You are on page 1of 6

MAKALAH

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas semester Pendek


Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

Disusun Oleh:
SIGIT TRI UTOMO
11107082

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan
utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif, dan bidang kepemimpinan, bidang
instruksional dan kurikuler, dan bidang membina siswa (bimbingan dan konseling).
Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang alasan dan pentingnya bimbingan
konseling di sekolah, tujuan adanya bimbingan konseling bagi siswa dan guru serta yang
berhak menjadi konselor.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya. Selamat membaca.

Penulis

BAB II
PEMBAHASAN
A. Alasan Penerapan Bimbingan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya
menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti, persoalan yang satu dapat
diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia hidup satu dengan
yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup
mengatasi persoalan tanpa bantuan orang lain. Tetapi tidak sedikit manusia yang tidak
mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang
terakhir inilah bimbingan dan konseling sangat diperlukan (Prof.Dr. Bimo. Walgito,
2005:9).
Dalam pedoman pembinaan program bimbingan di sekolah juga disebutkan
sejumlah faktor yang menimbulkan kebutuhan akan pelayanan bimbingan disekolah
yaitu:
1. Demokrasi dalam bidang pendidikan yang mengakibatkan siswa dari berbagai
lapisan dan suku dalam masyarakat akan saling bertemu di sekolah serta
dihadapkan untuk saling mengerti dan menerima.
2. Teknologi yang mengakibatkan variasi besar dalam kesempatan mendapatkan
pekerjaan kita serta dapat menyebabkan pengangguran karena manusia diganti
dengan mesin.
3. Differensi dalam program-program pendidikan di sekolah yang dapat
menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk memilih program pendidikan yang
sesuai dengan keyakinan pribadi masing-masing (Direktorat Pendidikan Guru dan
Teknisi, Kep. P dan K, 1984 : 9-11).
Selain itu dengan adannya bimbingan konseling, siswa di sekolah mampu
menghadapi persaingan global terutama dalam menghadapi problematika-
problematika individu baik di lingkungan sekolah, berkaitan dengan potensi masing-
masing serta mampu mengimprovisasikan potensi yang dimiliki. Beberapa
permasalahan yang semakin kompleks baik dari segi jasmaniah, rohaniah, individu,
social, dan agama mampu dihadapi siswa dengan adanya bimbingan konseling.
Beberapa dampak globalisasi antara lain; keresahan hidup dikalangan
masyarakat yang terus meningkatkan karena banyak konflik, stress, kecemasan dan
frustasi, adannya pelanggaran disiplin adanya ambisi kelompok yang menimbulkan
konflik psikis dan fisik, pelarian masalah melalui jalan pintas, yakni obat-obat
terlarang dan seks bebas.
Persoalan yang timbul silih berganti tersebut antara manusia yang satu dengan
yang lain tidak sama dalam mengatasi problem yang muncul, ada yang membutuhkan
bantuan orang lain dan ada yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Adapun
yang membutuhkan bantuan orang lain tersebut perlu adanya bimbingan konseling.

B. Tujuan Bimbingan Konseling dalam Buku Organisasi Administrasi BK di


Sekolah karya Drs. Dewa Ketut Sukadi yang meliputi;
1. Bagi Siswa
- Siswa dapat memperkembangkan pengertian dan
pemahaman diri dan kemajuannya di sekolah.
- Siswa dapat mengembangkan pengetahuan tentang dunia
kerja, kesempatan kerja, sesuai dengan tingkatan
pendidikannya dan dalam lapangan kerja secara tepat.
- Siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap
kepentingan dan karya diri orang lain.
- Siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya dan lingkungan baik
disekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat.
- Siswa dapat mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasikasi dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.

2. Bagi Guru
- Bersifat preventif, dengan tujuan menjaga jangan sampai
siswa mengalami kesulitan-kesulitan, menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan.
- Bersifat preservative, yaitu menjaga yang baik agar tetap
baik, jangan sampai keadaan yang telah baik menjadi
tidak baik.
- Bersifat korektif, yaitu mengadakan konseling kepada
siswa yang mengalami kesulitan, yang tidak dapat
dipecahkan sendiri, dengan membutuhkan bantuan orang
lain.

C. Yang Berhak Menjadi Konselor di Sekolah menurut Drs. Bimo Walgito


dalam karyannya yang berjudul Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
memaparkan;
1. Pembimbing di sekolah dipegang oleh orang khusus dididik menjadi
konselor, yaitu orang yang merupakan tenaga khusus untuk
mengerjakan pekerjaan itu dengan tidak menjabat pekerjaan lain.
2. Pembimbing di sekolah dipegang oleh guru pembimbing (teacher
conselor), yaitu guru yang disamping menjabat guru di sekolah.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling perlu
diaplikasikan dalam sekolah karena kesulitan-kesulitan praktisi pendidikan terutama
disiswa dapat teratasi, selain itu juga dapat mengimprovisasikan potensi siswa sehingga
siswa mampu mengenal pribadinya dan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki
secara tepat.
Demikianlah makalah ini penulis paparkan, saran dan kritik yang membangun
bagi pembaca sangat diperlukan guna kesempurnaan makalah ini.

You might also like