You are on page 1of 23

KULIAH - TATAP MUKA I

Tanggal : 2 September 2009


Materi : Pendahuluan
Industri Konstruksi dan Proyek Konstruksi

Konstruksi secara umum dipahami sebagai segala bentuk pembuatan atau


pembangunan infrastruktur baik jalan, jembatan, bendung, jaringan irigasi, gedung dan
sebagainya, serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur. Sedangkan
pengertian industry konstruksi adalah segmen industry yang memproduksi bangunan atau
fasilitas atau prasarana untuk menunjang kegiatan ekonomi.
Karakteristik dari industry konstruksi ini antara lain:
1. Investasi yang menghasilkan asset yang nilainya sangat besar
2. Produk-produknya selalu unik ( berupa prototype), berdasar pesanan (berbeda
dengan industry manufaktur yang memproduksi barang yang dijual)
3. Proses produksi konstruksi sering dilaksanakan dalam lingkungan alam yang tidak
terkendali dan menghadapi berbagai pengaruh lingkungan tersebut
4. Proses-proses produksinya terfragmentasi (dilaksanakan oleh berbagai pihak yang
berbeda)

Industri konstruksi secara luas terdiri dari pelaksanaan kegiatan di lapangan dan
melibatkan pihak-pihak seperti kontraktor, konsultan, material supplier, plant supplier,
transport supplier, tenaga kerja, asuransi dan perbankan dalam suatu transformasi input
menjadi suatu produk akhir yang dipergunakan untuk mengakomodasi kegiatan sosial
maupun bisnis dari masyarakat (Bon, 2000).
Proyek-proyek konstruksi dan industry konstruksi di Negara berkembang sangatlah
berbeda dengan di Negara maju. Perbedaan utamanya adalah berhubungan dengan iklim,
populasi, dan sumberdaya manusia, sumber daya material, pembiayaan proyek dan
masalah ekonomi, serta factor social budaya. Mengacu pada perbedaan-perbedaan ini,
maka diperlukan suatu teknik untuk dapat mengelola proyek di Negara berkembang
dengan baik.
KULIAH - TATAP MUKA II
Tanggal : 4 September 2009
Materi : Setting Construction Business Objectives Exercises

Sebuah bisnis pasti memiliki tujuan atau objectives. Tujuan tersebut merupakan indikasi
yang jelas kemana bisnis akan mengarah dan apa saja yang harus dicapai oleh bisnis
tersebut. Tujuan bisnis setidaknya memenuhi kriteria (SMART) antara lain keunikan
(Specific), dapat diukur (Measurable), dapat dicapai (Achievable), realistis (Realistic), dan
adanya batas waktu (Timed). Tujuan bisnis meliputi individu dan tujuan bisnis itu sendiri,
dalam jangka waktu pendek (Short Term, 1 tahun), jangka waktu panjang (Long Term, 5
tahun)

Tujuan dapat berasal dari perencanaan jangka panjang untuk mencapai level yang lebih
tinggi, misalnya:
1. Meningkatkan penjualan
2. Menambah profit
3. Memotong ongkos produksi
4. Memperbaiki website perusahaan menjadi lebih menarik, dll
Semua tujuan-tujuan tersebut diatas harus dapat diukut dan memiliki rentang waktu
pencapaian yang realistis.
KULIAH - TATAP MUKA III
Tanggal : 11 September 2009
Materi : Manajemen Strategi untuk Bisnis Konstruksi
Strategic Planning

Manajemen strategi (Strategic Management) adalah sebuah proses yang berkelanjutan


yang mengendalikan bisnis dan industri dimana perusahaan terlibat dengan melakukan
perancangan, pelaksanaan menetapkan sasaran dan strategi untuk memenuhi semua potensi
yang ada, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional dalam mencapai tujuan jangka
panjang.

Proses manajemen strategis


1. Perumusan Strategi (Strategy formulation) adalah kombinasi dari tiga proses utama:
 Melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun
eksternal; baik lingkungan mikro dan lingkungan makro.
 Menetapkan tujuan meliputi jangka pendek, menengah, dan panjang, mencakup
pernyataan visi (pandangan jangka panjang kemungkinan masa depan),
pernyataan misi (peranan organisasi yang memberikan diri dalam masyarakat),
tujuan perusahaan secara keseluruhan (baik finansial dan strategis), tujuan unit
bisnis strategis (baik finansial dan strategis), dan tujuan taktis.
 analisis situasi, menyarankan rencana strategis. Rencana memberikan rincian
tentang bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Strategi pelaksanaan (Strategy implementation)


