You are on page 1of 4

PROPOSAL

PEMBIAYAAN PEMBESARAN IKAN NILA & PATIN


JARING KERAMBA DI WADUK JATILUHUR –
PURWAKARTA
Oleh :
INDHIE
JAKARTA - 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini permintaan akan ikan air tawar naik cukup tinggi untuk kebutuhan
domestik & luar negeri.Untuk kebutuhan domestic saja sudah kewalahan,hal ini
dikarenakan hasil ikan laut tidak bisa dipastikan hasilnya karena pengaruh dari cuaca dan
kondisi laut sekarang yang sudah tercemar sehingga untuk mencari ikan laut agak
susah,sedangkan permintaan akan ikan terus meningkat.
Salah satu alternatif untuk memenuhi pasar adalah budidaya ikan air tawar
dimana hasilnya juga bisa di pastikan hanya saja peternak masih sedikit yang
membudiyakan ikan air tawar.Hal ini dikarenakan modal yang cukup besar untuk
memulai budidaya tsb. Kebanyakan orang yang punya modal besar yang bisa
membudidayakan nya. Budidaya ikan tawar diantaranya: budidaya ikan nila
hitam/merah, ikan patin, ikan mas,dll. Faktor lain yang memegang peranan penting atas
prospek ikan nila & patin adalah rasa dagingnya yang khas dengan kandungan omega
pada patin dan gizi yang cukup tinggi, sehingga sering dijadikan sebagai sumber protein
yang murah dan mudah didapat, serta memiliki harga jual yang terjangkau oleh
masyarakat. Prospek pengembangan budidaya ikan nila & patin, juga diperkirakan
memiliki peluang yang sama baiknya dengan pengembangan jenis ikan konsumsi
lainnya.
Oleh karena kepopulerannya itu membuat ikan nila & patin memiliki prospek
usaha yang cukup menjanjikan. Apabila ditinjau dari segi pertumbuhan, ikan nila &
patin merupakan jenis ikan yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan dapat
mencapai bobot tubuh yang jauh lebih besar dengan tingkat produktivitas yang cukup
tinggi. Ikan nila & patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang populer di
kalangan masyarakat.
Ikan nila & ikan patin produktif apabila dipelihara di berbagai lahan, bukan
hanya dipelihara di kolam tetapi juga dipelihara di Karamba Jaring Apung (KJA) yang
berada di perairan umum seperti waduk, dan danau. Seperti halnya ikan nila hal ini
karena ikan nila memiliki batasan toleransi yang cukup tinggi terhadap berbagai kondisi
lingkungan perairan. Ikan nila yang masih berukuran kecil pada umumnya lebih tahan
terhadap perubahan lingkungan, dibandingkan dengan ikan nila yang berukuran besar.
Seperti hal nya di waduk Jatiluhur – Purwakarta banyak pembudidaya ikan air tawar
untuk membudidayakan ikan nila & patin, dimana kualitas air masih bagus juga waduk
tsb berfungsi sebagai pembangkit tenaga air. Dimana pemasaran untuk ikan ini bagus
dan selama ini sudah ada pabrik penampung yang mengambil hasil panen peternak.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan pembiayaan adalah untuk pengembangan usaha pembesaran ikan nila & patin
untuk dapat memaksimalkan produksi serta peluang yang ada yang selama ini sudah
berjalan.
Manfaat yang diperoleh diantaranya :
• Peluang pasar yang luas tanpa harus memasarkan dengan harga relative stabil.
• Waktu produksi yang relative cepat sehingga menghasilkan keuntungan yang
lumayan bagus.
• Permintaan akan ikan nila & patin cukup tinggi untuk pasar domestic maupun
