You are on page 1of 12

Budaya Organisasi Perusahaan

Pendahuluan

Pada dasarnnya setiap perusahaan maupun kehidupan sehari memiliki budaya organisasinya
masing-masing. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang
diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga,
organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam
cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota
kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman
berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam
organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas
organisasi secara keseluruhan.

Budaya organisasi berkaitan erat dengan pemeberdayaan karyawan (employee empowerement)


di suatu perusahaan. Semakin kuat budaya organisasi, semakin besar dorongan para karyawan
untuk maju bersama dengan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, pengenalan, penciptaan, dan
pengembangan budaya organisasi dalam suatu perusahaan mutlak diperlukan dalam rangka
membangun perusahaan yang efektif dan efisien sesuai dengan misi dan visi yang hendak
dicapai. Dengan demikian antara budaya organisasi dan budaya perusahaan saling terkait kareana
kedua-keduanya ada kesamaan, meskipun dalam budaya perusahaan terdapat hal-hal khusus
seperi gaya manajemen dan system manajemen dan sebagainya, namun semuanya masih tetap
dalam rangkaian budaya organisasi

softskill Page 1
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya perusahaan adalah aturan main yang ada dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan
dari SDM–nya dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di dalam
organisasi tersebut.

BP sebagai rantai yang mengikat ujung-ujung tombak sehingga hal tersebut mengarahkan segala
kekuatan menjadi satu tujuan terasa benar-benar kekuatannya.

Perkembangan Budaya Perusahaan


1. Budaya perusahaan adalah hal-hal yang dikerjakan dalam satu perusahaan.

2. Budaya perusahaan adalah asumsi-asumsi dasar.

3. Rekayasa budaya perusahaan sebagai alat untuk meraih kemajuan, Budaya perusahaan sebagai
andalan daya saing.

4. Budaya perusahaan bagian dari strategi perusahaan dalam meraih kemajuan.

Kaitan Strategi, Stuktur, Kultur ?

Strategi : Bagaimana orang mencapai suatu tujuan.

Struktur : Apakah struktur organisasi mendukung pencapaian tujuan?

Kultur : Bagaimana tindakan yang benar untuk mencapai tujuan.

softskill Page 2
MEMBENTUK BUDAYA PERUSAHAAN
Elemen Kunci

1. Lingkungan

2. Nilai-nilai

3. Kepahlawanan

4. Upacara-upacara

5. Network

Sumber-sumber Budaya Organisas

Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengaruh umum dari luar yang luas

Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan
oleh organisasi.

2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat

Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya


kesopansantunan dan kebersihan.

3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi

Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal
maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil.
Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya
organisasi.

softskill Page 3
Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :

a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.

b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.

d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.

e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku karyawan.

Ciri-ciri Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:

1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan
mengambil resiko.

2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan,


analisis dan perhatian terhadap detail.

3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang
di dalam organisasi itu.

5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.

6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.

7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.

softskill Page 4
Tipologi Budaya

Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya
organisasi :

1. Akademi

Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa,
dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih
menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan
memecahkan suatu masalah.

2. Kelab

Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi
nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan
juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan
kerja sama tim.

3. Tim Bisbol

Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi
pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif.
Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman,
perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat besar dan kebebasan besar bagi
mereka yang sangat berprestasi.

4. Benteng

Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield
banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori
karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa
peralihan

softskill Page 5
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran
majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman
bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di
dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

Budaya Organisasi Perusahaan Tionghoa


Dan berikut ini adalah bentuk lain dari kebudayaan organisasi perusahaan di setiap tempat
daerah dan Negara memiliki orientasi yang berbeda mengenai buadaya organisasi. Etnik
Tionghoa merupakan populasi terbesar di dunia saat ini, dan secara tradisional merupakan
entrepreneur – pemilik usaha – yang berhasil di belahan bumi manapun. Banyak sekali kajian
yang dilakukan untuk menilai mengapa wirausahawan Tionghoa memperoleh sukses.
Karakteristik personal, gaya manajerial serta nilai-nilai sosial dan kultural memberikan
kontribusi kepada wirausahawan Tionghoa secara umum.

