You are on page 1of 6

Tugas HAKI

Nama : Md. Intan Permatasari


N I M : 0803005058

ANALISA HUKUM TERHADAP KASUS PEMBATALAN DESAIN INDUSTRI


SEPEDA MOTOR GARUDA

A. Kasus Pembatalan Desain Industri Sepeda Motor Garuda

Honda Giken Kogyo Kabushiki Kaisha, yang berkedudukan di 1 – 1,


Minami-Aoyama 2-Chome, Minato-ku, Tokyo, Jepang adalah sebagai pemegang
Desain Industri terdaftar No. ID 0 000109 dengan judul “Motor Scooter” yang
telah mengajukan permohonan pendaftarannya pada tanggal 19 Juni 2001.

PT. Anglo Sama Permata Motor, yang beralamat di jalan Raya Tambak
Sawah 22-24, Waru, Sidoarjo adalah sebagai pemegang desain industri terdaftar
No. ID 0 006493 dengan judul “Sepeda Motor Garuda” yang telah mengajukan
pendaftarannya pada tanggal 3 Oktober 2003.

Honda Giken Kogyo Kabushiki Kaisha sebagai pihak yang


berkepentingan untuk mengajukan gugatan pembatalan desain industri No. ID 0
006493 yang berjudul Sepeda Motor Garuda yang terdaftar atas nama PT. Anglo
Sama Permata Motor. Kedudukan Honda Giken Kogyo Kabushiki Kaisha sebagai
pihak yang berkepentingan tersebut adalah berdasarkan fakta-fakta sebagai
berikut:

1. Bahwa Honda Giken Kogyo Kabushiki Kaisha telah mengajukan permohonan


pendaftaran desian industri judul Motor Scooter pada tanggal 19 Juni 2001
yang kemudian terdaftar di bawah No. ID 0 000109 sebelum PT. Anglo Sama
Permata Motor mengajukan permohonan pendaftaran desain industri dengan
judul Sepeda Motor Garuda pada tanggal 3 Oktober 2003;

2. Bahwa Honda Giken Kogyo Kabushiki Kaisha telah mengajukan keberatan


terhadap permohonan pendaftaran desain industri No. ADD 2003 12389
tertanggal 3 Oktober 2003 dengan judul Sepeda Motor Garuda atas nama PT.
Anglo Sama Permata Motor tersebut, berdasarkan alasan desain yang
diajukan oleh PT. Anglo Sama Permata Motor tidak memenuhi syarat
“kebaruan” oleh Undang-Undang Desain Industri;

Apabila pendaftaran desain industri No. ID 0 006493 yang berjudul Sepeda


Motor Garuda atas nama PT. Anglo Sama Permata Motor tersebut tidak di
batalkan, maka telah dan masih akan terjadi ketidakadilan terhadap Honda Giken
Kogyo Kabushiki Kaisha selaku pihak yang telah terlebih dahulu menggunakan
desain industri yang sama. Berdasarkan uraian diatas Honda Giken Kogyo
Kabushiki Kaisha mempunyai kepentingan agar pendaftaran desain industri No.
ID 0 006493 yang berjudul Sepeda Motor Garuda tersebut dibatalkan dan oleh
karenanya Honda Giken Kogyo Kabushiki Kaisha sebagai pihak yang
berkepentingan untuk mengajukan gugakan dalam perkara ini. Desain industri
Sepeda Motor Garuda tidak baru berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat (1) UU
Desain Industri.

Disamping telah tidak baru, desain industri Sepeda Motor Garuda yang
diajukan PT. Anglo Sama Permata Motor dalam permohonan pendaftaran desain
industri dengan ADD 2003 2389 dengan tanggal penerimaan 3 Oktober 2003
yang kemudian terdaftar dalam Daftar Umum Desain Industri dengan No. ID
0006493, adalah sama/identik dan/atau meniru desain industri Motor Scooter
yang telah diajukan lebih dahulu oleh Honda Giken Kogyo Kabushiki Kaisha
pada tanggal 19 Juni 2001 yang kemudian terdaftar dengan No. ID 0 000109
seperti terlihat dalam surat gugatan. Bahwa desain industri Sepeda Motor Garuda
atas nama PT. Anglo Sama Permata Motor dengan No. ID 0006493 adalah
sama/identik dan/atau meniru desain industri Motor Scooter atas nama Honda
Giken Kogyo Kabushiki Kaisha dengan No. ID 0 000109.

