Professional Documents
Culture Documents
Bentuk akar implan sangat dekat dan identik dengan akar gigi alami.
Untuk memiliki implan jenis ini, Anda harus memiliki luas dan mendalam
tulang. Para dokter gigi dengan hati-hati akan menempatkan implan di
dalam tulang rahang dan memasukkan beberapa jahitan.
Bentuk piring implan yang digunakan ketika tulang sempit dan tidak
cocok untuk bentuk akar implan. Daerah itu tidak baik untuk mencangkok
tulang baik. Implan dibentuk dalam bentuk piring sehingga dapat
menyelinap masuk lagi penyembuhan tergantung pada osseointegration,
dan seluruh prosedur tetap sama seperti bentuk akar implan.
Implan gigi digunakan untuk mengganti gigi yang hilang. Walaupun hal
ini tampaknya menjadi solusi permanen dan abadi untuk gigi yang hilang,
tidak semua orang kandidat yang sempurna untuk implant.Putting dalam
implan gigi merupakan proses pembedahan, dan diperlukan dua orang
untuk tiga Sittings.
Sebagian besar kali, operasi implan gigi selalu berhasil. Namun, ada
kemungkinan 10 persen mungkin gagal total. Ini biasanya terjadi karena
miskin osteointegration mana mendapatkan implan longgar, jatuh keluar
atau retak.
http://www.scumdoctor.com/Indonesian/dental-health/dental-implant/Dental-
Implants-And-Complications.html
TEKNIK implan gigi kian populer. Hanya melalui proses 15 menit, Anda bisa mendapatkan kembali
kenyamanan mengunyah makanan dan senyum indah yang memesona.
Gigi ompong sudah pasti akan merusak penampilan Anda. Selain mengganggu penampilan, gigi ompong
juga membuat Anda tak nyaman saat makan. Makanan yang masuk ke dalam mulut tidak akan tecerna
dengan baik jika pengunyahan pun tidak sempurna. Memasang gigi palsu biasanya menjadi solusinya.
Namun, penggunaan gigi palsu tidaklah senyaman gigi asli. Plat dan kawat pada gigi sangat mengganggu
penampilan.
Belum lagi gigi palsu ini juga mudah lepas bila digunakan untuk beraktivitas berlebihan. Pada pemasangan
gigi palsu dengan sistem di jaket misalnya, malah bisa merusak gigi yang lain.
"Teknik tersebut akan merusak gigi tetangga pada saat pemasangan karena ada yang dikorbankan," kata
ahli bedah mulut dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Moestopo (Beragama), Drg Devya Linda S.J
SpBM,Fisid.
Untuk mengatasi hal tersebut, dunia kedokteran gigi pun bekerja keras mencari solusi. Dental implant atau
implan gigi adalah jawabannya.
Implantasi gigi adalah sebuah cara menggantikan fungsi gigi asli dengan gigi tiruan. Implan gigi dilakukan
dengan cara menanamkan gigi dalam tulang alveolar (tulang rahang), yaitu sebagai pengganti akar gigi
asli dan perlekatannya dengan tulang terjadi secara osteointegrasi (implan menyatu dengan tulang).
"Implan merupakan satu-satunya cara yang bisa menggantikan fungsi gigi asli," ujarnya.
Mereka yang memilih untuk memasang gigi dengan cara ini biasanya orang yang sudah mulai mengeluh
pada saat makan dan mulai merasa tidak nyaman. "Mereka ingin nyaman sama seperti mereka masih
mempunyai gigi asli dulu," ucap dokter yang memiliki klinik di kawasan Bintaro ini.
Namun, tidak semua orang bisa menggunakan implan. Penderita diabetes dan kelainan tulang tidak bisa
melakukan teknik ini bila gigi mereka tanggal.
"Selain itu, perokok berat juga tidak bisa menggunakan implan karena rokok akan mengganggu proses
healing (penyembuhan)," tandas konsultan klinik Lipo Karawaci ini. Hal yang sama juga dikatakan
Implantologist & Aesthetic Dentist, Drg. Lita R. Darmawan, Fisid.
Ia mengatakan bahwa tidak ada kontradiksi untuk pemasangan implan gigi, tetapi pasien yang mempunyai
kebiasaan merokok sebaiknya mengurangi atau berhenti sama sekali.
Untuk pasien yang mempunyai riwayat penyakit diabetes, harus juga mengontrol kadar gulanya dulu
sebelum melakukan pemasangan implan gigi. Sementara pasien dengan riwayat penyakit sistemik tertentu
sebaiknya melakukan konsultasi kepada dokter spesialis penyakit dalam.
Untuk anak-anak pemasangan implan tidak disarankan. Dikarenakan mereka masih dalam masa
pertumbuhan tulang rahang. Namun, jika anak sudah memasuki umur 12 tahun di mana perkembangan
rahangnya sudah sempurna, maka implan pun sudah bisa dipasang.
"Tetapi intinya,metode implan gigi ini tidak dianjurkan diaplikasikan pada anak-anak, tetapi lebih tepat bagi
pasien dewasa atau ketika pertumbuhan tulang sudah selesai," ucap dokter yang juga pemilik Kharinta
Dental Clinic.
Lita mengatakan, meskipun memiliki kelebihan, implan gigi ini juga mempunyai kelemahan, yakni tak cocok
untuk perokok.Rokok akan cepat merusak gigi implan tersebut. Sebelum proses tanam gigi dimulai, ada
beberapa prosedur yang harus dijalani.
