Professional Documents
Culture Documents
KERAJAAN TALLO
1. Kerajaan Gowa berdiri kira-kira tahun 1300 Masehi dengan raja
yang pertama adalah seorang perempuan bernama
TUMANURUNG (1320-1345) yang kawin dengan KARAENG
BAYO berasal dari Bonthain yang menurunkan raja-raja Gowa
selanjutnya.
Penerapan Syariah
Di Kerajaan Wajo, setelah Arung Matowa (Raja) Wajo ke-XII yang
bernama La Sangkuru’ Mulajaji memeluk Islam tahun 1610, Raja
Gowa selanjutnya mengirim ulama Minangkabau, Sulaiman
Khatib Sulung, yang sudah kembali dari Luwu’. Khatib Sulung
mengajarkan keimanan kepada Allah dan segala larangan-
larangannya, seperti: 1 (1) dilarang mappinang rakka’ (memberi
sesajen pada apa saja); (2) dilarang mammanu-manu’ (bertenung
tentang alamat baik-buruk melakukan suatu pekerjaan); (3)
dilarangmappolo-bea (bertenung melihat nasib); (4)
dilarang boto’ (berjudi); (5) dilarang makan riba (bunga piutang);
(6) dilarang mappangaddi (berzina); (7) dilarang
minum pakkunesse’(minuman keras); (8) dilarang
makan cammugu-mugu (babi); dan (8)
dilarangmappakkere’ (mempercayai benda keramat).
Setelah ketentuan-ketentuan ditetapkan maka Arung Matowa
Wajo mempercayakan pengurusan dan penyusunan aparat sara’
(pejabat syariah, pen.) kepada Sulaiman Khatib Sulung.
Sebagaimana sudah kita sebutkan sebelumnya, Parewa
Sara’ inilah yang mendampingi Raja dalam menjalankan syariah
Islam. Jika terjadi pelanggaran terhadap larangan-larangan di
atas, pasti pelakunya akan dijatuhi hukuman/sanksi sesuai
syariah Islam. Hal serupa juga terjadi pada seluruh Kerajaan di
bawah kekuasaan Gowa ini. Sebabnya, secara umum berlaku
sistem Pangngadakkan/Pangngaderreng selalu terdiri dari
Pampawa Ade’ dan Parewa Sara’.