Professional Documents
Culture Documents
1. Ilmu alamiah adalah ilmu yang mempelajari tentang alam, yang berhubungan
lingkungan alam seperti fisika, kimia, biologi,astronomi, botani dll.
2. Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari sosial manusia di lingkungan sekitar
seperti sosiologi, ekonomi, politik, antropologi sejarah, psikologi, geogrofi dll.
3. Ilmu budaya adalah ilmu yang mempelajari adat istiadat atau kebiasaan hidup
manusia di suatu wilayah seperti bahasa, agama, kesusastraan, kesenian dll.
Dari perkembangan ilmu sosial timbul paham study sosial yang disebut ilmu
pengetahuan sosial. IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah
mata pelajaran sosial. Yang termaksud pada pelajaran IPS, yaitu geografi, sejarah,
ekonomi, sosiologi, antropologi dll.
ISD adalah gabungan dari disiplin ilmu sosial yang digunakan dalam pendekatan dan
pemecahan masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar kita. ISD memberikan dasar
– dasar pengetahuan tentang konsep untuk mengkaji gejala sosial.
Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan mempunyai
tiga kemampuan, yaitu personal, akademis dan profesional.
1. Kemampuan personal
1. Kemampuan akademik
Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan dan
mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan untuk
mengedintifikasi dan merumuskan masalah yang sedang dihadapi.
1. Kemampuan profesional
Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dan mereka
diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.
1. Ilmu sosial dasar sebagai komonen MKDU
Diantara 3 kemampuan diatas yang diharapkan untuk dimiliki oleh mahasiswa sebagai
calon tenaga ahli adalah kemampuan personal dan ditanamkan pada mata kuliah dasar
umum. MKDU bertujuan untuk memperluas pengetahuan agar mahasiswa tidak
terbatas pada bidang keahlian masing – masing, tetapi dapat membantu dirinya sendiri
dan menempatkan diri dalam perkembangan masyarakat. MKDU terdiri dari 6 mata
kuliah, yaitu :
1. Agama
2. Pancasila
3. Kewiraan
4. Ilmu alamiah dasar
5. Ilmu sosial dasar
6. Ilmu budaya dasar
Tujuan ilmu sosial dasar adalah membantu perkembangan pikir mahasiswa dan
kepribadian agar memperoleh wawasan yang lebih luas dan ciri kepribadian yang
diharapkan dari setiap golongan terpelajar Indonesia
Ada 2 masalah yang dipakai sebagai pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup
pembahasan mata kuliah ISD.
1. Berbagai aspek yang merupakan suatu masalah sosial yang dapat ditanggapi
dengan pendekatan sendiri atau pendekatan gabungan antar bidang.
2. Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat.
ISD menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan
masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan. Dengan menggunakan
kacamata obyektif berarti, konsep dan teori yang berhubungan dengan hakikat
manusia dan masalahnya telah dikembangkan dalam ilmu sosial dan digunakan.
Sedangkan menurut kacamata subyektif masalah yang dibahas akan dikaju menurut
perspektif masyarakat yang bersangkutan.
Untuk menjawab berbagai tantangan dan persoalan dalam kehidupan lahirlah berbagai
cabang ilmu pengetahuan.
Berdasarkan sumber filsafat yang dianggap sebagai ibu dari ilmu pengetahuan, maka
ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga :
1. Natural sciences (ilmu-ilmu alamiah), meliputi: Fisika, Kimia, astronomi, biologi
dll
2. Sosial sciences (ilmu-ilmu social) terdiri dari: Sosiologi, Ekonomi, Politik
antropologi, Sejarah, Psykologi, Geografi dll
3. Humanities (ilmu-ilmu budaya) meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian
dll.
Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial
Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai
usaha pendidikan.
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah masalah social
khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan
pengertian pengertian (fakta, konsep teori) yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu ilmu social seperti:
Sejarah, ekonomio, geografi social. Sosiologi, antropologi, psikologi sosial.
