Professional Documents
Culture Documents
A. PENGKAJIAN
Perlu ditanyakan kepada orang tua penderita mengenai riwayat perjalanan penyakit
antara lain:
- Banyaknya/volumenya (berapa banyak setiap kali buang air besar, misal berapa
banyak/sendok/gelas dan sebagainya.
- Ada tidaknya batuk, panas, pilek dan kejang (sebelum, selama atau sesudah diare).
- Jenis, bentuk dan banyaknya makanan dan minuman, sebelum dan sesudah sakit.
- Kesadaran menurun.
- Rasa haus.
3. Kaji sirkulasi
- Nadi cepat
- Mukosa kering
- Bibir pecah-pecah.
4. Kaji respirasi
5. Kaji tanda dehidrasi
- Ubun-ubun cekung
Pemeriksaan Fisik
- Keluhan utama diare, harus ditentukan terlebih dahulu akan kebenaran dan
ketepatannya (peningkatan jumlah, volume dan keenceran tinja yang dikeluarkan).
- Demam
- Massa di abdomen
- Tingkat dehidrasi yang dialami dan derajat kesadaran penderita harus digambarkan
secara spesifik.
3. Ada tidaknya artralgia, artritis, ruam-ruam kulit dan bradikardia juga dapat memberi
petunjuk tentang diagnosis, etioogi. Temuan-temuan ini yang digabungkan dengan
riwayat pemasukan cairan, frekuensi pengeluaran tinja dan penilaian pengeluaran
urine menentukan apakah penderita memerlukan perawatan di rumah sakit atau tidak.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Tinja
2. Pemeriksaan Darah
- Darah lengkap
Jumlah total dan hitung jenis leukosit mungkin normal, meningkat atau menurun
tetapi lebih dari 50% penderita mempunyai 10-40% leukosit batang pada
penghitungan jenis.
3. Duodenal Intubation
4. Kehilangan klorida lebih sering terjadi pada kolera, kehilangan klorida lebih dari 90 M
ek/l pada tinja setelah penggantian cairan elektrolit menunjukkan adanya klorida
bawaan.
Pathway Keperawatan
Bakteri patogen
Makanan dan air
Masuk ke saluran gastrointestinal
Terjadi infeksi saluran pencernaan
Peningkatan motilitas usus/hiperperistaltik
Infeksi mukosa usus halus terjadi
Mual/muntah
Gangguan pencernaan secara enzimatis
Gangguan pada defekasi
Diare
Feses mengandung asam laktat
Gangguan integritas kulit
Diet, pengobatan, perawatan
Dampak hospitalisasi
Anoreksia
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Kurang volume cairan dari kebutuhan
Asidosis metabolik
Syok hipovolemik
Kurang pengetahuan
Kurang aktifitas hiburan
Demam
Peningkatan suhu tubuh
Dehidrasi
Kehilangan cairan dan elektrolit
Kurang informasi tentang perawatan dan pengetahuan
Ansietas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defisit volume cairan ditandai dengan
turgor kulit buruk, iritasi kulit daerah perianal, kulit kemerahan.
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan invasi mikroorganisme pada saluran GI.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan I
a. Tujuan:
b. Intervensi:
Mandiri:
- Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus.
- Mulai lagi pemasukan cairan per oral secara bertahap. Tawarkan minuman jernih
tiap jam, hindari minuman dingin.
Kolaborasi
2. Diagnosa Keperawatan II
a. Tujuan:
- TTV stabil.
b. Intervensi
- Awasi masukan dan haluaran, karakter dan jumlah feses, perkiraan kehilangan
yang tak terlihat, misalnya: berkeringat, ukur berat jenis urine, observasi
oliguria.
- Kaji TTV
- Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit,
pengisian kapiler lambat.
- Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk adanya darah samar.
Kolaborasi:
b. Intervensi:
- Dorong tirah baring dan atau pembatasan aktifitas selama fase sakit akut.
Kolaborasi:
4. Diagnosa Keperawatan IV
b. Intervensi:
5. Diagnosa Keperawatan V
- Ketakutan berkurang/hilang.
- Kooperatif.
b. Intervensi:
Mandiri
- Akui bahwa ansietas dan masalah mirip dengan yang diekspresikan orang lain.
- Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan.
Kolaborasi:
6. Diagnosa Keperawatan VI
- TTV stabil.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
b. Intervensi:
- Hindarkan infant dan anak kecil memegang benda atau tempat diare yang
terkontaminasi.
D. EVALUASI
1. Diagnosa Keperawatan I
2. Diagnosa Keperawatan II
- TTV stabil.
4. Diagnosa Keperawatan IV
5. Diagnosa Keperawatan V
- Kekakuan berkurang/hilang.
- Kooperatif.
6. Diagnosa Keperawatan VI
- TTV stabil.