Professional Documents
Culture Documents
Mengetahui, Menyetujui,
Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia
Ketua, Koordinator,
B. RUANG LINGKUP
• Rekayasa Internet
• Jaringan Manajemen Telekomunikasi
• Komunikasi Data
C. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia yang berbentuk kepulauan memberikan kendala tersendiri dalam
usaha untuk menyebarluaskan informasi. Salah satu informasi penting dalam kehidupan
sehari-hari adalah informasi tentang kesehatan. Informasi kesehatan dapat tersampaikan
dengan baik bila di setiap wilayah terpencil yang tersebar memiliki tenaga kesehatan yang
dapat melayani. Tenaga kesehatan tidak terbatas pada dokter semata. Tapi mencakup
seluruh profesi yang bekerja untuk bidang kesehatan seperti perawat, bidan, tenaga
sanitasi, tenaga gizi, tenaga kesehatan masyarakat dan lainnya. Mengatasi masalah
kekurangan dalam jumlah maka telah didirikan sejumlah institusi pendidikan. Namun,
pertambahan jumlah penduduk yang pesat membuat produksi tenaga kesehatan belum
mencukupi kebutuhan.
Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan ini kian diperburuk dengan distribusi tenaga
kesehatan yang tidak merata [1]. Di perkotaan atau di daerah yang kaya, banyak
menumpuk tenaga kesehatan. Harian Republika (10/3) memberitakan bahwa 25% tenaga
medis (dokter) berada di Jakarta. Sementara data Departemen Kesehatan tahun 2006
menyatakan bahwa dari 364 Puskesmas di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan yang
tersebar di 64 kabupaten pada 17 provinsi, 184 Puskemas (51 %) belum memiliki dokter.
Masalah lain adalah kualitas dan kinerja tenaga kesehatan. Berbagai terobosan telah
dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Mulai dari institusi pendidikan
sampai kompetensi masing-masing profesi. Untuk kinerja masih perlu ditingkatkan.
Indikator yang dapat menunjukan kinerja rendah seperti cakupan persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan, cakupan imunisasi sampai penemuan kasus penyakit. Namun bagi
daerah yang tenaga kesehatan masih kurang, faktor kualitas dan kinerja sering
dikorbankan. Yang penting terlebih dahulu bagaimana supaya tersedia tenaga kesehatan
yang cukup di wilayahnya.
Sebagai contoh masih kurangnya pelayanan kesehatan, kabupaten Bandung baru
memiliki 76 poliklinik desa dan 90 puskesmas pembantu. Jumlah mobil operasional
puskesmas 34 unit dan tahun ini ditambah empat mobil. Idealnya setiap puskesmas
memiliki satu mobil keliling untuk melayani desa-desa yang jauh dari jangkauan seperti
daerah perbukitan dan pegunungan. Satu puskesmas idealnya melayani 30.000 jiwa dan
sekarang rasionya, baru satu puskesmas untuk 60.000 jiwa.
Di bawah dukungan penuh dari Asian Media Information & Communication Centre
(AMIC), International Development Research Centre (IDRC), Pan Asia Networking, Asia-
Pasifik Development Program (APDIP), dan Asia-Pacific Network Information Centre
(APNIC), sejak November 2002, telah dikembangkan sistem telemedika berbasis internet.
Sistem telah difokuskan pada Perawatan Kesehatan Masyarakat dengan tujuan untuk
mengurangi angka kematian Bersalin (AKI). Saat ini, sistem tersebut telah beroperasi dan
terus menerus dikembangkan, oleh Dinas Kesehatan Bandung dan semakin banyak Pusat
Kesehatan Masyarakat di Bandung. Sayangnya sistem yang ada jumlahnya masih relatif
kecil, Indonesia memiliki lebih dari 7.600 Pusat Kesehatan Masyarakat untuk melayani
lebih dari setengah dari total penduduk Indonesia, oleh karena itu sistem telemedika yang
ada masih jauh dari cukup, dibandingkan dengan kebutuhan nasional secara keseluruhan.
Operasi sistem yang dikembangkan sebagian besar bergantung pada infrastruktur yang
sudah ada untuk komunikasi publik. Masalah dengan sistem telemedika tetap adalah:
• Hal ini tidak mudah untuk dikembangkan dan kurang fleksibel, terutama di daerah
dimana infrastruktur komunikasi dan transportasi belum tersedia.
• Penyebaran sistem dapat bermasalah, terutama dalam kasus-kasus darurat/bencana
alam seperti tsunami, gempa bumi, dan banjir sebagai hanya terjadi di Aceh, dan
Nabire.
• Indonesia memiliki lebih dari 237 juta penduduk tersebar di seluruh negeri. Karena
kondisi geografis Indonesia, sistem komunikasi bergerak lebih diutamakan karena
sistem komunikasi tetap sulit menjangkau pasien di daerah pedesaan terpencil
sehingga ia tidak dapat diberikan layanan kesehatan yang layak.