Ilmu social dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu social dasar yang
dipadukan, karena ilmu social dasar tidak memiliki objek dan metode ilmiah
tersendiri dan juga ia tidak mengembangkan suatu penilitian sebagaimana suatu
disiplin ilmu seperti ilmu-ilmu social diatas.
Ilmu sosial dasar merupakan suau bahan studi atau program pekerjaan yang khusus
dirancanga untuk kepentingan atau pengerjaan yang di Indonesia diberikan di
perguruan tinggi.
B. LATAR BELAKANG
b. Kemampuan Akademik
Adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun
tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan
analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan
masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan altematif pemecahannya.
c. Kemampuan Professional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga
ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang
profesinya.
C. RUANG LINGKUP
Berdasarkan bahan kajian seperti yang disebut diatas, dapat dijabarkan leih lanjut ke
dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan.
Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan
tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari
dan memahami adanya :
1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan
masyarakat dan kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
4. Masalah hubungan warga Negara dan Negara
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat
6. Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan Integrasi
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat.
D. MASALAH SOSIAL
Pada bagian ini akan dijelaskan empat ahli yang sampai kini pikirannya masih dipakai
dalam teori sosiologi, yaitu Auguste Comte, Karl Marx, Max Weber, dan Emile
Durkheim. Pandangan mereka telah memberi stimulan diskusi panjang tentang
pelbagai persoalan terkait dgn kehidupan ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Pandangan mereka juga digunakan dalam disiplin ilmu social lain seperti ilmu politik,
ekonomi, antropologi, dan sejarah.
1.3.1. Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte (Perancis, 1798-1857) mengemukakan istilah awal : SOCIAL
PHYSICS (FISIKA SOSIAL) karena istilah ini sudah digunakan oleh ahli statistik
sosial Belgia Adophe Quetelet, maka istilah diubah menjadi sociology.
Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua pendekatan yakni:
1. Statika sosial (social static) : mengkaji tatanan sosial. Statika mewakili stabilitas.
2. Sosial dinamik : mengkaji kemajuan dan perubahan social. Dinamika mewakili
perubahan. Progres dlm membaca fenomena sosial perlu melihat masyarakat secara
keseluruhan sebagai unit analisis.
Dengan memakai analogi dari biologi, Comte menyatakan bahwa hubungan antara
statika dan dinamika merujuk pada konsep order didalamnya ditekankan bahwa
bagian-bagian dari masyarakat tidak dapat dimengerti secara terpisah, tetapi harus
dilihat sebagai satu kesatuan yg saling berhubungan..
1.3.2. Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx lahir di Trier, Jerman tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniwan
Yahudi. Tamat dari perguruan tinggi menjadi editor di sebuah surat kabar di Jerman.
Pandangannya mat kritis terutama sangat anti penindasan yg hadir bersama system
kapitalis yang mewarnai peradaban Eropa Barat. Beliau pindah ke Paris setelah
terjadipertentangn dengan pemerintah Jerman. Ia berkolaborasi dengan Friedrich
Engels menulis buku berjudul The Communist Manifesto (1848). Lalu menulis buku :
Das Capital, dua bab terakhir buku ini diteruskan oleh Engels karena Marx keburu
meninggal.
Menurut Marx, sejarah manusia mulai dari pertanian primitive, feudal dan industri,
ditandai hubungan social yg melembagakan sifat ketergantungan untuk mengontrol
atau menguasai sumber-sumber ekonomi. Mereka yg menguasai dan mengonytol
sumber-sumber ekonomi adalah kelas atas, seangkan mereka yg hanya memiliki
sedikit atau bahkan tidak punya sama sekali adalah dari kelas bawah. Terjadi
penindasan oleh kelas atas terhadap kelas bawah. Fokus perhatian Marx pada dua
kelas penting : BORJUIS (kelas atas/kapitalis yg memiliki memiliki alat-alat produksi
seperti pabrik dan mesin) dan PROLETAR (kelas bawah/ para buruh yg bekerja pada
borjuis).