Pasien terlebih dahulu harus menjalani pengambilan foto X-Ray untuk melihat ketebalan gigi dan
memastikan apakah ada kelainan pada bagian tulang.Kondisi tulang gigi pasien harus sehat dan cukup
tebal karena pasien yang sudah kehilangan gigi lama biasanya tulangnya menciut dan menipis.
"Bagi pasien yang seperti ini, maka harus dilakukan penambahan tulang sebelumnya melalui metode
grafting dan semua itu bisa dilakukan sebelum pemasangan implan gigi," tutur Lita.
Bila kondisi gigi pasien sudah memenuhi syarat, barulah proses tanam gigi dilakukan.Yang pasti dengan
gigi impian, seseorang akan mendapatkan kembali kenyamanan saat mengunyah juga senyum indah.
http://lifestyle.okezone.com/index.php/read/2009/05/07/195/217326/senyum-
indah-si-gigi-implan
1Bagian Ilmu Bedah Mulut, 2Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Summary
Dental implant is a fixture which is surgically inserted into a living bone tissue to aid providing abutment for
placement of a dental prosthesis.The most important step to begin whit is to determine the prosthetic design since
this will be reffering point of the whole procedure including the placement of the implant. Therefore a good
interdisciplinary team work is obligatory especially of Oral Surgery and Prosthodontics.Bone-lock is a dental
implant system of an endosteal type whit a closed method and has a transgingival abutment set.(J Med Nus.
2004; 25:35-36)
Ringkasan
Implan gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan dengan tujuan agar gigi tiruan dapat
dipasang di atasnya. Sebelum implan ditanam terlebih dahulu desain prostetiknya dibuat terlebih dahulu dan
dikonsultasikan ke bagian bedah mulut. Implan gigi system bone-lock termasuk implant endosteal dengan system
tertutup dan mempunyai transgingival abutment set .(J Med Nus. 2004; 25:35-36)
PENDAHULUAN
Implan gigi merupakan suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau ke dalam tulang
rahang agar gigitiruan dapat dipasang di atasnya.Alat ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian supra struktur dan
bagian infra struktur.Bagian infra struktur tertanam dalam tulang rahang dan berfungsi sebagai kaitan dan bagian
atas sebagai tempat gigitiruan dipasang/supra struktur. 1,2
Implan gigi adalah suatu teknik mengganti gigi yang hilang yang semakin popular saat ini seperti gigi yang muncul
dari dalam tulang rahang sama dengan gigi asli, sehingga problem perbedaan tekanan jaringan pendukung
hampir tidak ada.3
Salah satu kekurangan implant gigi adalah harganya yang relative mahal dan pembuatannya membutuhkan
keterampilan operator secara khusus.Untuk itu maka implant gigi system bone-lock dipertimbangkan
pembuatannya agar kekurangan dari implant gigi ini dapat diatasi.4,5
TINJAUAN PUSTAKA
Keberhasilan pembuatan implant gigi dalam jangka panjang ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : indikasi yang
tepat, kerjasama pasien, prosedur pembedahan yang tepat dan pemilihan/desain implant yang sesuai dengan
kasus.Kebanyakan kegagalan tersebut diakibatkan karena kesalahan pembuatan restorasi gigitiruan diatasnya.6
LAPORAN KASUS
Pasien seorang wanita, usia 35 tahun datang ke klinik gigi yang ingin dibuatkan gigi tiruan implan, karena pasien
sudah pernah dibuatkan gigi tiruan lepasan tetapi hasilnya tidak memuaskan. sebelum dilakukan pemasangan
terlebih dahulu didiskusikan dengan dokter spesialis bedah mulut mengenai angulasi, posisi, diameter dan
panjang implan yang akan ditanam
PROSEDUR PEMBUATAN
1. Pembuatan study model
Pembuatan study model dilakukan sebelum penanaman implant. Study model ini bertujuan :
- Menentukan apakah ketebalan tulang cukup untuk menerima implant yang akan mendukung restorasi prostetik
diatasnya
- Menentukan jumlah, angulasi dan posisi, diameter dan panjang implant yang akan ditanam.
- Memperkirakan hasil perawatan
2. Penanaman Implan
Penanaman implant dilakukan di Bagian Bedah Mulut Setelah penanaman implant selama 4 bulan dilakukan
pembedahan tahap kedua untuk membuka primary healing cap dan memasang transgingival abutment dengan
connecting srew dan ditutup dengan secondary healing cap.
3. Pembuatan Model Kerja
Pencetakan transgingival dilakukan setelah jaringan luka pembedahan sembuh.Secondary healing cap dibuka
dan di atasnya dipasang conical abutment dan di sekrup dengan connecting screw , kemudian transfer cap
dipasang pada conical abutment. Selanjutnya dilakukan pencetakan dengan bahan cetak elastomer.Setelah
cetakan mengeras dan dikeluarkan dari dalam mulut transfer cap akan terikut pada cetakan. Conical abutment
dan connecting screw dikeluarkan dari mulut pasien dan disatukan dengan universal impression set dan
disatukan pada transfer cap pada cetakan lalu dicor dengan gips.Hasilnya adalah model kerja .
4. Pembuatan Mahkota
Conical abutment dilepas dari model kerja dan diganti dengan secondary abutmen yang terbuat dari plastic atau
dari bahan precious metal alloy.Selanjutnya dilakukan pencgecoran inti abutment dicobakan ke dalam mulut dan
dibuatkan lapisan porselen.