Dalam rangka untuk meringankan masalah pelayanan kesehatan dan mendukung
aplikasi yang berbeda dikembangkan telemedika. Telemedika mengusulkan pengembangan
ICT berbasis Mobile Telemedicine Sistem dengan banyak media komunikasi. Salah satu
masalah yang sangat penting untuk memberikan pelayanan kesehatan di Indonesia adalah
demografi tertentu, dan ketersediaan infrastruktur yang dibutuhkan. Sistem yang diusulkan
akan memanfaatkan keuntungan dari teknologi nirkabel dan mengkombinasikannya
dengan teknologi komunikasi lainnya seperti radio paket data untuk memenuhi kebutuhan
penduduk setempat yang berbeda geografis.
Mengembangkan sistem telemedika berbasis ICT yang dapat difungsikan sebagai
unit perawatan kesehatan darurat untuk daerah perkotaan dan pedesaan. Sistem ini terdiri
dari 2 bagian utama yaitu, Unit Telemedika dan Manajemen Komunikasi. Unit telemedika
merupakan perangkat kesehatan yang memantau keadaan pasien yang menjadi masukan
bagi dokter untuk melakukan tindakan medis. Sedangkan manajemen komunikasi
merupakan jalur yang digunakan untuk mengirimkan hasil pengamatan ke dokter untuk
segera dilakukan tindakan medis lebih lanjut. Komunikasi antara dua unit dapat dibangun
menggunakan nirkabel digital selular, paket radio atau saluran telepon tetap. Sehinnga
meningkatkan pengelolaan sumber daya kesehatan terutama di daerah pedesaan dengan
menggunakan teknologi telemedika, jadi pasien yang berada di lokasi terpencil
memperoleh pendapat pelayana ahli medis.
Manfaat yang diperoleh pasien yang tinggal di daerah pedesaan atau jauh dari
rumah sakit dapat diberikan pemeriksaan rutin dengan menggunakan ponsel. Selain itu,
luka berat pasien dapat dikelola secara lokal dan akses ke dokter spesialis diakses dengan
telemedika tanpa kabel, maka sistem dapat memberikan respon yang cepat untuk
perawatan medis kritis meskipun hambatan geografis. Puskesmas biasanya tidak memiliki
cukup ahli medis dan staf keperawatan yang mampu mengelola pasien penyakit serius.
Dengan menggunakan teknologi telemedika, masalah pelayanan pasien dapat diringankan.
ICT Berbasis Mobile Telemedicine System dengan Multi Komunikasi Links adalah
jelas salah satu solusi terbaik untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan nasional di
Indonesia, karena sistem ini menawarkan fleksibilitas untuk pengembangan yang sesuai
dengan kondisi kebutuhan lokal. Selain itu, dengan menerapkan sistem, dimungkinkan
untuk membangun sistem manajemen penyakit terpadu dalam rangka untuk memberikan
pelayanan kesehatan berkualitas dengan biaya terjangkau.
D. PERUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah :
• Bagaimanakah cara mengimplementasikan tampilan data pasien menuju dokter
• Bagaimanakah cara mengimplementasikan server data pasien dan rekaman video
• Bagaimanakah cara mengimplementasikan teknik integrasi telemedika yang
memenuhi kriteria:
o Aplikasi dasar php dari web dan Java Server Page dari Video Recording bisa
berjalan bersama-sama
o Dapat digunakan oleh 2 pengguna yang aktif secara bersamaan
o Server mampu menyimpan dan mengirim data (store and forward) saat diminta
E. TUJUAN
Penelitian pada tugas akhir ini bertujuan sebagai berikut :
• Rancang bangun Integrasi ADSL dan Video Recording
• Mengevaluasi berdasarkan Network performance pada system Integrasi antara ADSL
dan Video Recording dalam berbagai kondisi.
Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat berikut:
• Menciptakan pelayanan kesehatan telemedika melalui jaringan ADSL
• Memenuhi dan mengoptimalisasi kebutuhan informasi kesehatan melalui jarak jauh
F. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
ILMU TEKNIK
TELEMEDIKA
KEDOKTERAN BIOMEDIK
TEKNOLOGI
INFORMASI
Unit Telemedika
Pada dasarnya Mobile Telemedicine Unit terdiri dari tiga blok yaitu peralatan
medis yang melakukan pengukuran dan akuisisi data medis / informasi termasuk satu set
peralatan kamera video, blok komunikasi, dan unit pengolahan data. Sebuah road map
telemedika digambarkan dalam Gambar 1, sedangkan Gambar 2 menggambarkan satu unit
Rumah Sakit atau Dokter.
Rural Urban
Radio Paket
Radio Link
Data
Selular DSL
Terestrial
WiMAX GSM
Satelit CDMA
Tata Kelola
Komunikasi
Jaringan Telekomunikasi
Multimedia Pengendali
Data
Sensor Masukan
Blok Komunikasi
Blok komunikasi terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
• Telemedicine Arbiter
• Communication Manager
Arbiter bertanggung jawab atas perolehan data atau pemungutan rekam medis dari
peralatan medis yang berbeda. Data akan disimpan dalam Medical Data Base. Salah satu
faktor yang paling penting harus diperhitungkan adalah kemungkinan melayani berbagai
format data. Sebuah perangkat lunak dengan tujuan khusus harus dirancang sebagai
protokol untuk pertukaran data, dan akuisisi biosignals modul untuk mendukung sistem
yang dibutuhkan.