 Alokasi dan pengelolaan sumber daya yang cukup (keuangan, personalia, waktu,
dukungan teknologi)
 Membentuk rantai komando atau struktur alternative
 Menetapkan tanggung jawab tugas-tugas tertentu atau proses untuk individu-
individu tertentu atau kelompok
 mengelola proses, pemantauan hasil, dibandingkan dengan standar dan praktik
terbaik, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi proses, mengontrol varians, dan
membuat proses penyesuaian yang diperlukan.
 memperoleh sumber daya yang diperlukan, mengembangkan proses, pelatihan,
proses pengujian, dokumentasi, dan integrasi dengan (dan/atau konversi dari)
proses.
 tingkat konsistensi dari setiap orang dalam sebuah organisasi, termasuk dari
manajemen.
3. Strategi evaluasi (Strategy evaluation) yaitu mengukur efektivitas strategi organisasi
untuk melakukan analisa SWOT dari entitas yang bersangkutan dan memerlukan
pengambilan keputusan sebagai tindakan pencegahan tertentu atau bahkan untuk
mengubah seluruh strategi
4. Kesesuaian (Suitability) merupakan titik kunci untuk dipertimbangkan adalah apakah
strategi itu akan membahas isu-isu strategis kunci berdasarkan posisi strategis
organisasi. Alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian meliputi:
Ranking Strategic Options (Peringkat pilihan strategis), Decision trees, What-if
analysis
5. Kelayakan (Feasibility) berkaitan dengan sumber daya yang diperlukan untuk meng-
implementasikan strategi yang tersedia, dapat dikembangkan atau diperoleh, yang me-
liputi dana, orang, waktu dan informasi. Alat yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kelayakan meliputi: Cash Flow Analysis And Forecasting, Break-Even
Analysis, Resource Deployment Analysis
6. Dapat diterima (Acceptability) berkaitan dengan harapan para stakeholder
diidentifikasi (terutama pemegang saham, karyawan dan pelanggan) dengan hasil
kinerja yang diharapkan, yang dapat kembali, risiko (berkaitan dengan probabilitas
dan konsekuensi dari kegagalan suatu strategi) dan reaksi stakeholder (berkaitan
dengan mengantisipasi kemungkinan reaksi dari stakeholder), manfaat yang
diharapkan oleh para pemangku kepentingan (keuangan dan non-keuangan). 
Alat yang dapat digunakan : what-if analysis, stakeholder mapping

Perencanaan strategis (Strategic Planning) adalah sebuah proses organisasi menyuun


strategi/arah untuk menentukan posisi sebuah organisasi dalam jangka waktu tertentu (1
tahun, biasanya 3 sampai 5 tahun, jangka panjang 20 tahun) dalam menentukan posisi
perusahaan, kebutuhan organisasi, menentukan tujuan dan bagaimana cara mencapainya,
serta membuat keputusan mengenai alokasi sumber daya untuk mencapai strategi,
termasuk modal dan orang. 
Teknik analisis bisnis antara lain analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
dan Threats), analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi), analisis Steer
(Sosial-budaya, Teknologi, Ekonomi, Ecological , dan faktor Regulatory), dan EPISTEL
(Lingkungan, Politik, Informatika, Sosial, Teknologi, Ekonomi dan Hukum). 
Inovasi strategis harus menjadi strategi dasar bagi suatu organisasi untuk bertahan hidup
dalam iklim usaha yang berkaitan.
KULIAH - TATAP MUKA IV
Tanggal : 2 Oktober 2009
Materi : Strategi Organisasi Perusahaan -- Business Planning

Rencana bisnis (Business Plan) adalah pernyataan formal dari serangkaian tujuan bisnis,
alasan mengapa mereka percaya dicapai, dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut,
berisi latar belakang informasi tentang organisasi dan usaha mencapai tujuan, juga
menargetkan perubahan dalam persepsi dan branding oleh pelanggan, klien, pembayar
pajak, atau komunitas yang lebih luas. 
Tujuan bisnis dapat didefinisikan untuk mencari laba atau untuk organisasi nirlaba,
berfokus pada tujuan keuangan, seperti keuntungan atau penciptaan kekayaan. 
Rencana bisnis organisasi non-profit dan agen pemerintah cenderung berfokus pada misi
organisasi yang merupakan dasar bagi pemerintah status atau nirlaba, status bebas pajak,
meskipun mungkin juga memfokuskan diri untuk mengoptimalkan pendapatan. Dalam
organisasi nirlaba, ketegangan kreatif dapat berkembang dalam upaya untuk
menyeimbangkan misi dengan "margin" (atau pendapatan). 
Sebuah rencana bisnis mengalami perubahan dalam persepsi dan branding sebagai tujuan
utama disebut rencana pemasaran.

Penyusunan Business Plan :


