Professional Documents
Culture Documents
DASAR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I
Dosen pengampu: Ns. Dini Kurniawati, S.Kep, M.Psi
i
PRAKATA
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................
i
PRAKATA................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….........iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
2
1.3 Tujuan...............................................................................................................
2
1.4 Manfaat.............................................................................................................
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................
4
2.1 Pengertian.........................................................................................................
4
2.2 Teori Perkembangan Anak...............................................................................
4
2.3 Teori Pertumbuhan Anak..................................................................................
5
2.4 Karakteristik Usia SD.......................................................................................
7
BAB 3 PEMBAHASAN...........................................................................................
10
iii
3.1 Pertumbuhan dan Perkembangan usia Sekolah………………………..
..........................................................................................................................
10
3.2 Pengkajian Anak Sehat……………………………………………………….
12
3.3 Diagnosa Keperawatan……………………………....................................
..........................................................................................................................
16
3.4 Pedoman Orang Tua dengan Anak Usia Sekolah Dasar……………….....
..........................................................................................................................
21
BAB 4 PENUTUP.....................................................................................................
24
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………
..........................................................................................................................
24
4.2 Saran.…………………………………….………………………………...
..........................................................................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
26
BAB 1. PENDAHULUAN
iv
adalah generasi penerus bangsa. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah
yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas
yang benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau
asupan zat gizi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna.
Banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam pemberian makanan yang
tidak benar. Penyimpangan mengakibatkan gangguan pada banyak organ dan
sistem tubuh anak (Judarwanto, 2006). Adapun faktor yang mempengaruhi
pola pertumbuhan secara umum yaitu: keturunan, hormon , lingkungan
(termasuk nutrisi), nutrisi (asupan zat gizi bervariasi antar individu).
Anak usia sekolah khususnya SD (Sekolah Dasar) adalah suatu masa
usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini
didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan
kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan meliputi: kesehatan
umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku, dan gangguan belajar.
Permasalahan kesehatan pada umumnya menghambat pencapaian prestasi
pada peserta didik di sekolah. Permasalahan itu kurang begitu diperhatikan
baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya.
Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak
balita.
Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan
aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan
sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari sehingga sangatlah
penting bagi mereka untuk memahami permasalahan (gangguan) kesehatan
pada anak usia sekolah yang cukup kompleks. Deteksi dini gangguan
kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi
dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan
perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat
tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat, dan berprestasi.
Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di
kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti
demam berdarah dengue, diare, cacingan, ISPA, dan reaksi penyimpangan
v
terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan.
Pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan
meningkatkan resiko gangguan kesehatan seperti paparan asap, emisi gas
buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan rumah tangga,
serta gangguan kesehatan akibat bencana. Masalah yang harus diperhatikan
yaitu membentuk perilaku sehat pada anak sekolah.
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia SD biasanya
berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti menggosok
gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan dengan sabun, kebersihan
diri. Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah
gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan
perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak
dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi
belajar dan masa depan anak.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun
memandang perlu untuk untuk menyusun makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Anak Sehat Usia SD (Sekolah Dasar)”.
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan yang akan dicapai adalah:
a) mengetahui pengertian usia sekolah;
vi
b) mengetahui karakteristik anak usia sekolah dasar;
c) mengetahui pedoman orang tua dalam penatalaksanaan perawatan anak usia
sekolah dasar;
d) mengetahui asuhan keperawatan pada anak usia sekolah.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu peningkatan pengetahuan dan
wawasan mengenai penatalaksanaan perawatan anak sehat usia sekolah dasar
berdasar tumbuh kembang anak.
vii
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan UU No. 20
tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO, menyatakan usia anak
adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American
Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain
tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21
tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik
dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya dan
karakteristik kesehatannya.
Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan
individu yang unik dan mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan
tahapan perkembangan dan pertumbuhan (Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum
pernah kawin. Batasan umur ini ditetapkan oleh karena berdasarkan
pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan
kematangan mental seorang anak dicapai pada umur 21 tahun (Ilyas, dkk,
1993 : 3).
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang
bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilo gram), ukuran panjang
(cm, meter), umur tulang dan keseibangan metabolik (retensi kalium dan
nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995 : 1).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil pematangan (Soetjiningsih, 1995
: 1).
viii
perkembangan anak selanjutnya, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta
dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.
3. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dan
berbicara spontan.
