Professional Documents
Culture Documents
DEPDIKNAS
2009
SUPERVISI
By. Ferdy feristyansjah, ST., M.Si
INPEKTORAT JENDERAL
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PENGADAAN JAKARTA
Page
1
Page
2
INSPEKTORAT JENDERAL
DEPDIKNAS
LATAR BELAKANG
jasa.
METODE PELAKSANAAN
WAKTU PELAKSANAAN
DUKUNGAN ANGGARAN
PENUTUP
Page
11
Pengadaan
yang
efektif,
efisien,
terbuka
dan
bersaing,
adil/tidak
KERANGKA PEMIKIRAN
DIAGRAM PROSES “SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN
JASA” Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan untuk memperoleh
kondisi yang lebih baik. Meskipun akhirnya tertuju pada hasil, namun
Page
Prinsip Supervisi
Yang dimaksud dengan prinsip supervisi adalah kaidah-kaidah yang
Page
a. Etimologi
Istilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “
Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang
melakukan supervisi disebut supervisor.
b. Morfologis
Supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi
terdiri dari dua kata Super berarti atas, lebih, Visi berarti lihat, tilik,
awas. Seorang supervisor memang mempunyai posisi diatas atau
mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang disupervisinya.
c. Semantik
PRINSIP SUPERVISI
1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan bantuan untuk
mengatasi masalah dan kesulitan dan bukan mencari–cari kesalahan.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan bantuan dilakukan secara
langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantruan dan
bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat
merasa sendiri serta sepadan dengan dengan kemampuan untuk
dapat mengatsi sendiri.
3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau
umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak
lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak
yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3
bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh
supervisor.
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya
Page
Ciri-ciri supervisi :
23
Prinsip-prinsip supervisi :
a. Tidak otoriter
b. Tidak berasaskan kekuasaan
c. Tidak lepas dari tujuan
d. Bukan mencari kesalahan
e. Tidak boleh cepat mengharapkan hasil
f. Konstruktif dan kreatif
g. Sumber secara kolektif dari berbagai pihak
h. Profesional
i. Sanggup mengembangkan potensi pihak yang disupervisi
j. Memperhatikan kesejahteraan pihak yang disupervisi
k. Progresif
l. Memperhitungkan kemampuan sendiri
m. Sederhana dan informal
n. Sanggup mengevaluasi diri sendiri
Page
24
JENIS SUPERVISI
Supervisi Akademik. Merupakan supervisi yang menitik beratkan
pengamatan supervisor kepada masalah-masalah akademik,yaitu hal-hal
yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pada waktu sesorang
sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
FUNGSI SUPERVISOR
Matt Modrcin (2004:2) menjelaskan 4 fungsi supervisor yaitu :
The Administratif Function merupakan fungsi pengawsan umum
terhadap kualitas kinerja guru dalam membelajarankan peserta didiknya.
Supervisi yang memberikan masukan dan saran terhadap guru-guru
bagaiaman semestinya tugas peserta didik dalam melaksanakan tugas
belajarnya.
Page
25
b. Kompetensi Supervisor
Untuk dapat melaksanakan peran-peran di atas,
supervisor harus memiliki beberapa kompetensi dan
kemampuan pokok, yaitu berkaitan dengan substantive aspects
Page
2. PENDEKATAN SUPERVISI
Dalam pelaksanaan supervisi, karakteristik guru yang
dihadapi oleh supervisor pasti berbeda-beda. Perbedaan tersebut
dapat dilihat dari sisi usia dan kematangan, pengalaman kerja,
motivasi maupun kemampuan guru. Karena itu, supervisor harus
menerapkan pendekatan yang sesuai dengan karakteritik guru
yang dihadapinya. Apabila pendekatan yang digunakan tidak
sesuai, maka kegiatan supervisi kemungkinan tidak akan berjalan
dengan efektif.
Sergiovanni (1982), mengemukakan berbagai pendekatan
supervisi, antara lain (a) supervisi ilmiah (scientific supervision),
(b) supervisi klinis (clinical supervision), (c) supervisi artistik, (d)
integrasi di antara ketiga pendekatan tersebut.
a. Supervisi Ilmiah
John D. McNeil (1982), menyatakan bahwa terdapat tiga
pandangan mengenai supervisi ilmiah sebagai berikut :
Pertama, supervisi ilmiah dipandang sebagai kegiatan
supervisi yang dipengaruhi oleh berkembangnya manajemen
ilmiah dalam dunia industri. Menurut pandangan ini, kekurang
Page
b. Supervisi Artistik
Supervisi artistik dapat dikatakan sebagai antitesa
terhadap supervisi ilmiah. Supervisi ini bertolak dari pandangan
bahwa mengajar, bukan semata-mata sebagai science tapi juga
merupakan suatu art. Oleh karena itu pendekatan yang
digunakan dalam meningkatkan kinerja mengajar guru juga harus
mempertimbangkan dimensi tersebut.
Elliot W. Eisner (1982) menyatkan bahwa yang dimaksud
dengan pendekatan supervisi artistik, ialah pendekatan yang
menekankan pada sensitivitas, perceptivity, dan pengetahuan
supervisor untuk mengapresiasi segala aspek yang terjadi di
kelas, dan kemudian menggunakan bahasa yang ekspresif, puitis
serta ada kalanya metaforik untuk mempengaruhi guru agar
melakukan perubahan terhadap apa yang telah diamati di dalam
kelas. Dalam supervisi ini, instrumen utamanya bukanlah alat
ukur atau pedoman observasi, melainkan manusia itu sendiri yang
memiliki perasaan terhadap apa yang terjadi. Tujuan utama
pendekatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan
(suasana) kependidikan di sekolah.