Komunikasi antara Mobile Telemedicine Unit dan Unit Rumah Sakit
diimplementasikan dengan menggunakan mode komunikasi yang berbeda. Dalam rangka
melaksanakan tugas ini, modul komunikasi, yaitu. Manajer Komunikasi akan dirancang.
Modul ini memberikan pilihan bagi transmisi data sesuai dengan link infrastruktur
komunikasi yang tersedia, dan terdiri dari modem multi (radio, GSM, CDMA, Serat optik).
Operasi modul akan dikendalikan oleh protokol komunikasi standar software untuk
mengelola transaksi data (data flow in - data yang mengalir keluar) yang cocok untuk
format data berdasarkan pada link komunikasi yang tersedia, menentukan jenis link
komunikasi, dan memelihara hubungan antara Unit.
Rural Urban
Radio Paket
Radio Link
Data
Selular DSL
Terestrial
WiMAX GSM
Satelit CDMA
Tata Kelola
Komunikasi
Hal ini diinginkan untuk hanya menggunakan instrumen digital dan peralatan
medis, meskipun instrumen analog juga dapat digunakan jika diperlukan. Pertimbangan
utama yang harus dipertimbangkan adalah tingkat keakuratan biosignal dan data yang
diperlukan oleh dokter untuk diagnosis, portabilitas, dan ketahanan berarti perangkat dapat
beroperasi di hampir semua daerah keadaan. Selain itu, unit ponsel juga akan disediakan
dengan perangkat lunak pengolah gambar dan scanner untuk digitalisasi citra yang
dihasilkan.
Sistem ini juga mengandung rekaman informasi pasien (PIR) yang diperlukan
untuk menyediakan pelayanan kesehatan menggunakan telemedicine. Informasi medis
terdiri dari klinik serta data non klinis. informasi klinis adalah informasi kesehatan dari
pasien, yaitu:
• Penyakit yang diderita
• Pengamatan pasien oleh dokter
• Diaknosa penyakit
• Hasil tes diaknosa
• Tindakan medis
• Metode pengobatan
Selain itu, informasi non-klinis adalah tentang lingkungan pasien, seperti alamat,
pekerjaan, usia pasangan, dll.
Jenis-jenis DSL
Berbagai macam DSL seperti ADSL, HDSL, SDSL dan VDSL telah disediakan di
pasar internasional, yakni melalui sepasang modem; satu modem (atau line card) dipasang
pada sentral dan satunya lagi di tempat pelanggan. Karena kebanyakan teknologi DSL
tidak menggunakan keseluruhan bandwidth pada satu saluran, maka masih ada tempat
tersisa untuk kanal suara. Misalnya saja, para pengguna yang menjelajahi internet dengan
modem ADSL masih dapat melakukan dan menerima panggilan telepon pada jalur
tersebut. Masing-masing kelompok DSL seperti disebutkan diatas mempunyai spesifikasi
sebagai berikut:
Jarak
DSL Uplink Downlink Phone
Maks
Type (Kbps) (Kbps) Support
(m)
ADSL 640 8000 5500 Yes
HDSL 1540 1540 3650 No
SDSL 1100 1100 7300 No
VDSL 3000 52000 1370 Yes
G. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
2. Analisis
Analisis kehandalan rancang bangun ini di dapat dengan mengukur throughput dan
jitter pada berbagai macam kondisi kanal dan bandwidth. Sehingga di dapat
konfigurasi minimum jaringan untuk dapat menjalankan Aplikasi ini.
H. RELEVANSI
• Dari pembahasan tugas akhir ini diharapkan pemanfaatan media kabel telepon
dapat lebih dioptimalkan dengan teknologi ADSL
• Dari pembahasan tugas akhir ini dapat lebih dikembangnkan tidak hanya sebatas
pemantauan pasien, sehingga pelayanan jaringan yang ada dapat lebih
dioptimalkan
• Diharapkan rencang bangun telemedika dengan ADSL dapat membatu
permasalahan layanan kesahatan di daerah terpencil yang masih membutuhkan
I. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan yang harus dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut.
MINGGU
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Penentuan
Kriteria Desain
Desain Perangkat
Integrasi
Penerapan
integrasi
Pengujian
Performansi
Penulisan buku
Tugas Akhir
J. DAFTAR PUSTAKA
[1] Dr Jopy Thungari, Pemerataan Tenaga Kesehatan,
www.manadopost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=59239, di akses tanggal 15
Oktober 2010
[2] UNDP, Development of ICT-Based Mobile Telemedicine System with Multi
Communication Links for Urban and Rural Areas in Indonesia, 2005
[3] Indian Space Research Organisation, Telemedicine Healing Touch Through Space,
Bangalore, 1994
[4] A.Z. Dodd, The Essential Guide to Telecommunications 2nd, 2000, NJ Prentice Hall