1. Ukuran Antropometik
Dalam ukuran ini dibedakan menjadi 2 kelompok :
a. Tergantung umur
ix
- BB terhadap umur
- TB terhadap umur
- Lingkar kepala terhadap umur
- Lila terhadap umur
b. Tidak tergantung umur
- BB terhadap TB
- Lila terhadap TB
Lain-lain, LILA dibandingkan dengan standar/ baku, lipatan kulit, pada trisep, sub
skapular, abdominal dibandingkan dengan baku, kemudian hasil
pengukuran antropometrik dibanding dengan suatu baku tertentu misalnya
baku harvard, NCHS atau baku nasional. (Soetjiningsih, 1995 : 37-38)
x
Merupakan ukuran antropometri kedua yang terpenting, keistimewaannya
adalah pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal
dicapai. Kenaikan berfluktuasi, dimana meningkat pesat pada masa bayi,
kemudian melambat pesat kembali (Adolesen) melambat lagi dan berhenti
umur 18-20 tahun.
Secara garis besar tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut :
xi
bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Perkembangan pada
anak juga dipengaruhi oleh faktor ras sehingga menunjukkan perbedaan
yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan,
perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain.
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi
lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh
makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua
serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik
anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita
kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan
kesehatan anak.
Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang
sering kali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan
(mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu
memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi,
kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari.
Pertumbuhan Fisik yang meliputi proporsi tubuh berubah, misalnya
rahang melebar untuk persiapan perkembangan gigi permanen.
Pertumbuhan Tulang pun berubah, untuk formasi tulang yang baik: asupan
zat gizi adekuat (protein, mineral Ca & P, vitamin A, D, dll).
b. Perkembangan Intelektual dan Emosional
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai
faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan
pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual
tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki
kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam
berkomunikasi dengan teman-temannya.
xii
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya
perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang
tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut
juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya
gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering
kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun
sering kali juga karena adanya tindakan orang tua yang dapat
mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat
dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya.
Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu
menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat
mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali
bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan
emosional anak.
Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh
orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli,
misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan
berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak
dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang
dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan
emosional anak.
Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran
orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang
sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres
pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah
bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu
di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan
lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak
melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat.
xiii
c. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap
Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan
bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam
masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak,
mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan
penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak apabila berbuat atau
berperilaku yang positif. Terdapat bermacam hadiah yang sering kali
diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil. Hadiah
tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak
berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas.
Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki nilai pendidikan,
(b) memberikan motivasi kepada anak, (c) memperkuat perilaku dan (d)
memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.
Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi
restruktif, (b) fungsi pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi. Syarat
pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c)
konstruktif, (d) impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak
melainkan kepada perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f) sebagai alat
kontrol diri, (g) diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.
BAB 3. PEMBAHASAN
xiv
Tinggi objek umum memotong, Akan curang untuk
106,6-123,5 cm seperti garpu dan melipat, menang
Pemunculan gigi kursi dalam istilah memotong mainan Sering masuk dalam
incisor mandibular penggunaannya kertas, menjahit permainan kasar
tengah Mematuhi tiga dengan kasar bila Sering cemburu
Kehilangan gigi macam perintah diberi jarum terhadap adik
pertama sekaligus Mandi tanpa Melakukan apa yang
Peningkatan Mengetahui tangan pengawasan, orang dewasa
bertahap dalam kanan dan kiri melakukan sendiri lakukan
ketangkasan Mangatakan aktivitas tidur Kadang mengalami
Usia aktivitas; bagaimana yang Membaca dari tempertantrum
aktivitas kontan cantik dan mana ingatan, Bermulut besar
Sering kembali yang jelek dari segi menikmati Lebih mandiri,
menggigit jari gambar wajah permainan kemungkinan
Lebih menyadari Menggambarkan mengeja pengaruh sekolah
tangan sebagai alat objek dalam Menyukai Mempunyai cara
Suka menggambar, gambar daripada permainan di sendiri untuk
menulis dan menyebutkan satu meja, permainan melakukan sesuatu
mewarna per satu kartu sederhana Meningkatkan
Penglihatan Masuk kelas satu Banyak tertawa sosialisasi
mencapai maturitas terkikik-kikik
Kadang mencuru
uang atau barang
yang menarik
Mengalami
kesulitan
mengakui
kelakuannya yang
buruk
Mencoba
kemampuan
sendiri
7 Mulai bertumbuh Memperlihatkan Menggunakan pisau Menjadi anggota
sedikitnya 5 cm bahwa bagian meja untuk sejati dari
setahun tertentu hilang dari memotong daging, kelompok keluarga
Berat badan gambar memerlukan Mengambil bagian
17,7-30 kg Dapat meniru bantuan dengan dalam kelompok
Tinggi badan gambar permata belajar atau bermain
111,8-129,7 cm Ulangi tiga angka bagian kulit Anak laki-laki lebih
Gigi insisi maksilar kebelakang Menyikat dan suka dengan anak
dan insisi Mengulang konsep menyisir rambut laki-laki, dan
mandibular lateral waktu; membaca dengan pantas perempuan
muncul jam biasa atau jam tanpa bantuan bermain dengan
Lebih waspada tangan dengan Mungkin mencuri perempuan
pada pendekatan benar sampai Menyukai bantuan Banyak
penampilan baru seperempat jam dan membuat menghabiskan
xv
Mengulangi kinerja terdekat; pilihan waktu sendiri,
untuk menggunakan jam Penolakan tidak memerlukan
memahirkan untuk tujuan berkurnag dan banyak teman
Rahang mulai lebar praktis keras kepala
untuk Masuk kelas dua
mengakomodasi Lebih mekanis
gigi permanen dalam membaca;
sering tidak
berhenti pada akhir
kalimat, meloncati
kata seperti ia,
sebuah.
