You are on page 1of 11

Jurusan Teknik Elektro – FTI

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

RE 1599 TUGAS AKHIR – 4 SKS

Nama Mahasiswa : I Gusti Bagus Yudha H.


Nomor Pokok : 2205100110
Bidang Studi : Telekomunikasi Multimedia
Tugas Diberikan : Semester Gasal Th. 2010/2011
Dosen Pembimbing : Dr. Eko Setijadi, S.T.,M.T.
Judul Tugas Akhir : RANCANG BANGUN SISTEM TELEMEDIKA BERBASIS
JARINGAN ADSL
Design of Network-Based Telemedicine System for ADSL

Uraian Tugas Akhir :


Telemedika dapat didefinisikan sebagai pemberian perawatan kesehatan dan berbagi
pengetahuan medis dari jarak jauh menggunakan sarana telekomunikasi. Telemedika
menyediakan pertukaran informasi medis antara pasien dan dokter untuk mendukung
prosedur medis, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Tugas akhir ini akan mengembangkan sistem telemedika berbasis ICT yang dapat di
fungsikan sebagai unit kesehatan darurat perawatan untuk daerah bencana, perkotaan dan
pedesaan. Sistem ini terdiri dari 2 bagian utama yaitu, Unit Telemedika dan Manajemen
Komunikasi. Unit telemedika merupakan perangkat kesehatan yang memantau keadaan
pasien yang menjadi masukan bagi dokter untuk melakukan tindakan medis. Sedangkan
manajemen komunikasi merupakan jalur yang digunakan untuk mengirimkan hasil
pengamatan ke dokter untuk segera dilakukan tindakan medis lebih lanjut. Pertukaran
informasi ini ditangani dengan menggunakan media kabel telepon yang memanfatkan
jaringan ADSL. Pada hasil tugas akhir ini akan menyajikan rancangan sistem pengamatan
pasien jarak jauh dengan media kabel telepon dengan konfigurasi jaringan ADSL.
Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan sistem ini adalah pembuatan jaringan dan
pusat data yang mendukung pengiriman data dari pasien hingga sampai pada dokter, sehingga
dokter dapat memberikan tindakan medis.

Kata Kunci: Telemedicine, ADSL, Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. Eko Setijadi, S.T.,M.T. Ir. Djoko Suprajitno Rahardjo


NIP. 19721001 200312 1 002 19550622 198701 1 001

Mengetahui, Menyetujui,
Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia
Ketua, Koordinator,

Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Ir. M. Aries Purnomo


NIP. 1965 10 12 1990 03 1003 NIP. 1948 04 19 1976 03 1001
A. JUDUL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMEDIKA BERBASIS JARINGAN ADSL.

