You are on page 1of 10

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN 7

VOLUM MOLAL PARSIAL

I. TUJUAN

- Menentukan volum molal parsial dengan bantuan kurva volum molal nyata (0)
untuk zat terlarut vs jumlah mol zat terlarut pada volum molal parsial tertentu.
- Menghitung massa jenis larutan.

II. PRINSIP KERJA


- Melakukan percobaan pada larutan elektroliy (NaCl) dengan menggunakan piknometer
dengan membuat lima larutan NaCl yang berbeda konsentrasinya sebagai bahan uji.
- Melakukan perhitungan untuk volume molal nyata (φ), volume molal parsial V1 dan V2
pada larutan elektrolit NaCl berdasarkan data yang didapat dari percobaan
- Membuat grafik φ vs √ m , dimana untuk m didapat dari percobaan, sedangkan φdidapat
dari perhitungan untuk setiap nilai m tersebut
- Menentukan massa jenis larutan NaCl dengan menggunakan piknometer

III. TEORI DASAR

Telah diketahui bahwa jumlah molal parsial dari larutan dapat digunakan dalam
menentukan perubahan konsentrasi larutan. Sebagai contoh, volume molal parsial sangat
penting dalam ilmu oseanografi serta air. Contoh lain yaitu volume molal parsial
diperlukan pada perhitungan rumit ilmu biokimia dalam perhitungan berat molekul suatu
protein dan asam nukleat dengan menggunakan ultrasentrifugasi.
Energy bebas Gibbs yang biasa disebut potensial kimia merupakan inti dari ilmu yang
mempelejari larutan kita ambil contoh larutan dengan 2 komponen dimana n 1 mol untuk
komponen 1 dan n2 mol untuk komponen 2. Perubahan energi bebas Gibbs dengan
konsentrasi pada tekanan dan suhu yang tetap adalah :
(1)

Hubungan molar parsial pada energi bebas Gibbs dengan perubahan mol komponen 1
adalah
(2)

Molar parsial pada energi Gibbs per mol dari senyawa terkandung dalam larutan.
Molar parsial pada energi bebas Gibbs per mol dari senyawa terkandung dalam
larutan. Molar parsial pada energi bebas Gibbs jika dihubungkan dengan perubahan
mol pada komponen 2 adalah :
(3)

Jika persamaan (2) dan (3) disubtitusikan pada persamaan 1, maka akan
menghasilkan persamaan :
(4)

Dimana perubahan pada energi bebas Gibbs digunakan untuk menentukan perubahan
konsentrasi pada suatu larutan. Poin penting yang didapat adalah dimana sifat molal
parsial bergantung pada konsentrasi.
Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa molalitas (m) adalah jumlah
mol yang terlarut dalam 1 kg pelarut, molalitas dapat didefinisikan dengan
menggunakan persamaan berikut :
massa 1000
m= . (5)
Mr ρ
Dimana :
m = molalitas larutan ( mol/kg)
ρ = massa pelarut (gram)

Larutan elektrolit
Adalah larutan / zat yang melarut atau terurai dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya
larutan menjadi konduktor elektrik. Ion- ion tersebut merupakan atom-atom yang
bermuatan elektrik. Elektrolit biasanya berbentuk asam, basa , atau garam. Elektrolit
merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Contoh larutan elektrolit
adalah larutan NaCl atau larutan garam dapur.
Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit memiliki nilai yang lebih
besar dari pada sifat koligatif larutan non-elektronik. Banyaknya partikel zat yang
terlarut dari hasil ionisasai larutan elektrolit dirumuskan pada persamaan van Hoff,
dimana :
i=1+ ( n−1 ) α (6)
Keterangan
i = faktor van Hoff
n = jumlah koefisien kation
α = derajat ionisasi

Larutan Non-Elektrolit
Adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini terbentuk dari
senyawa-senyawa yang tidak terionisasi ketika larut dalam larutan. Zat non-elektrolit
idak terurau dalam ion-ion namun tetap berupa molekul.

larutan Elektrolit larutan non- elektrolit


1. Dapat menghantarkan listrik Tidak dapat menghantarkan listrik
2. Terjadi proses ionisasi (terurai Tidak terjadi proses ionisasi
menjadi ion-ion)
3. Lampu dapat menyala (baik terang Lampu tidak menyala serta tidak ada
maupun redup) serta terdapat gelembung gas
gelembung gas
Tabel 1. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dengan larutan non-elekrolit

Natrium Klorida (NaCl)


Natrium klorida juga dikenal sebgai garam dapur adalah senyawa kimia dengan
rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas
laut dan cairan ekstraseluler pada banyak organisme multiseluler.
Sifat
Rumus molekul NaCL
Massa Molar 58,44 gr/mol
Fisik Tidak berwarna, Kristal bening
Densitas 2,16 gr/cm3
Titik Leleh 801 0C
Titik Didih 1465 0C
Kelarutan dalam air 35,9 gr/100 ml (25 0C)
Table 2. Karakteristik NaCl (garam dapur)

Piknometer
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas dari suatu
larutan.
Bagian-Bagian piknometer :
1. Tutup
2. Lubang
3. Gelas atau tabung ukur
Persamaan yang digunakan :
( berat pikno+ berat x ) – berat pikno kosong
ρ x= (7)
( berat pikno air ) – berat pino kosong