5. Pemasangan mahkota bersama connecting screw dan ditutup dengan komposit.
PEMBAHASAN
Pencetakan implant hanya membutuhkan satu macam universal set impression karena implant system bone-lock
mempunyai transgingival abutment yang mempunyai diameter yang sesuai dengan conical abutment.
Pemilihan tinggi transgingival abutment tergantung ketebalan mukosa, ruangan yang tersedia, dan estetika.
Inti abutment yang dipasang pada transgingival abutment dapat berasal dari pabrik atau dapat dibuat sendiri di
laboratorium.
KESIMPULAN
1. Pembuatan implant system bone-lock merupakan suatu alternatif untuk mengurangi biaya pembuatan implant
yang mahal dan juga prosedur pembuatan implant yang sulit
2. Pemasangan mahkota implant dapat disemen ke inti abutment atau dapat disekrup langsung pada
transgingival abutment.
http://med.unhas.ac.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=151
Penggunaan dental implant (implan gigi) saat ini sudah semakin meluas, dan telah menjadi
salah satu alternatif terbaik dari berbagai macam gigi tiruan. Prinsip dari implan gigi serupa
dengan gigi tiruan jenis lain yaitu memperbaiki fungsi pengunyahan. Bedanya, gigi tiruan
jenis lain umumnya hanya menggantikan mahkota gigi, sedangkan implan terdiri dari dua
bagian yaitu intrastruktur yang tertanam dalam tulang dan berfungsi untuk menggantikan
akar gigi dan suprastruktur yang fungsinya menggantikan mahkota gigi.
Sebagai ilustrasi, implan gigi ini dapat
dikatakan seperti sekrup yang dipasang di
dalam tulang, kemudian bagian atasnya
dipasangkan mahkota tiruan. Oleh karena itu
implan gigi dapat digunakan untuk
menggantikan satu atau lebih gigi. Sekrup
tersebut berfungsi untuk menggantikan akar
gigi yang menerima beban kunyah dan
meneruskannya ke tulang rahang, dan
sekaligus mempertahankan ketinggian tulang
rahang karena rahang tak bergigi lama
kelamaan akan menyusut.
Namun belakangan ini, permintaan masyarakat akan perawatan implan gigi sudah mulai
meningkat, demikian juga dokter gigi yang mumpuni untuk melakukan perawatan ini pun
semakin banyak. Meski demikian, tidak berarti pembuatan implan gigi sesuai untuk semua
pasien. Ada syarat-syarat dan kondisi tertentu yang harus dipenuhi supaya perawatan ini
membuahkan keberhasilan.
Kondisi seperti apa yang tidak memungkinkan untuk pemasangan implan gigi?
Kontraindikasi pemasangan implan gigi dapat dipandang dari aspek umum medis dan aspek
lokal.
Implan gigi akan berkontak langsung dengan jaringan tubuh, di mana jaringan dapat
memberikan reaksi penolakan terhadap benda asing. Oleh karena itu suatu material harus
memenuhi syarat-syarat tertentu untuk dapat dijadikan material implan gigi.
Perkembangan yang begitu pesat telah dilakukan pada material titanium murni maupun
paduan, sebab sifat logam tersebut sebagian besar memenuhi persyaratan sebagai material
implan dibandingkan logam lain.
Logam titanium murni ataupun paduan (alloy) memiliki biokompatibilitas dan biomekanis
yang lebih baik dari logam lain. Titanium juga bersifat inert dan sangat tahan terhadap korosi
karena dapat membentuk lapisan titanium oksida (TiO2) dengan spontan dan sangat cepat
dipermukaannya. Lapisan ini sering disebut passive layer, di mana lapisan ini tidak larut
dalam cairan tubuh sehingga mencegah lepasnya ion-ion logam yang dapt bereaksi dengan
jaringan tubuh. Dengan keunggulan tersebut titanium paling banyak digunakan sebagai
material dasar implan gigi.
Sejak pertama kali diperkenalkan, prosedur pemasangan implan telah berkembang pesat
menjadi lebih mudah dan cepat. Perawatan akan dilakukan di bawah anestesi (bius) lokal
yang akan menimbulkan rasa kebas pada daerah mulut dan rahang, sehingga pasien tidak
akan merasa sakit. Namun mengingat implan adalah benda asing yang ditanam dalam tubuh
tentu akan menimbulkan reaksi yaitu peradangan dan rasa sakit. Seberapa parahnya kondisi
tersebut tergantung dari kerumitan masing-masing kasus dan alat implan yang digunakan.
Pasien dengan ketinggian tulang yang tidak mencukupi untuk pemasangan implan gigi maka
sebelumnya harus dilakukan penambahan tulang dengan cara bone grafting, semacam
pencangkokan tulang. Sumber tulang yang terbaik untuk dicangkokkan ke daerah yang akan
dipasang implan adalah dari tubuh pasien sendiri, yang dapat diambil dari tulang dagu, tulang
panggul, dan tulang kering. Pasien tidak perlu takut berlebihan mengenai prosedur ini karena
tulang yang diambil sangat sedikit. Namun pada sebagian besar kasus, bone grafting ini tidak
perlu dilakukan selama ketinggian tulang cukup untuk mendukung implan.