Bisnis usahawan Tionghoa perantauan secara umum bercorak perusahaan keluarga-atau sering
disebut Chinese Family-Owned Entreprise dan di Asia diperkirakan mencapai 80 persen
perusahaan baik yang berskala menengah sampai besar. Kontribusi perusahaan keluarga
Tionghoa terhadap pertumbuhan ekonomi Asia dapat diperkirakan berdasarkan keberhasilan
pertumbuhan bisnis keluarga tersebut antar generasi.

Wirausahawan Tionghoa cenderung bersifat dinamis sekaligus pragmatis, fleksibel dan pandai
membaca arah angin dan menempatkan diri serta ulet. Hal ini sangat membantu mereka bertahan
dalam lingkungan bisnis yang kompetitif bahkan dalam kondisi turbulence sekalipun. Mereka
mampu dan mau melayani dan mengembangkan efisiensi dan membina hubungan dengan
pelanggan dan stakeholders lainnya dengan tetap menempatkan diri secara hati-hati. Gaya
manajemen Tionghoa sangat menekankan human relationship. Bahkan secara spesifik hubungan
bisnis Tionghoa biasanya didasarkan persahabatan, kesetiaan dan kepercayaan lebih jauh lagi.
Pada level usaha kecil, bisnis Tionghoa lebih didasarkan rasa saling percaya antara pekerja
dengan pemilik, dari pada kontrak kerja. Pada banyak perusahaan keluarga milik pengusaha
Tionghoa, menjalankan bisnis keluarga dan mengikutsertakan hubungan keluarga ke dalam
perusahaannya. Bahkan pada level perusahaan yang sudah go international sekalipun hal ini
kerap terjadi.

softskill Page 6
Budaya Organisasi Tionghoa

Manajemen dan gaya bisnis perusahaan keluarga Tionghoa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai
Confusians, di antaranya adalah orientasi manajemen lebih mengedepankan kepada prestasi
bersama, ketidakpercayaan manajer kepada kemampuan bawahan, munculnya kerjasama
berdasarkan kepatuhan serta sangat mementingkan hubungan dan keserasian. Manajer
memegang teguh prinsip orientasi kelompok atau kepentingan bersama. Prestasi individual
dianggap sebagai hasil kelompok yang menyebabkan manajer Tionghoa menganut etika
manajemen non kompetitif.Di dalam banyak perusahaan keluarga Tionghoa, manajer tidak
sepenuhnya mempercayai bawahan. Hal ini antara lain karena alasan nilai hierarkis. Mereka
menganggap organisasi perusahaan sebagai sistem keluarga yang menempatkan dan
memperlakukan bawahan sebagai “anak-anak” yang harus bergantung dan tidak pernah dapat
dipercayai sepenuhnya oleh “orangtua”. Manajer dipandang sebagai “orangtua” yang harus
menjaga dan mengawasi “anak-anak”. Banyak perusahaan Tionghoa dijalankan oleh satu figur
ayah yang kuat. Sebagian manajer menganggap bawahan mereka secara psikologis tidak cukup
matang untuk memikul tanggung-jawab pekerjaan-pekerjaan manajerial, sehingga hampir semua
keputusan penting diambil sendiri. Lingkungan kerja cenderung semi otoriter. Bawahan
diharapkan tunduk dan menjalankan instruksi atasan mereka dengan sungguh-sungguh.
Kompromi dan kepatuhan bawahan merupakan nilai budaya Tionghoa yang mendasar sehingga
kadang-kadang dianggap lazim oleh manajer.

Secara teoritis, partisipasi karyawan merupakan suatu hal yang penting dalam sistem manajemen
Tionghoa. Sayangnya, pada kebanyakan perusahaan, teori dan praktek merupakan dua hal yang
terpisah. Mereka biasanya hanya diperbolehkan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang terkait dengan kondisi kerja, bukan pada kebijakan strategis. Manajer menengah Tionghoa
menyerahkan berbagai keputusan penting kepada manajer yang lebih tinggi, tidak mau
memberikan saran atau pendapat pribadi, dan enggan memikul tanggung-jawab atas kinerja
perusahaan.