Pendapat Marx terhadap fenomena social semacam itu (penindasan /eksploitasi kaum
borjuis terhadap kaum proletar) hanya dapat dihentikan dengan cara mengganti atau
merusak system kapitalis. Caranya dengan melakukan revolusi (prinsip konflik)
kemudian menggantinya dengan system yg lebih menghargai martabat manusia. Ini
tidak mudah karena para buruh harus menghilangkan False Consciousness (kesadaran
palsu) dengan class consciousness kesadaran kelas. Melalui bimbingan pemimpin-
pemimpin revolusioner, para buruh akan menjadi setia dan mau berkorban demi
perjuangan kelas. Denagn demikian kan muncul masyarakat yg adil, sama rata sama
rasa, dan terhindardari segala bentuk eksploitasi, ini yg disebutnya sebagai
masyarakat komunisme modern. Disamping dipuja banyak orang, Marx juga dikecam
banyak orang, terutama pendapatnya tentang “agama sebagai candu masyarakat“ (the
opium of the people).
1.3.3. Max Weber (1864-1920)
Max Weber lahir di Erfurt, Jerman berasal dari keluarga kaya dan terpandang.
Ayahnya seorang birokrat (kelak akan mewarnai pikiran beliau tentang birokrasi) yg
menduduki posisi politik penting, sedangkan ibunya adalah seorang pemeluk agama
Calvinisme yg sangat taat (juga mempengaruhinya melakukan studi tentang kaitan
etika protestan dengan spirit kapitlisme industrial).
Beliau menempuh kuliah di Universitas berlin belajar hukum. Setelah berhasil
mengambil gelar doctor ia berprofesi sebagai praktisi hukum, di samping itu ia juga
bekerja sebagai dosen di Universitas Wina dan Munich. Ia banyak mendalami
masalah ekonomi, sejarah, dan sosiologi. Bukunya yg terkenal berjudul “ A
Contribution to the histoy of Medieval Business Organizations” dan “ The Protestant
Ethic and The Spirit of Capitalism” (1904) . Dalam bukunya yg kedua ini ia
mengemukakan tesisnya mengenai keterkaitan antara etika protesan dengan
munculnya kapitalisme di Eropa Barat.
Pandangan Weber, kenyataan social lahir dari motivasi individu dan tindakan-
tindakan social (social action). Dari pandangannya sebenarnya Weber lazim
digolongkan “nominalis” yg lebih percaya bahwa hanya individu-individu sajalah yg
riil secara obyektif, dan masyarakat adalah satu nama yg menunjukan pada
sekumpulan individu yg menjalin hubungan. Pandangan beliau tentang tindakan sosila
inilah yg kemudian menjadi acuan dikembangkannya teori sosiologi yg membahas
interaksi social.
Pada bagian ini akan dijelaskan empat ahli yang sampai kini pikirannya masih dipakai
dalam teori sosiologi, yaitu Auguste Comte, Karl Marx, Max Weber, dan Emile
Durkheim. Pandangan mereka telah memberi stimulan diskusi panjang tentang
pelbagai persoalan terkait dgn kehidupan ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Pandangan mereka juga digunakan dalam disiplin ilmu social lain seperti ilmu politik,
ekonomi, antropologi, dan sejarah.
1.3.1. Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte (Perancis, 1798-1857) mengemukakan istilah awal : SOCIAL
PHYSICS (FISIKA SOSIAL) karena istilah ini sudah digunakan oleh ahli statistik
sosial Belgia Adophe Quetelet, maka istilah diubah menjadi sociology.
Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua pendekatan yakni:
1. Statika sosial (social static) : mengkaji tatanan sosial. Statika mewakili stabilitas.
2. Sosial dinamik : mengkaji kemajuan dan perubahan social. Dinamika mewakili
perubahan. Progres dlm membaca fenomena sosial perlu melihat masyarakat secara
keseluruhan sebagai unit analisis.
