Professional Documents
Culture Documents
Bila kita berbicara masalah pendidikan pasti , dalam diri kita semua kita ingin
mempunyai anak yang terdidik, pandai, berahlak, punya daya kreatifitas, motivasi yang tinggi
dalam menjalani studinya sehingga ketika mereka lulus, mereka dapat menjadi manusia-manusia
yang berguna bagi keluarga , masyarakat , negara dan agamanya.
Kewajiban sebagai pendidik atau guru , tidak hanya transfer of Knowlegde tapi juga
dapat mengubah prilaku, memberikan dorongan yang positif sehingga siswa
termotivasi,memberi suasana belajar yang menyenangkan, agar mereka bisa berkembang
semaksimal mungkin. Guru tidak hanya mengolah otak siswanya tapi juga mengolah jiwa anak
didiknya, bila seorang guru hanya mengolah otak tampa mempedulikan jiwa anak didiknya,
alhasil mereka tumbuh menjadi manusia robot yang tidak berhati.
Anak yang cerdas, bukan saja anak yang nilai ulangannya baik, nilai rapornya tinggi, tapi
emosional dan fungsi motoriknya berjalan dengan baik.Mungkin tidak salah kalau kita
menyimak apa kata paul Lawrence dan Nitin Nohria (Driveb : How Human Nature Shapes Our
Choice) seperi yang dikutip oleh taufik pasiak 4 dorongan manusia melakukan sesuatu: (1)
:(dorongan untuk memperoleh sesuatu), (2)
(dorongan membangun hubungan),
(3)
(dorongan untuk memahami) (4)
(dorongan untuk mempertahankan
semua yang dimiliki).
Seorang guru yang baik dapat menciptakan iklim belajar dan mengajar yang sehat dan
menyenangkan kelasnya sehingga bisa memberikan dorongan kepada para siswanya agar
mempunyai motivasi yang tinggi , dan memberikan dorongan yang positif.
UNESCO menjelaskan bahwa pendidikan pada abad ini harus diorientasikan terhadap
pencapaian 4 pilar pembelajaran: (1
belajar untuk tahu (2
belajar untuk melakukan , (3)
(belajar untuk menjadi diri sendiri) (4)
belajar bersama dengan orang lain. Bila seorang guru dapat
membekali siswanya dan memberi pondasi agar 4 pilar tadi dapat berdiri kokoh, betapa
bahagianya siswa yang mempunyai guru atau pendidik yang berkualitas seperti itu. Dan betapa
bangganya bangsa dan negara ini bila pendidikan bisa menjadi tonggak berdirinya suatu negara
yang kokoh.
Dalam bahasa arab pendidikan disebut ³tarbiyah´ yang berarti proses persiapan dan
pengasuhan manusia pada fase-fase awal kehidupannya yaitu pada tahap perkembangan masa
bayi, dan kanak-kanak.
Dalam era globalisasi sekarang ini dengan persaingan yang amat kompetitif , diharapkan
institusi pendidikan formal yaitu sekolah dapat menjadi wadah pendidikan bagi para generasi
muda sehingga mereka dapat mandiri ,siap pakai, kreatif, berpengetahuan dan keterampilan yang
tinggi, bertanggung jawab, siap berkompetitif dalam kehidupan global
menurut kamus besar bahasa Indonesia "!! " !"
!!
$" $ ! $! $!
$"&"%"
'
Sekolah dan kelas merupakan komunitas pelajar yang dibawa untuk mengeksplorasi
dunia dan dinavigasi secara produktif, mereka diharapkan berilmu yang tinggi dan berdedikasi ,
serta berketerampilan yang tingi.
Dalam pendidikan kita mengenal istilah mengajar, menurut Hamalik seperti yang dikutip
oleh syafaruddin $% adalah pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar atau
menciptakan lingkungan atau kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Disini
guru berusaha memfungsikan seluruh sub system pengajaran dalam mencapai tujuan.
ï adalah motivator untuk mempengaruhi siswa melakukan kegiatan belajar. Untuk
memberikan pengaruh dan bimbingan dalam konteks mengajar, guru sebagai pemimpin
melakukan dua usaha utama: (1) memperkokoh motivasi siswa (2) memilih strategi mengajar
yang tepat.
Davis membagi $
!kepada dua jenis yaitu: (1) (
!
! yang mengacu
kepada factor-faktor dari dalam , tersirat baik dari tugas itu sendii maupun pada diri siswa,
motivasi intrinsic merupakan pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan
soal . Keinginan untuk menambah pengetahuan dan untuk menjelajah pengetahuan merupaan
factor intrinsik semua orang. (2) (
! !