Dengan meningkatnya kebutuhan akan pengetahuan profesional di setiap bidang pekerjaan,


banyak perusahaan keluarga Tionghoa menyadari bahwa pendelegasian kewenangan
pengambilan keputusan harus mempertimbangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
bawahan. Walaupun beberapa sikap organisasi perusahaan sudah membaik, para manajer senior
Tionghoa masih memakai gaya otoriter sejauh menyangkut pembuatan keputusan akhir yang
penting dan strategis. Para penyelia dan manajer menengah belum memiliki kekuasaan yang
berarti untuk mempengaruhi berbagai keputusan akhir.

softskill Page 7
Pertanyaan tentang siapa yang membuat keputusan dan siapa yang bertanggung- jawab atas
proses pembuatan keputusan di perusahaan keluarga Tionghoa mengandung dua paradoks,
dengan kadangkala merupakan dua hal yang berbeda.

Paradoks pertama, yang bisa menjadi alasan paradoks kedua, bahwa pembuatan keputusan
bersama itu hanya formalitas dan tidak menyentuh substansi, terutama bila keputusan itu dibuat
pada tingkat departemen. Meskipun ada sistem partisipasi formal yang memastikan pimpinan
membuat keputusan secara kolektif, banyak manajer puncak perusahaan Tionghoa masih lebih
suka mengambil keputusan secara sepihak menurut kedudukan mereka yang istimewa dalam
hierarki.

Contoh Budaya Organisasi dalam Dunia Kerja

Budaya merupakan hasil cipta karsa manusia yang diperoleh berdasarkan pengalaman, kebiasaan
yang dilakukan berkesinambungan. Setiap individu memiliki seperangkat acuan budaya di dalam
dirinya. Dengan kata lain, setiap kita menciptakan budaya kita sendiri akibat dari interaksi kita
dengan lingkungan.

Sebuah organisasi yang terdiri dari berbagai kelompok individu yang bekerjasama dan
berinteraksi satu sama lain, akan membentuk sebuah kebiasaan yang lama-kelamaan akan
membentuk budaya organisasi dalam sistem organisasi tersebut. Budaya organisasi merupakan
pola terpadu yang dihasilkan dari perilaku individu dalam organisasi termasuk pemikiran-
pemikiran, tindakan-tindakan yang dipelajari dan diajarkan kepada generasi berikutnya. Artikel
ini akan membahas contoh budaya kerja dalam dunia kerja.

Budaya organisasi dalam setiap perusahaan, muncul berdasarkan perjalanan hidup para pegawai.
Pada umumnya budaya organisasi terletak pada pendiri organisasi. Merekalah yang berperan
penting dalam mengambil sebuah keputusan dan sebagai penentu arah strategi organisasi.
Budaya organisasi juga disebut sebagai budaya perusahaan.

Budaya organisasi di setiap perusahaan yang ada di seluruh dunia memiliki budaya tersendiri
dalam menjalankan kinerjanya. Hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut.

softskill Page 8
Lingkungan usaha. Lingkungan usaha di mana perusahaan A beroperasi akan menentukan
langkah apa yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Adanya nilai-nilai atau konsep dasar dan keyakinan dari suatu perusahaan.

Acara-acara rutin yang diselenggarakan perusahaan dalam rangka memberikan reward pada para
karyawannya.

Adanya jaringan yang dimiliki setiap perusahaan berbeda-beda. Jaringan komunikasi informal
dalam perusahaan dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai, asumsi-asumsi dan keyakinan
dari budaya perusahaan terkait.

Jadi, budaya perusahaan diperoleh berdasarkan interaksi para karyawan dalam menjalankan
tugas dan kewajiban mereka, di bawah kontrol para dewan direksi atau atasan. Budaya
perusahaan juga dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh atasan, dalam hal ini irama kinerja
yang diterapkan.

Contoh budaya organisasi dalam dunia kerja adalah adanya kedisiplinan. Sebuah perusahaan
misalnya terkenal dengan disiplinnya terhadap waktu, pembagian kerja dan kinerja masing-
masing divisi. Semua karyawan akan menerapkan sikap yang disiplin terhadap cara kerja
mereka, sehingga budaya disiplin melekat dalam diri mereka.

