You are on page 1of 5

KUFUR

• Pengertian Kufur dan Jenisnya

Kekafiran atau kufur asalnya dari bahasa Arab berarti penutup. Adapun dalam
istilah syariat berarti lawan dari iman. Arti Kufur secara etimologi, kufur artinya
menutupi, sedangkan menurut terminology syariat, kufur artinya ingkar terhadap Allah
swt, atau tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya
maupun tidak. Perbedaannya, kalau mendustakan berarti menentang dan menolak,
tetapi kalau tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya.
Dengan demikian kufur yang disertai pendustaan itu lebih berat dari pada kufur sekedar
kufur. Kufur artinya menutupi, tertutup, tersembunyi, ketidak percayaan kepada Tuhan.
Secara umum kufur dari segi bentuknya bisa terbagi menjadi beberapa kategori,
antara lain:

 Kufr al-Inkar

“Kufr al-inkar” adalah kekafiran dalam arti pengingkaran terhadap eksistensi


Tuhan sebagai pencipta, pemelihara, dan pengatur alam ini, megingkari para rasul-Nya,
dan seluruh ajaran yang mereka bawa. Karena mengingkari pokok-pokok agama ini,
maka mereka dikategorikan sebagai penganut ateisme, materialisme, dan naturalisme
yang hanya mempercayai hal-hal yang bersifat material dan alamiah. Menurut mereka,
kehidupan ini hanya berlangsung secara alamiah, murni tanpa kendali dari luar. Hal ini
diungkapkan al-Qur'an dalam surat al-Jatsiyah ayat 24: ‫حَيات َُنا‬ َ ‫ي إ ِّل‬ َ ‫ه‬ َ ‫قاُلوا‬
ِ ‫ما‬ َ ‫و‬َ
‫م إ ِّل‬
ْ ‫ه‬ ْ ِ ‫عل ْم ٍ إ‬
ُ ‫ن‬ ِ ‫ن‬
ْ ‫م‬ َ ِ ‫م ب ِذَل‬
ِ ‫ك‬ ُ َ ‫ما ل‬
ْ ‫ه‬ َ ‫و‬ ْ ّ‫هل ِك َُنا إ ِّل الد‬
َ ‫هُر‬ ْ ُ ‫ما ي‬
َ ‫و‬
َ ‫حَيا‬ ْ َ ‫ون‬
َ ‫ت‬ُ ‫مو‬ُ َ ‫الدّن َْيا ن‬
َ ‫ي َظُّنو‬
‫ن‬

"Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita
mati, hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa. Mereka sekali-kali
tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga
saja." Ciri yang menonjol pada diri orang-orang kafir jenis ini adalah orientasi
kehidupan mereka yang terfokus pada dunia dan kenikmatannya saja. Maka, timbullah
pribadi-pribadi yang materialis dan hedonis, yakni menghargai sesuatu yang
mendatangkan kenikmatan duniawi dan jasmani saja. Bagi mereka, kehidupan akhirat
sama sekali tidak ada.
 Kufr al-Juhud

“Kufr al-juhud” tidak berbeda jauh dengan kufr al-inkar. Kufr al-juhud adalah
mengakui dengan hati (kebenaran yang dibawa oleh Rasululah) tetapi mengingkarinya
dengan lidah. Menurut Thabataba'i, kufr al-juhud berarti pengingkaran terhadap ajara-
ajaran Tuhan dalam keadaan tahu bahwa apa yang diingkari itu adalah kebenaran.
Fir'aun dan kelompoknya adalah contoh orang kafir jenis ini, sebagaimana diterangkan
dalam QS. an-Naml ayat 13-14: ‫حٌر‬ ْ ‫س‬ِ ‫ذا‬ َ ‫ه‬َ ‫قاُلوا‬ َ ً‫صَرة‬ ِ ْ ‫مب‬ُ ‫ءاَيات َُنا‬
َ ‫م‬ ْ ‫ه‬ُ ْ ‫جاءَت‬ ّ َ ‫فَل‬
َ ‫ما‬
‫ن‬
َ ‫كا‬َ ‫ف‬ َ ْ ‫فان ْظُْر ك َي‬ ّ ُ ‫عل‬
َ ‫وا‬ ُ ‫و‬ ً ْ ‫م ظُل‬
َ ‫ما‬ ْ ‫ه‬ُ ‫س‬
ُ ‫ف‬ ُ ْ ‫ها أ َن‬ َ ْ ‫ست َي‬
َ ْ ‫قن َت‬ ْ ‫وا‬ َ ‫ها‬َ ِ ‫دوا ب‬ ُ ‫ح‬
َ ‫ج‬َ ‫و‬ َ (13)‫ن‬ ٌ ‫مِبي‬ُ
‫ن‬َ ‫دي‬ِ ‫س‬
ِ ‫ف‬ْ ‫م‬ُ ْ ‫ة ال‬
ُ َ ‫قب‬
ِ ‫عا‬
َ

