You are on page 1of 8

‘

 ‘  ‘  ‘
³Peningkatan Pengetahuan Anak Jalanan di Kota Bandung´

Nama : Awaluddin Jamal


NRP : 08.04.230
Kelas : III C PSM
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial - Bandung 2010

P
 ‘

Bandung merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia, dimana hampir serupa
dengan kota-kota besar lainnya yang ada di Indonesia kota Bandung yang merupakan
ibukota provinsi Jawa Barat ini juga memiliki segudang permasalahan sosial yang butuh
penanganan serius dari seluruh pihak. Dengan jumlah penduduk yang tercatat pada
tahun 2010 sebesar 2.393.633 orang dengan Tingkat kepadatan penduduk Kota Bandung
mencapai 14.228 orang per kilo meter persegi, tidak mengherankan memang jika
masalah yang ditimbulkan oleh penduduknya pun cukup banyak.
Dari berbagai permasalahan yang ada di kota ini salah satu yang sangat mencolok adalah
masalah anak jalanan, coba saja perhatikan setiap sudut jalan yang ada di kota Bandung
hampir semuanya dipenuhi oleh anak-anak yang mencari nafkah dan hidup di jalanan,
baik itu yang menjadi pengamen ataupun hanya sekedar menengadahkan tangan mereka
untuk meminta belas kasihan dari setiap orang yang melintas di jalan tersebut.
Dari data yang dimiliki oleh Dinas Sosial kota Bandung, pertambahan jumlah anak
jalanan yang ada di kota ini cukup memprihatinkan, untuk tahun 2007 saja jumlah anak
jalanan di kota Bandung mencapai 4.212 dan dua tahun berikutnya sudah bertambah
menjadi 4.821 atau bertambah sekitar 609 anak dalam dua tahun atau jika dirata-ratakan

c
dalam hitungan hari maka pertambahan anak jalanan hampir mencapai 1 orang anak per
hari.
Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah kota Bandung bukannya hanya tinggal
diam, sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ini, salah satunya adalah dengan melakukan razia rutin yang dilakukan
sebulan sekali, selain itu hasil dari razia anak jalanan ini kemudian diserahkan kepada
panti untuk dilakukan rehabilitasi, namun sampai saat ini hal ini belum terasa
dampaknya, bahkan saat ini kota Bandung mendapatkan julukan baru sebagai ³Kota
Anak Jalanan´.

 P‘   ‘

Permasalahan anak jalanan bukanlah sebuah masalah yang mudah untuk ditangani,
sebab permasalahan ini tidak hanya menyangkut mengenai akan jalanan itu saja, tetapi
juga menyangkut banyak pihak baik itu orang tua dari anak jalanan tersebut ataupun
orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari adanya anak jalanan ini.
Jika dilihat lagi secara mendalam permasalahan anak jalanan ini bukanlah suatu hal yang
timbul begitu saja, ada berbagai hal yang melatarbelakanginya dan faktor yang paling
umum itu adalah pemenuhan kebutuhan ekonomi, sudah bukan rahasia umum lagi kalau
anak jalanan mulai tumbuh subur di Indonesia sejak terjadinya krisis ekonomi tahun
1997 yang menimpa Negara ini, jika dipeta-petakan maka masalah anak jalanan ini
dapat dimasukkan ke dalam permasalahan sosial ?    , sebab
permasalahan ini baru muncul di era masyarakat modern atau masyarakat industi.
Yang kemudian menjadi masalah adalah bagaimana pendidikan dari anak-anak jalanan
ini, sebab seperti yang bisa kita lihat bersama bahwasanya anak jalanan yang ada di kota
Bandung ini umumnya masih berada dalam usia sekolah yaitu dibawah usia 17 tahun,
dan tentu saja membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah, bisa dibayangkan
dari jumlah anak jalanan yang tercatat di Dinas Sosial kota Bandung sebesar 4.821 anak
(tahun 2009), hanya ada beberapa anak yang dapat menyentuh bangku sekolah.

J
Sebagai warga Negara Indonesia anak-anak ini tentunya memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak namun karena berbagai faktor anak-anak ini tidak
dapat menjangkau pendidikan tersebut, oleh karena itu dibutuhkan cara lain untuk
mendekatkan pendidikan dengan anak-anak jalanan ini.

A  ‘P ‘   ‘

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak jalanan ini tidak mampu untuk mengakses
pendidikan di bangku sekolah, antara lain :

1.‘ Mereka memiliki keterbatasan ekonomi, sedangkan saat ini tidak semua sekolah
yang ada menyediakan pendidikan gratis secara penuh.
2.‘ Keterbatasan ekonomi ini pula yang mendorong mereka untuk hidup di jalan agar
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
3.‘ Mereka merasa bahwa dengan hidup di jalanan semuanya serba mudah, sebab
mereka bisa mendapatkan uang sendiri setiap hari, dibandingkan jika mereka harus
bersekolah setiap hari.
4.‘ Sikap orang tua yang tidak peduli akan pendidikan yang didapat oleh anak mereka.