Tingkat keberhasilan implan gigi sebetulnya sangat tinggi, dan dapat bertahan hingga
bertahun-tahun. Dari hasil penelitian dan pengalaman klinis didapati bahwa kesuksesan
implan gigi jangka panjang sangat dipengaruhi oleh osseointegrasi material implan ke
jaringan sekitar. Osseointegrasi dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya anatomi tulang,
desain implan, prosedur pembedahan, umur dan jenis kelamin pasien, efek beban yang
diterima implan, dan karakteristik permukaan implan. Pemeliharaan implan oleh pasien juga
sangat mempengaruhi ketahanan dan kesuksesannya.
Keterampilan dan keahlian dokter gigi juga turut mempengaruhi keberhasilan perawatan.
Perawatan ini tidak spesifik untuk salah satu bidang spesialisasi tertentu di bidang kedokteran
gigi, namun umumnya dilakukan oleh dokter gigi spesialis periodonti, prosthodonti, bedah
tulang atau kerja sama dalam tim. Meski demikian, cukup banyak dokter gigi umum yang
mengikuti pengayaan ilmu mengenai implan gigi dan memiliki keahlian untuk melakukan
perawatan tersebut. Dokter gigi akan memilih jenis, ukuran dan disain implan gigi yang
tergantung pada lokasi pemasangan implan, dan bagaimana keadaan tulang rahang serta jenis
gigi yang akan didukung oleh implan.[]
http://www.klikdokter.com/article/detail/679
www.sxc.hu
TEMPO Interaktif, Satu jam seusai operasi implan gigi, Rhicard Soh bisa langsung
menggigit semangka. Tidak tampak rasa sakit di raut muka pria berusia 56 tahun ini. Padahal
12 gigi berbahan logam titanium baru ditanam di gusinya dalam keadaan sadar.
Soh dioperasi oleh spesialis bedah mulut Universitas Trisakti, drg Marzella Mega Lestari,
MDS, di Jakarta, Sabtu siang lalu, dengan menggunakan metode "Nobel Guide Teeth in an
Hour". Marzella dibimbing oleh dua pakar implan gigi dari Specialist Dental Group--sebuah
klinik gigi multi-spesialis di Mount Elizabeth Medical Centre, Singapura.
Saat melakukan jumpa media di klinik gigi Ganda Pigunayasa, Jakarta, Soh mengaku senang.
Sebab, sebelumnya, Soh, yang merupakan warga negara Negeri Singa, adalah pengguna gigi
palsu lepasan--dan kesulitan bila melahap makanan lengket serta bertekstur keras.
Sejak dulu masalah gigi ompong memang identik dengan penggunaan gigi palsu. Meski
sederhana, prosedur copot-pasang gigi tiruan itu kerap merepotkan, malah bisa menimbulkan
masalah. Seperti seorang nenek di Medan, yang dirawat intensif karena menelan gigi
palsunya beberapa waktu lalu.
Itu adalah cerita lama. Kini perkembangan teknologi kedokteran gigi maju pesat. Pasien yang
kehilangan gigi cuma membutuhkan waktu 1 jam untuk mendapatkan kembali senyum
cemerlangnya. Nama teknik itu adalah Nobel Guide Teeth in an Hour--sebuah prosedur
tanam gigi tanpa meninggalkan bekas luka--yang dipraktekkan pada Soh.
Teknik ini berbeda dengan tanam gigi konvensional yang memakan waktu 4-9 bulan.
Menurut pakar implan gigi dari Specialist Dental Group, Dr Ansgar C. Cheng, teknik
konvensional membutuhkan selang waktu antara pemasangan implan dan gigi penggantinya.
"Sementara itu, dengan teknik Teeth in an Hour, implan dan gigi pengganti dipasang pada
waktu yang bersamaan," ujarnya di kesempatan yang sama.
Cheng menjelaskan, dalam sekali proses, teknik ini membolehkan 14 gigi bisa ditanam
dengan gangguan minim. Saat proses pemasangan, pasien masih sadar di bawah bius lokal,
dan tidak diperlukan sayatan serta jahitan. Setelah itu, pasien dapat kembali beraktivitas
seperti sediakala. Sebelum dilakukan teknik ini, sejawat Cheng, Dr Neo Tee Khin,
mengatakan dokter membuat diagnosis terhadap pasien. Pasien akan melalui proses
Computer Aided Tomography Scan untuk dilihat gambaran tulang rahang mereka dalam
bentuk tiga dimensi.
Gambaran itu nantinya dikirim ke laboratorium di Swedia, di mana aturan operasi dan gigi
yang disangga implan dibuat. Kira-kira dua pekan setelah konsultasi awal, implan dan gigi
dapat dipasang. Namun, menurut Cheng, beberapa pasien yang memiliki kondisi tertentu
mungkin memperpanjang waktu perawatan.