luar negeri dimana peternak waduk jatiluhur kurang mampu menggenjot
produksinya dikarenakan modal yang terbatas.
1.3. Tempat lokasi usaha
Lokasi pembesaran di waduk Jatiluhur, masuk Pasar Cilalawi Ds.Sindanglayang
,Purwakarta-Jawa Barat.
1.4. Analisa Usaha yang sudah berjalan ( dimulai bln AGUSTUS 2008 )
Jenis Kolam : KJA( Keramba JAring Apung) – 2 bh kolam
Jenis Ikan : Ikan Nila hitam & Ikan Patin
Benih tebar : - Bibit Nila : 2 cm
- Bibit Patin : 1.5” or 3 cm (seukuran batang korek api)
Usia panen : - Ikan Nila sangkal = 3 bln
- Ikan Nila daging = 6 bln
- Ikan patin daging = 8 bln – 1.2 th
Gmb 1 : Benih usia 1 bln Gmb 2 : Nila sangkal 2.5 bln Gmb 3 : patin 1 th
Ukuran Kolam : p;7 x l;7 x t;15 m
Jaring : (untuk sementara masih sewa kolam)
- jaring atas ( waring ) untuk bibit
- jaring engkel 1 “ untuk sangkal
- jaring kolor untuk sangkal or daging.
A. ANALISA USAHA NILA & PATIN
I. Biaya Tetap Total :
Rp
1,879,784
a. Penyusutan Kolam :
Nb: - Life time kolam 60 bln, dalam hal ini pemakaian: 14 bln
- Jumlah petak yang digunakan dari 6 petak yang ada
: 2 petak
- Total kolam 6 petak :(th 2007)
Rp22,625,800
Jadi penyusutan Kolam :
Rp
1,759,784
b. Pajak Kolam: 2 petak x Rp.65,000 =
Rp
120,000
II. Biaya variabel Total : Rp14,936,000
a. Benih :(bulan agustus '08)
- Patin - Rp160/ekor 20,000 ekor Rp3,200,000
- Nila 1&2 - Rp16,000/kg 204 kg Rp3,264,000
- Nila 3- Rp. 18,000/kg 124 kg Rp2,232,000
b. Pakan - Rp. 200,000/bag 30.0 bag Rp4,500,000
c. Transport : selama 14 bln x 2/6 petak x Rp150,000 14 bln Rp700,000
d. Tenaga kerja : pemakaian kolam :2/6 petak ; 14 bln Rp840,000
e. Panen 4 org Rp200,000
Total Biaya operasional : Biaya tetap + Biaya variabel Total : Rp16,815,784
IIII. Pendapatan/ hasil panen : (th 2009) Total : Rp38,908,000
Patin : estimasi harga jual Rp.7000/kg 2,500 kg Rp17,500,000
Nila 1 : estimasi harga jual Rp. 16,000/kg - panen
sangkal 391 kg Rp6,256,000
Nila 2 :estimasi harga jual Rp. 16,000/kg - panen daging 575 kg Rp9,200,000
Nila 3: estimasi harga jual Rp. 16,000/kg - panen sangkal 372 kg Rp5,952,000
ANALISA BIAYA MANFAAT
1 Keuntungan / Laba : Pendapatan - Biaya operasional = Rp22,092,216
2 Benefit Cost Ratio (B-C Ratio) : pendapatan / total biaya operasional = 2.31
(maksudnya pendapatan yg diperoleh dari usaha patin sebesar 2.31x dari total biaya operasional)
3 BEP (Break Even Point) :
a. BEP produksi patin: Total biaya operasional/ harga satuan = 2,402 kg
--> (IKAN
PATIN)
( BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada produksi 2,402 kg, jadi sisa dari panen 2,500-2,402 hasilnya
adalah keuntungan.)
b. BEP produksi nila : Total biaya operasional/ harga satuan = 1,051 kg --> (IKAN NILA)
( BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada produksi 1,051 kg, jadi sisa dari panen 1,338 - 1,051 hasilnya
adalah
keuntungan.)
c. BEP harga produksi patin : Total biaya operasional / Total produksi (kg) = Rp6,726 /kg
--> (IKAN
PATIN)
(BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada harga produksi Rp. 6,726/kg)
d. BEP harga produksi nila : Total biaya operasional / Total produksi (kg) = Rp12,568 /kg --> (IKAN NILA)
(BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada harga produksi Rp. 12,568/kg)
