Professional Documents
Culture Documents
A. Gamelan
Sekelompok alat musik perkusi, terdiri dari kendang, gambang, gong, gender,
siter, bonang, slenthem, demung, saron, kenong, kethuk, kempyang, kempul, berjajar
dalam formasi khas. Tengah dimainkan bersama alat musik gesek berupa rebab dan
celempung. Itulah yang disebut gamelan.
Jenis permainan musik yang dikenal luas di Jawa Tengah dan Yogyakarta ini
merupakan salah satu dari jenis kesenian tradisional yang mampu bertahan di tengah
derasnya industri hiburan modern. Alat musik berlaras nada pelog (diatonic)
dipadukan dengan laras nada slendro (pentatonic) menghasilkan sebuah ansambel
musik yang harmonis, agung, dan melodius.
Nama gamelan berasal dari kata “gamel”, yang artinya “memukul.” Hal ini
karena pada awal perkembangan musik gamelan didominasi oleh alat musik perkusi
(ketuk), yang kemudian dipadukan dengan alat musik lain, misalnya rebab (gesek),
celempung (petik), dan suling (tiup). Dulu, gamelan digunakan untuk mengiringi
pertunjukan wayang orang, ketoprak, ludruk, dan beberapa jenis teater tradisional di
Jawa dan Yogyakarta. Dalam pertunjukan tersebut, dimasukkan unsur seni musik,
seni suara, dan seni rupa untuk menambah muatan dramatik pertunjukan teater.Dalam
perkembangan berikutnya, gamelan mulai dimainkan terpisah sebagai pengiring lagu.
Setelah itu, gamelan berkembang menjadi kesenian tersendiri yang banyak
digandrungi.
Penalaan Nada
Dalam kesenian gamelan, alat musik yang dipakai bisa mencapai 70 jenis,
bahkan lebih. Penalaan nadanya dalam proses terbentuknya kesenian tersebut hingga
bentuknya yang sekarang, adalah sangat kompleks.
Gamelan mengenal empat jenis penalaan nada, yaitu:
Slendro, nada-nada pentatonic.
Pelog, nada-nada diatonic.
Degung, nada-nada khas Sunda dan Jawa Barat.
Madenda, yang menyerupai nada diatonic skala minor yang banyak digunakan
dalam musik Eropa.
Melanglang Buana
Saat ini, gamelan telah dikenal dunia dan menjadi salah satu musik yang
digemari di kalangan internasional. Bahkan, gamelan telah berkolaborasi dengan
berbagai jenis musik lain, misalnya jazz, fusion, pop, dan lain-lain.
Gamelan dikenal dunia sejak Claude Debussy, seorang komponis kebanggaan
Prancis, menonton pagelaran gamelan di Pameran Semesta pada 1889. Saat itu,
Debussy sangat terpesona dengan gamelan, dan membuat perbandingan,
“dibandingkan dengan gamelan, musik polifoni Palestrina seperti permainan anak
kecil, sedangkan musik Barat menjadi terkesan barbarian.”
Pada awal abad ke-20, Robert Brown mendatangkan pemusik-pemusik Bali
ke UCLA untuk mengajarkan gamelan. Saat itu, di negeri tersebut sedang tumbuh
minat yang tinggi terhadap musik-musik Asia.
Raden Jodjana, seorang bangsawan dan seniman Jawa yang menjadi
mahasiswa di Rotterdam, Belanda, menyajikan gamelan dalam pentas Indische
Kunstavond, malam seni Hindia, yang digelar di Den Haag pada 1916. Pada pentas
tersebut, turut hadir Ratu Wilhelmina dan beberapa menteri, serta kalangan elit
Belanda.
Saat ini, alat musik tradisional gamelan sudah meramaikan pentas musik
dunia. Bahkan, komponis-komponis dari berbagai belahan dunia menggubah gamelan
dengan memadukan atau memasukkan unsur-unsur musik lokal. Dalam proses ini,
terus terjadi penyesuaian penggunaan nada, harmoni, dan komponen musik lainnya.
3. Kendang
Kendang, kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa
Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama.
Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang
kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar.
4. Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari daerah
Jawa Barat (tanah sunda).
Alat musik ini terbuat dari dua pipa bambu yang disusun pada sebuah batang
bambu sebagai pegangan.
5. Sasando
Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal
dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar,
biola dan kecapi.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari
bambu.
Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-
ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari
atas ke bawah bertumpu.
Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap
petikan senar.
Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari
semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas.
Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
6. Kolintang
Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang
mempunyai bahan dasar yaitu
kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan
dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti
kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak
ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa
membentuk garis-garis sejajar).
7. Musik Bambu
Musik bambu, alat musik tradisional Suku Massenrengpulu, Kabupaten
Enrekang, Sulawesi Selatan.
Masyarakat Suku Massenrengpulu (Maiwa, Duri dan Enrekang) menyebut
musik bambu sebagai musik bas, semua peralatannya terbuat dari bahan
bambu pelang atau petung, bentuknya menyerupai peralatan musik angklung
dari Jawa Barat.
8. Degung
Degung merupakan salah satu gamelan khas dan asli hasil kreativitas
masyarakat Sunda.
Gamelan yang kini jumlahnya telah berkembang dengan pesat, diperkirakan
awal perkembangannya sekitar akhir abad ke-18/awal abad ke-19.
9. Rebab
Rebab berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian
betawi).
Rebab terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis,
mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis.
Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab
adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa.
Rebab jenis ini dapat dijumpai di Bali, Jawa dan Kalimantan Selatan.
10. Karinding
Di bali, karinding disebut genggong. macam – macam daerah mempunyai
sebutan untuk karinding ini.
Alat tiup ini sudah ada sejak zaman batu, alat ini sangat unik dan gampang
dimainkan, cara menggunakannya cukup ditempelkan di mulut dan sisi getar
di ujung nya dipukul, akan menghasilkan suara yang khas seperti suara contra
bass.
Alat ini sangat unik dan cara mencarinya sangat susah.
dibutuhkan kesabaran, ketekunan luar biasa dalam membuat alat ini, karena
jika salah sedikit saja, pelepah bambu yang akan dibuat karinding akan patah.