebut!

Kelebihan :

- Lebih praktis yang artinya kita tidak perlu ke departemen


hukum dan HAM

- Lebih efesien waktu karena dilakukan melalui internet

Kekurangan : - lebih mahal

- Apabila terjadi kesalahan maka prosesnya harus dimulai


dari awal

4. Di dalam UUPT terdapat tanggung jawab secara pribadi, renteng dan terbatas.
Jelaskan disertai dengan dasar hukumnya ketiga tanggung jawab tersebut dan
jelaskan dimana ketiga tanggung jawab tersebut dan jelaskan dimana ketiga
mavam tanggung jawab tersebut ditemukan dalam badan usaha lain yang tidak
berbentuk badan hukum?

2. Dalam transaksi bisnis khususnya dalam eksport import terutama yang melintasi antar
Negara pembayaran pada umumnya dilakukan dengan jasa perbankan yaitu melalui
fasilitas pembukaan L/C

a. Jelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam fasilitas penerbitan L/C! Berikan


penjelasan disertai 1 contoh!

Jawab :

1. Applicant/pemohon/pembuka L/C yaitu pihak yang meminta dan


memerintahkan kepada bank untuk membuka L/C bagi
kepentingan penerima L/C. Dalam perintah kepada bank
membuka L/C, pemohon menyatakan bertanggung jawab untuk
membayar dokumen, sepanjang semua persyaratan yang tertera
dalam L/C dipenuhi. Contoh : Beneficiary/penjual/eksportir

2. Oppening Bank/Issuing Bank adalah bank yang membuka L/C


untuk kepentingan beneficiary (penerima L/C) dan di dalam L/C
tersebut dicantumkan persyaratan yang diminta oleh pembuka.
Contoh : penerima L/C

3. Advising Bank adalah Bank yang menerima dan meneruskan


L/C kepada beneficiary.

4. Beneficiary/penerima L/C/penjual/eksportir adalah


penjual/eksportir yang diberi hak untuk menarik sejumlah uang
yang tertera dalam L/C dengan memenuhi persyaratan yang
diminta.
5. Negotiating bank adalah bank yang mengambil alih dokumen
dalam L/C. Menegosiasi/mengambil alih adalah membayar
terlebih dahulu kepada beneficiary atas dokumen yang
diisyaratkan dalam L/C dan kemudian menagih (merumburs)
kepada Bank pembuka L/C dengan mengirimkan dokumen yang
telah diambil alih.

6. Confirming bank adalah Bank yang ikut menjamin terhadap


suatu L/C atas permintaan atau otoritas dari Issuing Bank.

b. Kewajiban utama penjual dalam jual beli adalah menyerahkan barang


kepada pembeli. Di dalam perjanjian jual beli perniagaan pada umumnya
berlaku cara penyerahan dokumen yang biasanya dikenal 4 macam
dokumen yang disebut dengan commercial set. Sebutkan dan jelaskan
keempat macam dokumen tersebut!

c. Incoterms 2000 merupakan peraturan resmi yang dikeluarkan oleh ICC


untuk penafsiran syarat-syarat perdagangan, yang dapat mempermudah
pelaksanaan perdagangan International, sebut dan jelaskan manfaat dari
Incoterm 2000 dalam perdagangan Internasional! Manfaat incoterms
2000 dalam perdagangan Internasional :

Menyeragamkan penafsiran persyaratan perdagangan yang menetapkan


hak dan kewajiban pembeli dan penjulal dalam transaksi perdagangan
Internasional.

3. UU No.37 tahun 2004 ttg Kepailitan dan Penundaaan kewajiban pembayaran utang
(PKPU) digunakan untuk menyelesaikan masalah utang-piutang secara khusus.

a. Jelaskan minimal 3 perbedaan perkara kepailitan dengan perkara biasa!