P ‘  ‘

Dari deskripsi permasalahan yang telah diungkapkan diatas mengenai masalah


pendidikan anak jalanan, maka dapat dibuat beberapa alternatif kebijakan yang dapat
dijadikan sebagai salah satu cara menyelesaikan masalah ini.

1.‘ Meningkatkan kualitas rumah singgah


Salah satu bentuk penanganan anak jalanan yang efektif adalah dengan membentuk
rumah singgah yang biasanya dibuat oleh pihak di luar pemerintah. Konferensi
Nasional II Masalah pekerja anak di Indonesia pada bulan juli 1996 mendefinisikan

a
rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal,
dimana anakanak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal
sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut.
Sedangkan menurut Departemen Sosial RI rumah singgah didefinisikan sebagai
perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah
singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana pusat realisasi anak
jalanan terhadap system nilai dan norma di masyarakat. Secara umum tujuan
dibentuknya rumah singgah adalah membantu anak jalanan mengatasi masalah-
masalahnya dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Hanya saja selama ini masih banyak rumah singgah yang betul-betul hanya menjadi
tempat singgah bagi anak jalanan, tanpa ada sesuatu yang di dapatkan oleh anak
tersebut, ataukah ada namun hanya berupa pendidikan non-formal, seperti
kemampuan menyanyi, kemampuan membuat kerajinan tangan dan sebagainya.
Walaupun bagus akan tetapi anak jalanan ini tentunya membutuhkan juga suatu
pengetahuan yang sifatnya formal, hal ini diperlukan sebab setiap orang pasti
membutuhkan pengetahuan formal untuk meningkatkan kompetensi mereka.
Kita tidak bisa menyalahkan pengelola rumah singgah akan hal ini, sebab mereka
menjalankan program ini dengan menggunakan dana mereka sendiri. Melalui
program peningkatan kualitas rumah singgah ini pemerintah diharapkan mampu
untuk memberikan suntikan dana bagi pengelola rumah singgah, khususnya bagi
rumah singgah yang memiliki prestasi.
Selain itu dengan alternatif ini diharapkan ada peran pemerintah, selain
menyediakan suntikan dana pemerintah diharapkan juga untuk memberikan bantuan
berupa tenaga pengajar yang akan ditempatkan di setiap rumah singgah dengan gaji
yang akan dibayarkan oleh pemerintah kota Bandung, dengan cara seperti ini
pengetahuan yang di dapatkan anak baik itu pengetahuan formal dan non-formal
bisa di seimbangkan.

3
‘‘‘‘
1)‘ Peran pemerintah tidak terlalu rumit, sebab pengelolaan dari rumah singgah ini
diserahkan kepada pihak swasta.
2)‘ Dengan adanya program ini, maka pengontrolan terhadap anak jalanan dari
tindak kejahatan dan kekerasan lebih terjamin, karena ada pengasuh yang
mengontrol mereka.
3)‘ Melalui rumah singgah ini anak jalanan dapat mendapatkan pendidikan formal
dan non-formal secara merata.

‘‘‘‘
1)‘ Dana yang harus disediakan oleh pemerintah sangat terbatas.
2)‘ Karena dikelola oleh pihak swasta, maka pengontrolan pemerintah akan dana
yang telah dikucurkan menjadi sulit.

2.‘ Melakukan sosialisasi akan pentingnya pendidikan bagi orang tua anak jalanan
(bagi anak jalanan yang masih memiliki orang tua).
Salah satu faktor penyebab sehingga anak jalanan yang ada di kota Bandung tidak
mendapatkan pendidikan yang layak karena kurangnya perhatian dari orang tua
mereka akan pendidikan dari anaknya, banyak orang tua dari anak jalanan yang juga
tidak memiliki tingkat pendidikan yang mumpuni sehingga mereka kurang paham
mengenai pendidikan bagi anak mereka, walaupun tidak sedikit juga yang
disebabkan karena ketidakmampuan ekonominya.
Oleh karena itu dibutuhkan semacam sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat
khususnya masyarakat yang berada di kelas bawah mengenai pentingnya pendidikan
bagi anak mereka ketimbang anak mereka hidup di jalan. Dalam perencanaannya
sosialisasi ini akan dilakukan di daerah-daerah yang menjadi lumbung bagi anak
jalanan, misalnya saja di daerah kampong 200 kelurahan Dago.
Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini maka orang tua dari anak-anak jalanan ini
dapat memahami akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka dan tidak
melarang anak mereka untuk mendapatkan tambahan ilmu disamping kegiatannya

†
untuk membantu perekonomian keluarga baik itu dengan mengamen ataupun
mengemis.

‘‘‘‘
1)‘ Anggaran yang diperlukan tidak begitu besar.
2)‘ Efisiensi penggunaan waktu.
‘‘‘‘
1)‘ Watak masyarakat kita yang masih begitu sulit untuk menerima perubahan
apalagi jika hanya disampaikan melalui sosialisasi.
2)‘ Efek yang ditimbulkan tidak terlalu terasa, bisa jadi hanya pada saat sosialisasi
itu saja.

3.‘ Memberikan pendidikan secara langsung di jalanan.