! yaitu motivasi yang mengacu kepada
factor-faktor dari luar dan ditetapkan pada tugas atau pada diri siswa oleh guru atau orang lain,
Motivasi ekstrinsik dapat berupa penghargaan , pujian , hukuman atau celaan.
Adapun !$
! $
(! diurutkan dari yang terendah : kebutuha
tingkat rendah(1) Maslow bertahan hidup , (2) Maslow rasa aman, (3) Maslow :rasa memiliki,
kebutuhan tingkat tinggi yang terdiri dari (4) Maslow Harga diri, (5) Maslow aktualisasi diri (6)
Maslow pengalaman puncak.
Kumpulan atau model pengajaran yang dianggap baik dan efektif, adalah model yang
dikembangkan oleh Bruce Joyce dan kawan-kawan dengan kategori sebagai berikut: (1) Model
Information Processing, (2) Model personal, (3) Model Social , (4) Model behavioural.
(!)# merupakan perencanaan yang dapat digunakan sebagai pola face to
face/saling berhadapan dalam pengajaran di kelas, atau pengaturan dalam tutorial atau bentuk
dari bahan-bahan instruksional. Termasuk buku-buku. Film, tapes, computer, kurikulum . setiap
models di desian untuk membantu siswa mendapatkan bermacam-macam hasil'
c c
Bab ini menyari dari buku Pada Chapter 1 . part 1 buku Models of teaching , dijelaskan
bahwa social models mengkombinasi antara belajar (learning) dan masyarakat (society) .
kedudukannya kearah pengajaran dengan prilaku yang kooperatif (cooperative behavior)
menstimulasi tidak hanya secara social tapi juga intelektual, dan karenanya tugas interaksi social
dapat di desain untuk meningkatkan studi akademik.
Sesuai dengan penekanan dan titik beratnya aplikasi model ini adalah untuk
mengembangkan kecakapan individu pelajar dalam berhubungan dengan orang lain atau
masyarakat. Individu siswa dalam hal ini dihadapkan oleh grtu dalam situasi yang demokratis
didorong untuk berprilaku produktif dalam bermasyarakat. Salah satu model yang
mengutamakan interaksi antara siswa dalam situasi demokratis adalah model mengajar role
playing.
karena banyak teori social yang tidak hanya berpotensi meningkatkan kemampuan
rasional siswa tapi juga juga sudah menerbitkan pertanyaan serius adekuat bentuk pendidikan
yang sudah ada disekolah.
A. Skenario 1
Mary Hilltepper membuka tahun ajaran barunya pada kelas 10 dengan memberi tugas
presentasi kepada siswanya 12 puisi yang diseleksi dari 100 puisi yang ada . dia membagi
siswanya berpasangan, menyuruh mereka membaca dan mengklasifikasi puisi berdasar stuktur,
bentuk dan tema., mereka bekerja sama dalam mengklasifikasi puisi, saling menyiapkan untuk
saling berdiskusi di antara mereka dalam bentuk group, saling berdebat, kemudian proses model
pembelajaran ini diikuti dengan beberapa tugas lain yang masih berhubungan, yaitu satu ditugasi
memutuskan tema-tema yang saling berhubungan satu sama lain secara gaya dan struktur . yang
lainnya membangun hipotesis tentang bagaimana penulis puisi megkombinasikan antara gaya
dan tema serta struktur puisi mereka.
B. Skenario 2
Kelly Farmers, mengajar di kelas 5 . pada hari pertama tahun ajaran baru, dia membuka
kelas dengan tersenyum dan mengajak siswanya untuk belajar tentang semua nama mereka dan
dia mengatakan bahwa kita akan saling bekerja sama sepanjang tahun. ³Let¶s star by learning al
our names and one of the ways we will be working together this year´.
Dia membagi meja dengan siswa yang berpasangan sebagai partner bekerja hari itu.
Kelly menyuruh siswanya yang sudah terbagi sebagai patner tersebut untuk bekerja sama
membuat klasifikasi nama-nama temannya dalam beberapa kategori .
Dalam beberapa menit mereka sudah dapat mengklasifikasi nama-nama teman mereka,
sebagai contoh, mereka menempatkan Nancy dan sally bersama karena mempunyai huruf Y pada
akhir nama mereka, menempatkan George dan Jerry bersama karena nama mereka terdengar
sama pada awal kata.
Kelly sudah memulai tahun ajaran baru nya dengna mengorganisasi kerjasama siswa nya
dalam bentuk metode belajar kooperatif ³ cooperative set´
1. Sinergi dari model kerjasama ini bisa lebih memotivasi siswa dari pada bekerja belajar
sendirian, menciptakan iklim kompetitif, meningkatkan integrasi sosial, perasaan saling
berkoneksi membangun energi yang positif.
