You are on page 1of 9

KONSEP DAN PROSES PENYESUAIAN DIRI

PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH

A. KONSEP PENYESUIAN DIRI

• Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk sosial untuk


memenuhi berbagai kebutuhannya selalu mengadakan interaksi dengan
lingkungannya.

Dalam defenisi yang klask tentang kepribadian dirumuskan oleh beberapa Ahli
yaitu ;

1. Allport

Kepribadian adalah organisas dnams dari sistem psiko-fisik dalam


indivdu yang turut menentukancara-caranya yang khas dalam menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya.

Pada hakakatnya, keprbadian manusa tdak dapat dirumuskan sebagai suatu


keseluruhan atau kesatuan an sich ( suatu individu saja ) tanpa skligus
meletakan hubungnya dengan lingkungan tempat ia ada.justru kepribadian
itu menjad utuh sebagai kepribadian apabila keseluruhan sistem psiko-
fisiknya, termasuk di dalamnya bakat atau kemampuan dasar dan tarits
kepribadian lainya, menyatakan dirinya dengan kahs dalam menyesuakan
drinya denagn lingkunagnya. Dengan demikian indvidu memerlukan
hubungan denagn lngkunagnannya. Dengan demkana ndividu memerlukan
hubungan dengan lingkunganya yang memberi motivasi,merangsang
perkembangan atau memberikan sesuatu yang ia diperlukan.

2. Woodworth dan Marquis

Mengemukakan pada dasarnya terdapat empet jensis hubungan


antara ndvidu denagn lingkungannya. Empat jens hubungan itu ialah :
indivdu dapat bertentangan dengan lIngkunganya, ndvdu menggunkan

Istilah penyesuaian diri dan lingkungan setidak-tidaknya dapat dijelaskan


sendiri-sendiri, meskipun pada akahirnya akan menjadi satu rangkaian yang
utuh. Lingkungan dalam pembahasan ini bisa menunujuk kepada pengertian
lingkungan fisik, yaitu benda-benda yang bersifat konkrt ; gedunag-gedung
perkantoran, perkakaks rumah tangga, dan sebagainya, dapat juga
menunjuk pengertan lingkungan psiks yaitu jiwa raga orang-orang yang
berada di dalam lingkungan. Disamping itu juga menunjukan lingkungan
indvdu tersebut . lingkungan rohaniah dapat berupa hasil kebudayaan.
Manusia dalam mempertahankan keberadaanya akan selalu menyesuakan
diriny dengan tiga jens lingkungan di atas meskipun acap kali menekankan
kepada satu atau dua aspek saja

Penyesuaian dir dalam hal in dbisa dertikan sebagai kemamppuan untuk


mengubah diri sesuai denagn lingkungannya atau sebaliknya mengubah
lngkuangn sesuai denagn keadaan dirinya, penyesuaan diri yang pertama
ntersebut berarti penyesuaian diri yang autoplastis ( auto berarti sendiri
plastis berarti dibentuk ), sedangkn penyesuain dr kedua bermakana
penyesuain diri yang bersfat aktif yaitu apabila ndvdu manusia itu sendiri
ynag mempenagruhi atau mengubah lingkungan.sebaliknya bersifat pasif
apabila kegaiatan indivdu dpenagruhi dapat menuaakan tugasnya denagn
bak, maka mau tidak mau harus menyesuakan gan.agar lebih jelasnay,
berikut ini dikemukakakn contoh ppenyesuain diri bersfat autoplastis dan
alloplastis

Ada beberapa pengertian prinsip tentang penyesuain diiri, sebagaimana


dikemuukan berikut ini

a. Penyesuain diri merupakan proses menyelaraskan antara konddisi diri


ndividu sendiri denagn sesuatu objek atau perangsanag melal kegiatan
belajar.

Proses penyelarasan ini meliputi usaha mencocockan atau


mem[ertemukan anatara konds diri individu yang selalu didasari oleh
berbagai jenis kebutuhan denagn objek berupa lngkunagn fisisk,atau
psikis . usaha ini dilakukan melalui prosese belajar sehingga akhirnya
terjadi kebiasaan.

b. Dalam prosese penyesuaian diri selalu terjadi interaks antara dorongan-


dorongan dari dalam diri individu denagn suatu perangasang atau
tuntutan lngkuangan social.

Interaksi dalam hal ini bisa berkecenderunagn positif maupun negative.


