You are on page 1of 12

TUGAS

PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR-MOTOR LISTRIK


“MERANCANG LIFT ”

OLEH
JONI IRAWAN

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2009

1
MERANCANG LIFT

Gambar 3 Dimensi Sistem Lift

2
I. Pendahuluan

Pada pembahasan ini,kita akan mendiskusikan sistem pemindah barang vertical


yang menggunakan mesin arus searah karena torsinya dapat diatur dengan
mudah.Sebagai langkah awal,kita perlu membuat model matematika yang akan
digunakan untuk mempelajari sifat-sifat sistem dan mencari kendali yang sesuai dengan
sifat-sifat tersebut.
Adapun tetapan yang digunakan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut:
1. Lantai gedung : 10 Lantai
2. Tinggi tiap lantai : 4 meter
3. Waktu untuk menempuh 1 lantai : 10 detik
4 Kecepatan gerak lift : h/t = 4m/10s= 0.4 m/s
5. massa box lift : 500 Kg
6. kemampuan angkat maxsimum : 560 Kg (6 orang)
7. Massa maximum ( total) lift : 1060 Kg

Adapun pola/profil gerak lift yang diinginkan adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1 Grafik Kecepatan terhadap la


Untuk Percepatan pertama Vo = 0 dan Vt = h/t = 4m/10s= 0.4 m/s
Maka :
∆v 0,4 − 0
α1 = = = 0.04m / s 2
t 10

3
Untuk Percepatan kedua Vo = 0,4 m/s dan α 2= 0
maka
Vt = Vo + .t
Vt = Vo + .t = 0,4+0 x 80 = 0,4 m/s
Dan
α 2= -0.04 m/s2

Gambar 1.2 Grafik Kecepatan terhadap waktu

Gambar 1.3 Grafik percepatan terhadap waktu

4
PEMBAHASAN

A. Sistem Putar Lift


Sistem Lift ini digerakkan oleh pengerak motor yang terhubung dengan
Kereta.Motor bergerak dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban.Motor ini selalu
memutar beban dilengkapi dengan sistem transmisi Geared ataupun transmisi
Gearless.Berikut gambar sistem transmisinya

Motor yang terhubung dengan beban memiliki persamaan dasar yaitu

dωm
Tm = TL + Itot +B ω m ...................................(1)
dt
Dimana TL = Torka Beban (Nm)
Tm = Torka mekanik (Nm)
ω m = Kecepatan sudut motor (rad/s)
Itot = total momen inertia (kg.m2)
B = Damping Ratio system mekanik (Ns/rad)

Bila kecepatan sudut berubah dari ω 1 ke ω 2 pada saat beban berubah maka energi
kinetik sistem lift tersebut adalah :
Itot (ω 22 − ω12 )
∆Ek = (joule)
2

5
Analisis Sistem Lift Yang dirancang

Dengan Beban 1 0rang Kira-kira 70 Kg


Beban Maximum adalah 8 org x 70 Kg = 560 Kg
Beban Kereta kosong adalah 500 Kg
Besar faktor keseimbangan biasanya sebagai berikut:
Kapasitas Elevator Faktor keseimbangan
>>1200 kg 40 % s/d 42.5 %
600 kg s/d 1150 kg 45 %
300 kg s/d 580 kg 50 % s/d 55 %
Sumber : sistem mekanika gedung Pusat pengembangan Bahan ajar UMB(Yuriadi)
Beban imbang (m2) = berat kereta kosong + 50 % x Beban Maximum
= 500 + 45 % x 560
= 752 Kg
Peranan Beban imbang sebagai balance terhadap berat sangkar dan digunakan
sebagai pengaman jika motor tidak berfungsi.

6
Dengan persamaan Fisika ,Persamaan percepatan untuk gerak bebas adalah
Posisi 1

ΣF
α=
m
m1.g
=
m1 + m2
500 x9.8
Bila beban kosong α = = 3.91 m/s2
500 + 752
1060 x9.8
Bila beban maksimum α = = 5.73 m/s2
1060 + 752
Posisi 2

7
ΣF
α=
m
m2.g
=
m1 + m2
752 x9.8
Bila beban kosong α = = 5.88 m/s2
500 + 752
752 x9.8
Bila beban maksimum α = = 4.06 m/s2
1060 + 752

Bila Profil gerak yang dibutuhkan adalah percepatan yang tetap untuk lantai 2-9
walaupun beban berubah-ubah adalah dengan mengatur pengontrolan bobot imbang dan
melakukan pengereman bila melebihi percepatan yang ingin ditentukan.
Perhitungan Tegangan Tali posisi 1
ΣF1 = m1.α
m1.g-T = m1. α
1060 x 9.8 –T= 1060 x 5.73
T = 10388 – 6073.8 = 4314.2 N
Untuk menentukan torka maka persamaannya adalah T = r F
Jadi anggap r gear = 1 meter maka T = 4314.2 Nm posisi 1.Belum lagi Posisi 2
Sehingga terjadi pengurangan.Ini merupakan Torka beban.
Dari persamaan umum

