Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
NUR ARFA EFRILEGA
NIM 0811230065
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
NOVEMBER 2008
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Karena berkat rahmat dan petunjuk-
Nyalah, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:
“ MOTIVASI “
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan
semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Saya telah berusaha dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang saya
miliki sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Akan tetapi, saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi
maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca, agar di lain kesempatan saya dapat memperbaiki
kekurangan- kekurangan yang ada.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti dorongan atau daya penggerak.
Michel J. Jucius menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada
seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.
Menurut Dadi Permadi, motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baik
yang positif maupun yang negatif.
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, apa saja yang diperbuat manusia, yang penting
maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu
ada motivasinya. Ini berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif
tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu.
Bertentangan dengan Purwanto, Nasution membedakan antara motif dan motivasi. Motif
adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan
motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga orang itu mau
atau ingin melakukannya.
Berdasarkan deskripsi di atas, motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang
terjadi jika suatu motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai.
Sedangkan motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitu saja dari perilaku seseorang karena motif tidak
selalu seperti yang tampak, bahkan kadang-kadang berlawanan dari yang tampak.
Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi dan dirangsang oleh keinginan, kebutuhan,
tujuan dan kepuasannya. Baik yang bersumber dari dalam (internal), maupun dari luar
(eksternal). Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.
KETEGANGAN MEMUNCAK
UNTUK SIKLUS BERIKUTNYA
PENGURANGAN
KETEGANGAN
Keterangan :
Seorang individu merasakan adanya tegangan yang timbul karena ada kebutuhan yang
belum terpenuhi. Kemudian ia melakukan tindakan tertentu yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Tindakannya itu diarahkan kepada suatu sasaran atau
perangsang yang dianggapnya mampu memenuhi kebutuhanya tersebut. Dan bila ia
mendapatkan perangsang (insentif) itu maka akan terjadi pengurangan tegangan atau
tekanan dalam dirinya.
Dari model diatas, motivasi dapat dianggap sebagai suatu proses homeostatik. Motivasi
merupakan suatu mekanisme kontrol seperti proses yang berlangsung dalam tubuh
manusia yang mempertahankan keadaan yang seimbang dalam tubuh tersebut.
Saat kadar glukosa dalam darah berkurang, hati akan dirangsang oleh insulin untuk
mengubah glikogen menjadi glukosa agar dapat digunakan sebagai tenaga untuk kontraksi
otot.
Dengan proses yang sama, apabila seseorang yang mula-mula semua kebutuhannya
terpenuhi dipindahkan pada keadaan di mana ada kebutuhan yang belum terpenuhi, ia
akan melakukan tindakan untuk mengembalikan dirinya hingga situasi yang sebelumnya
atau pada tingkat keseimbangan yang lebih diinginkan di mana terdapat imbangan yang
memuaskan antara yang diperlukan dan yang dimilikinya.
C. Teori Motivasi
b. Teori ERG
Teori ERG dikembangkan oleh Clayton Alderfer. ERG merupakan huruf-huruf
pertama dari tiga istilah yaitu :
E = Existence (kebutuhan akan eksistensi),
R = Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain, dan
G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan).
Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan
pemuasannya secara serentak. Pada teori ERG :
ψ Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan
untuk memuaskannya
ψ Apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan maka keinginan untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi semakin kuat.
ψ Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia.
Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri
pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan
perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.
2. Teori-teori Cognitive :
Pada tahun 1957 Leon Festinger mengajukan Cognitive Dissonance Theory. Istilah
tersebut berhubungan dengan persepsi serta evaluasi (kognisi) dua unit informasi atau
lebih yang bertentangan atau tidak bersifat harmonis (disonan). Jika terdapat
ketidakcocokan antar unit informasi tersebut maka kita akan bereaksi untuk
menyelesaikan konflik dan ketidakcocokan ini.
3. Teori-teori Psychoanalytic
a. Salah satu teori yang sangat terkenal dalam kelompok teori ini adalah
Psychoanalytic Theory atau Psychosexual Theory yang dikemukakan oleh Freud
(1856 - 1939). Model tentang motivasi menurut Freud terdiri dari tiga bagian :
1) ID yaitu dorongan-dorongan yang tak terkendali
2) Ego yaitu prinsip realitas yang mempengaruhi dorongan-dorongan tersebut
dalam pengalaman hidup yang nyata
3) Superego (hati nurani) yaitu yang mengendalikan kedua macam mekanisme
tersebut
Freud menitikberatkan teorinya pada persoalan seks yang kemudian dimodifikasi
oleh para pengikutnya.
b. Erik Erikson yang merupakan murid Freud menentang pendapat Freud. Erik
menyatakan dalam Theory of Socioemotional Development atau Psychosocial
Theory bahwa yang paling mendorong perilaku manusia dan pengembangan pribadi
adalah interaksi sosial.
D. Jenis Motivasi
E. Indikator Motivasi
Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu motif telah
dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan motif adalah segala
daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitu
saja dari perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti yang tampak, bahkan
kadang-kadang berlawanan dari yang tampak. Dari tujuan-tujuan yang tidak selalu disadari
ini, kita dipaksa menghadapi seluruh persoalan motivasi yang tidak disadari itu. Karena
teori motivasi yang sehat tidak membenarkan pengabaian terhadap kehidupan tidak sadar.
Dari banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang mungkin dikarenakan
oleh penggunaan metode observasi yang berbeda-beda, studi tentang berbagai kelompok
usia dan jenis kelamin yang berbeda, dan sebagainya, terdapat model tentang motivasi
yang digeneralisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada.
Ada macam-macam motivasi dalam satu perilaku. Suatu perbuatan atau keinginan yang
disadari dan hanya mempunyai satu motivasi bukanlah hal yang biasa, tetapi tidak biasa.
Karena suatu keinginan yang disadari atau perilaku yang bermotivasi dapat berfungsi
sebagai penyalur untuk tujuan-tujuan lainnya.