Masih banyak lagi budaya organisasi yang cukup menarik untuk kita ketahui. Berikut beberapa
contoh budaya organisasi dalam dunia kerja di negara maju.

 Amerika Serikat

Budaya organisasi orang Amerika terkait dengan inovasi. Jadi mereka akan menciptakan
berbagai inovasi dalam meningkatkan kemajuan perusahaan mereka. Orang Amerika juga
menganut budaya organisasi kapitalisme, yaitu memupuk kekayaan sendiri, serta menganut
prinsip kepemimpinan dan budaya feodal yang mengutamakan perbedaan harkat dan martabat
antar petinggi dan bawahan, atasan dan karyawan.

softskill Page 9
 Jepang

Jepang dikenal dengan budaya on time alias tepat waktu dan sangat menghargai waktu. Orang
Jepang sangat setia pada perusahaan dan menghargai pendapat orang lain. Budaya organisasi
orang Jepang disebut dengan Kaizen, yang artinya penyempurnaan berkesinambungan, yang
melibatkan semua anggota dalam hirarki perusahaan, baik manajemen maupun karyawan.

Metode Kaizen ini dilakukan dengan mengubah cara kerja karyawan sehingga karyawan bekerja
lebih produktif, tidak terlalu melelahkan, lebih efisien, dan aman, serta memperbaiki peralatan
dan memperbaiki prosedur kerja perusahaan.

Inti Budaya organisasi perusahaan


Pada intinya budaya organisasi perusahaan ibaratkan sengan isi yang sama dengan bentuk yang
berbeda-beda, Seperti yang diketahui bahwa budaya organisasi merupakan kondisi, situasi, iklim
serta lingkungan kerja dalam sebuah organisasi yang lahir dan muncul dari nilai-nilai yang
dibawa oleh founder khusus bagi family bisnis (atau perusahaan yang di bangun oleh individu)
dan muncul dari kumpulan pendiri organisasi tersbeut, yang tentu saja karena masing-masing
individu memiliki karakter yang berbeda sehingga budaya yang di hasilkan oleh masing-masing
organisasi tersebut juga akan berbeda-beda satu dengan lainnya. Budaya organisasi muncul
secara spontan dan membutuhkan waktu yang cukup untuk dapat meresap di seluruh elemen
dalam organisasi tersebut, budaya organisasi ini tentu saja akan memberikan karakter yang
identik dari organiasi tersebut yang akan membedakan organisasi yang satu dengan organisasi
yang lain. Budaya organisasi membuat tiap agian di dalam organiasi tersebut mau tidak mau
harus mengikuti arus yang mengalir, karena jika tidak demikian maka bagian yang berlawanan
dengan cara kerja dari budaya organisasi tersebut akan hanyut terbawa oleh arus utama yang ada
yang artinya bahawa bagian tersebut tidak cocok dengan situasi yang ada dalam organisasi
tersebut.

Budaya organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi tiap perusahana dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat pada saat sekarang ini. Hal ini dikarenakan, budaya
organisasi akan memberikan karakter yang kuat bagi perusahaan, dapat memberikan sebuah
sistem kerja, pola pikir dan bertindak dan juga cara mengahadapi sesuatu yang tentu saja akan