Dengan memakai analogi dari biologi, Comte menyatakan bahwa hubungan antara
statika dan dinamika merujuk pada konsep order didalamnya ditekankan bahwa
bagian-bagian dari masyarakat tidak dapat dimengerti secara terpisah, tetapi harus
dilihat sebagai satu kesatuan yg saling berhubungan..
1.3.2. Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx lahir di Trier, Jerman tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniwan
Yahudi. Tamat dari perguruan tinggi menjadi editor di sebuah surat kabar di Jerman.
Pandangannya mat kritis terutama sangat anti penindasan yg hadir bersama system
kapitalis yang mewarnai peradaban Eropa Barat. Beliau pindah ke Paris setelah
terjadipertentangn dengan pemerintah Jerman. Ia berkolaborasi dengan Friedrich
Engels menulis buku berjudul The Communist Manifesto (1848). Lalu menulis buku :
Das Capital, dua bab terakhir buku ini diteruskan oleh Engels karena Marx keburu
meninggal.
Menurut Marx, sejarah manusia mulai dari pertanian primitive, feudal dan industri,
ditandai hubungan social yg melembagakan sifat ketergantungan untuk mengontrol
atau menguasai sumber-sumber ekonomi. Mereka yg menguasai dan mengonytol
sumber-sumber ekonomi adalah kelas atas, seangkan mereka yg hanya memiliki
sedikit atau bahkan tidak punya sama sekali adalah dari kelas bawah. Terjadi
penindasan oleh kelas atas terhadap kelas bawah. Fokus perhatian Marx pada dua
kelas penting : BORJUIS (kelas atas/kapitalis yg memiliki memiliki alat-alat produksi
seperti pabrik dan mesin) dan PROLETAR (kelas bawah/ para buruh yg bekerja pada
borjuis).
Pendapat Marx terhadap fenomena social semacam itu (penindasan /eksploitasi kaum
borjuis terhadap kaum proletar) hanya dapat dihentikan dengan cara mengganti atau
merusak system kapitalis. Caranya dengan melakukan revolusi (prinsip konflik)
kemudian menggantinya dengan system yg lebih menghargai martabat manusia. Ini
tidak mudah karena para buruh harus menghilangkan False Consciousness (kesadaran
palsu) dengan class consciousness kesadaran kelas. Melalui bimbingan pemimpin-
pemimpin revolusioner, para buruh akan menjadi setia dan mau berkorban demi
perjuangan kelas. Denagn demikian kan muncul masyarakat yg adil, sama rata sama
rasa, dan terhindardari segala bentuk eksploitasi, ini yg disebutnya sebagai
masyarakat komunisme modern. Disamping dipuja banyak orang, Marx juga dikecam
banyak orang, terutama pendapatnya tentang “agama sebagai candu masyarakat“ (the
opium of the people).
1.3.3. Max Weber (1864-1920)
Max Weber lahir di Erfurt, Jerman berasal dari keluarga kaya dan terpandang.
Ayahnya seorang birokrat (kelak akan mewarnai pikiran beliau tentang birokrasi) yg
menduduki posisi politik penting, sedangkan ibunya adalah seorang pemeluk agama
Calvinisme yg sangat taat (juga mempengaruhinya melakukan studi tentang kaitan
etika protestan dengan spirit kapitlisme industrial).
Beliau menempuh kuliah di Universitas berlin belajar hukum. Setelah berhasil
mengambil gelar doctor ia berprofesi sebagai praktisi hukum, di samping itu ia juga
bekerja sebagai dosen di Universitas Wina dan Munich. Ia banyak mendalami
masalah ekonomi, sejarah, dan sosiologi. Bukunya yg terkenal berjudul “ A
Contribution to the histoy of Medieval Business Organizations” dan “ The Protestant
Ethic and The Spirit of Capitalism” (1904) . Dalam bukunya yg kedua ini ia
mengemukakan tesisnya mengenai keterkaitan antara etika protesan dengan
munculnya kapitalisme di Eropa Barat.
