You are on page 1of 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Saponifikasi

Saponifikasi adalah reaksi antara asam lemak khususnya trigliserida

dengan basa kuat seperti KOH atau NaOH yang menghasilkan gliserol dan garam

karboksilat. Reaksi dibawah ini merupakan reaksi saponifikasi trigliserida.

Gambar 1

Reaksi Saponifikasi trigliserida

6
7

2. Pengertian sabun

Sabun merupakan senyawa yang molekul-molekulnya mempunyai dua

ujung yang berbeda interaksinya dengan air ,digunakan untuk mencuci dan

membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan yang tercetak seperti batangan.

Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi

saponifikasi.

Sabun terdiri atas dua bagian yaitu bagian kepala dan bagian ekor. Bagian

kepala bermuatan negatif , berupa gugus karboksilat – COO - dan bagian ekor

berupa rantai hidrokarbon yang panjang.berikut ini gambar molekul sabun .

Gambar 2 Bagian hidrofob dan hidrofil

Bagian kepala bersifat hidrofilik artinya dapat menarik molekul air

( senyawa polar ) , sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik artinya hanya dapat

menarik molekul nonpolar seperti minyak atau lemak. Untuk lebih jelas , berikut

gambar rantai sabun.


8

H– – – – – – – – – – – – – – – – –

Gambar 3 Rantai sabun

3. Prinsip kerja sabun membersihkan kotoran

Sabun termasuk salah satu jenis senyawa yang molekul-molekulnya

mempunyai dua ujung yang berbeda interaksinya dengan air. Sifat sabun yang

terdiri atas bagian kepala hidrofilik dan bagian ekor hidrofobik , menyebabkan

sabun dapat mengangkat kotoran dari badan dan pakaian. Asam lemak pada sabun

akan mengurai minyak yang terdapat pada badan atau pakaian, salah satunya

berupa keringat dengan air.

Mengapa minyak yang berupa keringat pada pakaian dapat larut dengan bantuan

sabun detergen dalam media air?

Kejadian ini tidak lepas dari gaya tarik menarik molekul. Gaya tarik antara

dua molekul polar ( gaya tarik dipol-dipol) yang menyebabkan larutan polar larut

dalam larutan polar. Molekul polar mempunyai dipol yang permanen sehingga

menginduksi awan elektron non polar sehingga terbentuk dipol terinduksi, maka

larutan nonpolar dapat larut dalam non polar. Hal tersebut dapat menjelaskan

proses yang terjadi saat kita mencuci pakaian. Saat pencucian pakaian, air yang

merupakan senyawa polar menginduksi awan elektron sabun sehingga dapat


9

membantu larutnya asam lemak yang juga merupakan senyawa non polar. Maka

dari itu, bila kita mencuci pakaian dengan menggunakan sabun atau detergen,

lemak yang menempel pada pakaian akan larut bersama sabun dengan bantuan

air. Berikut ini gambar detergen dan kotoran pada kain.

Gambar 4

detergen dan kotoran pada kain

4. Penggolongan sabun

Berdasarkan basa kuat yang digunakan , sabun digolongkan menjadi :

1 . Sabun keras: jika lemak atau minyak direaksikan dengan NaOH

2. Sabun lunak : jika lemak atau minyak direaksikan dengan KOH


10

Tabel.1

Kelebihan dan kelemahan sabun keras dan sabun lunak

Jenis Sabun Kelebihan Kelemahan


1. Harganya lebih murah jika 1. Produk sabun batang tidak

Sabun Keras dibandingkan dengan mudah larut di air .

( sabun batang ) sabun cair.

2. Lebih diminati dan 2. busanya kalah dengan sabun

dipercaya masyarakat . cair.

3. Kesehatannya kurang

(kontaminasi terhadap kuman

kurang dapat dihindari) , karena

dipakai banyak orang.


11

Sabun Lunak 1. Produk sabun cair mudah larut 1. Harganya lebih mahal , jika

( sabun cair ) di air ( bathtub ), lalu diaduk dibandingkan dengan sabun

sebentar langsung berbusa dan batang.

digunakan untuk mandi 2. Kurang diminati oleh

berendam. masyarakat kelas bawah

2. Mudah berbusa dengan

menggunakan spon kain, dengan

begitu dapat menghemat Produk

sabun mandi cair.

3. Kesehatannya (kontaminasi te

hadap kuman bisa dihindari)

bisa menjamin bila

dibandingkan sabun mandi padat

yang dipegang banyak orang .