“Maka tatkala mu`jizat-mu`jizat Kami yang jelas itu sampai kepada mereka, berkatalah
mereka: "Ini adalah sihir yang nyata". Dan, mereka mengingkarinya karena kezaliman
dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)-nya. Maka,
perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.” Iblis adalah
contoh lain dari kafir juhud ini. Ia sebenarnya tahu dan yakin akan kebenaran Tuhan
dan hari kebangkitan, tetapi ia dikuasai oleh rasa dengki, sombong, dan angkuh, maka
ia pun membangkang kepada Tuhan. Maka, ciri dari kufr jenis ini adalah rasa sombong
dan superioritas.

 Kufr an-Nifaq

“Kufr an-nifaq” dapat dianggap sebagai kebalikan dari kufr al-juhud. Kalau
kufr al-juhud berarti mengatahui dan menyakini dengan hati tetapi ingkar dengan lidah,
maka kufr al-nifaq mengandung arti pengakuan dengan lidah, tetapi pengingkaran
dengan hati. Hal ini didasarkan pada firman Allah surat al-Ma'idah ayat 41 : ‫َياأ َي َّها‬
َ
‫ن‬
ْ ‫م‬ ْ َ ‫م وَل‬
ِ ْ ‫م ت ُؤ‬ ْ ِ‫واه ِه‬ َ ‫ن َقاُلوا َءا‬
َ ْ‫مّنا ب ِأف‬ ِ ّ ‫ن ال‬
َ ‫ذي‬ َ ‫م‬ ْ ُ ‫ن ِفي ال ْك‬
ِ ِ‫فر‬ َ ‫عو‬
ُ ِ‫سار‬
َ ُ‫ن ي‬ ِ ّ ‫ك ال‬
َ ‫ذي‬ ْ َ ‫ل َل ي‬
َ ْ ‫حُزن‬ ُ ‫سو‬
ُ ‫الّر‬
ْ ُ‫قُُلوب ُه‬
‫م‬

Hai Rasul, janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera


(memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan
mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman.”
Kemunafikan dimasukkan dalam kategori kufr, karena pada hakikatnya perilaku
tersebut adalah kekafiran yang terselubung. Orang-orang munafiq pada dasarnya ingkar
kepada Allah, Rasul, dan ajaran-ajarannya, kendatipun secara lahir mereka memakai
baju mukmin. Karena itu, dalam banyak ayat orang-orang munafik diidentifikasi
sebagai orang kafir. Di antara ciri-ciri orang munafik dalam al-Qur'an adalah
berkepribadian goyah, selalu bimbang, gelisah, dan sikap bermuka dua. Ia sangat sulit
untuk bersatu dan menjalin persahabatan sejati, karena selalu berbuat khianat.

 Kufr asy-Syirk

Syirik berarti mempersekutukan Tuhan dengan menjadikan sesuatu selain diri-


Nya sebagai sembahan, obyek pemujaan, dan atau tempat menggantungkan harapan
dan dambaan. Syirik digolongkan sebagai kekafiran sebab perbuatan itu mengingkari
keesaan Tuhan, yang berarti mengingkari kemahakuasaan dan kemahasempurnaan-
Nya. Dalam al-Qur'an, orang-orang musyrik terkadang ditunjuk dengan term kafir. Para
ulama membagi jenis syirik menjadi syirik besar (syirk jaliy) yaitu mempersekutukan
Allah seperti disebut di atas dan syirik kecil (syirk khafiy) yaitu melakukan suatu
perbuatan bukan atas dasar keikhlasan untuk mencari ridha Allah, khususnya yang
berkaitan dengan amalan-amalan keagamaan, melainkan karena tujuan-tujuan lain yang
bersifat keduniaan. Namun, yang banyak disoroti al-Qur'an adalah syirik dalam bentuk
pertama (syirik jaliy), khususnya dalam bentuk keberhalaan (paganisme). Syirk adalah
perbuatan yang tidak diampuni oleh Allah swt., karena agama diturunkan untk
menyucikan jiwa, sedangkan syirik berarti mengotori jiwa dan merendahkan akal
manusia. Dari jiwa yang kotor dan akal yang rendah, akan timbul bermacam-macam
kejahatan dan perilaku tak bermoral lainnya.