Bahwa persamaan antara Sepeda Motor Garuda dengan desain Motor


Scooter adalah sebagai berikut:

1. Tampak Depan : Bidang segitiga di bawag lampu depan yang didirikan dengan
lubang-lubang vertical;

2. Tampak Belakang : Bentuk lampu belakang;


3. Tampak Samping : Knalpot dengan variasi berbentuk segitiga;

Secara garis besar komposisi desain motor No. ID 0006493 atas nama PT. Anglo
Sama Permata Motor adalah sama/identik dan/atau meniru desain industri Motor
Scooter yang telah diajukan lebih dahulu oleh Honda Giken Kogyo Kabushiki
Kaisha.

B. Analisa Hukum Terhadap Kasus Pembatalan Desain Industri Sepeda Motor


Garuda.

Sebelum menganalisa kasus diatas, perlu diketahui apa definisi desain


industri. Menurut UU Desain Industri Pasal 1 menyebutkan bahwa desain industri
adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna,
atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang
memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga hal dimensi atau
dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas industri, atay kerajinan tangan. Dalam desain industri terdapat istilah
permohonan, yaitu permintaan pendaftaran desain industri yang diajukan kepada
Direktorat Jenderal HKI. Pendaftaran desain seringkali dinyatakan tidak sah
dengan adanya suatu pemakaian terlebih dahulu yang tidak rahasia. Jadi
memperlihatkan suatu barang kepada orang yang bepergian atau kepada pembeli,
menawarkan untuk penjualan dan penjualan semuanya dapat dianggap sebagai
publikasi sebelumnya, walaupun hanya satu contoh yang tersedia. Juga tidak
adanya persyaratan bahwa suatu pemakaian terlebih dahulu adalah untuk
keperluan komersial. Contohnya dalam kasus diatas, bahwa Honda Giken Kogyo
Kabushiki Kaisha telah mengajukan permohonan pendaftaran desian industri
judul Motor Scooter pada tanggal 19 Juni 2001 yang kemudian terdaftar di bawah
No. ID 0 000109 sebelum PT. Anglo Sama Permata Motor mengajukan
permohonan pendaftaran desain industri dengan judul Sepeda Motor Garuda pada
tanggal 3 Oktober 2003.

Desain industri atas nama PT. Anglo Sama Permata Motor tersebut tidak
memenuhi syarat kebaruan sebagaimana disyaratkan UU No. 31 Tahun 2000
Tentang Desain Industri khususnya pasal 2 yang menyebutkan sebagai berikut:

(1). Hak desain industri diberikan untuk desain industri yang baru
(2). Desain industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan desai industri

tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya

(3). Pengungkapan sebelumnya, sebagaiman dimaksud dalam ayat (2) adalah

pengungkapan desain industri yang sebelum:

a. tanggal penerimaan, atau

b. tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan Hak Prioritas;

telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar Indonesia.

Adapun penjelasan Pasal 2 UU Desain Industri telah menjeaskan sebagaik


berikut:

Yang dimaksud dengan “pengungkapan” adalah pengungkapan melalui media


cetak atau elektronik, termasuk juga keikutsertaan dalam suatu pameran.

Desain industri No. ID 0006493 tidak memenuhi persyaratan UU Desain


Industri, karena telah ada pengungkapan sebelumnya atas desain industri atas
nama PT. Anglo Sama Permata Motor. Dimana desain industri yang dimiliki oleh
PT. Anglo Sama Permata Motor telah diumumkan, ditawarkan untuk dijual
dan/atau dipasarkan lebih dahulu sebelum PT. Anglo Sama Permata Motor
mengajukan permohonan desain industri No. ADD 2003 02389 tertanggal 3
Oktober 2003 yang kemudian terdaftar di kantor desain industri.

Lalu telah diketahui terdapat bukti bahwa desain Sepeda Motor Garuda
tersebut telah diumumkan, ditwar untuk dijual dan/atau dipasarkan di Indonesia
setidak-tidaknya pada tanggal 5 Februari 2003 kemudian terdaftar di kantor
desain industri. Tetapi karena telah diketahui media cetak bahwa PT. Anglo Sama
Permata Motor telah mengumumkan dan/atau menawarkan penjualan produk
dengan desain Sepeda Motor Garuda tersebut sebelum PT. Anglo Sama Permata
Motor mengajukan permohonan desain industri di kantor desain industri, maka
desain industri dengan judul Sepeda Motor Garuda tersebut tidak dapat dinyatan
sebagai desain indsutri yang baru pada tanggal penerimaan permohonan
pendaftarannya di Indonesia.
Dengan demikian hal tersebut tidak memenuhi syarat-syarat “kebaruan”
berdasarkan pasal 2 ayat (1), (2) dan (3) UU Desain Industri dan penjelasannya:

“Kebaruan” harus ditetapkan pada saat permohonan diajukan dan tidak ada pihak
lain yang dapat membuktikan bahwa pendaftaran tersebut tidak baru atau telag
ada pengungkapan atau publikasi sebelumnya, baik tertulis atau tidak tertulis.
Karenanya jelaslah bahwa “tidak baru” jika pada saat permohonan diajukan,
desain tersebut (yaitu desain industri milik PT. Anglo Sama Permata Motor)
telah diungkapkan atau dipublikasikan sebelumnya, sehingga pengungkapan
terlebih dahulu oleh pendesain akan menghilangkan unsur kebaruan.

Desain industri yang dapat ditemukan sebagai suatu konsep terdasar


perlindungan desain industri adalah syarat kebaruan. Terkait dengan syarat
kebaruan ini sering kali merupakan syarat yang bersigat relatif, dan bukan
bersifat absolut. Muncul suatu pertanyaan terkait kebaruan suatu produk apakah
ini hanya dalam lingkup satu negara ataukan berbagai negara, keadaan ini tentu
saja dapat menimbulkan suatu penafsiran tersebut akan menjadi subyektif sekali.
Yang dimaksudkan subyektif disini adalah seberapa jauh pemeriksaan substantif
desain industru mencoba memeriksa, menelusuri dan cara untuk melakukan
pengecekan terhadap suatu barang.

Permasalah lain yang terdapat dalam kasus ini adalah pemeriksaan. Dalam
proses pemeriksaan sering yang menjadi masalah adalah ketika pemeriksa
melakukan suatu pemeriksaan desain industri, dimana seorang pemeriksa wajib
memeriksa barang tersebut dengan cara mencari data pembanding baik dari data
pendaftaran yang ada di kantor HKI maupun ditempat lain misalnya melalui
media internet atau lainnya. Begitu juga dalam kasus ini bagaimana Honda Giken
Kogyo Kabushiki Kaisha selaku pemilik desain industri Motor Scooter berusaha
untuk membatalkan pendaftaran desain industri PT. Anglo Sama Permata Motor
selaku pemilik desain industri Sepeda Motor Garuda, walau pada saat
pengumuman pabrik Motor Scooter telah mengajukan keberatan namun pihak
berwenang yakni Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, khususnya
Direktorat Cipta, Desain, Tata Letak Sirkuit Terpadu tetap memberikan hak
desain industri kepada PT. Anglo Sama Permata Motor. Disini terjadi dua hal
yaitu tidak adanya data pembanding dan minimnya data atau informasi yang
dimiliki Ditjen HKI. Disamping itu pemeriksaan substantif atas suatu
permohonan desain industri dapat dikatakan sangatlah subjektif sebab sampai
saat ini pasca dikeluarkannya UU No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri
belum ada suatu peraturan resmi dari pemerintah terkait batasan dan mekanisme
pemeriksaan substantif.

Dalam perlindungan desain industri, untuk mendapat perlindungan desain


industri, tentu mempunyau prosedur tata cara untuk pengajukan kepemilikan hak
atas suatu desain industri. Tata cara ini dikenal dengan tata cara pengajuan
permohonan desain industri yang mana permohonannya diajukan kepada
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual seperti disebut pada pasal 11 UU
Desain Industri.

Pengumuman desain industru hanya dapat dilihat di kantor Dirjen HKI


dan melalui berita resmi desain industri, tanpa bisa diakses media lain, oleh
karena itu banyak pihak yang tidak mengetahui secara jelas terkait pengumuman
desain industri tersebut, sehingga setelah terbit sertifikasi baru muncul
permasalahan baru saat pihak yang dirugikan sadar dan pada akhirnya timbul
suatu konflik hukum.

Dalam proses pengumuman seharusnya pembelaan terhadap hak atau


kepentingan pihak lain dapat dilakukan, namun karena keterbatasan akses tadi
maka akhirnya timbul suatu masalah. Sebab sebagaimanapun keberata n atau
sanggahan dalam proses pengumuman menjadi suatu mekanisme yang penting
untuk proses lebih lanjut khususnya untuk pertimbangan pemeriksaan desain
dalam memintakan layak atau tidak layak sebuah produk itu mendapatkan hak
atau desain industri.

You might also like