2. Para anggota saling bekerjasama dalam grup satu sama lain, setiap pelajar saling Bantu
bahu membahu menbantu.
3. Interaksi sesama, membangun kemampuan kognitif sama baiknya dengan kemampuan
bersosial. Menciptakan lebih banyak activitas intelektual yang meningkatkan proses
belajar jika dibandingkan mereka belajar secara individu (solitary study).
4. Kerjasama juga meningkatkan positif feeling terhadap sesama , mengurangi keterasingan,
kesepian, membangun hubungan , meningkatkan pandangan yang baik terhadap orang
lain.
5. Kooperatif system meningkatkan percaya diri (self estem) bukan saja meningkatkan
kemampuan belajar tapi juga meningkatkan feeling atau perasaan dihargai , diperhatikan
oleh orang lain yang ada disekitarnya.
6. Pelajar atau para siswa dapat merespon pengalamannya dalam tugas ini, mengembangkan
kapasitas kerjanya agar lebih produktif, atau dengan kata lain, pelajar yang diberi
kesempatan bekerja bersama akan lebih baik mendapatkan manfaat untuk kemampuan
umum mereka bersosial .
7. Pejajar , termasuk anak sekolah dasar dapat belajar membangun kemampuannya bekerja
sama.
Jumlah proporsi siswa dalam grup dapat menentukan berjalan atau tidaknya suatu kerjasama
Kebanyakan siswa mudah untuk berkerjasama ketika tugas yang diberikan tersebut telah
jelas, bagaimanapun pengembangan cara yang lebih efisien yang lebih jelas itu sangat penting.
Ada beberapa cara untuk menolong pelajar agar lebih praktis dan efisien, dalam bentuk besar
grup, keragamannya dan prakteknya.
Bila siswa belum berpengalaman dalam bekerja sama maka tempatkan mereka dalam jumlah
yang kecil saja. Jumlah grup yang terdiri dari 2, 3 atau 4 biasanya yang paling umum digunakan.
Jumlah anggota yang lebih dari 6 orang biasanya jadi kaku dan membutuhkan kemampuan
kepemimpinan dimana siswa tidak dapat bekerja sama satu sama lain, bila mereka tidak
berpengalaman
Kagan telah mengembangkan beberapa cara prosedur pembelajaran pada siswa dimana
kerjasama menjadi tujuan , dimana semua siswa berpartisipasi secara equal, dalam menjalankan
tugas.
Sebagai contoh ketika ada group yang ter diri dari 3 orang diberi tugas, maka, harus ada
pembagian tugas yang merata agar, masing-masing siswa saling bekerja dan melengkapi, ada
yang menjadi pembicara, ada yang menulis , ada yang mencari jawaban yang benar atau yang
mengecek untuk jawaban bagi temannya sebagai pembicara.
Belajar untuk saling membutuhkan adalah penting dalam berkerja sama , agar kerjasama bias
saling efisien dan berperoses. Dengan saling membutuhkan akan timbul empaty, sehingga
sebuah grup ini akan dapat berjalan dinamis, tercipta suasana yang berkembang dan bertanggung
jawab.
Pembagian kerja merupakan prosedur untuk membantu siswa belajar bagaimana saling
membantu diantara mereka. Setiap siswa memdapat kewajiban yang sama, sebagai contoh
sebuah kelas sedang mempelajari tentang Africa, dibagai grup yang terdiri dari 4 orang siswa, 4
negara dipilh untuk dipelajari, satu anggota dari tiap anggota grup di beri tugas mencari tentang
Negara tersebut, ada yang meringkasnya,ada yang menjadi tutor, ada yang mendapat tugas
mengingatkan semua aspek data.
Prosedur ini disebut jigsaw, dengan demikian para siswa diajak untuk meningkatka
kemampuannya , keterampilannya dalam pembagian tugas .dan bekerja sama.
Kerjasama akan membangun motivasi para siswa, mereka dapat lebih bergairah untuk
belajar , karena mereka dapat mengaktualisasi diri, ketika motivasi itu berkembang dan motivasi
yang terbangun secara internal , akan memberikan satu kekuatan yang meningkatkan tujuan dari
maksud pembelajaran tersebut.
E' ï-* 0.)ï )*2 c ï / )* )-*ï )
(*/- )/ -*/.. ((c ï (c , - ( -*..
(* - .