 Kufr an-Ni'mat

Kufr an-ni'mat adalah menyalahgunakan nikmat yang diperoleh,


menempatkan bukan pada tempatnya, atau memanfaatkan bukan pada hal-hal yang
dikehendaki dan diridhai oleh pemberi nikmat. Kecenderungan manusia mengkafiri
nikmat-nikmat Tuhan tampaknya amat kuat. Ini dapat dilihat pada QS. Yunus ayat 23,
di mana digambarkan bahwa ketika manusia sedang berlayar di tengah lautan lalu
datang amukan badai, mereka segera berdoa kepada Tuhan: "Jika Engkau
menyelamatkan kami, pastilah kami akan menjadi orang yang bersyukur". Akan tetapi,
begitu Tuhan menyelamatkan mereka, mereka pun segera melupakan janji yang pernah
diucapkan. Mereka kembali kafir terhadap nikmat-Nya serta berbuat zalim dan
melakukan kerusakan di muka bumi. Watak manusia seperti ini secara lebih tegas
dipaparkan dalam ayat 12 surat Yunus:

َ َ ‫عاَنا ل ِجن ْب‬


‫ه‬
ُ ْ ‫عن‬
َ ‫فَنا‬ْ ‫ش‬ ّ َ ‫فل‬
َ َ ‫ما ك‬ َ ‫ما‬ً ِ ‫قائ‬َ ‫و‬ ْ ‫دا أ‬ ً ‫ع‬ِ ‫قا‬ َ ‫و‬ ْ ‫هأ‬ ِ ِ َ َ َ‫ضّر د‬
ّ ‫ن ال‬َ ‫سا‬َ ْ ‫س اْل ِن‬ ّ ‫م‬ َ ِ ‫وإ‬
َ ‫ذا‬ َ
َ
‫ن‬َ ‫مُلو‬َ ‫ع‬
ْ َ ‫كاُنوا ي‬َ ‫ما‬ َ ‫ن‬َ ‫في‬ ِ ‫ر‬ِ ‫س‬
ْ ‫م‬ ُ ْ ‫ن ل ِل‬َ ّ ‫ك ُزي‬ َ ِ ‫ه ك َذَل‬
ُ ‫س‬
ّ ‫م‬
َ ‫ضّر‬ُ ‫عَنا إ َِلى‬
ُ ْ‫م ي َد‬ ْ َ‫ن ل‬
ْ ‫مّر ك َأ‬ َ ُ‫ضّره‬
ُ

"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan
berbaring, duduk, atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia
(kembali) melalui jalannya yang sesat, seolah-olah dia tidak pernah berdo`a kepada
Kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang
yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan". Untuk
meredam kecenderungan kuat tersebut, Allah berulangkali menegaskan wajibnya
manusia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya dan larangan untuk mengkafiri nikmat
tersebut.

 Kufr al-Irtidad

Istilah “irtidad” atau “riddat” berakar dari kata “radd”. Menurut ar-Raghib,
term riddat khusus digunakan bagi orang-orang yang kembali kepada kekafiran
sesudah beriman. Fenomena riddat yang terlihat cukup menonjol dalam masyarakat,
khususnya masyarakat modern, adalah yang berlatar belakang perkawinan campuran
antar agama. Seorang muslim atau muslimat, karena kawin dengan orang non-Islam,
akhirnya melepas agamanya dan menukarnya dengan agama pasangannya. Ini terjadi
karena persitiwa pertukaran agama tersebut dianggap wajar saja dan tidak prinsipil. Di
samping itu, penyebab lainnya adalah kurangnya pembinaan kerohanian/keagamaan
pada kebanyakan masyarakat modern, yang keislamannya kebanyakan terbentuk oleh
lingkungannya. Sifat kafir seperti ini sangat berbahaya karena dapat menggoyahkan
barisan dan kekuatan kaum muslimin.
TUGAS AQIDAH

KUFUR

You might also like