Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Di era modern ini, serin kali manusia lupa akan kewajiban, agama, dan
ayat-ayat Al-Quran. Begitu juga kandungan ayat Al Quran dan cara
pengamalannya. Dalam kenyataannya, ayat-ayat Al Quran sebenarnya
sangat penting. Bahkan tanpa disadari, kadang kita juga mengamalkannya.
Tetapi, hal itu tidaklah sempurna untuk menjadi amalan kita. Karena kita
tidak tahu akan kaitan perbuatan tersebut dengan ayat Al Quran. Padahal,
hal itu bias menjadi amalan kita jika kita memakai niat. Tetapi jika tahu
akan ilmunya, mana mungkin kita bias berpikiran sejauh itu dan berpikir
akan niat dalam mengerjakannya.
Keadaan seperti inilah harus dicari jalan keluarnya. Salah satu hal yang
dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan 2 pusaka yang telah dititipkan
oleh Nabi Muhammad SAW, yang tidak lain adalah Al Quran dan Al
Hadist. Dengan berpegang teguh pada keduanya niscaya kita akan menjadi
umatnya yang beruntung di dunia dan akhirat yaitu dengan mempelajari Al
Quran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1
1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Asumsi
1.4 Hipotesis
2
BAB II
PERMASALAHAN
3
BAB III
PEMBAHASAN
Isi Kandungan
Setiap umat manusia memiliki kiblat untuk beribadah yaitu Masjidil
Haram bagi umat Islam. Dalam surat ini Allah SWT mmerintahkan hamba-
Nya agar berlomba-lomba dalam kebaikan. Setiap perbuatan yang dilakukan
manusia selama hidup di dunia akan mendapat balasan yang seusai di
akhirat.
Berkompetisi merupakan naluri normal pada tiap manusia bahkan
binatang sekalipun. Berkompetisi merupakan hal yang mulia bila dilakukan
dalam hal kebaikan. Di dunia ini banyak sekali bahan yang dapat digunakan
berkompetisi. Kompetisi dalam hal kebaikan adalah kompetesi yang diniati
Lillahi Ta’ala. Sedangkangkan kompetisi yang tidak mulia adalah kompetisi
syaithoni. Kompetisi yang berdasarkan nafsu keserakahan baik dalam
motivasi maupun sarana tujuannya. Perbedaan kompetisi tersebut sangat
jelas.
4
- Kompetisi yang pertama adalah motivasi imaniyah sarana dan
jalannya merupakan kebaikan sedangkan tujuan akhirnya adalah
mendapat keridhaan dari Allah SWT dan surganya. Kompetisi semacam
inilah yang difirmankan Allah SWT:
“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar dalam kenikmatan
yang besar. Mereka di atas dipan-dipan ambil memandang kamu dapat
mengetahui dari wajah mereka ksenangan hidup mereka yang penuh
kenikmatan. Maka diberi khamr murni yang tidak lain halnya adalah
Kesturi dan untuk yang demikian itu hendaknya orang saling berlomaba”
- Kompetisi yang kedua adalah motivasi syaithaniyah sehingga
melahirkan kecintaan kepada materi yang berlebihan, kesenangan
menguasai dan mengalahkan. Sedangkan semua itu sarananya adalah
tipu daya konspirasi kelicikan, kemarahan, dan kebencian. Tujuan
akhirnya adalah menguasai dan menalahkan, bahkan menghancurkan.
Sehingga dirinya sendiri senang dan puas juga untuk menyenangkan
para pendukungnya.
5
Contoh kompetisi dalam kebathilan dapat kita lihat pada kisah
antara Umar bin Khatab dan Abu Bakar. Saat itu Rasulullah SAW
menyeru kepada para sahabatnya untuk membekali para tentara kaum
muslimin yang tidak mampu. Umar lalu berkata “Saat ini aku bisa
mengalahkan Abu Bakar”. Kemudian Umar mengeluarkan separuh
hartanya, ia tidak beranjak dari sisi Rasulullah karena ingin mengetahui
apa yang dibawa Abu Bakar. Lalu Rasulullah bertanya “Apa yang kamu
tinggalkan untuk keluargamu wahai Abu Bakar?”. Abu Bakar
menjawab.”Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” Demi
melihat apa yang terjadi Umar berterus terang dan berkata, “Tidaklah
aku berkompetisi dalam kebaikan dengan Abu Bakar kecuali dia keluar
sebagai pemenangnya. Mulai hari ini aku tak akan menantangnya lagi
untuk berkompetisi”.