SKENARIO 3
Debbie spychoyos guru kelas 11 mengajar mata pelajaran georgrafi memberikan data dari
Komputer tentang 177 negara yang ada di dunia, setiap grup yang terdiri dari 4 siswa
mennganalisa 20 negara, dan mencari korelasi antara populasi, perdapatan perkapita, angka
kelahiran, angka harapan hidup, produksi pertanian, industri, transportasi system, pelayanan
kesehatannya, hak-hak perempuan, dan hasil bumi tiap negara tersebut.
Setelah semua analisa selesai dilakukan oleh para grup, Debby secara hati-hati mencatat
semua hasil reaksi penganalisaan mereka dan mereka memutuskan untuk membaw semua hasil
data dan kesimpulan yang mereka dapat dari hasil diskusi, mereka juga memutuskan bahwa apa
yang mereka butuhkan untuk membuat sebuah hipotesis atas data yang mereka dapat
Ada siswa yang ingin tahi tentang pengaruh dan hubungan antara organisasi dunia /WHO
dengan Negara-negara yang menjadi anggotanya.
Ketika begitu pertanyaan danb kesimpulan yang beraneka ragam timbul, maka guru
mengajak mereka untuk meinvetarisir kembali, memprioritaskan apa yang ingin mereka gali
kembali dan membagi kembali tugas tersebut.
Tapi bagaimanapun juga metode ini harus dicoba, untuk membangun kapasitas building belajar
para siswa, agar menjadi lebih kreatif dan mandiri. Dipandu oleh guru-guru yang berpengalaman
Dasar filosofi dalam pengembangan model demokrasi proses ini adalah John Dewey
yang menulis ³who wrote how we think tahun 1910, kemudian banyak teori yang kemudian
muncul , membahas teori ini, seperti tahun 1920 Charles Hubbard Judd yang menekankan
pengetahuan akademis. Willian Heard Kilpatrick, yang beberapa tahun memjadi pembicara
untuk progressive movement, menekankan social problem solving . George Counts menekankan
tidak hanya problem solving tapi juga konstruktif masyarakat, tapi kemudian teori yang paling
mendekati tentang demokrasi proses ini dibuat oleh Gordo H Hullfish dan Phillip G smith dalam
buku Reflective thingking : Methode of Education, kedua penulis ini memberikan tekanan pada
peran pendidikan dalam membangun kapasitas mengembangkan cara mengolah informasi dan
konsep , nilainya dan kepercayaan.
Esensi fungsi dari demokrasi adalah dengan membahas definisi masalah, dan situasi
masalah tersebut. Kemampuan membahas dengan orang lain atau bertukar pikiran dengan orang
lain akan membatu seseorang dapat bertukap pikiran dengan dunianya.
ï'*-) )*)*)(*
John Dewey (1916) merekomendasi agar seluruh sekolah diorganisir sebagai miniature
demokrasi, siswa-siswa berpartisipasi dalam mengembangkan sosial system , melalui
pengalaman, secara berkesinambungan belajar dengan metode sains untuk mengembangkan
sosial masyarakat dewey berpendapat untuk mempersiapkan warga Negara yang demokrasi,
sehingga metode ini di gunakan untuk mewujudkannya.
John U Michaelis (1980) kemudian menyari dari formulasi dewey dalam mengajar siswa
sekolah dasar. Pusat dari metode belajar ini sebagai kreasi dalam demokrasi grup dalam
mengatasi masalah sosial secara siqnifikan
1.SYNTAX (LANGKAH-LANGKAH)
Dimulai dengan melempar masalah secara konfrontasi, masalah dapat secara verbal
maupun pengalaman , sehingga siswa dapat terstimulasi bereaksi, mereka menjadi lebih interes
dalam berbagai reaksi terhadap permasalahan yang dihadapi, siswa kemudian mengadakan
analisis data dan masalah , membahas dan membuat laporannya, akhirnya setiap kelompok
mengevaluasi tujuan yang mendasar. Jadi terdapat siklus mulai dari mengulang sendiri,
konfrontasi terhadap yang lain dengan problem yang baru dan berkembang menjadi sesuatu
siklus activitas yang mandiri.
Fase 1. awalnya siswa masih bingung terhadap situasi banyak masalah yang muncul
Fase 3. siswa memformulasi tugas dan mengorganisasi tugas (masalah, definisi, tugas)
Dalam merancan kelompok pembelajaran sekolah membutuhkan perpustakaan yang baik yang
dapat menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan siswa, mereka harus distimulasi untuk
selalu mencari ilmu pengetahuan.
Model pembelajaran ini cukup menyeluruh dan serba guna, dapat meramu tujuan akademik ,
social integrasi, social proses learning.
