Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Ketimpangan oleh
salah satu faktor dapat menyebabkan resiko yang berbahaya dan akhirnya dapat
manusia, peralatan dan lingkungan kerja, manusia sebagai salah satu faktor
yang menyatakan bahwa dalam kegiatan dalam industri kehutanan banyak yang
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk sebagai salah satu perusahaan besar di bidang
kehutanan yang telah mengutamakan teknologi dalam hal ini alat-alat berat di
bidang kehutanan khususnya dalam bidang teknologi pemanenan hasil hutan yang
belum memiliki data mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Maka dari itu
perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut, dan penelitian ini mengambil
dalam kegiatan pemanenan kayu di Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. Toba
Manfaat Penelitian
kecelakaan kerja kepada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk khususnya kecelakaan kerja
Pemanenan Kayu
dibedakan ke dalam dua sistem pemanenan, yaitu sistem manual dan sistem
kayu secara mekanis dicirikan dengan penggunaan mesin dengan teknologi yang
Pemanenan kayu adalah satu bagian yang dominan dari manajemen hutan
secara keseluruhan, oleh karena itu feed back-nya terhadap kesuksesan maupun
kegagalan pengelolaan hutan yang lestari dalam jangka panjang adalah sangat
tegakan berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter batas yang
Ergonomi
penggunaan alat dan kondisi lingkungan, hal ini disebut ergonomi. Jadi dalam
tidak menimbulkan accident atau incident. Namun, justru tujuan ergonomis adalah
dalam aktivitas gerak apapun dapat lebih nyaman, aman, tidak melelahkan,
peralatan. Oleh karena itu, segala produk dari hasil suatu produksi harus
karena segala yang diperbuat terutama bertujuan bagi kesehatan dan keselamatan
secara efisien dan efektif agar dapat memberikan hasil maksimal bagi perusahan.
dilakukan dengan baik, terutama skala kecil dan menengah antara lain melalui
perusahaan dapat meningkat apabila kondisi dan suasana kerja mendukung. Oleh
mencapai hasil yang optimal, maka pembina maupun pengelola perusahaan perlu
persyaratan kerja bagi manusia serta menyusun petunjuk umum yang dapat
keadaan.
lingkungan kerja dan kondisi teknologi tinggi. Kerja hutan salah satunya meliputi
hutan sejak manusia mengenal kerja untuk kenyamanan hidup dan kehidupannya.
perhatian tidak saja ditujukan pada kegiatannya saja, akan tetapi juga kepada
memiliki fungsi tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain. Apabila faktor-
faktor tersebut berfungsi dengan baik dan benar serta berinteraksi secara selaras,
maka pekerjaan akan dapat terselesaikan dengan baik dan dapat menciptakan
efisiensi dan prestasi kerja yang tinggi, begitu juga sebaliknya (Rusmana, 2003).
antara lain :
1. Faktor diri. Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum
ia mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain: attitude, sikap, karakteristik
fisik, minat, motivasi, usia, kelamin, pendidikan, pengalaman, dan sistem nilai
2. Faktor situasional. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir
metode kerja.
bukannya sekedar hasil jumlah atau rata-rata dari pengaruh setiap faktor tersebut,
tetapi merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor tersebut, dan kadang-
pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/
kesejahteraan sosialnya.
membahayakan kesehatan.
pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/
kesejahteraan sosialnya.
membahayakan kesehatan.
(http://www.departemenkesehatan.go.id.index.php?,2007).
yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri.
Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan: “ suatu kejadian yang tidak
diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur
dari suatu aktivitas”. Suatu kejadian atau peristiwa tertentu adalah sebab
musababnya demikian pula kecelakaan industri/ kecelakaan kerja ini, dimana ada
1. Faktor manusianya
b) Kondisi/ keadaan bahaya; yaitu keadaan yang tidak aman dari mesin/
mesin/ peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna (Husni, 2000).
akan membawa akibat. Akibat dari kecelakaan kerja ini dapat dikelompokkan
c) Tunjangan kecelakaan
bersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka/ cedera berat maupun luka
ringan.