Dari pengertian tersebut, mungkin dapat dianalogikan
dengan pendekatan penelitian. Supervisi ilmiah paradigmanya
identik dengan penelitian kuantitatif sementara itu supervisi
artistik lebih dekat dengan pendekatan penelitian kualitatif.
Page
c. Supervisi Klinis
30
2. Saran-saran
Berangkat dari kenyataan dan kendala pelaksanaan supervisi
di Indonesia, maka untuk menuju pada supervisi yang ideal
diperlukan langkah-langkah antara lain :
Pertama, menegaskan, dan apabila perlu memisahkan jabatan
supervisor dengan jabatan pengawas dalam struktur birokrasi
pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini, terdapat dua pilihan, yaitu
mengarahkan jabatan pengawas agar terartikulasi pada peran dan
tugas sebagai supervisor, atau mengangkat supervisor secara
khusus dan tetap membiarkan jabatan pengawas melaksanakan
fungsi pengawasan.
Kedua, memperbaiki pola pendidikan prajabatan maupun
inservice rekrutmen, seleksi, penugasan, serta penilaian dan
promosi jabatan supervisor/pengawas.
Ketiga, dalam konteks otonomi daerah, jabatan supervisor
dapat diangkat sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah.
Keempat, membangun kesadaran budaya mutu dalam
pendidikan bagi pengelola-pengelola pendidikan pada semua
tingkatan.
Kelima, mendorong kepala sekolah berperan sebagai
instructional leader dan mengurangi porsi tugas-tugas
administratif.
Keenam, mengikis pola hubungan yang paternalistik antara
pengawas/kepala sekolah dengan guru dan mengembangkan
hubungan profesional yang akrab dan terbuka untuk meningkatkan
pembelajaran.
Page
TIPE-TIPE SUPERVISI
36
BAB I
PENDAHULUAN
38
d. Membantu guru dalam hal menilai kemajuan siswa dan hasil pekerjaan
guru itu sendiri.
42
e. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru
dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
Adapun fungsi supervisi dapat dibedakan menjadi dua bagian ynag besar
yaitu :
1. Fungsi utama ialah membantu sekolah yang sekaligus mewakili
pemerintah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yaitu membantu
perkembangan individu para siswa.
2. Fungsi tambahan ialah membantu sekolah dalam membina guru–guru
agar dapat bekerja dengan baik dan dalam mengadakan kontak dengan
masyarakat dalam rangka menyesuaikan diri dengan tuntutan
masyaarakat serta mempelopori kemajuan masyarakat.
Swearingen memberi 8 fungsi:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3. Memperluas pengalaman guru-guru
4. Mestimulasi usaha-usaha yang kreatif
5. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
6. Menganalisa situasi belajar dan mengajar
7. Memberikan pengetahuan dan skiil kepada setiap anggota staf
8. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan
kemampuan mengajar guru-guru.
Adapun menurut Ngalim Purwanto, fungsi-fingsi supervisi pendidikan
yang sangat penting di ketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk
kepala sekolah, adalah sebagai berikut:
1) Dalam Bidang Kepemimpinan
a. Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok dalam berbagai
kegiatan
Page
orang lain.
10. Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan
menimbulkan depresi dan putus asa pada anggota-anggota stafnya.
D. TUGAS-TUGAS SUPERVISOR
Sehubungan dengan fungsi-fungsi supervise yang telah dibahas di atas,
maka pemakala mengemukakan 10 macam tugas supervise pendidikan
dari 26 macam supervisi yang telah dikemukakan oleh Ngalim Purwanto.
1. Menghadiri rapat atau pertemuan organisasi-organisasi profesional.
2. Mendiskusikan tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-
guru.
3. Melakukan classroom visitation atau class visit
4. Mengadakan rapat-rapat kelompok untuk membicarakan masalah-
masalah umum.
5. Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-guru
tentang masalah-masalah yang mereka usulkan.
6. Mnediskusikan metode-metode mengajar dengan guru-guru.
7. Memilih dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid.
8. Membimbing guru-guru dalam menyusun dan mengembangkan
sumber-sumber atau unit-unit pengajaran.
9. Memberikan saran-saran atau instruksi tentang bagaimana
melaksanakan statu unit pengajaran.
10. Mengorganisasi dan bekerja dengan kelompok guru-guru dalam
program revisi kurikulum.
E. TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI
Banyak ahli menyebut tehnik-tehnik supervise pendidikan secara agak
berbeda berdasarkan titik tolak pandang yang dianutnya. Chart berikut
mencoba membeberkan beberapa tehnik yang dikemukakan para
Page
disupervisi
Tujuan akhir dari supervisi pendidikan adalah meningkatkan professional
guru dan karyawan sekolah guna menunjang akuntabilitas siswa dalam
belajar, sehingga siswa benar-benar menjadi manusia yang berilmu,
berbudi dan kreatif dalam segala hal sesuai dengan amanah UUD 45.
DAFTAR PUSTAKA
- Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
- Pidarta, Made, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan,
- Piet, A. Sahertian, Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1981.
- Purwanto, Ngalim, Administrasi danSupervisi Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1987.
- Purwanto, Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara Sumber
Widya, 1996.
• click link
• 27 clicks
Untuk dapat merequest file lengkap yang dilampirkan pada setiap judul,
anda harus menjadi special member, klik Register untuk menjadi free
member di Indoskripsi.
Semua Member Special dapat merequest file yang ada di
website ini.
NB: Ada kemungkinan beberapa skripsi belum ada filenya, karena dikirim
oleh member biasa dan masih menunggu konfirmasi dari member yang
bersangkutan.
Top of Form
00630254746815 UTF-8
Bottom of Form
50
Page
51