Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN HIDROLIKA
Hidrolika : ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan kesetimbangan zat cair dan
pemanfaatannya untuk melakukan suatu kerja. Hidrostatika memiliki prinsip bahwa dalam suatu
fluida yang berada dalam keadaan tidak bergerak, tekanan pada titik manapun akan sama
besar. Tekanan hanya tergantung pada kerapatan fluida tersebut dan ketinggian.
F = m x g = 1 kg x 10 m/detik2 = 10
kg.m/detik2 = 10 N
Dimana :
F = gaya yang dihasilkan
m = massa benda
g = percepatan gravitasi bumi ( 10 m/detik2)
USAHA ( WORK )
Daya (power) adalah besarnya usaha yang dilakukan (W=joule) tiap satu satuan
waktu (t = detik). Bila orang tersebut menarik tali selama 1 detik dengan
kecepatan konstan, maka ia telah mengeluarkan daya (power) sebesar :
Bila nipple dihubungkan dengan suatu saluran oli hidrolik, maka sebagian oli akan mengalir
masuk ke dalam pipa bourdon yang berbentuk kurva. Pipa bourdon ini terbuat dari bahan
logam yang lentur. Pressure oli akan berusaha meluruskan pipa bourdon yang bengkok ini.
Makin besar pressure oli, makin besar simpangan yang dibentuk oleh pipa ini. Simpangan
tersebut digunakan untuk memutar sector gear dan gear. Karena gear terhubung dengan
jarum, maka jarum akan ikut berputar. Karakteristik kelenturan dari pipa bourdon ini
menentukan skala pembacaan pada display, yang telah dikalibrasi terlebih dahulu. Makin
lentur pipa bourdon, makin kecil/ rendah skala pembacaan pressure gauge, dan begitu
sebaliknya.
KESETIMBANGAN
Pada gambar, sebuah benda dengan bobot 1 kgf diletakkan di atas piston dengan luas
penampang A, yaitu 1 cm2. Dan pada sisi yang lain diletakkan dua buah benda dengan
bobot total 2 kgf diatas piston dengan luas penampang B, yaitu 2 cm2. pada sisi
sebelah kiri, gaya yang dihasilkan benda pada piston A menyebabkan timbulnya
tekanan (pressure) di dalam oli sebesar 1kgf/cm2. tekanan tersebut akan sama di
bagian manapun di dalam bejana. Tekanan sebesar 1kgf/cm2 tersebut kemudian
mendorong piston B hingga menghasilkan gaya F = p x A , atau 1 kgf/cm2 x 2 cm2 dan
didapat 2 kgf. Gaya yang dihasilkan itu kemudian akan menahan beban yang bekerja
pada piston B yang besarnya 2 kgf hingga setimbang.
BESAR TEKANAN YANG TERBANGKIT
Besarnya tekanan yang terbangkit pada oli adalah tergantung dari besarnya beban yang
diterima oleh piston, dan harga tekanan tersebut ditunjukkan oleh pengukur tekanan
(pressure gauge). Bila beban nol, maka tekanan yang terbangkitpun akan mendekati nol.
Makin besar beban atau gaya yang harus dilawan oleh piston, makin tinggi tekanan oli di
dalam sistem.
PRESSURE TERBANGKIT KARENA BEBAN
Pada gambar 1, beban yang harus diangkat oleh piston hanya 1 kgf. Bila luas
penampang piston 1 cm2, maka terbangkit tekanan dalam oli sebesar
1kgf/cm2. Tekanan ini terbaca rendah pada pressure gauge.
Pada gambar 2, beban ditambah menjadi 2 kgf. Maka tekanan yang
terbangkit di dalam oli adalah 2 kgf/cm2. pembacaan pressure gauge
meningkat.
Pada gambar 3, beban ditambah lagi hingga 3 kgf. Tekanan yang terbangkit
dalam oli meningkat hingga 3 kgf/cm2
Pada contoh, gaya yang harus diangkat oleh piston sebesar 360.000 kgf.
Tekanan oli di dalam sistem terbaca 20 kgf/cm2. berapa luas penampang
piston yang dibutuhkan agar beban terangkat ?
Ketika pressure mencapai 1 kgf/cm2, piston B akan mulai terangkat, karena dengan
pressure sebesar itu sudah cukup untuk mengangkat beban di atas piston B. Saat ini
piston A dan C belum bergerak. Pressure akan tetap selama piston B bergerak, dan
kembali meningkat ketika piston B mencapai akhir langkahnya. Ketika pressure mencapai
2 kgfcm2, piston A akan terangkat hingga akhir langkahnya, dan pressure kembali
meningkat hingga piston C terangkat saat pressure mencapai 3 kgf/cm2.
HYDROSTATIC PARADOX
Bila empat buah bejana dengan luang penampang yang berbeda, dihubungkan bagian
bawahnya satu dengan lain dan kemudian diisi oleh oli, maka ketinggian dari keempat
adalah sama.
Hal ini disebabkan berat udara yang menimbulkan tekanan udara bekerja di setiap
penampang. Berat udara yang langsung bekerja di atas permukaan oli, luas penampangnya
sama dengan luas penampang bejana. Karena udara memiliki berat jenis yang sama di
keempat lubang bejana, maka berat udara efektif akan proporsional tergantung luas
penampang, dengan asumsi, ketinggian kolom udara adalah sama.
PERBEDAAN PRESSURE
Pada percobaan di atas dibuat tiga buah lubang yang sama besar pada dinding suatu
wadah. Kemudian ketiganya dibuka sehingga air mengalir dari ketiga lubang. Ternyata
lubang A menghasilkan pancaran air yang paling jauh, disusul lubang B dan lubang C.