Kekhususan dalam pengajuan kepailitan Perkara Biasa

Harus diajukan pengacara yang memiliki ijin Boleh mengajukan permohonan tanpa
praktik pengacara
Dengan suatu permohonan oleh :
• Debitor/kreditor
• Badan atau badan hokum
• Kejaksaan
• Bank Indonesia
• BAPEPAM
• Menteri Keuangan
Perkara diajukan ke pengadilan niaga Perkara diajukan ke Pengadilan Umum

Hakim bila ada permohonan pailit harus Hakim memberikan putusan sesuai dengan
segera memutus dalam tenggang waktu 60 waktu selesainya perkara atau dengan
hari (UU 4/99 : 30 hari) sejak permohonan ketentuan lain tanpa dibatasi selama 60 hari.
didftarkan

b. Jelaskan 2 dasar hukum yang melandasi perkara kepailitan! Sebelumnya adalah


Faillisement Verordening (FV)S.1905 JO 1906, kemudian PERPU kepailitan
menjadi UU No.4/1998tentang perubahan atas undang-undang kepailitan (FV
S.1905), saat ini diberlakukan UU No.37/2004 ttg kepailitan dan penundaan
kewajiban pembayaran utang (UUK). Menurut pasal 307 UU 37/04 yang berlaku
hanya UU ini.

c. Dapatkah kreditor separatis berubah menjadi kreditur konkuren dalam kepailitan?

Mengapa hal ini dapat terjadi?

Pihak kreditor terdiri dari beberapa kelompok, yakni sebagai berikut :

• Keditor separatis : kreditor dengan jaminan hutang yang dapat dieksekusinya


dengan atau tanpa bantuan pengadilan. Mialnya kreditor pemegang hak tanggungan,
gadai, fidusia, atau hipotik.

Kedudukan kreditor separatis mendapat tantangan yang berat, apalagi dengan


mengingat bahwa ketentuan induk dari kreditor itu sendiri berbeda-beda satu sama
lain.

Kreditor separatis yang memang sejak hutang diberikan sudah menyisihkan


sebagian atau seluruh barang tertentu milik perusahaan yang kemudian pailit
sebagai jaminan hutang maka hutang tersebut akan dibayar dari hasil eksekusi
barang jaminan tersebut. Kekuasaan mengeksekusi sendiri (parate eksekusi)
dimaksudkan oleh para pihak, tidak saja dalam keadaan biasa tetapi juga ketika
perusahaan jatuh pailit. Akan tetapi, khususnya jika perusahaan jatuh pailit, kontrak
jaminan hutang tersebut akan berhadapan dengan aturan main yang berlaku bagi
hak istimewa lainnya dan aturan yang berlaku bagi hukum pailit yang belum tentu
sinkron dengan aturan tentang jaminan hutang tersebut. Jelaslah hal ini akan
membawa resiko tertentu bagi kreditor separatis.
Kedudukan kreditor separatis dari perusahaan pailit menjadi unik antara lain dengan
adanya masa tunggu atau yang disebut juga dengan kewajiban penangguhan
eksekusi yang merupakan kewajiban bagi pihak kreditor separatis untuk selama
waktu tertentu dalam proses kepailitan, tidak boleh mengeksekusi sendiri jaminan
hutangnya, meskipun hutangnya sudah jatuh tempo. Masa tunggunya maksimum 90
hari dalam kasus kepailitan dan selama masa penundaan kewajiban pembayaran
hutang yakni tidak melebihi 270 hari dalam proses penundaan kewajiban
pembayaran hutang.

Keterangan tambahan :

Dalam hubungan utang piutang kedudukan dari masing-masing kreditor terhadap


harta perusahaan pailit secara hukum pada prinsipnya sama dengan beberapa
pengecualian. Prinsip kesamaan kedudukan kreditor tersebut tersimpul dalam “Asas
paritas creditorum” yang tercermin dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata.

Mengapa harus ada masa penundaan kewajiban pembayaran karena melindungi


stakeholder perusahaan

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PADJAJARAN

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Hukum Dagang

Hari/tanggal : Rabu, 15 Januari 2003

Waktu : 100 menit

Dosen : tim dosen

1. Organ PT terdiri dari RUPS, Direksi dan Komisaris. Jelaskan 2 macam teori tentang
hubungan antar organ tersebut dan teori mana yang mendasari UU No. 40
Tahun 2007?

• Teori Klasik : Kedudukan ketiga organ PT berjenjang, RUPS sebagai pemegang


kekuasaan tertinggi.
• Teori Institusional : Kedudukan ketiga organ PT tidak berjenjang, Tetapi
sederajat.

Yang mendasari UU No. 40 Tahun 2007 adalah Teori Klasik karena RUPS memiliki
kewenangan yang tidak dimiliki direksi dan komisaris dan RUPS merupakan organ
tertinggi (pasal 78).

You might also like