Pandangan Weber, kenyataan social lahir dari motivasi individu dan tindakan-
tindakan social (social action). Dari pandangannya sebenarnya Weber lazim
digolongkan “nominalis” yg lebih percaya bahwa hanya individu-individu sajalah yg
riil secara obyektif, dan masyarakat adalah satu nama yg menunjukan pada
sekumpulan individu yg menjalin hubungan. Pandangan beliau tentang tindakan sosila
inilah yg kemudian menjadi acuan dikembangkannya teori sosiologi yg membahas
interaksi social.
Pada bagian ini akan dijelaskan empat ahli yang sampai kini pikirannya masih
dipakai dalam teori sosiologi, yaitu Auguste Comte, Karl Marx, Max Weber,
dan Emile Durkheim. Pandangan mereka telah memberi stimulan diskusi
panjang tentang pelbagai persoalan terkait dgn kehidupan ekonomi, politik,
dan kebudayaan. Pandangan mereka juga digunakan dalam disiplin ilmu social
lain seperti ilmu politik, ekonomi, antropologi, dan sejarah.
1.3.1. Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte (Perancis, 1798-1857) mengemukakan istilah awal : SOCIAL
PHYSICS (FISIKA SOSIAL) karena istilah ini sudah digunakan oleh ahli
statistik sosial Belgia Adophe Quetelet, maka istilah diubah menjadi
sociology.
Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua pendekatan yakni:
1. Statika sosial (social static) : mengkaji tatanan sosial. Statika mewakili
stabilitas.
2. Sosial dinamik : mengkaji kemajuan dan perubahan social. Dinamika
mewakili perubahan. Progres dlm membaca fenomena sosial perlu melihat
masyarakat secara keseluruhan sebagai unit analisis.
Dengan memakai analogi dari biologi, Comte menyatakan bahwa hubungan
antara statika dan dinamika merujuk pada konsep order didalamnya
ditekankan bahwa bagian-bagian dari masyarakat tidak dapat dimengerti
secara terpisah, tetapi harus dilihat sebagai satu kesatuan yg saling
berhubungan..
1.3.2. Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx lahir di Trier, Jerman tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniwan
Yahudi. Tamat dari perguruan tinggi menjadi editor di sebuah surat kabar di
Jerman. Pandangannya mat kritis terutama sangat anti penindasan yg hadir
bersama system kapitalis yang mewarnai peradaban Eropa Barat. Beliau
pindah ke Paris setelah terjadipertentangn dengan pemerintah Jerman. Ia
berkolaborasi dengan Friedrich Engels menulis buku berjudul The Communist
Manifesto (1848). Lalu menulis buku : Das Capital, dua bab terakhir buku ini
diteruskan oleh Engels karena Marx keburu meninggal.
Menurut Marx, sejarah manusia mulai dari pertanian primitive, feudal dan
industri, ditandai hubungan social yg melembagakan sifat ketergantungan
untuk mengontrol atau menguasai sumber-sumber ekonomi. Mereka yg
menguasai dan mengonytol sumber-sumber ekonomi adalah kelas atas,
seangkan mereka yg hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak punya sama
sekali adalah dari kelas bawah. Terjadi penindasan oleh kelas atas terhadap
kelas bawah. Fokus perhatian Marx pada dua kelas penting : BORJUIS (kelas
atas/kapitalis yg memiliki memiliki alat-alat produksi seperti pabrik dan
mesin) dan PROLETAR (kelas bawah/ para buruh yg bekerja pada borjuis).