Dalam perawatan, pasien akan diberi obat yang disarankan. Mereka diharapkan merawat gigi
tanam selayaknya gigi asli. "Apalagi implan yang dipasang adalah permanen," kata anggota
Komite Persatuan Prosthodontik Singapura itu. Pasalnya, infeksi bisa timbul apabila pasien
tidak bersih dan tak melakukan cek rutin. "Khususnya bagi perokok." Prosedur ini terhitung
masih baru. Harga yang ditawarkan juga masih tergolong borju. Di klinik gigi Specialist
Dental Group saja, pasien harus merogoh kocek minimal sebesar 6.000 dolar Singapura atau
sekitar Rp 40 juta. l HERU TRIYONO
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2010/02/22/brk,20100222-
227407,id.html
RESTORASI IMPLAN SISTEM BONE-LOCK
M. Hatta Hasan Sulle1, Edy Machmud2
1Bagian Ilmu Bedah Mulut, 2Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin
Summary
Dental implant is a fixture which is surgically inserted into a living bone tissue to aid
providing abutment for placement of a dental prosthesis.The most important step to begin
whit is to determine the prosthetic design since this will be reffering point of the whole
procedure including the placement of the implant. Therefore a good interdisciplinary team
work is obligatory especially of Oral Surgery and Prosthodontics.Bone-lock is a dental
implant system of an endosteal type whit a closed method and has a transgingival abutment
set.(J Med Nus. 2004; 25:35-36)
Ringkasan
Implan gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan dengan tujuan
agar gigi tiruan dapat dipasang di atasnya. Sebelum implan ditanam terlebih dahulu desain
prostetiknya dibuat terlebih dahulu dan dikonsultasikan ke bagian bedah mulut. Implan gigi
system bone-lock termasuk implant endosteal dengan system tertutup dan mempunyai
transgingival abutment set .(J Med Nus. 2004; 25:35-36)
PENDAHULUAN
Implan gigi merupakan suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau ke
dalam tulang rahang agar gigitiruan dapat dipasang di atasnya.Alat ini terdiri atas dua bagian
yaitu bagian supra struktur dan bagian infra struktur.Bagian infra struktur tertanam dalam
tulang rahang dan berfungsi sebagai kaitan dan bagian atas sebagai tempat gigitiruan
dipasang/supra struktur. 1,2
Implan gigi adalah suatu teknik mengganti gigi yang hilang yang semakin popular saat ini
seperti gigi yang muncul dari dalam tulang rahang sama dengan gigi asli, sehingga problem
perbedaan tekanan jaringan pendukung hampir tidak ada.3
Salah satu kekurangan implant gigi adalah harganya yang relative mahal dan pembuatannya
membutuhkan keterampilan operator secara khusus.Untuk itu maka implant gigi system
bone-lock dipertimbangkan pembuatannya agar kekurangan dari implant gigi ini dapat
diatasi.4,5
TINJAUAN PUSTAKA
Keberhasilan pembuatan implant gigi dalam jangka panjang ditentukan oleh beberapa faktor
yaitu : indikasi yang tepat, kerjasama pasien, prosedur pembedahan yang tepat dan
pemilihan/desain implant yang sesuai dengan kasus.Kebanyakan kegagalan tersebut
diakibatkan karena kesalahan pembuatan restorasi gigitiruan diatasnya.6
LAPORAN KASUS
Pasien seorang wanita, usia 35 tahun datang ke klinik gigi yang ingin dibuatkan gigi tiruan
implan, karena pasien sudah pernah dibuatkan gigi tiruan lepasan tetapi hasilnya tidak
memuaskan. sebelum dilakukan pemasangan terlebih dahulu didiskusikan dengan dokter
spesialis bedah mulut mengenai angulasi, posisi, diameter dan panjang implan yang akan
ditanam
PROSEDUR PEMBUATAN
1. Pembuatan study model
Pembuatan study model dilakukan sebelum penanaman implant. Study model ini bertujuan :
- Menentukan apakah ketebalan tulang cukup untuk menerima implant yang akan mendukung
restorasi prostetik diatasnya
- Menentukan jumlah, angulasi dan posisi, diameter dan panjang implant yang akan ditanam.
- Memperkirakan hasil perawatan
2. Penanaman Implan
Penanaman implant dilakukan di Bagian Bedah Mulut Setelah penanaman implant selama 4
bulan dilakukan pembedahan tahap kedua untuk membuka primary healing cap dan
memasang transgingival abutment dengan connecting srew dan ditutup dengan secondary
healing cap.
3. Pembuatan Model Kerja
Pencetakan transgingival dilakukan setelah jaringan luka pembedahan sembuh.Secondary
healing cap dibuka dan di atasnya dipasang conical abutment dan di sekrup dengan
connecting screw , kemudian transfer cap dipasang pada conical abutment. Selanjutnya
dilakukan pencetakan dengan bahan cetak elastomer.Setelah cetakan mengeras dan
dikeluarkan dari dalam mulut transfer cap akan terikut pada cetakan. Conical abutment dan
connecting screw dikeluarkan dari mulut pasien dan disatukan dengan universal impression
set dan disatukan pada transfer cap pada cetakan lalu dicor dengan gips.Hasilnya adalah
model kerja .
4. Pembuatan Mahkota
Conical abutment dilepas dari model kerja dan diganti dengan secondary abutmen yang
terbuat dari plastic atau dari bahan precious metal alloy.Selanjutnya dilakukan pencgecoran
inti abutment dicobakan ke dalam mulut dan dibuatkan lapisan porselen.
5. Pemasangan mahkota bersama connecting screw dan ditutup dengan komposit.
PEMBAHASAN
Pencetakan implant hanya membutuhkan satu macam universal set impression karena implant
system bone-lock mempunyai transgingival abutment yang mempunyai diameter yang sesuai
dengan conical abutment.
Pemilihan tinggi transgingival abutment tergantung ketebalan mukosa, ruangan yang tersedia,
dan estetika.
Inti abutment yang dipasang pada transgingival abutment dapat berasal dari pabrik atau dapat
dibuat sendiri di laboratorium.
KESIMPULAN
1. Pembuatan implant system bone-lock merupakan suatu alternatif untuk mengurangi biaya
pembuatan implant yang mahal dan juga prosedur pembuatan implant yang sulit
2. Pemasangan mahkota implant dapat disemen ke inti abutment atau dapat disekrup
langsung pada transgingival abutment.