 Executive Summary (Ringkasan Eksekutif)
ringkasan elemen-elemen kunci dari seluruh rencana bisnis.
 Business Description (Deskripsi Bisnis)
memberikan tinjauan yang luas tentang sifat bisnis, kapan dan mengapa perusahaan
itu terbentuk.dilengkapi dengan ringkasan singkat visi dan misi (memproyeksikan
tujuan jangka pendek dan jangka panjang), lingkup usaha, strategi pengembangan
usaha dan operasi, pihak-pihak terlibat dan skema kerjasama, Analisa SWOT
(internal dan eksternal), produk dan jasa
 Business Environment Analysis / Industry (Analisa Lingkungan Bisnis/Industri)
ikhtisar sektor industri dimana bisnis berada, termasuk tren industri, pihak-piahk
dalam industri, dan perkiraan penjualan industry, termasuk ringkasan informasi
perusahaan
 Competitive Analysis (Analisa Pesaing)
penyelidikan dari pesaing langsung dan tidak langsung, dengan penilaian keunggulan
kompetitif mereka dan analisis tentang bagaimana Anda akan mengatasi hambatan
masuk ke pasar pilihan Anda.
 Market Analysis (Analisa Pasar)
tinjauan target pasar utama untuk produk atau jasa, termasuk lokasi geografis,
demografi, pasar target kebutuhan dan bagaimana kebutuhan ini terpenuhi saat ini.
 Marketing Plan (Rencana Pemasaran)
penjelasan rinci mengenai strategi penjualan, rencana penetapan harga, mengusulkan
kegiatan periklanan dan promosi, produk atau layanan dan manfaat
 Operations Plan (Rencana Operasi)
penjelasan tentang lokasi fisik, fasilitas dan peralatan, jenis karyawan yang
diperlukan, persediaan persyaratan dan pemasok, dan setiap rincian operasi lain yang
berlaku, seperti deskripsi tentang proses manufaktur.
 Management and Organization (Manajemen dan Organisasi)
Garis besar struktur hukum dan manajemen sumber daya, termasuk tim manajemen
internal, struktur organisasi, manajemen sumber daya eksternal, dan kebutuhan
sumber daya manusia.
 Financial Plan (Rencana Keuangan)
penjelasan tentang persyaratan dana, laporan keuangan terinci, dan analisis laporan
keuangan
 Attachments And Milestones
Informasi tambahan yang akan membantu membangun kredibilitas ide bisnis Anda,
seperti penelitian pemasaran, foto-foto produk Anda, dan / atau kontrak atau
perjanjian hukum lainnya yang berkaitan dengan bisnis Anda.
KULIAH - TATAP MUKA V
Tanggal : 9 Oktober 2009
Materi : Business Planning (Lanjutan)
Cost Estimating

PROSES PELELANGAN
1. (Prakualifikasi)
2. Undangan Mengikuti Pelelangan
3. Mengambil Dokumen Pelelangan :
a. Petunjuk Penawaran
b. Syarat Umum (dan Syarat Khusus) Kontrak
c. Spesifikasi Teknis
d. Gambar-gambar Konstruksi
e. (Daftar Kuantitas Pekerjaan)
4. Mengikuti Penjelasan
5. Peninjauan Lapangan
6. Menyusun Penawaran
7. Penyerahan Penawaran
8. Pembukaan Lelang
9. Penunjukan Pemenang
10. Penandatanganan Kontrak
11. Pelaksanaan Pekerjaan

Manajemen biaya proyek (project cost management) melibatkan semua proses yang
diperlukan dalam pengelolaan proyek untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai
dengan anggaran biaya yang telah disetujui. Hal utama yang sangat diperhatikan dalam
manajemen biaya proyek adalah biaya dari sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek, sebagai berikut:
• Perencanaan Sumber Daya. Perencanaan sumber daya merupakan proses untuk
menentukan sumber daya dalam bentuk fisik (manusia, peralatan, material) dan
jumlahnya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas proyek. Proses ini sangat
berkaitan erat dengan proses estimasi biaya.
• Estimasi Biaya. Estimasi biaya adalah proses untuk memperkirakan biaya dari sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Bila proyek dilaksanakan melalui
sebuah kontrak, perlu dibedakan antara perkiraan biaya dengan nilai kontrak. Estimasi
biaya melibatkan perhitungan kuantitatif dari biaya-biaya yang muncul untuk
menyelesaikan proyek. Sedangkan nilai kontrak merupakan keputusan dari segi bisnis di
mana perkiraan biaya yang didapat dari proses estimasi merupakan salah satu
pertimbangan dari keputusan yang diambil.
• Penganggaran Biaya. Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya
untuk masing-masing aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses
estimasi. Dari proses ini didapatkan cost baseline yang digunakan untuk menilai kinerja
proyek.
• Pengendalian Biaya. Pengendalian biaya dilakukan untuk mendeteksi apakah biaya
aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau tidak. Semua penyebab
penyimpangan biaya harus terdokumentasi dengan baik sehingga langkah-langkah
perbaikan dapat dilakukan.
KULIAH - TATAP MUKA VI
Tanggal : 16 Oktober 2009
Materi : Market Analysis

STRATEGI PEMASARAN
Tujan pemasaran dari suatu perusahaan bisnis konstruksi pada umumnya ditekankan pada
hal-hal peningkatan brand image sebagai basis positioning utama perusahaan, nilai tambah
(added value) diberikan untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan, pertumbuhan
penjualan dan kepuasan pelanggan.
Strategi pemasaran merupakan salah satu strategi pada level fungsional yang dipilih oleh
perusahaan untuk tetap dapat bersaing dijalankan berdasarkan rencana pemasaran yang
disusun secara jelas dan rinci, menggunakan strategi pemilihan pasar yang terdiri dari
strategi segmentasi (segmentation), penetapan pasar sasaran (market targeting) dan
penempatan posisi (positioning) serta pengembangan strategi bauran pemasaran
(marketing mix) yang terdiri atas strategi produk, strategi harga, strategi saluran
pemasaran, serta strategi komunikasi dan promosi.

Karakteristik strategi pemasaran konstruksi :


1. Pemilihan Pasar
Variabel pengelompokan pasar industri konstruksi :
 kebutuhan dan keinginan klien akan produk-produk jasa yang perlu disediakan
dan pengguna produk yang akan disediakan, ditunjukkan dengan dominannya
penggunaan variabel tipe proyek dan status kepemilikan proyek
 nilai proyek yang mencerminkan skala usaha dari perusahaan tersebut,
dipengaruhi oleh keterbatasan sumber daya (dana, tenaga kerja, keahlian,
teknologi)
 pengelompokkan organisasi konstruksi dan identifikasi segmen pasar

Strategi pemasaran :
 memiliki reputasi atau citra (image) yang kuat, harga yang bersaing dan
berpengalaman.
 membangun posisi dengan basis harga
 Pernyataan positioning tersebut tampaknya didukung dengan upaya menciptakan
perbedaan-perbedaan yang unik (differentiation) dibandingkan para kontraktor
pesaingnya. Kontraktor-kontraktor tersebut dalam menciptakan suatu perbedaan
yang unik memanfaatkan aktivitas rantai nilai perusahaan (value chain activity)
yang terdiri dari aktivitas pendukung (infrastruktur perusahaan, sumber daya
manusia, pengembangan teknologi) dan aktivitas primer (proses konstruksi,
pemberian layanan tambahan)
 penetapan harga yang dapat bersaing
 produk jasa konstruksi bersifat intangible yang mengharuskan kontraktor
membantu klien mengidentifikasi produk jasa yang ditawarkan dengan cara
mengkomunikasikan atau mempromosikan perbedaan-perbedaan yang dimiliki
perusahaan, sehingga dipersepsikan unggul dibandingkan perusahaan lainnya
yang bergerak pada segmen pasar yang sama.

2. Strategi Produk
 Menentukan sasaran klien
 memberikan perbedaan paket-paket produk jasa ini, perusahaandapat
meningkatkan harga penawaran sesuai nilai (value) yang diserahkan.
 Bauran pemasaran (marketing mix) yang dijalankan oleh perusahaan saat ini
mendukung posisi pasar yang ingin diraih yaitu posisi yang berbasis harga.
Produk sekeliling (surround product) yang diciptakan (yaitu sumber daya yang
berkualitas) lebih ditujukan untuk menciptakan nilai (value) berupa terciptanya
efisiensi biaya pada setiap aktivitas konstruksi
 Penerapan sistem kontrol untuk menjamin tercapainya produk yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada para
personil, semuanya akan berdampak pada terciptanya efisiensi proses  konstuksi
diantaranya efisiensi waktu, berkurangnya kesalahan-kesalahan dalam bekerja,
untuk menghemat biaya-biaya yang harus dikeluarkan
 Pemberian insentif pada para karyawan yang merupakan suatu tindakan
pemasaran internal akan berdampak pada meningkatnya motivasi kerja yang pada
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dari para karyawan.
 harga penawaran yang diajukan dapat bersaing dengan para pesaing lainnya.

3. Strategi Harga
 Strategi harga rendah ini menyebabkan kontraktor harus mampu melakukan
efisiensi sehingga biaya- biaya dapat ditekan serendah mungkin yang pada
akhirnya diharapkan dapat menurunkan harga yang ditawarkan.
 strategi ini berpotensi pada dikorbankannya kualitas produk yang dihasilkan
hanya demi menjaga tingkat keuntungan yang ingin diperoleh oleh perusahaan. .
 Kemampuan yang berbeda dari setiap perusahaan, baik kemampuan secara
teknis
 maupun keuangan menyebabkan kontraktor tidak dapat melayani seluruh
segmen pasar yang ada. Ini menyebabkan berbeda-bedanya jenis produk jasa
konstruksi yang ditawarkan serta berbeda-bedanya pandangan para kontraktor
terhadap potensi suatu segmen pasar yang ada.
 Kontraktor yang memiliki kualifikasi yang lebih besar terlihat mampu
menyediakan produk jasa konstruksi yang lebih banyak.
 Dalam hal penyediaan produk jasa perusahaan di pasaran dan menjangkau pasar
sasaran, ditemukan perbedaan strategi yang dipilih antara kontraktor besar,
menengah dan kecil.
 kendala antara lain sumber daya menjadi pertimbangan utama dari para
kontraktor dalam memutuskan cara penyediaan produk jasanya dan pemasaran
produk yang masih terkonsentrasi pada satu wilayah geografis tertentu.

4. Strategi Distribusi
mengembangkan dan membina suatu hubungan (relationship) yang lebih bersifat
pribadi (personal) dengan klien sasaran adalah merupakan inti dari strategi
komunikasi dari perusahaan konstruksi
 hubungan (relationship) yang berkelanjutan yaitu kontak langsung antara
kontraktor (sebagai produsen) dan klien (sebagai costumer),.
 Pendekatan-pendekatan khusus (secara formal maupun informal) yang bertujuan
mempengaruhi klien sasaran untuk melakukan pembelian
 Pengembangan jaringan relasi yang luas ditujukan untuk menimbulkan
efek word of mouth (penyebaran dari mulut ke mulut) agar produk jasa
perusahaan dapat dikenal lebih luas oleh pasar.