Alternatif kebijakan ini merupakan sebuah alternatif kebijakan yang melibatkan
beberapa system sumber yang dapat dimanfaatkan, salah satu system sumber yang
dapat dimanfaatkan dan berperan besar dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di kota Bandung.
Sulit rasanya untuk memisahkan anak jalanan ini dengan jalan, sebab jalan bagi
mereka bukan hanya sekedar sebagai tempat mencari uang akan tetapi lebih dari itu
jalanan sudah menjadi tempat mereka untuk bersosialisasi dan bisa dikatakan
sebagian besar kehidupan mereka sehari-hari dihabiskan di jalanan. Berdasarkan hal
ini akan agak sulit rasanya untuk meminta anak-anak tersebut terutama bagi anak
yang memang tidak bersekolah untuk membagi waktunya memperoleh pendidikan
di sekolah formal.
Oleh karena itu salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan ³menjemput
bola´ yaitu memberikan pembelajaran bagi anak jalanan ini langsung di jalan
tempat mereka hidup, sehingga mereka tidak meninggalkan ³habitatnya´ tersebut
sekaligus dapat meningkatkan pengetahuan mereka.
Lalu apa yang menjadi peran mahasiswa disini ? seperti yang kita ketahui bahwa
sebagai kota besar Bandung tentunya memiliki berbagai perguruan tinggi dengan

ÿ
latar pendidikan yang berbeda, hal ini tentunya menjadi sebuah potensi besar yang
bisa dimanfaatkan, dimana mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang
berbeda ini dapat dijadikan sebagai tenaga pengajar bagi anak jalanan. Sebab selain
untuk menghemat anggaran, dengan menggunakan mahasiswa kita sekalian melatih
mahasiswa ini untuk berempati akan nasib sebagian anak-anak Indonesia yang ada
di kota Bandung ini.
Mungkin saat ini sudah banyak mahasiswa-mahasiswa yang berusaha untuk
melakukan kegiatan ini, namun pada umumnya apa yang mereka lakukan ini hanya
sebatas spontanitas belum memiliki suatu koordinasi yang baik, ada baiknya
sekumpulan-sekumpulan mahasiswa ini dibentuk dalam suatu wadah sehingga
antara satu kelompok dengan kelompok yang lain dapat saling berkordinasi,
sehingga ada sinkronisasi antara pengajaran yang dilakukan masing-masing
kelompok.
Dengan alternatif ini sangat diharapkan bahwa apa yang menjadi tujuan kita untuk
meningkatkan pengetahuan anak jalanan ini dapat terlaksana, apalagi kegiatan yang
dilakukan ini tidak kaku sebab tidak diadakan di sekolah formal.
‘
‘‘‘‘
1)‘ Dari segi anggaran tidak begitu membebani pemerintah kota Bandung.
2)‘ Alternatif ini tidak begitu kaku, karena dilakukan di lingkungan anak jalanan itu
sendiri.
3)‘ Turut mengajarkan mahasiswa untuk mampu berempati terhadap anak-anak
jalanan.

‘‘‘‘
1)‘ Kemungkinan adanya ketidak konsistenan dalam pelaksanaan kegiatan.
2)‘ Ada banyak hambatan yang mungkin akan didapatkan dilapangan, salah satunya
adalah dari pihak yang mendapat keuntungan dari anak jalanan tersebut
misalnya preman-preman.

-
Dari beberapa alternatif kebijakan yang ditawarkan, penulis merasa kebijakan
’’‘   ‘ !‘ ‘ " dengan menggunakan mahasiswa
sebagai sarana merupakan kebijakan yang paling ´   dan
   untuk
dilaksanakan sebab kebijakan ini selain tidak membebankan anggaran belanja
pemerintah kota Bandung juga dapat menjadi sarana bagi mahasiswa menunjukkan
rasa empatinya, dari segi
   kebijakan ini pasti akan sangat efektif karena
langsung dilaksanakan di ³habitat´ anak jalanan tersebut.

P  ‘
‘  
‘
‘
Anak jalanan merupakan salah satu fenomena masalah sosial yang muncul di tengah
kehidupan masyarakat industri seperti sekarang ini, fenomena ini tentunya tidak muncul
begitu saja melainkan ada banyak faktor yang menyebabkannya.
Masalah anak jalanan ini bukannya tidak menyebabkan beberapa masalah juga, namun
justru dari permasalahan ini muncullah beberapa isu permasalahan lain, salah satunya
adalah mengenai pendidikan dari anak jalanan ini, sebab seperti yang kita ketahui
bersama bahwa anak jalanan pada umumnya tidak bersekolah di sekolah formal dan
akibatnya tingkat pengetahuan mereka tidak sesuai dengan apa yang seharusnya.
Oleh karena itu penulis mencoba untuk membuat suatu alternative kebijakan untuk
menangani permasalahan ini, dengan harapan agar kebijakan ini mendapatkan sebuah
respon dari pemerintah sehingga permasalahan ini tidak berlarut-larut dan kelak akan
semakin sulit untuk dicari pemecahan masalahnya.

You might also like