Pendapat Marx terhadap fenomena social semacam itu (penindasan
/eksploitasi kaum borjuis terhadap kaum proletar) hanya dapat dihentikan
dengan cara mengganti atau merusak system kapitalis. Caranya dengan
melakukan revolusi (prinsip konflik) kemudian menggantinya dengan system
yg lebih menghargai martabat manusia. Ini tidak mudah karena para buruh
harus menghilangkan False Consciousness (kesadaran palsu) dengan class
consciousness kesadaran kelas. Melalui bimbingan pemimpin-pemimpin
revolusioner, para buruh akan menjadi setia dan mau berkorban demi
perjuangan kelas. Denagn demikian kan muncul masyarakat yg adil, sama rata
sama rasa, dan terhindardari segala bentuk eksploitasi, ini yg disebutnya
sebagai masyarakat komunisme modern. Disamping dipuja banyak orang,
Marx juga dikecam banyak orang, terutama pendapatnya tentang “agama
sebagai candu masyarakat“ (the opium of the people).
1.3.3. Max Weber (1864-1920)
Max Weber lahir di Erfurt, Jerman berasal dari keluarga kaya dan terpandang.
Ayahnya seorang birokrat (kelak akan mewarnai pikiran beliau tentang
birokrasi) yg menduduki posisi politik penting, sedangkan ibunya adalah
seorang pemeluk agama Calvinisme yg sangat taat (juga mempengaruhinya
melakukan studi tentang kaitan etika protestan dengan spirit kapitlisme
industrial).
Beliau menempuh kuliah di Universitas berlin belajar hukum. Setelah berhasil
mengambil gelar doctor ia berprofesi sebagai praktisi hukum, di samping itu ia
juga bekerja sebagai dosen di Universitas Wina dan Munich. Ia banyak
mendalami masalah ekonomi, sejarah, dan sosiologi. Bukunya yg terkenal
berjudul “ A Contribution to the histoy of Medieval Business Organizations”
dan “ The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism” (1904) . Dalam
bukunya yg kedua ini ia mengemukakan tesisnya mengenai keterkaitan antara
etika protesan dengan munculnya kapitalisme di Eropa Barat.
Pandangan Weber, kenyataan social lahir dari motivasi individu dan tindakan-
tindakan social (social action). Dari pandangannya sebenarnya Weber lazim
digolongkan “nominalis” yg lebih percaya bahwa hanya individu-individu
sajalah yg riil secara obyektif, dan masyarakat adalah satu nama yg
menunjukan pada sekumpulan individu yg menjalin hubungan. Pandangan
beliau tentang tindakan sosila inilah yg kemudian menjadi acuan
dikembangkannya teori sosiologi yg membahas interaksi social.
1. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala
moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
2. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok.
3. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya,
yaitu organisasi sosial.
4. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
5. Max Weber
Sosiologi pendidikan terdiri dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Kedua istilah ini
dari segi etimologi tentu saja berbeda maksudnya, namun dalam sejarah hidup dan
kehidupan serta budaya manusia, kedua ini menjadi satu kesatuan yang terpisahkan.
Terutama dalam system memberdayakan manusia, dimana sampai saat ini
memanfaatkan pendidikan sebagai instrument pemberdayaan tersebut11.
F.G Robbins dan Brown mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu
yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan social yang mempengaruhi
individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalamannya. Sosiologi
pendidikan mempelajari kelakukan social serta perinsip-perinsip untuk
mengontrolnya.
E.G Payne secara spesifik memandang sosiolgi pendidikan sebagai studi yang
konfrenhensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu yang diterapkan. Bagi
Payne sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala sesuatu dalam bidang
sosiologi yang dapat dikenakan analisis sosiologis. Tujuan utamanya ialah
memberikan guru-guru, para peneliti dan orang lain yang menaruh perhatian akan
pendidikan latihan yang serasi dan efektif dalam sosiologi yang dapat memberikan
sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang pendidikan
(Nasution 1999:4)
Menurut Prof. DR.S.Nasution. Sosiologi pendidikan ialah ilmu yang berusaha untuk
mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian individu agar lebih baik.
Menurut F.G. Robbins, Sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang bertugas
menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidika.