You are on page 1of 5

Nama : Maisarah

Kelas : XI IPA SBI

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL INDONESIA

Judul buku : Azab dan Sengsara

Pengarang : Merari Siregar

Sinopsis

Di kota kecil di Sumatera Utara, kota Siparok, hiduplah seorang bangsawan kaya raya yang
memiliki seorang anak laki-laki dan seorang perempuan. Anaknya yang laki -laki bernama Sutan
Baringin. Dia sangat dimanja oleh ibunya. Apapun yang dimi ntanya selalu dipenuhi. Akibatnya,
setelah dewasa ia tumbuh menjadi seorang pemuda yang angkuh, bertabiat buruk, serta suka
menghambur-hamburkan harta orang tuanya.

Kedua orang tuanya menikahkan Sutan Baringin dengan Nuria, seorang wanita yang berbudi
luhur pilihan ibunya. Namun, kebiasaan buruk Sutan Baringin tetap dilakukannya sekalipun ia
telah berkeluarga. Ia tetap berfoya -foya menghabiskan harta benda kedua orang tuanya, bahkan
ia sering berjudi dengan Marah Sait, sahabat karibnya. Ketika ayahnya meninggal, tabiat
buruknya semakin menjadi-jadi. Bahkan ia tidak sungkan-sungkan untuk menghabiskan seluruh
harta warisan untuk berjudi. Akibatnya, hanya dalam waktu sekejap saja, harta warisan yang
diperolehnya terkuras habis. Ia pun jatuh bangkrut dan memiliki banyak utang.

Dari perkawinannya dengan Nuria, Sutan Baringin mempunyai dua orang anak. Yang satu
adalah perempuan bernama Mariamin, sedangkan yang satunya lagi laki -laki. Mariamin sangat
menderita akibat tingkah laku ayahnya. Ia selalu dihina oleh warga kampung, karena hidupnya
sengsara, cinta kasih wanita yang berbudi luhur ini dengan Aminuddin pun mendapat halangan
dari kedua orang tua Aminuddin.

Aminuddin adalah anak Baginda Diatas, yaitu seorang bangsawan kaya raya yang sangat
disegani di daerah Siparok. Sebelumnya, ayah Bagianda Diatas dengan ayah Sutan Baringin
adalah kakak beradik. Sejak kecil, Aminuddin bersahabat dengan Mariamin. Setelah keduanya
beranjak dewasa, mereka saling jatuh hati. Aminuddin sangat mencintai Mariamin. Dia berjanji
untuk melamar Mariamin bila dia telah mendapatkan pekerjaan. Ke hidupan Mariamin yang
miskin bukan merupakan penghalang bagi Aminuddin untuk menikahi gadis itu.

c
Aminuddin memberitahukan niatnya untuk menikahi Mariamin kepada kedua orang tuanya.
Ibunya tidak merasa berkeberatan dengan niat tersebut. Dia telah mengenal M ariamin. Selain itu,
keluarga Mariamin sebenarnya masih kerabat mereka. Dia juga merasa iba terhadap keluarga
Mariamin yang miskin sehingga bila gadis itu menikah dengan anaknya, keadaan ekonomi
keluarga Mariamin bisa terangkat lagi.

Sebaliknya, ayah Aminuddin, Baginda Diatas, tidak menyetujui rencana pernikahan tersebut. Dia
tidak ingin dipermalukan oleh masyarakat sekitar kampungnya karena perbedaan status sosial
antara keluarganya dengan keluarga Mariamin. Dia adalah keluarga terpandang dan kaya raya,
sedangkan keluarga Mariamin hanyalah keluarga yang sangat miskin. Namun,
ketidaksetujuannya tidak ia perlihatkan kepada istri dan anaknya.

Baginda Diatas berusaha menggagalkan pernikahan anaknya. Ia mengajak istrinya untuk


menemui seorang peramal yang sebelu mnya telah ia pesankan agar memberikan jawaban yang
sangat merugikan pihak Mariamin. Dengan disaksikan langsung oleh istri Bagianda Diatas, sang
peramal yang telah bekerja sama dengan Baginda Diatas meramalkan perkawinan Aminuddin
dengan Mariamin. Dia memb erikan jawaban yang sangat memihak Baginda Diatas. Dengan
tegas, dia mengatakan bahwa Aminuddin akan mengalami nasib buruk apabila ia menikah
dengan Mariamin. Setelah mendengar jawaban dari peramal tersebut, ibu Aminuddin tidak bisa
berbuat banyak. Dengan terpaksa, dia menuruti kehendak suaminya untuk mencarikan jodoh
yang sesuai untuk Aminuddin.