DAFTAR RUJUKAN
1. Branemark .The Branemark implant system which of four patient can be treated. A
seminar arranged by nobelpharma, 1998,Singapore.
2. Denholltz. M, Denholtz . E. The dental facelift. Reinholt and Co. Van Nostrand New york,
1981.
3. Hasting. G.W. Mechanical properties of biomaterials . Jhon Wiley and Son. New York,
1980, hal. 407-30.
4. Kirsch.A. Osseointegrated implant in the treatment of partially edentulous patients. The
international journal of oral maxillofacial implant,1987.Vol. 6. hal 211-217
5. Renk.A. Bone-lock implant Lea and Fabiger, 1994. Hal.90-94
6. Fujiwara.Y. Tinjauan tentang desain dan syarat-syarat restorasi prostetik di atas dental
implant .FKG-Mustopo ( beragama ).1987.Jakarta.
7. Leibinger. Intrumentation bone-lock endosteal implant, catalog.Jerman,1994
http://med.unhas.ac.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=151&Itemid=91
Peninjauan Ulang Mengenai Aspek Korosi dari Implan Gigi yang Terbuat
Abstrak
yang unik. Digunakan dalam kedokteran gigi sebagai bahan tuang dan
untuk bahan tempa. Adanya produk reaksi dari korosi dalam kurun
waktu yang lama dan berlanjutnya proses korosi dapat memicu
aspek korosi dan biokompatibilitas implan gigi dari bahan titanium dan
suatu bahan.
titanium.
sekitar 30 spesies bakteri ( total jumlah bakteri saliva adalah 5 ribu juta
dan fungi serta produk-produknya, seperti asam organik dan enzym, sel
amat dingin (0 derajat celsius) sampai kopi yang panas dan soup.
Faktor lain, misalnya suhu, kuantitas dan kualitas dari saliva, plak, pH,
protein dan unsur fisika dan kimia dari makanan dan cairan yang dapat
keterbatasan dari umur kelelahan dan kekuatan dari suatu bahan yang
stabil secara kimia karena tidak memicu korosi yang bermakna dalam
rongga mulut, komponen utama dari alloy tersebut, antara lain: emas,
dari metal. Daya tahan terhadap korosi sangat penting untuk diteliti
metal dan alloy serta reaksi yang beracun. Pembebasan elemen dapat
kedokteran gigi. Implan gigi terbuat dari bahan yang biokompatibel dan
kekuatan, rigiditas, dan duktilitas yang mirip dengan alloy lainnya. Oleh
karena itu, bahan tuang dari titanium murni memilki unsur mekanis
yang mirip dengan tipe III dan tipe IV alloy emas, beberapa bahan
tuang alloy titanium seperti: Ti-6Al-4V dan Ti-15V memiliki unsur yang
mirip dengan bahan tuang Ni-Co dan Co-Cr dengan modulus elastisitas
oksida TiO2, yang tidak lembam terhadap serangan korosif. Pada saat
kontak metallik dan anoda merupakan permukaan atau sisi dimana ion
positif terbentuk ( misalnya permukaan metal pada proses reaksi
Meskipun pecahnya implan gigi sangat jarang ditemui, hal ini dapat
bertahan terhadap paparan dari cairan klorin fisiologis pada suhu yang
dan mahkota metal yang terbuat dari bahan alloy Ni-Cr-Mo akibat
skeletal.
REAKSI LOKAL
atau nyeri saat menelan pada regio dari implan tanpa adanya infeksi
KOROSI
mulut yang disebabkan oleh saliva, dan garam yang bertindak sebagai
elektrolit. Oleh karena itu, proses korosi dikontrol oleh variabel ini.
TIPE KOROSI
Terdapat dua tipe reaksi korosi : kimia dan elektrokimia. Pada korosi
dan non metal untuk menghasilkan sebuah komposisi kimia yang terjadi
elektrolit cair lainnya. Tipe korosi yang umum terjadi ini sangat
mungkin terjadi dengan tipe reaksi diatas yang disajikan pada gambar
1 dan tabel 1.
kloride merupakan dua faktor utama pada proses inisiasi dan propagasi
dan memicu proses korosi lokal. Korosi pada sulkus dari stainless steel
pada daerah yang terdapat larutan garam sudah diketahui secara luas.
Produk korosi seperti Fe, Cr, dan Ni, serta komponen utama dari
kloride asam yang tinggi sewhingga terjadi laju korosi yang tinggi.
Tabel 1
titik pada
metal dasar,
Korosi sulkus/ crevise korosi sulkus terjadi antara dua permukan yang
saling berdekatan at
oksigen
Korosi galvanik korosi galvanik terjadi pada saat alloy yang tidak cocok
ditempatkan
jaringan
Tekanan korosi tekanan korosi terjadi karena kelelahan dari metal pada
saat terhubu
Korosi erosi dan fretting( kombinasi dari korosi cairan dan hasil
velositas cairan pada erosi Zig zag) korosi. Korosi fretting terjadi pada
na jaringan
korosi intergranular kemurnian suatu bahan yang reaktif mungkin
dan rusaknya
KOROSI GALVANIK
Bentuk paling umum dari korosi, yang biasanya terjadi pada implan
terhadap serangan korosi. Pada saat lapisan oksida yang stabil pecah
metal lainnya. Arus galvanik dari titanium atau bahan restoratif metalik
cukup mahal. Oleh karena itu, biasanya digunakan alloy temuan baru,
yaituNi-Cr, Ag-Pd dan Co-Cr bi. Alloy ini memiliki unsur mekanis yang
Jika dua atau lebih bahan prostetik kedokteran gigi digunakan/ sebagai
restorasi yang terbuat dari bahan alloy yang berbeda terpapar dengan
cairan mulut, maka terjadi perbedaan hasil potensial korosi pada aliran
korosi pada metal. Arus galvanik melewati metal/ sambungan metal dan
terjadi stres dan korosi pit. Sensitifitas kekuatan mekanis dan titik
merupakan tipe lain dari korosi-erosi, tetapi terjadi pada fase uap.