12

5. Zat tambahan pada sabun

5.1. Parfum

Parfum adalah campuran minyak esensial (minyak inti dari bagian

tumbuhan yang diekstraksi, membawa karakteristik tumbuhan aslinya, termasuk

aroma dan sifat-sifat dasarnya ) dan senyawa aroma, contoh : Irone (nama

senyawa) aromanya Violet dan fiksatif ( bahan pengikat bau atau aroma ). Parfum

digunakan untuk memberikan bau wangi pada sabun. Parfum pada sabun juga

berpengaruh terhadap minat beli masyarakat, karena bila parfum yang digunakan

pada sabun wanginya sesuai selera , maka akan banyak diminati banyak orang.

5.2. Pewarna

Pewarna adalah suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia

terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna pada umumnya memiliki

bentuk cair dan larut di air. Fungsi pewarna pada sabun adalah untuk memberikan

warna pada sabun.Pewarna pada sabun , bisa juga menggunakan pewarna

makanan.

5.3. Air

Air adalah zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

diketahui sampai saat ini di bumi. Pada pembuatan sabun , air berfungsi sebagai

pelarut .
13

6. Pengolahan limbah sabun

Sabun padat yang hampir tdk dapat digunakan lagi , kebanyakan akan

menjadi limbah. Sabun padat yang sudah tidah dapat dipakai lagi, dapat

dimanfaatkan menjadi:

1. Pewangi ruangan

2. Sabun baru

3. Parfum mobil

4. Hiasan atau souvenir

Dari pemanfaatan limbah sabun diatas, Penulis mencoba mengolah limbah

sabun menjadi parfum mobil. Dengan cara melarutkan limbah sabun tersebut.

7. Bahan – bahan yang digunakan untuk mendaur ulang limbah sabun

menjadi parfum mobil

Untuk mengolah limbah sabun menjadi parfum mobil , dibutuhkan pelarut

berupa etanol dan propilena glikol.bahan – bahan tersebut berguna dalam proses

melarutkan sabun padat.


14

7.1. Etanol

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau

alkohol saja, Etanol memiliki sifat – sifat fisik seperti mudah menguap, mudah

terbakar, tak berwarna dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal,

dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Etanol juga digunakan

sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan

kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan,

dan obat-obatan.

Proses pembuatan etanol

Fermentasi

Fermentasi dilakukan dalam tangki fermentasi. Fermentasi dilakukan pada

kepekatan tetes baru. pH diatur menjadi 4 – 5. Untuk terjadinya fermentasi

alkohol, maka dibutuhkan kondisi anaerob hingga diharapkan sel ragi dapat

melakukan peragian yang akan mengubah tetes yang mengandung gula menjadi

alkohol. Pada proses fermentasi ini dapat diserap, maka diperlukan pendinginan

untuk menjada temperature tetap pada 300oC selama proses fermentasi yang

berlangsung selama 30 – 40 jam. Gas CO2 yang terjadi dalam tangki fermentasi

ditampung menjadi satu untuk kemudian direcovery. Alkohol yang ikut aliran gas

CO2 dipisahkan dengan jalan ditangkap oleh air yaitu adanya water scrubber yang

diletakkan diatas tangki.


15

Pada akhir fermentasi, kadar alkohol berkisar antara 8 – 10% volume. Hasil

fermentasi ini dialirkan ke bak penampung, kemudian dipompa ke bagian distilasi.

Cairan hasil fermentasi disebut bir (beer).

Reaksi fermentasi alkohol (etanol) yaitu

Amylase zimase

(C6H12O6)n + n H2O ----------> nC6H12O6--------> 2C2H5OH + 2CO2

Amilum glukosa etanol gas

1.2. Propilena glikol

Propylene glycol (propilena glikol), merupakan senyawa

organik (a diol atau ganda alkohol) dengan rumus C 3H8O2

atau HO-CH2-CHOH-CH3. Ini adalah cairan, hampir tidak

berbau tidak berwarna, jelas, kental dengan rasa manis

samar-samar, dan bersifat higroskopis. Dalam pembuatan

parfum mobil , propilena glikol digunakan untuk mengikat

bau.

Tabel 2. Perbedaan etanol , methanol , glikol dan

gliserol
16

Sifat dan Rumus


Gambar
ciri –ciri kimia
Etanol 1.Mudah menguap C2H5OH

2.Mudah terbakar

3.Tak berwarna

Metanol 1.Berwujud cair CH3OH

2.Mudah terbakar

Glikol 1.Tidak berbau C3H8O2


2.Kental

3.Rasa manis

samar – samar
Gliserol 1.Diperoleh dari CH2OH

proses saponifikasi

2.Bersifat hidrofilik

dan

higroskopik

You might also like