Positif, berarti ada kecocockan antara kebutuhan yang berikut cara
pemenuhannya denagn tunutan lingkuangan beruoa aturan adat, atau
norma mmasyarakat. Keadaan demikan ini menunjukan adanya
penyesuaian dr yang baik ( well-adjusted).negatif ,tidak adanya
kecocokan atau munculnya konflik antara pemenuhan kebutuhan dengan
tuntutan lingkungan.

c. Untuk melakukan penyesuaian diri diperlukan adanya proses pemahaman


diri dan lingkungannya, sehingga dapat terwujud keselarahan,
kesesuaian, kecocokan atau keharmonisan interaksi diri dan lingkungan.

Proses pemahaman diri dan lingkungan adalah proses yang harus


ditempuh agar sampai pada kecocokan terpenuhinya dorongn kebutuhan
dengan tuntutan lingkungan.
d. Penyesuaian diri selalu berproses dan berkembang secara dinamais,
sesuai dengan dinamika lingkungan hidup dan perkembangan dorongan
keinginan individu yang sifatnya autoplastis maupun alloplastis.

Dinamika penyesuaian diri individu bersaman dengan dinamika keprbadiaan


individu dan perubahan social. Individu dari waktu ke waktu terus berkembang
bersamaan dengan perubahan dorongan kebutuhan dari segi intensitas, kuantitas,
dan kualitas. Sementara itu, lingkunganpun tidak luput dari akibat terjadi
perubahan social. Agar tidak terjadi konfilk antara dua hal itu diusahakan adanya
adaptasi yang baru. Mungkin terjadi pola adaptasi lama yang menjadi usang dan
tidak mungkin digunakan lagi. Karena itu, penyesuaian diri tidak bersifat tetap,
tetapi berkembang sesuai dinamika yang ada.

B. PROSES PENYESUAIAN DIRI

Tahap-tahap penyesuaian diri.

Peneyesuian diri lebih cenderung untuk selalu berproses dan berkembang


dengan demikian kemampuan indivdu dalam melakukan penyesuaian diri pada
waktu sekarang ini belum tentu efektif digunakan pada waktu mendatang.

Secara garis besar proses penyesuaian diri dapat dikemukakan dalam beberap
tahap:

Tahap pertama

Sebagaimana kita ketahui bahwa kebutuhan merupakan alas an yang


mendorong seseorang berperilaku. Ada berbagai jens kebutuhan sebagaimana
telah diklasifikasikan oleh beberapa ahl, seperti Abraham Maslow ataupun
Henry Murray. Kebutuhan-kebutuhan itu misalnya dapat dikelompokan kedalam
kebutuhan biologis yang bersifat instinktif seperti : lapar, haus, seks. Atau
kebutuhan psikologis : kebutuhan rasa aman, cinta kasih, harga diri dan
sebagainya

Tahap kedua
Pada tahap kedua ini individu mulai melakukan telaah atau mempelajari kondisi
dirinya yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan, dorongan-dorongan yang
muncul. Kondisi dan situasi lingkungan berkenan dengan peluang, tuntutan
ataupun keterbatasan-keterbatasan yang ada. Seperti diketahui, lingkungan
selalu menyediakan berbagai peluang terhadap pemenuhan kebutuhan
individu. Akan tetapi, tidak semua jenis kebutuhan individu bisa dipenuhi oleh
lingkungan disebabkan beberapa keterbatasan-keterbatasan yang berkaitan
dengan adanya aturan, adat atau norma social yang berlaku.

Tahap ketiga

Terjadinya insght atau pemahaman tertentu terhadap diri sendiri dan


lingkungannya merupakan tahapan ketiga dari proses penyesuaian diri.
Bersamaan dengan terbentuknya pemahaman diri sendiri, terbentuk pula
pemahaman terhadap lingkungan. Pengalaman belajar dan persepsi pada saat
proses sosialisasi selama ini akan menentukan terhadap pemahaman individu
terhadap lingkungan. Persepsi yang tepat dari proses belajar yang benar akan
membantu individu dalam memahami kondisi situasi lingkungannya.

Tahap keempat

Menginteraksikan antara kebutuhan beserta kemampuan dirinya.