5. Strategi Promosi dan Komunikasi


 Pemanfaatan media promosi sebagai alat pemasaran melalui iklan, website, dan
mengadakan event-event yang disponsori perusahaan, untuk menjangkau pasar
sasaran yang lebih luas
 Akan tetapi, jika dibandingkan dengan promosi produk-produk konsumsi
(consumer goods) yang sangat aktif membujuk masyarakat untuk membeli
produk-produk yang ditawarkannya, pesan yang disampaikan melalui media-
media promosi tersebut cenderung hanya digunakan untuk menginformasikan
produk jasa yang dimiliki oleh perusahaan, pembentukan citra (image) serta
meningkatkan kesadaran (awareness) klien sasaran akan keberadaan perusahaan,
walaupun tetap mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu terjadinya penjualan

Masukan-masukan untuk peningkatan pemasaran diantaranya :


 menciptakan suatu nilai (value) pada penawarannya, sehingga produk-produk jasa
perusahaan yang ditawarkan dapat memberikan nilai lebih (added value) melalui
persepsi berbeda oleh calon klien (product differentiation). Penciptaan nilai (value
dapat dilakukan dengan memanfaatkan aktivitas rantai nilai perusahaan (value chain
activity), baik pada aktivitas-aktivitas primer (proses konstruksi, pemberian layanan
tambahan) maupun pada aktivitas-aktivitas pendukung (infrastruktur perusahaan,
sumber daya manusia, pengembangan teknologi).
 Komunikasi dan promosi atas nilai (value) yang telah diciptakan tersebut dapat
dilakukan melalui pengembangan strategi promosi dan komunikasi yang berorientasi
pada terciptanya hubungan kemitraan (relationship) antara perusahaan (sebagai
produsen) dengan calon klien (sebagai pelangan).
 Sebagai sebuah perusahaan jasa, sumber daya manusia perusahaan (karyawan)
merupakan faktor utama yang menentukan tercapainya tujuan-tujuan pemasaran.
Untuk itu, diperlukan adanya perhatian perusahaan terhadap para karyawan untuk
meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan, misalnya melalui pemberian
bonus-bonus tambahan di luar gaji tetap pada saat-saat tertentu secara rutin, sehingga
diharapkan setiap karyawan merasa sebagai bagian dari perusahaan dan dapat menjadi
pemasar yang baik bagi perusahaan dimana mereka bekerja.
KULIAH - TATAP MUKA VII
Tanggal : 16 Oktober 2009
Materi : Demand Management

Demand Management didefinisikan pemenuhan kebutuhan pelanggan secara konsisten.


Pertimbangkan bahwa organisasi berkinerja tinggi biasanya menghabiskan waktu kurang
dari 10% dari waktu untuk pekerjaan mendesak dan tidak direncanakan. Hal ini telah
terbukti sebagai karakteristik tunggal (metrik) yang dapat digunakan untuk menunjukkan
tingkat yang sangat tinggi keunggulan operasional, kepatuhan, keamanan, dan hubungan
kerja yang baik dengan mitra bisnis. 
Kinerja tinggi organisasi dalam membangun dan menyelesaikan proyek-proyek baru untuk
bisnis organisasi yang ideal adalah menyelesaikan proyek tepat waktu dengan kualitas
handal, dan memberikan kemampuan yang dibutuhkan untuk bisnis dengan memperbaiki
masalah operasional, mengoperasikan layanan yang ada dan menggunakan aset secara
efektif, efisien, dan aman.
Layanan (Service) adalah melakukan seperti yang diiklankan dan promosi, dengan tingkat
mutu yang dapat diandalkan, pelanggan puas; kontrol manajemen sehingga ada varians
mendeteksi lebih awal dan dapat memperbaiki itu secara terencana dan teratur, dan kontrol
ada untuk mendorong budaya kepatuhan, membantu manajemen mencapai tujuan bisnis
dan memuaskan auditor. 
Ciri-ciri demand management yang baik meliputi:
 kolaborasi internal dan eksternal
 inisiatif pengurangan Lead time
 umpan balik dari pelanggan dan permintaan pasar
 peramalan tingkat pelanggan

Cara untuk memahami di mana perusahaan berada dan jenis tindakan yang dapat diambil
untuk mulai mengelola disiplin dan memimpin organisasi :
1. menangani hambatan-hambatan kapasitas dengan menghitung kapasitas efektif
rencana (effective planned capacity) yaitu jam kerja seluruh sumber daya yang
diperlukan dan sarana tersedia dan kemudian kalikan jumlah ini dengan 80%
2. Kelompokkan karakteristik pekerjaan sehingga pemeliharaan dan dukungan
produksi ini jelas diidentifikasikan dan terpisah dari proyek pembangunan dan
kegiatan yang terkait
3. Pengembagan sumber daya manusia dan menggunakan jumlah waktu yang dapat
dikelola sebagai alat dan metode penelitian untuk mengimbangi. Sekitar 8%-10%
harus disediakan untuk pekerjaan tidak direncanakan (kegiatan yang tak terduga)
4. Identifikasi kendala untuk mengatasi perbedaan perencanaan dan kapasitas dan
memprioritaskan bisnis sehingga pekerjaan penting dan mendesak masih bisa
diselesaikan dan kekurangan (ekspektasi) dapat dikelola dan kebutuhan biaya
tambahan.
5. mengevaluasi Rencana dan identifikasi upaya upaya perencanaan atau membantu
menyelesaikan isu-isu prioritas.  Create/Build and Operat dan menjaga misi yang
jelas.
6. memastikan sumber daya yang memadai telah diidentifikasi dan dialokasikan sesuai
penjadwalan yang tepat. Gunakan Project Management Office untuk memeriksa
rencana proyek penggabungan atau berbagi sumber daya konsep yang digunakan
dalam kegiatan penunjang produksi, ditunjang pelatihan
7. Laporan PMO secara teratur. Identifikasi masalah keterampilan/kompetensi,
kapasitas atau serangkaian proses untuk mengelola permintaan, nilai kapasitas, dan
memahami organisasi Dibutuhkan kemampuan organisasi untuk merespon dan
mengatasi tantangan pengelolaan permintaan yang memerlukan perhatian.
KULIAH - TATAP MUKA X
Tanggal : 13 November 2009
Materi : Supply Chain Management Pada Jasa Konstruksi