Dapat disimpulkan bahwa pada titik A, oli mengalami pembebanan yang disebabkan
bobot dari oli di bagian atasnya, dan tekanan udara atmosfer. Kolom oli yang
membebani oli di titik A paling banyak. Gaya berat tersebut mengakibatkan timbulnya
tekanan terbesar pada oli di A.
PERBEDAAN PRESSURE
Pada percobaan di atas, tiga buah pressure gauge ( pengukur tekanan ) dipasangkan secara
seri pada sebatang pipa yang dihubungkan dengan wadah yang di dalamnya terdapat oli
yang diberi tekanan.
Pada percobaan di atas, dua buah piston diberi beban yang sama yaitu 10 kgf. Luas
penampang piston sebelah kiri dan kanan adalah sama, yaitu 10 cm2. tekanan oli yang
terbangkit di kedua silinder adalah sama, yaitu p = F : A = 10 kgf : 10 cm2 = 1 kgf/cm2.
Oli dari masing-masing silinder akan menekan dua buah piston yang dipasang mendatar
yang dipasang dengan rod yang sama namun berbeda luas penampang, pada sisi kiri
luasnya 20 cm2 dan pada sisi kiri 5 cm2.
Tekanan oli dari sisi kiri menghasilkan gaya dorong ke kanan pada piston kiri sebesar : F
= p x A = 1 kgf/cm2 x 20 cm2 = 20 kgf. Sedangkan tekanan oli dari sisi kanan
menghasilkan gaya dorong ke kiri pada piston kanan sebesar : F = p x A = 1 kgf/cm2 x 5
cm2 = 5 kgf.
Karena gaya dorong ke kanan lebih besar dari gaya dorong ke kiri, maka piston mendatar
akan bergerak ke kanan.
LOAD SENSING
Pada gambar 1, beban hanya 1 kgf di kedua sisi. Dengan luas penampang A1 dihasilkan tekanan sebesar 1kgf/cm2 di
dalam oli dan terlihat dari pembacaan pressure gauge sebelah kiri. Pressure sebesar ini diubah kembali menjadi gaya
pada piston A3 sebesar : F = 1 kgf/cm2 x 10 cm2 = 10 kgf, dan gaya ini ditambah gaya spring sebesar 2kgf, hingga menjadi
12 kgf, ke arah kanan.
Di sisi kanan, piston mendapat beban yang sama yaitu 1 kgf dan menghasilkan pressure yang sama pula. Pressure
tersebut diubah kembali menjadi gaya pada piston A4 sebesar F= 1 kgf/cm2 x 11 cm2 = 11 kgf, ke arah kiri.
Karena gaya ke kanan lebih besar, maka piston tidak bergerak dan tetap diam.
Pada gambar di atas, beban ditambah menjadi 2 kgf, menghasilkan pressure di sisi kiri sistem 2 kgf/cm2. Pressure ini
kemudian diubah kembali menjadi gaya pada piston A3 sebesar : F = 2 kgf/cm2 x 10 cm2 = 20 kgf, ditambah dengan gaya
spring 2 kgf, menjadi 22 kgf, ke arah kanan.
Di sisi kanan, beban yang sama menghasilkan pressure yang sama pula ( 2 kgf/cm2) dan diubah kembali menjadi gaya
pada piston A4 sebesar: F = 2 kgf/cm2 x 11 cm2 = 22 kgf, ke arah kiri. Karena gaya ke arah kanan dan gaya ke arah kiri
sama besar, piston horizontal akan tetap diam. Posisi kedua piston vertikal-pun masih tetap.
LOAD SENSING (2)
Pada gambar di samping, beban ditambah
menjadi 3 kgf, dan menghasilkan pressure
sebesar 3 kgf/cm2. pressure tersebut
kemudian diubah kembali menjadi gaya
pada piston A3 sebesar 30 kgf, ditambah
dengan gaya spring 2 kgf, menjadi 32 kgf,
ke arah kanan.
Pada sisi kanan, dengan beban yang sama
menghaslkan pressure yang sama, namun
pressure tersebut diubah menjadi gaya
pada piston A4 menghasilkan : F= 3 kgf/cm2
x 11 cm2 = 33 kgf, ke arah kiri.
Saat ini gaya ke kiri lebih besar dari gaya ke
kanan pada piston horizontal,
menyebabkan piston horizontal kemudian
bergerak ke kiri dan membuka jalur kembali
ke tangki bagi oli di silinder sebelah kanan,
hingga piston kanan turun.
GANGGUAN PADA ALIRAN/FLOW OLI
HOSE DAN SAMBUNGAN (FITTING)
3/
6 “ 2250 psi ( 150 Bar ) 4000 psi ( 275 Bar ) 5000 psi ( 345 Bar )
½“ 2000 psi ( 140 Bar ) 3500 psi ( 240 Bar ) 4000 psi ( 275 Bar )
8”
5/ 1750 psi ( 120 Bar ) 2750 psi ( 190 Bar ) -
¾“ 1500 psi ( 100 Bar ) 2250 psi ( 150 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
1” 800 psi ( 55 Bar ) 1875 psi ( 130 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
1¼“ 600 psi ( 40 Bar ) 1625 psi ( 112 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
1½“ 500 psi ( 35 Bar ) 1250 psi ( 85 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
2” 350 psi ( 25 Bar ) 1125 psi ( 77 Bar ) 2500 psi ( 170 Bar )
LAMBANG-LAMBANG DALAM SIRKUIT HIDROLIK