Massa Jenis
Adalah pengukuran massa tiap satuan volume zat makin tinggi massa suatu zat, maka
maikn besar pula massa jenis setiap volumenya.
Persamaan massa jenis :
m
ρ= (8)
v

Dimana : ρ = massa jenis (kg/m3)


m = massa zat (kg)
v = volume (m3)
berat jenis / massa jenis merupakan suatu karakteristik yang digunakan untuk :
- Menentukan kemurnian suatu zat
- Mengenal keadaan zat
- Menunjukkan kepekatan suatu larutan

Zat padat tidak homogeny dan serbuk yang memiliki pori dan rongga, massa jenisnya
tidak dapat diketahui dengan jelas. Dalam hal ini dibedakan antara massa jenis sejati
dengan massa jenis nyata. Massa jenis sejati adalah perbandingan dari massa dengan
volume dari zat padat tanpa pori dan tanpa ruang rongga. Sedangkan berat jenis
nyata, volumenya membesar akibat adanya pori-pori yang ikut diperhitungkan.
Penentuan berat jenis sejati dari bahan berbentuk butir dan serbuk harus menuntut
bahan tersebut berada dalam keadaan sehalus mungkin. Penentuannya dilakukan
dengan menggunakan piknometer. Untuk menentukan massa jenis nyata, digunakan
air raksa sebagai cairan piknometer. Oleh karena tingginya tegangan permukaan yang
dimiliknya menyebabkan tidak mampu mendesak ke dalam pori-pori.

Perhitungan volum molal parsial


Volum molal parsial komponen I dari sistem larutan didefinisikan sebagai:
(9)

Dimana :
V = volume (m3)
n = jumlah mol
T = suhu (K)
P = tekanan (atm)
Volum larutan adalah fungsi dari suhu, tekanan, dan jumlah mol dan dapat dinyatakan
sebagai:
(10)
atau
(11)

Pada suhu dan tekanan tetap, dari persamaan (9) dan (11) didapat:

(12)

Volum molal parsial akan tetap pada kondisi dimana


komposisi, suhu, dan tekanan
tetap.
Integrasi persamaan (12) pada kondisi tersebut memberikan:

(13)

Jika n1 = n2 maka tetapan akan sama


dengan 0.

Gambar 2. Integrasi penambahan


2 konsentrasi berbeda pada waktu yang sama

Contoh perhitungan volum molal parsial:


Misalkan akan dicari volum molal parsial zat terlarut dalam pelarut air sebanyak 1000
gram, maka:
V = n1V1+ n2V 2 (14)
1000 gram air = 55.51 mol sehingga:
V = n1V1+ n2V 2 (15)
Dimana V adalah volum seluruh larutan, n1 adalah jumlah mol air dengan volum molal
parsial V1, dan m adalah jumlah mol zat terlarut dengan volum molal parsial V2.
Jika V0 adalah volum molal air murni, dan φ adalah volum molal nyata untuk zat
terlarut, maka:
V = n1V 01+ n2φ (16)

Diketahui pula bahwa,

(17)

Dimana M2 adalah berat molekul solut, ρlarutan


adalah massa jenis larutan dan ρa adalah
massa jenis air murni.

Dari persamaan (8) didapat:

(18)

Dimana W adalah massa piknometer yang berisi larutan, We adalah massa piknometer
kosong, dan Wo adalah massa piknometer berisi air murni.
Dari definisi volum molal parsial dan persamaan (14) dan (15) :

(19)
Demikian pula untuk

(20)

Pada umumnya untuk larutan elektrolit sederhana, volum molal parsial nyata (apparent
molal volum) adalah linear terhadap √m. Prediksi Debye-Huckel untuk larutan encer
sesuai dengan perilaku ini karena:

(21)

Persmaan (18) dan (20) dapat diubah menjadi:

(22)

Dari persamaan (13) dapat dibuat grafik φ vs √m yang linear, sehingga didapat gradien
dφ/d(√m). Pada √m = 0, nilai φ = φ0. Selanjutnya dari kedua nilai tersebut dapat
dihitung V1 dan V2.

IV. Alat dan Bahan

ALAT :

1. Neraca

2. Labu ukur

3. Piknometer
4. Erlenmeyer

5. Pengaduk

BAHAN :

1. Garam NaCl

2. Aquades

V. PROSEDUR PERCOBAAN

No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan


1. Buat larutan NaCl 3 M sebanyak

200 ml.
2. Dengan cara pengenceran buatlah
larutan dengan konsentrasi ½, ¼,
1/8, dan
1/16 dari konsentrasi semula.
3. Timbanglah massa piknometer
kosong We, piknometer berisi air
Wo, dan
massa piknometer yang berisi
masing-masing larutan.
4. Catat suhu dalam piknometer.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, “NaCl”. http ://en.wikipedia.org (diakses 10 Oktober 2010)


Anonim, Partial Molal Volume Purposes. www.colby.edu (diakses 10 Oktober 2010)
Atkins, P.W.2007.Physical Chemistry Edisi 8
Bird,Tony. 1987. “ Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas.” Alih Bahasa : Kwe
le Tjen, Cet.1. Jakarta : Gramedia
Buku Panduan Praktikum Kimia Fisika

You might also like