Supply Chain Management (SCM) adalah pengelolaan jaringan bisnis yang saling
berhubungan yang terlibat dalam penyediaan akhir produk dan layanan paket yang
dibutuhkan oleh pelanggan akhir, meliputi kegiatan desain, perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pemantauan kegiatan rantai pasokan, termasuk semua gerakan dan
penyimpanan bahan baku, Work-In-Process Inventtory, dan barang jadi dari titik asal ke
titik konsumsi (rantai suplai).
Supply Chain Management adalah sebuah pendekatan fungsi lintas termasuk mengatur
pergerakan material mentah, aspek-aspek tertentu dari internal pengolahan bahan menjadi
barang jadi, dan pergerakan dari barang jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir,
dengan mengurangi kepemilikan sumber bahan baku dan saluran distribusi berdasarkan
fokus terhadap kompetensi dan fleksibel. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah
organisasi yang terlibat dalam memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi sementara
kontrol manajemen operasi logistik sehari-hari, meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi
di antara mitra rantai suplai sehingga meningkatkan visibilitas persediaan dan persediaan
kecepatan gerakan, menciptakan nilai, membangun infrastruktur yang kompetitif,
meningkatkan seluruh dunia logistik, sinkronisasi pasokan dengan permintaan, dan
mengukur kinerja secara global

Masalah Manajemen Rantai Suplai 


1. Konfigurasi Jaringan Distribusi: jumlah, lokasi dan misi jaringan pemasok, fasilitas
produksi, pusat distribusi, gudang, dermaga lintas dan pelanggan. 
2. Strategi Distribusi: pertanyaan tentang kendali operasi (sentralisasi, desentralisasi
atau bersama-sama), skema pengiriman, strategi pengisian ulang strategi, dan
pengendalian transportasi
3. Trade-off di kegiatan logistik: kegiatan-kegiatan di atas harus terkoordinasi dengan
baik dalam rangka mencapai terendah total biaya logistik. Trade-offs dapat
meningkatkan biaya total jika hanya salah satu kegiatan yang dioptimalkan. 
4. Informasi : integrasi proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi
berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris, transportasi, potensi
kolaborasi, dan lain-lain
5. Manajemen Inventaris : kuantitas dan lokasi inventaris, termasuk bahan baku,
Work-in-Progress, dan barang jadi
6. Cash-Flow : mengatur syarat-syarat pembayaran dan metodologi untuk bertukar
badan dana di dalam rantai pasokan. 
7. Eksekusi Rantai suplai berarti pengelolaan dan koordinasi pergerakan material,
informasi dan dana di seluruh rantai pasokan

Fungsi Kegiatan
Strategis :
1. Optimalisasi jaringan strategis
2. Kemitraan strategis dengan pemasok, distributor, dan pelanggan, menciptakan jalur
komunikasi untuk informasi kritis dan perbaikan operasional.
3. Manajemen siklus hidup produk
4. Infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung operasi rantai suplai. 
5. Keputusan apakah membuat atau beli
6. Menyelaraskan strategi organisasi secara keseluruhan dengan strategi pasokan. 

Taktis :
1. Sourcing kontrak dan keputusan pembelian. 
2. Keputusan produksi, termasuk kontraktor, penjadwalan, dan definisi proses
perencanaan. 
3. Keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, dan kualitas persediaan. 
4. Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan kontraktor. 
5. Pembandingan dari semua operasi melawan kompetitor dan implementasi dari
praktek-praktek terbaik di seluruh perusahaan. 
6. Jadwal pembayaran.
7. Fokus pada permintaan pelanggan. 

Operasional :
1. Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua node dalam rantai
pasokan
2. Penjadwalan produksi untuk masing-masing fasilitas manufaktur di rantai suplai
3. Permintaan perencanaan dan peramalan, mengkoordinasikan prediksi permintaan
dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok. 
4. Sourcing Planning, termasuk saat ini persediaan dan perkiraan permintaan, dalam
kolaborasi dengan semua pemasok. 
5. Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan penerimaan persediaan. 
6. Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi.
7. OPerasi Outbound, termasuk semua aktifitas pemenuhan, pergudangan dan
transportasi ke pelanggan. 
8. Order menjanjikan, akuntansi untuk semua hambatan-hambatan dalam rantai suplai,
termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain.
Proses rantai persediaan adalah:
1. Manajemen hubungan pelanggan
2. Manajemen pelayanan pelanggan
3. Demand Management
4. Pemenuhan order melalui Pengadaant, termasuk distribusi fisik
5. Manajemen arus Manufaktur
6. Supplier Relationship Management
7. Pengembangan produk dan komersialisasi
8. Returns management dan pengukuran kinerja