8-9 Melanjutkan Member kemiripan Menggunakan lat- Lebih sengang
pertumbuhan 5 dan perbedaan alat umum seperti berada di rumah
cm dalam 1 tahun antara dua hal dari palu, jarum atau Menyukai system
Berat badan: memori sekrup penghargaan
19,6-39,6 kg Menghitung mundur Menggukan alat Mendramatisasi
Tinggi badan: dari 20 sampai 1, rumah tangga dan Lebih dapat
117-141,8 cm memahami monsep alat menjahit bersosialisasi
Gigi insisi lateral kebalikan Membantu tugas Lebih sopan
(maksilar) dan Mengulang hari rumah tangga Tertarik pada
kaninus dalam seminggu rutin seperti hubungan laki-
mandibular dan bulan mengelap dan perenpuan tetapi
muncul berurutan, menyapu tidak terikat
Aliran gerak: sering, mengetahui tanggal Menjalankan Pergi ke rumah dan
lemah lembut dan Menggambar objek tanggung jawab masyarakat dengan
tenang umum dengan untuk berbagi bebas, sendiri, atau
Selalu terburu-buru, mendetail, tidak tugas-tugas rumah dengan teman
melompat, lari, semata-mata Mencari kebutuhan Menyukai kompetisi
meloncat penggunaannya sendiri saat di dan permainan
Peningkatan Membuat perubahan meja Menunjukkan
kehalusan dan lebih dari Membeli artikel kesukaan dalam
kecepatan dalam seperempatnya yang bermanfaat, berteman dan
control motorik Masuk kelas tiga dan melatih beberapa berkelompok
halus, empat pilihan dalam Bermain paling
menggunakan Lebih banyak membuat banyak dalam
tulisan sambung membaca, pembelian kelompok dengan
Berpakian lengkap berencana untuk Melakukan pesan jenis kelimn yang
sendiri mudah terbangun yang bermanfaat sama tetapi mulai
Suka melakukan hanya untuk Menyukai majalah bercampur
sesuatu secara membaca bergambar Mengembangkan
berlebihan, sukar Membaca buku Menyukai sekolah, kerendahan hati
diam setelah klasik, tetapi juga inginmenjawab Menikmati
istirahat menyukai komik semua pertanyaan kelompok olahraga
Lebih lentur; tulang Lebih menyadari Takut tidak naik
tumbuh lebih cepat waktu; dapat kelas,
xvi
daripada ligamen dipercaya untuk dipermalukan
pergi ke sekolah karena bodoh
tepat waktu Lebih kritis tetang
Dapat menangkap diri sendiri
konsep bagian dan Mengambil
keseluruhan pelajaran music
(fraksi) dan olahraga
Memahami konsep
ruang, penyebab
dan efek,
menggabungkan
(puzzle),
konservasi (massa
dan volume
permanen)
Mengklasifikasikan
objek lebih dari
satu kualitas;
mempunyai koleksi
Menghasilakn
gambar atau
lukisan sederhana
xvii
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan mulai anak-anak sedini mungkin,
karena dengan memahami agama akan menuntut umatnya untuk berbuat
kebaikan dan kebajikan (Soetjiningsih, 1995 : 10).