8
dωm
Tm = TL + Itot +B ω m ...................................(1)
dt

dωm
Itot = torka mesin
dt
TL = torka beban
Bω m = torka pengaruh gesekan

B. Pertimbangan-pertimbangan tenaga putaran


Tenaga putaran yang harus dipergunakan untuk mengizinkan beban yang dipercepat
dapat dipertimbangkan dengan memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
1. Momen gesek, Tf, diakibatkan oleh gerak nisbi antara permukaan-permukaan,
dan itu ditemukan sedang bergerak, sekrup-sekrup kepemimpinan, gearboxes,
slideways, dll. suatu friksi yang linier model dapat diberlakukan bagi suatu sistim
yang berputar.
2. Tenaga putaran pengaruh angin,
3. Tenaga putaran beban, TL, yang diperlukan oleh aplikasi, identifikasi di mana
sudah dibahas pada sebagian di dalam bab 1.tenaga putaran beban adalah juga
diperlukan untuk memandu sistem penerus daya, yang akan dibahas di dalam bab 3.

C. Ratio roda gigi


Di suatu kelajuan yang sempurna yang mengubah sistim (lihat gambar 2.3), daya
masukan akan memadai jika sama dengan daya keluaran, dan hubungan-hubungan yang
berikut akan menerapkan
T0 = ± nTi
w0 = ±

Ieff =

Tm - = Tdiff = L (IL+ Imn2) + wL (BL + Bmn2)

Dimana : IL inersia beban, Im= inersia motor

9
D. Mempercepat beban dengan inersia-inersia variabel
Seperti sudah ditunjukkan, ratio gerigi yang optimal adalah suatu fungsi inersia
beban: jika ratio gerigi itu adalah nilai jumlah maksimum , tenaga memindahkan antara
motor dan beban adalah optimised. bagaimanapun, di sejumlah besar aplikasi-aplikasi,
inersia beban bukanlah konstan, karena penambahan massa yang diberikan kepada
beban, atau suatu perubahan di dalam dimensi beban

E. Gesekan
Dalam penentuan gaya yang menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan
adalah faktor gesekan.Karena gesekan ini akan mengurangi percepatan.Sehingga sistem
lift kerjanya terganggu dengan adaya gesekan.Gesekan terjadi ketika dua permukaan
bertemu dalam suatu pergerakan.Kadang kala faktor gesekan sering diabaikan,namun
hal ini menjadi penting bila kinerja sistem dirancang untuk beberapa tahun sebelum
perbaikan.Berikut persamaan dasar gaya gesek:
Ff = µ N
Model gesekan ada 2 yaitu ada model gesekan klasik dan model gesekan kinetik
umum.
Analisis gesekan Lift yang dirancang
Gesekan yang berpengaruh pada Lift adalah gesekan antara permukaan.Geseka n angin
diabaikan karena nilainya kecil.Persamaannya gaya gesek pada sistem lift adalah Ff =
Bω m

10
Fungsi Transfer Lift

Fungsi Transfer
..
ΣF = m.a = m h
..
T 1 − m.g = m h ....................(1)

..
ΣT = j1α k = j1 Θ k
..
T2 .rk − T1 .rk = j1 Θ k .............(2)

Persamaan motor DC
di .
L + Ri = v − Kt. Θ r .............(3)
dt
.. .
j 2 Θ r + b Θ = Kt.i.....................(4)

Untuk mendapatkan fungsi transfer,kita transformasikan persamaan 3 dan 4 ke dalam


bentuk laplace.Sehingga seperti persamaan di bawah ini :
( Ls + R ) I ( s ) = v( s ) − Kt.sΘ( s ).............(5)
s ( js + b)Θ( s ) = Kt .I ( s ).........................(6)

11
Dengan mensubstitusikan I(s) persamaan 5 ke persamaan 6 makan didapat persamaan
baru
s (( js + b)( Ls + R) + Kt 2 ).Θ( s ) = Kt.v( s ).....(7)
Θ( s ) Kt
= ………….(8)
v( s ) (( js + b)( Ls + R) + Kt 2 )

Karena h = Θ.r
l = Θ.r
dl k = dl r
Sehingga Fungsi transfer dari desain lift:

h( s ) Kt
G(s) = =
v( s ) (( js + b)( Ls + R ) + Kt 2 ).r

12

You might also like