KOROSI MIKROBIAL
efek dari bakteri dalam lingkungan rongga mulut pada korosi dari
bahan kedokteran gigi yang terbuat dari metal masih belum diketahui
secara pasti. Efek dari aktifitas enzyme dan degradasi dari resin
bahwa korosi memiliki peran penting pada bahan kedokteran gigi dari
passive. Formasi dari asam organik selama proses jalur glukolisis dari
besi serta reaksi produk viz. MnO2, FeO, Fe2O3, MnCl2, FeCl2 yang
biofilm, permukaan metal diantara biofilm dan area lain yang terpapar
oksigen dengan jumlah yang berbeda, memicu terjadinya kreasi dari sel
aerasi yang berbeda. Daerah yang sedikit sel aerasinya menjadi anoda,
yang mana memicu korosi dengan melepaskan ion metal pada saliva.
Ion metal ini dikombinasi dengan produk akhir dari bakteri, bersamaan
yang lebih korosive seperti MnCl2, FeCl2, dll yang memicu korosi lebih
lanjut. Korosi mikrobial terjadi pada saat produk sampah berupa asam
dari mikroba dan bakteri memicu proses korosi pada permukaan metal.
obat kumur, pasta gigi, dan gel profilaktik telah digunakan secara luas
dan sikat gigi. Efek dentrifis dari ion flouride pada resistensi korosi dari
Ti atau alloy-Ti telah dilaporkan secara luas. Ion flouride sangat memicu
pada proses perlindungan terhadap film TiO2 pada Ti dan alloy-Ti. Gel
osteointegrasi.
dissolusi dari komponen alloy dan (ii) aliran arus yang dihasilkan dari
dengan titanium. Cortada, dkk juga melaporkan bahwa ion metalik juga
dilepaskan pada saliva buatan dari implan titanium dalam rongga mulut
pekerjaan ini, pelepasan ion metalik pada implan rongga mulut dimana
titanium dan alloy dalam kedokteran gigi juga diteliti oleh Grosgogeal,
kasus yang jarang terjadi dalam penggunaan Ti/ alloy kedokteran gigi.
Tipe dari korosi lain, antara lain korosi pit dan sulkus (crevise) juga
ukuran partikalnya untuk aplikasi implan gigi. Hal ini telah diketahui
secara komersil (CP-Ti) pada implan gigi meningkat pada saat metal
lingkungan perantara. Situasi ini tidak sering terjadi pada restorasi gigi
berlanjut.
KESIMPULAN
bahan kedokteran gigi dapat diterima oleh jaringan tubuh dan stabilitas
http://titianputri.blogspot.com/2009/11/tingkat-korosi-pada-implant-gigi-
dengan.html
Dental Implant
Dental implant adalah gigi palsu (dari bahan sintetik) yang dipasang ke dalam mulut pasien
melalui tindakan pembedahan sehingga gigi palsu ini tertanam ke dalam tulang rahang.
Dengan demikian gigi palsu ini dapat berdiri sendiri tanpa mengganggu gigi-gigi lain yang
masih sehat. Dental implant adalah gigi palsu yang paling mirip dengan gigi asli. Bahan yang
dipakai terbuat dari titanium yang bersifat ’bio-innert’ dengan jaringan tubuh (tulang).
Bagaimana implant ini berfungsi?
Setelah terpasang (tertanam) dan menyatu di dalam tulang rahang implant disambung dengan
mahkota gigi buatan , dengan demikian gigi palsu ini tidak perlu dilepas atau dibuka untuk
dibersihkan seperti gigi palsu yang sudah dikenal. Biaya pemasangan implant memang lebih
mahal dibanding gigi palsu biasa tapi implant memiliki kelebihan karena sangat mirip dengan
gigi asli.
Faktor utama agar implant tetap berfungsi baik kebersihan mulut merupakan syarat utama.
Pembersihan implant seperti membersihkan gigi yaitu dengan floss dan sikat sekurang-
kurangnya 2 kali sehari. Petunjuk spesifik akan diberikan oleh dokter yang bersangkutan.
http://www.dentiadental.com/treatment-services/dental-implant/
First, you will need to discuss your options with your dentist. Together, it will be
decided if you are a good candidate for dental implants. The dentist will take a
complete dental history, x-rays, and complete a thorough oral examination. If you
are a candidate for implant surgery, the procedure is as follows:
1. Surgical placement of the
implant(s) into the bone. This is
usually done right in the
dentist’s office, with a local
anesthetic. After surgery, there
is a healing period of
approximately four months.
During this time, the implants
fuse to the bone by a process
known as ‘osseointegration’.
There are many implants available, each designed for a specific function. Most are made of
titanium, an inert metal which has been proven to be effective at fusing with living bone, a
process known as "osseointegration". The cylindrical or screw type implant, called "root
form", is similar in shape to the root of a tooth with a surface area designed to promote good
attachment to the bone. It is the most widely used design and generally placed where there is
plentiful width and depth of jawbone. Where the jawbone is too narrow or short for
immediate placement of root form implants the area may be enhanced with bone grafting to
allow for their placement.