5. Penanggung Jawab
a. Nama orang tua sebagai penanggung jawab
b. Pendidikan ayah/ ibu
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang
anak karena dengan pendidikan yang lebih baik maka orang tua dapat
menerima sebagai informasi tentang kesehatan anaknya.
c. Dengan pendapatan keluarga yang memadai menunjang tumbuh
kembang anak karena orang tua dapat menyediakan segala kebutuhan
anak.
d. Alamat
Untuk mengetahui dimana tempat tinggal sewaktu dibutuhkan.
(Soetjiningsih, 1995 : 10)
6. Riwayat Kedehatan Anak Masa Lalu
Riwayat kesehatan ibu, gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya kehamilan
maupun sedang hamil, akan menghasilkan BBLR atau bayi lahir mati dan
menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin,
anemia pada BBL, mudah terkena infeksi, abortus dan lain-lain
(Soetjiningsih, 1995 : 2).
7. Riwayat Parental
Riwayat kesehatan ibu
Gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang hamil, akan
menghasilkan bayi berat lahir rendah (BBLR) atau bayi lahir mati dan
menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin,
anemia pada bayi baru lahir, BBL mudah terkena infeksi, abortus dan lain-
lain (Soetjiningsih, 1995 : 2).
8. Riwayat Kelahiran
xviii
Bayi baru lahir harus bisa melewati masalah transisi, dari suhu sistem yang
teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu
sistem yang tergantung pada pada kemampuan genetik dan mekanisme
homeostatik bayi itu sendiri. Masa prenatal yaitu masa antara 28 minggu
dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa awan
dalam proses tumbuh kembang anak khususnya tumbuh kembang otak.
Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat
meninggalkan cacat yang permanen (Soetjiningsih, 1995 : 4-5).
xix
12. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nautrisi/ gizi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya seperi : protein, lemak, karbohidrat dan mineral serta
vitamin (Ilyas, dkk, 1993 : 10-11).
e. Personal Hygiene
Anak mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, ptong kuku 1 kali seminggu,
membersihkan mulut dan gigi.
f. Tanda-tanda Vital
Menurut Ilyas, dkk (1995 : 8-9) :
1. Suhu
Nilai normal suh anak rata-rata :
xx
Usia Nilai Suhu (derajat)
3 bulan 37,5 oC
6 bulan 37,5 oC
1 tahun 37,7 oC
3 tahun 37,2 oC
5 tahun 37 oC
7 tahun 36,8 oC
9 tahun 36,7 oC
11 tahun 36,7 oC
13 tahun 36,6 oC
Keterangan :
Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar 0,5-1 derajat
celcius masih dalam batas normal.
xxi
keamanan air
- Pilih tempat yang aman dan diawasi
untuk berenang
- Berenang dengan seorang teman
- Gunakan alat pelampung yang tepat
dalam air atau kapal
- Advokasi untuk legislasi yang
memerlukan olahraga di sekitar
kolam
- Pelajari RJP (Resusitasi Jantung
Paru)
c. Luka bakar
- Instruksikan pada anak tentang
perilaku di daerah yang melibatkan
kontak dengan bahaya kebakaran
(misalnya bensin, korek api, api
unggun atau pemanggang, cairan
yang mudah terbakar, petasan, alat-
alat masak, bahan-bahan kimia)
- Hindari memanjat atau
menerbangkan layangan di sekitar
kabel tegangan nutrisi
- Instruksikan pada anak perilaku
yang tepat di tempat kebakaran
(misalnya pakaian kebakaran di
rumah, sekolah dsb.)
- Ajarkan anak tentang memasak
yang aman (gunakan panas rendah,
hindari menggoreng, hati-hati
dengan pembakaran uap, mencuci
dengan air panas, meletupkan
xxii
makanan khususnya dari
microwave)
d. Keracunan
- Ajari anak tentang bahaya
menggunakan obat-obat dan bahan
kimia yang tidak diresepkan,
termasuk aspirin dan alcohol
- Ajarkan anak untuk mengatakan
tidak bila ditawari obat-obat
berbahaya atau ilegal atau alcohol
- Jaga agar produk-produk yang
berbahaya diletakkan di wadah yang
diberi label dengan tepat-lebih baik
jika jauh dari jangkauan.