Sedangkan sisi / dampak negative dari kompetisi dalam kejelekan /
kompetisi syaithani untuk memenuhi keinginan syahwat dan hawa nafsu
adalah:
1. Menumbuh kembangkan perasaan dengki
2. Menumbuhkan kemarahan dan kebencian
3. Menjadikan jiwa senantiasa hidup dalam perseteruan abadi dan
berkutat dari kesengsaraan yang satu kepada kesengsaraan yang lain
4. Menghantarkan pada kebinasaan dan kehancuran
5. Merebaknya berbagai bentuk kejahatan, kedhaliman, dan
bertambahnya pengikut kebatilan
6. Kehidupan masyarakat selalu dihantui ancaman dan ketakutan
7. Kehidupan menjadi gelap dan kekacauan dimana-mana
6
Untuk itu mereka tak segan-segan mengalokasikan dana berapapun
besarnya meski terkadang harus dibayar dengan kemelaratan
penduduknya, sehingga bisa menjadi Negara terkuat memimpin dan
mengatur serta mendikte Negara-negar lain sesuai dengan
kepentingannya.
Beberapa peristiwa penjajahan terhadap umat Islam di berbagai
Negara di dunia sungguh telah menyulut dan mengobarkan api jihad
pada sebagian kaum Muslimin. Umat Islam dan para pemudanya
berkompetisi di medan jihad untuk menunjukkan kekuatan terselubung
yang dimiliki orang Islam serta kekuatan jiwa para pemeluknya yang
ikhlas. Mereka mengorbankan apapun yang mereka miliki. Dalam hal ini
Allah SWT berfirman ;
“ Apakah kamu mengira akan masuk surga padahal belum datang
kepadamu sebagaimana telah datang kepada orang-orang sebelum
kamu. Mereka ditimpa kesengsaraan bahaya dan digoncangkan
sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang beriman yang bersamanya
kapankah datangnya pertolongan Allah? Ketahuilah sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat”.
Oleh karena itu, apakah sama antara kompetisi untuk mencari ridha
Allah SWT dengan kompetisi untuk mencari selainridha-Nya? Jawabnya
tentu tidak sama. Allah SWT berfirman, “ Dan tidaklah sama orang yang
buta dengan orang yang melihat dan tidaklah orang-orang yang beriman
serta mengerjakan amal sholeh dengan orang-orang uyang durhaka”.
7
Artinya:
“Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih
diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang mendhalimi
diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu
berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang
besar” (Quran Surat Al Fatir, 32).
8
2. Golongan kedua (muqtasid / mereka yang pertengahan) adalah
terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukan yang
di lakukannya. Orang-orang yang termasuk golongan ini menjalankan
perintah Allah tetapi juga menjalankan laranganNya. Mereka mau
menerima Al Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup, tetapi
mereka masih banyak melakukan kesalahan.
3. Golongan ketiga (sabiqun bilkhairat / mereka yang terlebih
dahulu berbuat kebaikan) terdiri atas orang-orang yang kebaikannya
sangat banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan. Mereka yang
termasuk golongan ini adalah orang-orang yang selalu menjalankan
perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya. Mereka menjadikan Al
Qur’an sebagai pedoman hidup. Mereka tidak pernah mengerjakan apa
yang di larang oleh Al Qur’an.Orang-orang yang masuk golongan ini
selalu menjalankan perintah-perintah yang hukumnya wajib dan sunnah.
Mereka menin ggalkan segala sesuatu yang haram hukumnya dan
menghindari yang subhat.Allah SWT telah menyediakan surga dengan
segala kenikmatannya bagi golongan ini.