Komponen integrasi manajemen rantai suplai :


1. Perencanaan dan pengendalian
2. Struktur pekerjaan
3. Struktur organisasi
4. Struktur fasilitas aliran produk
5. Arus informasi struktur fasilitas
6. Metode manajemen
7. Struktur kepemimpinan
8. Risiko
9. Budaya dan sikap

Tantangan Supply and Value Chain Trends :


1. Globalisasi
2. Peningkatan lintas batas sumber
3. Kolaborasi untuk bagian rantai nilai dengan biaya rendah penyedia
4. Pusat layanan untuk logistik dan fungsi administrasi
Operasi Semakin global maka semakin memerlukan koordinasi global dan
perencanaan untuk mencapai optimum global
5. meningkatkan perusahaan-perusahaan menengah ke derajat yang meningkat
KULIAH - TATAP MUKA XI
Tanggal : 27 November 2009
Materi : Aspek Finansial
Produksi Konstruksi

Laporan Arus Kas merupakan suatu laporan yang mnyediakan informasi mengenai
pnerimaan kas dan pengeluaran kas oleh suatu entitas selama periode tertentu

Sistem Pelaporan Buku Besar/Laporan Keuangan


mengukur dan melaporkan status sumber daya keuangan dan perubahan yang terjadi dalam
sumber daya tersebut pada suatu periode tertentu yang menjadi kebijakasanaan perusahaan,
terdiri dari :
1. Neraca Arus Kas (Balance Sheet) : daftar harta, hutang, dan modal pada tanggal
tertentu, biasanya pada tanggal terakhir

Assets – Liabilities = Owner’s Equity


2. Perhitungan Rugi-Laba (Income Statement) : ringkasan dari pendapatan dan biaya
perusahaan
3. Laporan Modal : ringkasan perubahan modal yang telah terjadi dalam suatu peiode
tertentu

Fungsi Dasar Sistem Informasi Akuntansi :


1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang kegiatan-kegiatan dan transaksi-
transaksi sehingga organisasi dapat melihat kembali apa yang terjadi
2. Memproses data menjadi informasi yang beguna dalam pengambilan keputusan
yang memungkinkan manajemen untuk merencanakn, memutuskan, dan
mengontrol aktivitas-aktivitas yang terjadi
3. Menyediakan control yang cukup untuk melindungi asset-aset organisasi, termasuk
data-data yang ada, memastikan data-data tersedia ketika dibutuhkan, tepat dan
terpercaya

Berbagai pemakai informasi beserta kebutuhannya dikemukakan dalam Standard


Akuntansi Keuangan yaitu :
PEMAKAI INTERNAL PEMAKAI EKSTERNAL
pengambil keputusan yang secara langsung pengambil keputusan yang menyangkut
mempengaruhi kegiatan internal hubungan mereka dengan perusahaan
perusahaan.
1. Investor : untuk menentukan apakah 1. Pemerintah : untuk mengatur aktivitas
harus membeli, menjual atau perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
mempertahankan investasinya tersebut dan sebagai dasar untuk menyusun
statistic pendapatan nasional dan statistik
lainnya
2. Karyawan : stabilitas dan profitabilitas 2. Masyarakat : kecenderungan (trend) dan
perusahaan serta informasi untuk menilai perkembangan terakhir kemakmuran
kemampuan perusahaan dalam perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
memberikan balas jasa, manfaat pensiun
dan kesempatan kerja
3. Pemberi pinjaman : untuk memutuskan
apakah pinjaman serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo
4. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya :
memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh
tempo
5. Pelanggan : mengenai kelangsungan
hidup perusahaan

Hubungan antara Subsistem Informasi Akuntansi di Perusahaan Konstruksi :


Pemrosesan Transaksi

Dokumen sumber untuk pembayaran antara lain :


CONTOH INFORMASI YANG DIBERIKAN
Cek Pengeluaran kas
Bukti Pembelian dari Pembelian material atau layanan
Supplier
Kwitansi dari subkontraktor Permintaan pembayaran berdasarkan kemajuan
untuk pembayaran

Chart of Account (Daftar Sandi Perusahaan) : daftar rekening beserta daftar nomor yang
disusun dengan mengelompokkan jenis transasksi yang terjadi, untuk memudahkan
identifikasi rekening. Yang termasuk dalam rekening riil antara lain asset, liabilitas,
ekuitas; sedangkan rekening nominal antara lain pendapatan dan pengeluaran

Pendapatan adalah perubahan langsung dari produk akhir dan jasa menjadi uang tunai,
jenis pendapatan dalam perusahaan konstruksi yaitu pendapatan dari kontrak proyek dan
bunga bank.