Setelah menemukan calon yang sesuai dengan keinginan mereka, orang tua Aminuddin segera
melamar wanita tersebut. Pada saat itu, Aminuddin sedang berada di Medan un tuk mencari
pekerjaan agar dia bisa segera melamar Mariamin. Baginda Diatas segera mengirim telegram ke
Medan yang isinya meminta Aminuddin untuk menjemput calon istri dan keluarganya di Stasiun
Kereta Api Medan. Menerima telegram tersebut, hati Aminuddin merasa gembira. Dalam hatinya
telah terbayang wajah Mariamin. Setelah ia mengetahui bahwa calon istrinya bukan Mariamin,
hatinya sangat hancur. Namun sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dengan
terpaksa dia menikahi perempuan tersebut. Aminuddin segera memberitahukan kenyataan itu
kepada Mariamin.

Mendengar kenyataan itu, hati Mariamin sangat sedih. Tak lama kemudian, dia pun jatuh sakit.
Setahun setelah kejadian tersebut, Mariamin dan ibunya terpaksa menerima lamaran Kasibun,
seorang kerani di Medan. Pada waktu itu, Kasibun mengaku belum beristri. Mariamin pun
kemudian dibawa ke Medan. Namun, sesampainya di Medan, terbuktilah siapa sebenarnya

c
Kasibun. Dia hanyalah seorang lelaki hidung belang. Sebelum menikah dengan Mariamin, dia
telah beristri, yang ia ceraikan karena hendak menikah dengan Mariamin . Hati Mariamin sangat
terpukul mengetahui kenyataan itu. Namun, sebagai istri yang taat beragama, walaupun dia
membenci dan tidak mencintai suaminya, dia tetap berbakti kepada suaminya.

Kasibun sering menyiksa Mariamin. Ia memperlakukan Mariamin seperti pembantu. Perlakuan


kasar Kasibun terhadap Mariamin semakin menjadi setelah Aminuddin datang mengunjungi
rumah mereka. Dia sangat cemburu kepada Aminuddin. Menurutnya, sambutan istrinya terhadap
Aminuddin melewati batas. Padah al, Mariamin menyambut Aminuddin dengan cara yang wajar.

Perlakuan Kasibun yang selalu kasar kepadanya, membuat Mariamin menjadi hilang
kesabarannya. Dia tidak tahan lagi hidup menderitan dan disiksa setiap hari. Akhirnya, dia
melaporkan perbuatan suaminya kepada kepolisian di Medan. S ebelumnya, dia menuntut cerai
kepada suaminya. Permintaan cerainya dikabulkan oleh Pengadilan Agama Padang.

Setelah resmi bercerai dengan Kasibun, dia kembali ke kampung halamannya dengan hati yang
hancur. Hancurlah jiwa dan raganya. Kesengsaraan dan pende ritaan batin dan fisiknya yang
terus mendera dirinya menyebabkan ia mengalami penderitaan yang berkepanjangan hingga
akhirnya ajal datang merenggut nyawanya.

2 S2  S

TEMA

Kesengsaraan dua anak manusia karena kasih tak sampai dan kawin paksa

AMANAT

Syukuri dan manfaatkan sebaik mungkin harta/rizki yang Allah berikan kepada kita, niscaya Dia
akan menambahkannya.

Janganlah memandang orang dari segi fisik/kekayaannya, tetapi pandanglah dari segi
ketaqwaannya.

Menolong sesama adalah kewajiban setiap in san.

Seberat apapun derita yang menimpa, kita harus selalu sabar, tegar, selalu berdoa, husnudzon
kepada Sang Pencipta, dan tidak patah semangat.

c
Setiap kebaikan ataupun keburukan yang kita perbuat, pasti akan mendapat balasan yang
setimpal.

ALUR

Pengarang menggunakan alur campuran (maju ± mundur - maju).

TOKOH DAN PENOKOHAN

¨ Baginda Diatas; seorang kepala kampung/bangsawan yang kaya raya dan disegani serta
dihormati.

¨ Aminuddin; anak Baginda Diatas. Dia adalah pemuda baik -baik, taat beragama, dan patuh
kepada orang tuanya.

¨ Mariamin; anak Sutan Baringin, seorang gadis berhati mulia, taat beragama, dan patuh kepada
orang tuanya.

¨ Nuria; wanita baik-baik yang menjadi istri Sutan Baringin, ibu kandung Mariamin.

¨ Kasibun; laki-laki hidung belang yang bertingkah laku buruk dan kasar terhadap istrinya. Dia
adalah suami Mariamin.

¨ Ibu Aminuddin ÿseorang ibu yang baik hati dan selalu taat kepada suaminya.

¨ Sutan Baringin; seorang bangsawan yang kaya raya yang kemudian jatuh miskin karena selalu
menghambur-hamburkan hartanya (ayahnya Mariamin/suaminya Nuria).

¨ Marah Sait; teman berjudi Sutan Baringin.

LATAR

Terjadi dalam masyarakat Minangkabau dengan segenap adat -istiadat yang melingkupinya.
Tempat ceritanya di daerah Siparok, Padang dan Medan.

SUDUT PANDANG

Orang ketiga, yaitu pengarang menggunakan kata dia, ia, dan mereka.

c
c

You might also like