لل
ُّ سّلَم َيُقوُل َقللاَل ا
َ عَلْيِه َو
َ ل
ُّ صّلى ا
َ ل
ِّ سوَل ا
ُ ت َر
ُ سِمْع
َ ن َأِبي الّدْرَداِء َقاَل
ْع
َ
سلِه
ِ ظلاِلٌم ِلَنْف
َ عَباِدَنلا َفِمْنُهلْم
ِ ن
ْ طَفْيَنا ِمل
َ صل
ْ نا
َ ب اّللِذي
َ جّل ُثّم َأْوَرْثَنا اْلِكَتا
َ عّز َو
َ
ِ خْيَرا
ت َ سَبُقوا ِبللاْل
َ ن
َ ل َفَأّما اّلِذي
ِّ ن ا
ِ ت ِبِإْذ
ِ خْيَرا
َ ق ِباْل
ٌ ساِب
َ صٌد َوِمْنُهْم
ِ َوِمْنُهْم ُمْقَت
َ ص لُدوا َفلُأوَلِئ
ك َ ن اْقَت
َ ب َوَأّمللا اّللِذي
ٍ سللا
َ ح
ِ جّن لَة ِبَغْيلِر
َ ن اْل
َ خُلو
ُ ن َيلْد
َ ك اّللِذي
َ َفلُأوَلِئ
َ سللو
ن ُ حَب
ْ ن ُي
َ ك اّل لِذي
َ س لُهْم َف لُأوَلِئ
َ ظَلُموا َأْنُف
َ ن
َ سيًرا َوَأّما اّلِذي
ِ ساًبا َي
َ ح
ِ ن
َ سُبو
َ حا
َ ُي
حْمُد
َ ن اْل
َ ن َيُقوُلو
َ حَمِتِه فَُهْم اّلِذي
ْ ل ِبَر
ُّ لَفاُهْم ا
َ ن َت
َ شِر ُثّم ُهْم اّلِذي
َ ح
ْ طوِل اْلَم
ُ ِفي
20734 شُكوٌر ِإلخ )رواه احمد
َ ن َرّبَنا َلَغُفوٌر
ّ ن ِإ
َ حَز
َ عّنا اْل
َ ب
َ ل اّلِذي َأْذَه
ِّ ).
Artinya :
9
Dari Abu Darba’, dia berkata, “Saya mendengar rasulullah SAW bersabda,
“Allah SWT berfirman, ‘Kemudian kitab ini kami wariskan kepada orang-
orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka
ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan adapula yang
lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah’.
10
BAB IV
PENUTUP
31. KESIMPULAN
11
termasuk golongan ini adalah orang-orang yang selalu menjalankan
perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya.
Pada masa Rasulullah SAW pernah ada kisah nyata yang terjadi
antara Sa’d bin Khaitsamah dengan ayahnya Radhiallahu ‘Anhuma. Sa’d
dilarang sang ayah menuju medan perang, akan tetapi hali itu tetap
dilakukan oleh Sa’d, dia yakin bahwa yang dia lakukan tersebut memang
telah benar. Subhanallah, dia menemukan syahadahnya dalam perang
tersebut. Dalam kesempatan ini, semoga kita termasuk orang-orang yang
telah sadar akan dahsyatnya nikmat Allah jika kita mau berkompetisi dalam
kebaikan.
32. SARAN
Dalam hal ini, dari semua hal yang telah dibahas oleh kelompok
kami, kami hanya dapat memberikan beberapa saran diantaranya :
12
3. Perbaiki diri dengan iman dan islam yang kuat,
agar kita dapat senantiasa dalam kebaikan.
4. Memperbanyak ibadah serta mengingat Allah
SWT agar terhindar dari keburukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rosidi, Imron. 2005. Ayo Senang Menulis Karya Tulis Ilmiah. Jakarta. CV.
Media Pustaka.
Team Musyawarah Guru Bina PAI MA. 2008. Qur’an Hadist Modul
Pembelajaran Kelas XI. CV. Akik Pusaka
14
15