4. Pengembalian modal ( return of investment) :
: Total biaya operasional / keuntungan = 0.76 periode
(Modal yg dikeluarkan untuk usaha ikan bisa dikembalikan dalam waktu 0.76 periode pembesaran/ panen
Jadi periode jual sudah BEP pada periode :
10.66 bln
5. Efisiensi penggunaan modal :
: (Keuntungan/ total biaya operasional) x 100% = 131.38%
(Keuntungan usaha pembesaran ikan yg diperoleh mencapai 131,38 % dari total biaya yg dikeluarkan oleh
peternak.
1.5. Rencana Pembiayaan yang diajukan ke BMT :
a. Tujuan :
1. Pembesaran :
- dimulai dari sangkal untuk pedaging � panen daging
- dimulai dari bibit hingga sangkal. � panen sangkal.
b. Modal yang diajukan ke BMT sebesar Rp.48,000,000 dimana.Sisanya ditanggung
peternak.
Dana tsb digunakan untuk :
1. Pembelian benih ikan nila bibit.
2. Sewa 4 kolam (KJA)
3. Operasional
c. Pembagian hasil dg BMT : ( 70% peternak ; 30% BMT )
NB: Revisi warna biru
A. ANALISA USAHA NILA & PATIN
I. Biaya Tetap Total :
Rp
11,260,000
a. Penyusutan Kolam :
Nb: - Dalam hal ini pemakaian: 12 bln
- Jumlah petak yang digunakan dari 4 petak yang ada : 4 petak
- Total pembuatan 4 petak : Rp26,000,000
Sewa kolam 1&2 Rp 5,500,000
Sewa kolam 3&4 Rp 5,500,000
b. Pajak Kolam: 4 petak x Rp.65,000 = Rp 260,000
II. Biaya variabel Total : Rp47,350,000
a. Benih :(bulan desember '09)
- Nila 1: Rp.19,000/kg 600 kg Rp11,400,000
- Nila 2 : Rp.19,000/kg 600 kg Rp11,400,000
b. Pakan - Rp. 265,000/bag 50.0 bag Rp13,250,000
c.
Tenaga kerja : pemakaian kolam :4 petak ; UMR :RP.900rb
(mkn+transport) 12 bln Rp10,800,000
d. Borongan panen 1 per Rp500,000
Total Biaya operasional : Biaya tetap + Biaya variabel Total : Rp58,610,000
IIII. Pendapatan/ hasil panen : Total : Rp99,200,000
Nila :
Nila 2 - sangkal Rp.16,000/kg 2,700 kg Rp43,200,000
Nila 2- sangkal Rp.16,000/kg 3,500 kg Rp56,000,000
B. ANALISA BIAYA MANFAAT
1 Keuntungan / Laba : Pendapatan - Biaya operasional = Rp40,590,000
2 Benefit Cost Ratio (B-C Ratio) : pendapatan / total biaya operasional = 1.69
(maksudnya pendapatan yg diperoleh dari usaha patin sebesar 1.69x daro total biaya
operasional)
3 BEP (Break Even Point) :
a. BEP produksi nila: Total biaya operasional/ harga satuan = 8,373 kg
( BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada produksi 8373 kg)
b. BEP harga produksi nila : Total biaya operasional / Total produksi (kg) = Rp9,453
/kg
(BEP titik impas pembesaran ikan dicapai pada harga produksi Rp.
9,453/kg)
4. Pengembalian modal ( return of investment) :
: Total biaya operasional / keuntungan = 1.44 periode
(Modal yg dikeluarkan untuk usaha ikan bisa dikembalikan dalam waktu 1.4 periode pembesaran/
panen
Jadi periode jual sudah BEP pada periode : 17.33 bln
5. Efisiensi penggunaan modal :
: (Keuntungan/ total biaya operasional) x 100% = 69.25%
(Keuntungan usaha pembesaran ikan yg diperoleh mencapai 69.25 % dari total biaya yg
dikeluarkan oleh
peternak.
LAMPIRAN – LAMPIRAN :
Gmb : Jenis – jenis pakan
Gmb : SIUP

Demikian proposal yang kami ajukan adapun salah kata dalam proposal yang kami buat,
kami ucapkan beribu maaf. Kami berharap kelanjutan dari proposal yang kami ajukan. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya.
Jakarta, 2009
Hormat kami,
“ INDHIE “

You might also like