You are on page 1of 21

PENGUKURAN KAPASITANSI

DAN INDUKTANSI

Kelompok 5
1. Rangkaian ekivalen RC dan RC
Rangkaian Ekivalen Kapasitor 

(a) (b)
Rangkaian ekivalen kapasitor terdiri atas
kapasitansi murni C p dan resistor paralel Rp
Perhatikan gambar (a) berikut. Cp
menyatakan nilai kapasitansi sebenarnya dan
Rp menyatakan resistansi dielektriknya
(disebut resistansi bocor).
Rangkaian RC paralel mempunyai rangkaian
ekivalen seri seperti digambarkan pada
gambar (b) . Gambar (a) atau (b) dpt
digunakan utk
menyatakan kapasitor dalam sebuah
rangkaian .
Rangkaian Ekivalen Induktor

(a) (b)
Rangkaian ekivalen induktor terdiri atas
induktansi murni L s dan resistor koil (lilitan)
Rs yang terhubung secara seri. Perhatikan
gambar (a). Rangkaian ekivalen RL paralel
untuk sebuah induktor diperlihatkan pada
gambar (b). Gambar (a) atau (b) dpt
digunakan utk menyatakan induktor dalam
sebuah rangkaian.
Faktor Q dari Sebuah Induktor
Kualitas induktor dapat didefinisikan sesuai disipasi
dayanya. Induktor ideal harus mempunyai resistansi
koil nol sehingga disipasi dayanya juga nol.
Induktor
yang merugi (lossy) mempunyai resistans i koil yang
relatif tinggi sehingga juga akan ada disipasi
dayanya. Faktor kualitas atau faktor Q dari sebuah
induktor
adalah perbandingan reaktansi induktif dan
resistansinya (pada frekuensi kerja) Dengan Ls dan
Rs adalah komponen pada rangkaian ekivalen seri
RL
Faktor D dari Sebuah Kapasitor
Kualitas kapasitor dapat didefinisikan sesuai disipasi
dayanya. Kapasitor yang sangat ideal mempunyai
resistansi dielektrik (arus bocor rendah) sehingga
disipasi daya juga nol. Kapasitor yang merugi (lossy )
mempunyai resistansi
dielektrik yang relatif rendah sehingga juga akan ada
disipasi dayanya. Faktor disipasi atau faktor D dari
sebuah kapasitor adalah perbandingan reaktansi
kapasitif dan resistansinya (pada frekuensi kerja).
Menggunakan rangkaian ekivalen paralel.Biasanya
faktor D mempunyai jangkauan 0,1 (untuk kapasitor
elektrolit ) hingga10-4 (untuk kapasitor dengan
dielektrik film plastik), bergantung pada frekuensi
kerjanya.
2. Teori Jembatan AC
Jembatan AC diperlihatkan pada gambar
berikut.
Terlihat bahwa jembatan AC sama dengan
jembatan Wheatstone kecuali bahwa resistansi
digantikan denganimpedansi dan digunakan catu
AC. Detektor nol (D) yang digunakan juga
harusmerupakan instrumen AC (misalnya
galvanometer elektronik atau osiloskop).
Rangkaian jembatan AC dasarSaat detektor nol
menunjuk skala nol, maka jembatan AC seimbang,
dantegangan AC antara titik a dan b juga nol. Hal
ini berarti tegangan diantara kakiZ1 sama dengan
tegangan diantara kaki Z 2. Demikian juga
tegangan diantara kaki Z3 sama dengan tegangan
diantara kaki Z 4. Dalam hal ini tegangan sama
baik dalam amplitude maupun fasenya (jika tidak
maka detektor nol tidak akan menunjuk skala nol).
3. Jembatan Kapasitansi
Jembatan Kapasitansi Sederhana
  Jembatan kapasitansi sederhana
diperlihatkan pada gambar berikut.
Z 1 adalahkapasitor standar C1 dan Z2
adalah kapasitansi yang tidak diketahui C x.
Sedangkan Z3 dan Z4 adalah resistor
variabel.

 
 
 
 
 
 
 
Jembatan Kapasitansi Resistansi –Seri
 
Jika kapasitor bukan kapasitor ideal (sehingga
ada komponen resistansi dielektrik atau arus
bocor), dan dinyatakan dalam rangkaian seri maka
jembatan kapasitansinya diperlihatkan pada
gambar berikut.
 

Jembatan Kapasitansi Resistansi –Seri


Jembatan Kapasitansi Resistansi –Paralel
  Jika kapasitor bukan kapasitor ideal
(sehingga ad a komponen resistansi dielektrik atau
arus bocor), dan dinyatakan dalam rangkaian paralel
maka jembatan kapasitansinya diperlihatkan pada
gambar berikut.

Jembatan kapasitansi resistansi -paralel


 
Jembatan kapasitansi resistansi -paralel paling
sesuai digunakan untuk mengukur kapasitor
dengan resistansi dielektrik rendah (arus bocor
tinggi dan faktor disipasi tinggi).
4. Jembatan induktansi
Jembatan Perbandingan Induktansi
  Rangkaian jembatan perbandingan i nduktansi
diperlihatkan pada gambar berikut.

Rangkaian jembatan perbandingan induktansi


Induktansi yang tidak diketahui dinyatakan
dalam L s dan Rs (menggunakan rangkaian ekivalen
seri). L1 adalah induktor standardan R1 adalah
resistor variabel standar untuk menyeimbangkan R
s, sedangkan R3, dan R4 adalah resistor standar.
Keadaan seimbang dicapai dengan cara mengatur R
1
dan R3 atau R4.
Jembatan Maxwell
 
Kapasitor standar murni yang akurat lebih
mudah dibuat daripada induktor standar. Karena
itu seringkali digunakan kapasitor standar untuk
mengukur induktansi daripada menggunakan
induktor standar. Jembatan Maxwell (atau
juga dikenal sebagai jembatan Maxwell -Wein)
diperlihatkan pada gambar berikut.
Dalam rangkaian tsb, kapasito r standar C3
dihubung paralel dengan resistor variabel R3. R1
adalah resistor standar variabel, R4 juga dapat
menggunakan resistor variabel (dapat diatur). L s
dan Rs adalah induktansi yang akan diukur.
Jembatan Maxwell paling sesuai digunakan untuk
menguku r koil (lilitan) dengan faktor Q rendah
(yaitu jika  Ls tidak terlalu besar dibandingkan
Rs).
Jembatan Induktansi Hay

Jembatan Hay sama dengan jembatan Maxwell,


kecuali bahwa R 3 dan C3 dihubung secara paralel
dan induktansi yang akan diukur dinyatakan dalam
rangkaian paralel LR.
Q Meter
 
Q meter digunakan untuk mengukur faktor Q dari
lilitan dan untuk mengukur induktansi, kapasitansi,
dan resistansi pada frekuensi radio (RF). Rangkaian
dasar dari sebuah Q meter diperlihatkan pada
gambar berikut.

Rangkaian dasar dari sebuah Q meter


Q meter terdiri atas capasitor variabel, sumber
tegangan ac yang dapat diatur frekuensinya, dan
koil (lilitan) yang akan diketahui faktor Q -nya.
Semua komponen dihubungkan secara seri.
Tegangan kapasitor V C dan tegangan sumber E
dipantau dengan voltmeter. Tegangan sumber diset
ke frekuensi yang dikehendaki dan kapasitor C
diatur supaya terjadi resonansi (ditandai dengan
tegangan C maksimum).

You might also like