Proses interaksi sering dipengaruhi faktor-faktor kepercayaan individu terhadap


dirinya sendiri atau terhadap lingkungannya. Kepercayaan terhadap lingkungan
dipengaruhi oleh pengalaman belajar. Apabila orang itu mempunyai
pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, memuaskan, mengalami
banyak keberhasilan dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan, maka ia
akan banyak menaruh kepercayaan terhadap lingkungannya. Sebaliknya,
apabila orang itu dalam pengalaman belajarnya sering mengalami kegagalan
dalam pemenuhan kebutuhan, ia akan menjadi pesimis dan kurang menaruh
kepercayaan terhadap lingkungannya.

Tahap kelima

Pada tahap ini individu memunculkan perilaku atau tindakan sebagai hasil
proses interaksi.
Ada dua jenis perilaku yang kemungkinan muncul, pertama; perilaku atau
tindakan positif, perilaku ini muncul jika ada kecocokan antara dorongan
pemenuhan kebutuhan berikut, caranya dengan peluang yang ada di
lingkungannya. Kedua; perilaku atau tindakan negatif, perilaku ini muncul
apabila tidak ada kecocokan antara dorongan pemenuhan kebutuhan dengan
peluang yang ada di lingkungan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENYESUAIAN DIRI

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri antara lain:

1. faktor-faktor internal

a. Motif-motif social,

seperti motif beravliasi (bergabung dengan kelompok), motif berprestasi


dan motivasi melakukan dominasi merupakan motf-motif yang potensial
dalam mendorong inidividu untuk kerja sama dan berhubungan dengan
orang lain dan mengaktualsasikan kemampuan.

b. konsep diri,

adalah bagaimana cara seseorang memandang terhadap dirinya sendiri,


baik itu mencakup aspek fisik, psikologis, social maupun aspek
kepribadian lainnya.

c. persepsi,

dalam pengamatan dan penilaian seseorang terhadap obyek, peristiwa


dan realitas kehidupan, baik itu melalui proses kognisi maupun apeksi
untuk membentuk konsep tentang obyek tersebut. Persepsi yang sehat
berpengaruh terhadap pengembangan kemampuan mengelolah
pengalaman dan belajar dalam kehdupan secara terus menerus,
meningkatkan keaktifan, dan kesadaran terhadap lingkungan.

d. sikap remaja,
berarti kecenderungan seseorang untuk bereaksi kearah hal-hal yang
positif atau negative, remaja yang bersikap positif terhadap sesuatu hal,
akan memiliki dasar penyesuaian diri yang baik dibandingkan dengan
mereka yang bersikap negative atau suka menyangkal tatanan yang
telah mapan.

e. intelejensi dan minat,

intelejensi merupakan modal untuk melakukan aktivitas menalar,


menganalisis dan menyimpulkan berdasarkan argumentasi yang
obyektif-rasional sehingga dapat menjadi dasar dalam melakukan
penyesuaian diri.

f. kepribadian

faktor ini mengacuh kepada tipe-tipe keprbadian individu remaja yaitu,


tipe kepribadian ekstrovert yang lebih lentur dan dinamis, juga pribadi
yang “well-balance” yang lebih mudah menerima dan diterma dalam
lingkungan tertentu secara wajar dibandingkan pribadi yang “des
equilibrium” yang cenderung sulit mengerti dan dimengerti.

2. Faktor-faktor eksternal

a. keluarga dan pola asuh

pada dasarrnya pola asuh demokratif dengan suasana keluarga yang


diliputi keterbukaan lebih memberikan peluang bagi remaja untuk
melakukan proses penyesuaian diri efektif dibandingakan dengan pola
asuh keluarga yang otoriter maupun yang penuh kebebasan.

b. kondisi sekolah

kondisi sekolah yang sehat memberikan dasar bagi remaja untuk


berperlaku menyesuaikan diri secara harmonis di masyarakat. Kondisi
sekolah yang kurang sehat sering terjadi pelanggaran hukum, perkelahian
dan sebagainya maka akan berpengaruh terhadap proses penyesuaian
diri sisiwanya.
c. kelompok sebaya

kelompok sebaya akan menguntungkan apabila kegiatan-kegiatan


bersamanya terarah, terprogram dan dapat dpertanggung jawabkan
secara psikologis, social dan moral.

d. prasangka social

yang dimaksud dengan prasangka social adalah adanya kecendrungan


sebagian masyarakat kita yang menaruh prasangka terhadap kehidupan
para remaja.

e. faktor hokum dan norma social

yang dimaksudkan disini adalah pelaksanaan tegaknya hokum dan


norma-norma dalam masyarakat.

You might also like