e. Cidera tubuh
- Bantu memberikan fasilitas untuk
aktivitas yang diawasi
- Anjurkan untuk bermain di tempat
yang aman
- Ajarkan anak agar tidak mengusik
anjing, memasuki teritorialnya,
mengambil mainan anjing atau
mengganggunya dengan makanan
anjing
- Tekankan perlindungan mata,
telinga atau mulut bila
menggunakan objek atau alat
berbahaya atau bila melakukan
olahraga yang berpotensi berbahaya
- Ajarkan keamanan mengenai
penggunakan alat korektif
xxiii
(kacamata; bila anak menggunakan
lensa kontak, pantau durasi
penggunaan untuk mencegah
kerusakan kornea)
- Tekankan pemilihan penggunaan
dan perawatan alat olahraga yang
tepat dan rekreasi yang tepat seperti
skate board dan in line skate
- Tekankan pengkondisian yang
tepat, praktik yang aman, dan
penggunaan alat yang aman untuk
olahraga atau aktivitas rekreasi
- Waspadai olahraga yang berbahaya
seperti yang melibatkan trampoline
- Gunakan kacamata pelindung dan
terali pada area berkaca lebar seperti
pintu kaca seluncur
- Ajarkan nama, alamat dan nomer
telepon dan bagaimana caranya
meminta bantuan dari orang yang
tepat bila tersesat
- Pasang identifikasi pada anak
- Ajarkan keamanan pribadi: hindari
pakaian pribadi di tempat umum,
jangan pernah pergi dengan orang
asing, beritahu orang tua bila
seseorang membuat anak merasa
tidak nyaman dengan cara apapun,
selalu mendengarkan masalah anak
mengenai perilaku orang lain
- Katakan tidak bila dihadapkan pada
xxiv
situasi yang tidak nyaman
xxv
- Tekankan pada orang tua dan anak
mengenai pentingnya makan
bersama di rumah
xxvi
makanan anak baik di sekolah
maupun di rumah
xxvii
- Bantu orangtua mengantisipasi kerentanan ya ng terus menerus terhadap
penyakit
- Ajarkan tentang pencegahan cedera dan tindakan keamanan, khususnya
keamanan bersepeda
- Anjurkan orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privasi dan
memberikan ruang tidur terpisah untuk anak, bila mungkin
- Siapkan orangtua untuk menghadapi peningkatan minat anak diluar rumah
- Bantu orangtua memahami kebutuhan untuk mendorong interaksi anak
dengan sebaya
xxviii
3.4.3 Usia 11-12 tahun
- Bantu orangtua menyiapkan anak untuk menghadapi perubahan tubuh bila
terjadi masa pra pubertas
- Siapkan orangtua untuk menghadapi ledakan pertumbuhan pada anak
perempuan
- Buatlah pendidikan seks tertentu u ntuk anak yang bersifat adekuat dengan
informasi-informasi yang akurat
- Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraan perilaku yang energetic
tetapi berbahaya pada usia 11 tahun, dan perilaku yang lebih berwatak pada
usia 12
- Anjurkan orangtua untuk mendukung keinginan anak untuk tumbuh tetapi
memungkinkan perilaku regresif yang diperlukan
- Siapkan orangtua untuk menghadapi peningkatan masturbasi
- Instruksikan pada orangtua bahwa jumlah istirahat anak perlu ditambah
- Bantu orangtua mendidik anak berkaitan dengan percobaan-percobaan
untuk melakukan aktivitas yang berpotensi bahaya
xxix
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Keturunan
b. Lingkungan
c. Hormon
d. Nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar individu
Perkembangan fisik atau jasmani anak berbeda antara satu dengan
yang lain, sekalipun anak-anak tersebut memiliki usia yang relatif sama,
bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Perkembangan pada
anak juga dipengaruhi oleh faktor ras sehingga menunjukkan perbedaan
yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan,
perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain.
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban,
kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan
yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta
kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai
faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan
pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual
xxx
tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan
mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi
dengan teman-temannya.
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya
perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang
tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut
juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
3.2 Saran
a. Orang tua dan petugas kesehatan harus lebih lagi memperhatikan dan
mengontrol kebiasaan diet anak terkait dengan pemenuhan nutrisi sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangannya,
b. Selalu pantau diet anak baik saat di sekolah maupun di rumah untuk
mengetahui jenis makanan apa saja yang biasa dimakan oleh anak,
c. Orang tua harus memperhatikan porsi dan jenis makanan yang diberikan
pada anak agar disesuaikan dengan aktivitas anak baik di sekolah maupun
di rumah,
d. Orang tua harus memberikan diet dan nutrisi yang adekuat untuk
mempersiapkan anak dalam menghadapi masa pubertas.
xxxi
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Hassan, Rusepno, dkk. 1998. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info
Medika Jakarta
Tawi, Mirzal. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia Sekolah Dasar. http//:
asuhan-keperawatan-pada-kelompok-khusus.html. [21 november 2010]
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
xxxii