Siklus Pengeluaran adalah kelompok kegiatan berulang pada akivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi yang berhubungan dengan pembelian dan pebayaran atas barang dan
jasa
Macam biaya yaitu :
1. biaya untuk proyek
2. pengeluaran umum dan administrasi (biaya Fixed Overhead) adalah pengeluaran
untuk kegiatan yang bersifat mendukung kegiatan operasi dan manajemen
perusahaan sebagai suatu kesatuan bisnis, bukan merupakan beban yang secara
langsung dapat dibebankan ke proyek
Yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya yang berhubungan dengan
pengeluaran kantor, biaya pendukung proyek yang sedang berlangsung, operasi dan
manajemen perusahaan. Pengeluaran yang termasuk dalam biaya pengeluaran
asuransi adalah biaya asuransi pembangunan (bilder risk), dan biaya pengeluaran
jaminan antara lain biaya jaminan penawaran, pelaksanaan, dan jaminan
pembayaran.

Siklus Konversi merupakan silus produks, yaitu suatu perusahaan mengkonversi sumber
daya input seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead, ke barang jadi atau jasa untuk
dijual

Perusahaan mengkonversi sumber daya input berupa biaya langsung dan biaya tak
langsung menjadi suatu prodk output berupa suatu konstrksi bangunan
Komponen biaya langsung adalah material, tenaga kerja, peralatan, biaya subkontraktor
Komponen biaya tak langsung (biaya overhead di lapangan) adalah biaya untuk
pengawasan dan pengontrolan proyek di lapangan, gaji staf, biaya kantor di lapangan,
biaya fasilitas pendukung

Laporan Arus Kas Kegiatan Operasi : seluruh aktivitas yang berkaitan dengan operasi
perusahaan dan tercantum dalam laporan ikhtisar rugi-laba
ALIRAN KAS MASUK ALIRAN KAS KELUAR
(CASH INFLOWS) (CASH OUTFLOWS)
Penjualan Barang atau jasa Pembelian persediaan dari pemasok
Pendapatan bunga hutang dari pihak lain Pembayaran Gaji/upah karyawan
dan dividen (Bunga saham) pihak lain
Pembayaran Pajak
Pembayaran Bunga Pinjaman
Pembayaran Lain-Lain pengeuaran

Laporan Arus Kas Kegiatan Investasi : seluruh aktivitas yang berkaitan dengan investasi
perusahaan baik internal (dalam bentuk Long-term Assets) maupun eksternal (investasi di
tempat lain)
ALIRAN KAS MASUK ALIRAN KAS KELUAR
(CASH INFLOWS) (CASH OUTFLOWS)
Penjualan harta perusahaan seperti Pembelian harta perusahaan seperti
tanah, bangunan, mesin, peralaan, dll tanah, bangunan, mesin, peralaan, dll
Penjualan jaminan utang atau jaminan Pembelian jaminan utang atau jaminan
modal pihak lain modal pihak lain
Pengembalian pokok pinjaman (hutang) Memberikan pinjaman (hutang) kepada
pihak lain pihak lain

Contoh Komponen dalam Laporan Arus Kas (Balance Sheet) :


AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
Kas dan Setara Kas Hutang Usaha
Investasi Jangka Pendek - Pihak Ketiga
Piutang Usaha - Pihak Ketiga - Pihak Hubungan Istimewa
Piutang Usaha - Hubungan Istimewa Hutang Bank dan Non Bank
Piutang Retensi Hutang Pajak
Tagihan Bruto Pemberi Kerja Pendapatan Diterima Dimuka
Piutang Lain-Lain Uang Muka Kontrak
Persediaan Biaya Masih HarusDibayar
Uang Muka Dibayar Bagian Kewajiban Jangka Panjang
Pajak Dibayar Dimuka yang Akan Jatuh Tempo Dalam 1 Tahun
Biaya Dibayar Dimuka Kewajiban Lancar Lain-Lain

AKTIVA TIDAK LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR


Aktiva Pajak Tangguhan Hutang Bank
Biaya Dtangguhkan Uang Muka Kontrak Jangka Panjang
Investasi Pada Perusahaan Asosiasi Hutang Jangka Panjang Lainnya
Piutang Pihak Yang Mmpunyai Hubungan Istimewa Kewajiban Imbalan Kerja
Tagihan Bruto Pemberi Kerja Jangka Panjang Htang Obligasi
Aktiva Tetap
Setoran Dana Kerjasama Operasi Ekuitas
Investasi Dalam Pelaksanaan Modal Saham
Jaminan Tambahan Modal Disetor
Aktiva Lain-lain Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Aktiva Dalam Operasi Penghentiaan Saldo Laba Dicadangkan
Saldo Laba Dicadangkan
JUMLAH AKTIVA JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kontrol internal adalah kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa
tindakan yang benar telah diambil untuk menghadapi resiko organisasi yang diidentifikasi,
dengan tujuan :
1. menjaga aktivitas perusahaan
2. jaminan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi
3. mempromsikan efisiensi operasi perusahaan
4. mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen
PRODUKSI DALAM KONSTRUKSI :
Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena
memproduksi dan mendistribusikan produk.
Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang
bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari
setiap organisasi industri.      
Produksi adalah proses transformasi (penambahan nilai) dari input (tingkat modal,
material, energi, informasi, manajerial) menjadi sebuah output (produk /jasa)
Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan
fungsional. Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah
yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar,
selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional.
Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut :
1. mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu
sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan
komponen struktural yang membangun sistem produksi tersebut
2. mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk
berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar
3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output
secara efektif dan efisien.
4. mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya

You might also like