1. Rasa menghargai terhadap orang lain dan dapat menerima semua perbedaan (pruralism)
yang ada (respect for dignity of all and commitment to prulism)
2. Mempunyai kepercayaan diri sebagai seorang pelajar yang memang tugasnya adalah
belajar (independence as a learner)
3. kesanggupan bersosial (commitment to Social )
4. mempunyai kepribadian yang hangat (interpersonal warmth and affiliation)
5. kostruksi bagaimana kita memandang ilmu pengetahuan
6. kedisiplinan dalam mencari
7. efektivitas proses pembelajaran kelompok dan kepemimpinan
KESIMPULAN
menurut kamus besar bahasa Indonesia "!! " !"
!!
$" $ ! $! $!
$"&"%"
'
Tugas seorang pendidik atau guru , tidak hanya transfer of Knowlegde tapi juga dapat
mengubah prilaku, memotivasi siswanya, memberikan dorongan yang positif (to acquirem to
bond, to learn, to defend), mengatur suasana belajar yang menyenangkan, agar mereka bisa
berkembang semaksimal mungkin. Guru tidak hanya mengolah otak siswanya tapi juga
mengolah jiwa anak didiknya, bila seorang guru hanya mengolah otak tampa mempedulikan jiwa
anak didiknya, alhasil mereka tumbuh menjadi manusia robot yang tidak berhati. Karena anak
yang cerdas tidak hanya diukur dari nilai kelulusannya yang memuaskan tapi juga mempunyai
ahklak yang baik , fungsi emosional dan motorik yang baik.
Pembelajaran yang efektif pada abad ini menurut UNESCO harus diorientasikan pada 4
pilar yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together.
Walaupun model pembelajaran bukan satu-satunya alat dalam mendidik siswa, tapi guru
harus mengetahui model-model pembelajaran sebagai bagian dalam perencanaan mengajarnya,
agar siswa dapat memahami yang berikan oleh gurunya secara seksama. Model pembelajaran
adalah bantuan alat-alat yang mempermudah siswa relajar. Tujuan proses mengajar secara ideal
adalah agar bahan-bahan dipelajari dikuasai murid sepenuhnya ini disebut Mastery Learning
(belajar tuntas)
(% adalah pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar atau menciptakan
lingkungan atau kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Disini guru berusaha
memfungsikan seluruh sub system pengajaran dalam mencapai tujuan
Dalam metode ini kita mengenal belajar berkelompok yang sifatnya berpasangan dan
pembelajaran yang terdiri dari 2, 3, 4 atau lebih siswa. Mereka diberikan tugas merata dan sama
sehingga mereka dapat berperan serta dalam pembelajaran. Investigasi bersama membuat mereka
merasa bahwa belajar menjadi lebih menyenangkan, mereka dapat termotivasi dalam menggali
ilmu pengetahuan secara lebih mendalam, perasan lebih dihargai , membuat mereka lebih
percaya diri.
(1) kerjasama ini bisa lebih memotivasi siswa dari pada hasil yang didapat ketika belajar
sendirian, karena terciptanya iklim kompetitif, meningkatkan integrasi sosial, perasaan saling
berkoneksi membangun energi yang positif. (2) Setiap pelajar saling bantu bahu membahu (3)
tercipta positif feeling terhadap sesama , mengurangi keterasingan, kesepian, membangun
hubungan , meningkatkan pandangan yang baik terhadap orang lain dan juga (4) meningkatkan
percaya diri (self estem) ,perasaan dihargai , diperhatikan oleh orang lain yang ada disekitarnya.
Fase 1. awalnya siswa masih bingung terhadap situasi banyak masalah yang muncul
Fase 3. siswa memformulasi tugas dan mengorganisasi tugas (masalah, definisi, tugas)
Tapi semua nya perlu memdapat support dari dukungan semua pihak baik guru, orang tua
murid, kepala sekolah, juga bahan-bahan bacaan yang berkualitas yang disediakan melalui
perpustakaan atau fasilitas internat yang ada.
Tidak mudah memang menghasilkan yang sempurna tapi kita mesti berihtiar dengan
optimal. Dukungan pemerintah juga paling menentukan dalam menjembatani dan mensuport
segala yang dibutuhkan bagi berkembangnya pendidikan , baik fasilitas maupun kesejahteraan
bagi para guru.
:) -.)
Bruce Joyce, Masha Weil , with Beverly Shower, Models of teaching, 4 th edition, Allyn and
Bacon. USA.
Drs. Syafaruddin, M.Pd, Drs Irwan Nasution, M.Sc. Manajemen Pembelajaran, Quantum
Teaching,Jakarta 2005
Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Rosda, Bandung 2005
* 2, )-
: ( . . -
(.c ï