1. Faktor fisik, yang dapat berupa; suara yang terlalu bising, suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah, penerangan yang kurang memadai, radiasi, getaran
mekanis, tekanan udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, bau-bauan di
2. Faktor kimia, yang dapat berupa; gas/uap, cairan, debu-debuan, butiran kristal
3. Faktor biologis, yang dapat berupa; bakteri virus, jamur, cacing dan serangga,
4. Faktor faal, yang dapat berupa; sikap badan yang tidak baik pada waktu kerja,
peralatan yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan tenaga kerja, gerak yang
5. Faktor psikologis, yang dapat berupa; kerja yang terpaksa/ dipaksakan yang
pikiran yang senantiasa tertekan terutama karena sikap atasan atau teman kerja
kecelakaan
(Husni, 2000).
diduga, tidak disengaja terjadi dalam hubungan kerja, umumnya diakibatkan oleh
berbagai faktor dan meliputi juga peristiwa kebakaran, peledakan, penyakit akibat
kerja serta pencemaran pada lingkungan kerja. Berbagai potensi bahaya di tempat
kerja disini berarti kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup 2
saat perjalanan atau transpor ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain
menjadi 2, yakni :
dan sebagainya
Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi disebabkan
a) Terjatuh
b) Tertimpa benda
tanah).
d) Amputasi
e) Luka di permukaan
g) Luka bakar
h) Keracunan-keracunan mendadak
i) Pengaruh radiasi
j) Lain-lain
a) Kepala
b) Leher
c) Badan
d) Anggota atas
e) Anggota bawah
f) Banyak tempat
kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya satu faktor tetapi banyak faktor
(http://www.geocities.com/klinikikm/kesehatan-kerja/kecelakaan-kerja.htm,
2007).
Lingkungan Kerja
dan kelembaban udara, serta berbagai perangkat kerja (mesin dan bukan
mesin)
Lingkungan kimia, misalnya bahan baku, bahan jadi dan bahan sisa yang ada
kegiatan perusahaan
Kecelakaan Kerja
dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa segera diatasi bila
perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Berbagai macam tantangan baru muncul
seiring dengan perkembangan jaman. Namun masalah yang selalu berkaitan dan
melekat dengan dunia kerja sejak awal dunia industri dimulai adalah timbulnya
kecelakaan kerja.
bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa
kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban
jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini
sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Kerugian yang
langsung yang nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan
dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak
(http://inparametric.com/bhinablog/archives/62, 2003)
kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling
penyakit akibat kerja, namun yang terakhir ini, mempunyai ruang lingkup
berbeda, baik dari segi hygiene perusahaan maupun dari segi kesehatan kerja.
3. Kecelakaan di rumah.
kerugian yaitu:
1. Kerusakan.
2. Kekacauan organisasi.
5. Kematian.
(Dainur, 1992).
kegagalan sistem
4. Faktor luar, misalnya: sarana transportasi, faktor alam, angin, banjir, petir
(Rusmana, 2003).
manajemen yang belum atau cenderung kurang peduli terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja serta kurangnya partisipasi dan tanggung jawab semua pihak
(Rusmana, 2003).
(http://www.aryanugraha.wordpress.com/2006/07/31/tinjauan-penyebab-
kecelakaan).
kerja ataupun di luar tempat kerja yang ada hubungannya dengan pekerjaan di
kerja mempunyai kesamaan dengan kecelakaan akibat kerja, namun ruang lingkup
seorang dokter atau ahli kesehatan, sedangkan kecelakaan kerja dikelola oleh ahli
bahan baku
Cara-cara pengawasan:
a) Mengganti/ substitusi bahan baku yang berbahaya dengan bahan lain yang
bahan sisa
kesehatannya
tenaga kerja
h) Pengamatan pertauran giliran kerja (shift/ rotation) dari setiap tenaga kerja
m) Pengamatan dan pengawasan terhadap sikap dan tingkah laku tenaga kerja
(Dainur, 1992).
yang sesuai dengan martabat manusia dan agama. Perlindungan bertujuan agar
demikian dapat dimengerti bahwa keselamatan kerja merupakan salah satu segi
pengawasan norma itu sendiri. Hal ini secara tegas dinyatakan pada pasal 9
Undang-Undang No. 14 tahun 1969 bahwa “Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama”
(Husni, 2000).