softskill Page 10
unik dibandingan dengan perusahaan yang lain. Perusahaan yang memiliki budaya kerja yang
kuat, identik, original dan berkarakter agan cenderung akan mudah bersaing dalam pasar karena
memiliki “jiwa” yang kuat. Budaya Organisasi seperti karakter sebiah tim sepak bola diabaratkan
dimana tim dari negara Eropa seperti Jerman dan Italia memiliki karakter yang sangat kuat ketika
tergabung dalam sebuah tim, dimana meskipun dalam tersebut individu yang memiliki kualitas
sangat bagus hanya sekitar 1-2 orang tetapi ketika tergabung dalam tim tersebut maka akan
dengan sendirinya merasakan aura yang berbeda karena kuatnya karakter yang ada dalam tim
tersebut. Sperti kostukm dari tim sepak bola tersebut, budaya organisasi memberikan sebuah
karakter yang sadar atau tidak di sadari oleh tiap elemen dalam perusahaan tersebut sebuah peran
yang identik yang menghasilan sebah kesatuan karakter yang kuat. Budaya organisasi dapat
berhasil menjadi “roh” dari perusahaan atau tidak tergantung mau atau tidaknya elemen di dalam
organisasi tersebut untuk berprilaku sesuai dengan budaya organisasi tersebut, jika jumalh
elemen yang kontra dengan organisasi tersebut lebih banyak daripada yang pro terhadap arus
budaya organisasi maka tentu perusahaan tersebur akan mengalami sebuah masalah yang cukup
serius. Budaya organsiasi juga tidak perlu untuk di sesuaikan dengan kondisi lingkungan bisnis
perushaana tersebut, karena jika disesuaikan dengan sengaja tetapi tidak sesuai dengan core asli
budaya organisasi dari perusahaan yang telah ada dan tumbuh akan memberikan dampak yang
negatif bagi keberlangsungan perusahaan itu sendiri.

Sama seperti pakaian yang digunakan oleh tiap orang, dimana meskipun pakain tresebut sama
dalam ukuran maupun model jika di gunakan oleh otrang-orang yang berbeda maka akan di lihat
dan di rasakan berbeda oleh baik yang di gunakan maupun yang melihat. Hal ini dikarenakan
karena baju tersbeut di buat dari bahan khusus untuk ukuran tubuh tertentu sehingga meskipun
ada dua orang memakai baji yang sama hasilnya akan berbeda, baik berbeda tetapi sama-sama
baik atau malah berbeda terbalik (bagus dan tidak bagus), sama seperti baju budaya organisasi
yang sama dan telah berhasil berjalan dalam tiap-tiap perusahaan akan sangat sulit diterapkan
oleh perusahaan yang lain. Sama juga seperti pakaian tadi maka tiap orang perlu untuk sedikit
menyesuaikan ukuran serta aksesoris dari baju tersebut sehingga model dan ukurannya akan
cocok dengan tubuh dari orang tersebut, perusahana yang ingin mengadapsi budaya kerja dari
organisasi lain perlu untuk menyesuaikan budaya tersebut agar sesuai dengan ukuran serta
kondisi perusahaan baik secara internal maupun eksternal lingkungan perusahaan. Proses
penyesuaian ini merupakan hal yang sangat krusial bagi tiap perusahan yang ingin mengadopsi
bidaya organisasi perusahaan lain, aakah akan berhasil atau bahkan hanya akan memberikan
dampak buruk bagi perjalanan perusahaan tersebut.

Budaya Organsasi akan sangat membantu perusahaan ketika perusahaan tersebut sedang
mengalami tekanan keras dari luar atau dalam hal ini adalah persaiangan dengan para kompetitor
yang ada, hal ini dikarenakan budaya organisasi yang kuat tersbeut akan memberikan kekuatan

softskill Page 11
serta seperti “invisible hand” yang membantu memberikan arah pagi perusahaan untuk bertarung
menghadapi persaingan. Pentingnya sebuah budaya organisasi yang kuat dari tiap-tiap
perusahaan merupakan hal yang harus dimiliki dan dipunyai dengan demikian maka setidaknya
perusahaan akan memiliki karakter yang kuat di dalam industri tersebut.

Jadi budaya organisasi perusahaan sangangat beraneka ragam dan juga terbentuk secara sepontan
karna setiap karakter manusia atau indvidu memiliki karakter yang berbeda dan vaktor lokasi di
mana perusahaan itu berdiri dan dari Negara mana pendiri perusahaan itu sangatlah berpengaruh
terhadap karakter tersebut terbentukalah sebuah budaya orgaisasi perusahaan, budaya organisasi
memberikan sebuah karakter yang sadar atau tidak di sadari oleh tiap elemen dalam perusahaan
tersebut sebuah peran yang identik yang menghasilan sebah kesatuan karakter yang kuat. Dan
juga hal ini di pengaruhi dari factor cara pandang visi dan misi yang akan mereka buat atau
imech yang mereka buat untuk perusahaan tersebut.

softskill Page 12

You might also like