When the jawbone is too narrow and not a good candidate for bone grafting, a special narrow
implant, called "plate form", can be placed into the bone. In cases of advanced bone loss, the
"subperiosteal" implant, may be prescribed. It rests on top of the bone but under the gums.
The actual implant procedure involves the surgical placement of the implant or implants, a
healing period (osseointegration) and implant restoration to replace the missing tooth or teeth.
The treatment may be a cooperative effort between a surgical dentist who actually places the
implant and a restorative dentist who designs, prescribes and inserts the final replacement
teeth. Some dentists have advanced training and provide both of these services.
Root form implants are the closest is shape and size to the natural tooth root. They are
commonly used in wide, deep bone to provide a base for replacement of one, several or a
complete arch of teeth. After application of anesthetic, your
dentist will expose the area of the jawbone to be implanted and
prepare the bone to accept the implant. The number of incisions
and bone preparations depends upon the number of implants (and
teeth) being placed. The implant is carefully set into place and the
gums are closed with several stitches. The healing period usually
varies from as few as three months to six or more. During this
time osseointegration occurs. The bone grows in and around the
implant creating a strong structural support. In fact, this bond can
be even stronger than the original tooth’s. When healing is
complete, your implant is uncovered and an extension or abutment
is attached to it. Now the implant and abutment act as a solid unit
ready to support your new tooth or teeth.
Plate form implants are usually used when the bone is so narrow it
may not be suitable for the root form implant and the area is not
suitable for bone grafting. The plate form implant is flat and long
so it can fit into the narrow jawbone. After application of
anesthetic, your dentist will expose the area of the jawbone to be implanted and prepare the
bone to accept the shape of the implant. The number of incisions depends upon the number of
implants being placed. The implant is carefully set into place and the gums are closed with
several stitches. Like root form implants, there is usually a healing period for
osseointegration, although some plate form implants are designed for immediate restoration.
Subperiosteal Implants
With very advanced jawbone resorption there may not be enough bone width or height for the
root form or plate form implant. In these cases the subperiosteal
implant may be prescribed. The subperiosteal implant is custom
made and designed to sit on top of the bone, but under the gums.
There are two methods for its placement.
For the "single surgery" method your dentist will order a special CAT scan of your jawbone.
Using the CAT scan data and advanced computer modeling techniques, a model of your
jawbone is constructed. This model is used by a dental laboratory to fabricate the custom
subperiosteal implant to fit your jaw. A surgical procedure is then carried out where the
jawbone is exposed and the implant placed. The gums are closed with several stitches and the
replacement teeth are put into place.
The single tooth implant restoration consists of three parts. Namely, the
implant post which replaces the tooth root, the abutment which will
support the crown and the prosthetic crown itself. The crown is either
cemented onto the abutment or held in place with a screw.
A single tooth implant with crown is one of the best permanent restorations. This solution both
looks and functions just like a natural tooth.
Multiple Tooth Missing
If multiple teeth are missing in different parts of the mouth, several single
tooth implants are good replacement restorations.
If multiple teeth are missing within the same region, several missing teeth
can sometimes be replaced with fewer implants because dental implants
are stronger than the natural tooth roots. This solution includes having
implant fixed bridges done.
An implant fixed bridge is very much like a conventional bridge except the support is actually over
implants rather than natural teeth. The implants themselves act as man-made roots. A great
advantage is that this is that it is self-supporting unlike conventional tooth-supported bridges that
puts a heavier load on the remaining teeth.
When all teeth are missing or in a condition that all teeth need to be
replaced, there are two basically types of full arch implant reconstructions
options:
Fixed Bridges anchored to dental implants: With today's technologies, it is possible to replace
a full jaw with dental implants and a fixed bridge that results in a permanent, stable and high
esthetic solution similiar to having a new set of teeth again.
Implant Supported Dentures: Implants allow you to wear full dentures (overdentures) and
partial dentures without worrying that they will slip or fall out. Having implants to support these
dentures also means that the base of the denture can be made much smaller and more
comfortable. For overdentures, implants with screws placed in the jaw will serve as attachments
for a metal bar, which will help support a removable denture.
http://www.dentalimplants-india.com/dental-implants-types.htm
http://www.freepatentsonline.com/D486912.html
Picture #2
The dental implant is placed in the jaw bone and revealed after a few months. In this case during the
dental implant surgery the dentist placed a healing cap immediately. During the healing of the gums
the gingiva formed a nice shape around the healing cap. This will enable an esthetic finish when
placing the final restored tooth.
Picture #3
The abutment is connected to the dental implant.
Picture #4
The final result a beautiful restored dental implant tooth. Notice how the gingiva surrounds the tooth
perfectly making it impossible to notice that this is a false tooth!
Picture #5
A single dental implant being inserted into the gum using a special wrench.
Picture #6
Open Wall Sinus lift And Bone Graft Procedure:
The following pictures show the sequence of an open wall sinus lift. The sinus is reached from the
outer (buccal) side of the jaw. The gum is cut open and the outer wall of the upper jaw is exposed.
Bone graft material is placed in the space and slowly the sinus ceiling is pushed up and more bone
graft material is filled into the new space.
Finally the area is stitched up after suficiant bone graft material has been applied into the area.
http://www.dental-implants-guide.com/dental-implant-procedure-pictures.html