B. RUANG LINGKUP

• Rekayasa Internet
• Jaringan Manajemen Telekomunikasi
• Komunikasi Data

C. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia yang berbentuk kepulauan memberikan kendala tersendiri dalam
usaha untuk menyebarluaskan informasi. Salah satu informasi penting dalam kehidupan
sehari-hari adalah informasi tentang kesehatan. Informasi kesehatan dapat tersampaikan
dengan baik bila di setiap wilayah terpencil yang tersebar memiliki tenaga kesehatan yang
dapat melayani. Tenaga kesehatan tidak terbatas pada dokter semata. Tapi mencakup
seluruh profesi yang bekerja untuk bidang kesehatan seperti perawat, bidan, tenaga
sanitasi, tenaga gizi, tenaga kesehatan masyarakat dan lainnya. Mengatasi masalah
kekurangan dalam jumlah maka telah didirikan sejumlah institusi pendidikan. Namun,
pertambahan jumlah penduduk yang pesat membuat produksi tenaga kesehatan belum
mencukupi kebutuhan.
Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan ini kian diperburuk dengan distribusi tenaga
kesehatan yang tidak merata [1]. Di perkotaan atau di daerah yang kaya, banyak
menumpuk tenaga kesehatan. Harian Republika (10/3) memberitakan bahwa 25% tenaga
medis (dokter) berada di Jakarta. Sementara data Departemen Kesehatan tahun 2006
menyatakan bahwa dari 364 Puskesmas di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan yang
tersebar di 64 kabupaten pada 17 provinsi, 184 Puskemas (51 %) belum memiliki dokter.
Masalah lain adalah kualitas dan kinerja tenaga kesehatan. Berbagai terobosan telah
dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Mulai dari institusi pendidikan
sampai kompetensi masing-masing profesi. Untuk kinerja masih perlu ditingkatkan.
Indikator yang dapat menunjukan kinerja rendah seperti cakupan persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan, cakupan imunisasi sampai penemuan kasus penyakit. Namun bagi
daerah yang tenaga kesehatan masih kurang, faktor kualitas dan kinerja sering
dikorbankan. Yang penting terlebih dahulu bagaimana supaya tersedia tenaga kesehatan
yang cukup di wilayahnya.
Sebagai contoh masih kurangnya pelayanan kesehatan, kabupaten Bandung baru
memiliki 76 poliklinik desa dan 90 puskesmas pembantu. Jumlah mobil operasional
puskesmas 34 unit dan tahun ini ditambah empat mobil. Idealnya setiap puskesmas
memiliki satu mobil keliling untuk melayani desa-desa yang jauh dari jangkauan seperti
daerah perbukitan dan pegunungan. Satu puskesmas idealnya melayani 30.000 jiwa dan
sekarang rasionya, baru satu puskesmas untuk 60.000 jiwa.
Di bawah dukungan penuh dari Asian Media Information & Communication Centre
(AMIC), International Development Research Centre (IDRC), Pan Asia Networking, Asia-
Pasifik Development Program (APDIP), dan Asia-Pacific Network Information Centre
(APNIC), sejak November 2002, telah dikembangkan sistem telemedika berbasis internet.
Sistem telah difokuskan pada Perawatan Kesehatan Masyarakat dengan tujuan untuk
mengurangi angka kematian Bersalin (AKI). Saat ini, sistem tersebut telah beroperasi dan
terus menerus dikembangkan, oleh Dinas Kesehatan Bandung dan semakin banyak Pusat
Kesehatan Masyarakat di Bandung. Sayangnya sistem yang ada jumlahnya masih relatif
kecil, Indonesia memiliki lebih dari 7.600 Pusat Kesehatan Masyarakat untuk melayani
lebih dari setengah dari total penduduk Indonesia, oleh karena itu sistem telemedika yang
ada masih jauh dari cukup, dibandingkan dengan kebutuhan nasional secara keseluruhan.
Operasi sistem yang dikembangkan sebagian besar bergantung pada infrastruktur yang
sudah ada untuk komunikasi publik. Masalah dengan sistem telemedika tetap adalah:
• Hal ini tidak mudah untuk dikembangkan dan kurang fleksibel, terutama di daerah
dimana infrastruktur komunikasi dan transportasi belum tersedia.
• Penyebaran sistem dapat bermasalah, terutama dalam kasus-kasus darurat/bencana
alam seperti tsunami, gempa bumi, dan banjir sebagai hanya terjadi di Aceh, dan
Nabire.
• Indonesia memiliki lebih dari 237 juta penduduk tersebar di seluruh negeri. Karena
kondisi geografis Indonesia, sistem komunikasi bergerak lebih diutamakan karena
sistem komunikasi tetap sulit menjangkau pasien di daerah pedesaan terpencil
sehingga ia tidak dapat diberikan layanan kesehatan yang layak.
Dalam rangka untuk meringankan masalah pelayanan kesehatan dan mendukung
aplikasi yang berbeda dikembangkan telemedika. Telemedika mengusulkan pengembangan
ICT berbasis Mobile Telemedicine Sistem dengan banyak media komunikasi. Salah satu
masalah yang sangat penting untuk memberikan pelayanan kesehatan di Indonesia adalah
demografi tertentu, dan ketersediaan infrastruktur yang dibutuhkan. Sistem yang diusulkan
akan memanfaatkan keuntungan dari teknologi nirkabel dan mengkombinasikannya
dengan teknologi komunikasi lainnya seperti radio paket data untuk memenuhi kebutuhan
penduduk setempat yang berbeda geografis.
Mengembangkan sistem telemedika berbasis ICT yang dapat difungsikan sebagai
unit perawatan kesehatan darurat untuk daerah perkotaan dan pedesaan. Sistem ini terdiri
dari 2 bagian utama yaitu, Unit Telemedika dan Manajemen Komunikasi. Unit telemedika
merupakan perangkat kesehatan yang memantau keadaan pasien yang menjadi masukan
bagi dokter untuk melakukan tindakan medis. Sedangkan manajemen komunikasi
merupakan jalur yang digunakan untuk mengirimkan hasil pengamatan ke dokter untuk
segera dilakukan tindakan medis lebih lanjut. Komunikasi antara dua unit dapat dibangun
menggunakan nirkabel digital selular, paket radio atau saluran telepon tetap. Sehinnga
meningkatkan pengelolaan sumber daya kesehatan terutama di daerah pedesaan dengan
menggunakan teknologi telemedika, jadi pasien yang berada di lokasi terpencil
memperoleh pendapat pelayana ahli medis.
Manfaat yang diperoleh pasien yang tinggal di daerah pedesaan atau jauh dari
rumah sakit dapat diberikan pemeriksaan rutin dengan menggunakan ponsel. Selain itu,
luka berat pasien dapat dikelola secara lokal dan akses ke dokter spesialis diakses dengan
telemedika tanpa kabel, maka sistem dapat memberikan respon yang cepat untuk
perawatan medis kritis meskipun hambatan geografis. Puskesmas biasanya tidak memiliki
cukup ahli medis dan staf keperawatan yang mampu mengelola pasien penyakit serius.
Dengan menggunakan teknologi telemedika, masalah pelayanan pasien dapat diringankan.
ICT Berbasis Mobile Telemedicine System dengan Multi Komunikasi Links adalah
jelas salah satu solusi terbaik untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan nasional di
Indonesia, karena sistem ini menawarkan fleksibilitas untuk pengembangan yang sesuai
dengan kondisi kebutuhan lokal. Selain itu, dengan menerapkan sistem, dimungkinkan
untuk membangun sistem manajemen penyakit terpadu dalam rangka untuk memberikan
pelayanan kesehatan berkualitas dengan biaya terjangkau.

D. PERUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah :
• Bagaimanakah cara mengimplementasikan tampilan data pasien menuju dokter
• Bagaimanakah cara mengimplementasikan server data pasien dan rekaman video
• Bagaimanakah cara mengimplementasikan teknik integrasi telemedika yang
memenuhi kriteria:
o Aplikasi dasar php dari web dan Java Server Page dari Video Recording bisa
berjalan bersama-sama
o Dapat digunakan oleh 2 pengguna yang aktif secara bersamaan
o Server mampu menyimpan dan mengirim data (store and forward) saat diminta

Permasalahan dibatasi sebagai berikut:


• Tampilan berbasis Web
• Video Recording berplatform Open Source Java Server Page
• Dapat dilakukan sinkronisasi data pasien
• Pengukuran parameter-parameter kualitas jaringan
• Database pasien dan Video Recording menggunakan MySQL dan JSP

E. TUJUAN
Penelitian pada tugas akhir ini bertujuan sebagai berikut :
• Rancang bangun Integrasi ADSL dan Video Recording
• Mengevaluasi berdasarkan Network performance pada system Integrasi antara ADSL
dan Video Recording dalam berbagai kondisi.

Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat berikut:
• Menciptakan pelayanan kesehatan telemedika melalui jaringan ADSL
• Memenuhi dan mengoptimalisasi kebutuhan informasi kesehatan melalui jarak jauh
F. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

F.1. Konsep Telemedika


Secara umum, Telemedika dapat didefinisikan sebagai pemberian perawatan
kesehatan dan berbagi pengetahuan medis dari jarak jauh menggunakan sarana
telekomunikasi [2]. Telemedika menyediakan pertukaran informasi medis dari kejauhan,
untuk mendukung prosedur medis, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat. Tujuan telemedika juga untuk memberikan perawatan kesehatan
dan untuk memberikan perawatan darurat melalui telekomunikasi modern dan teknologi
informasi. Teknologi informasi telah dikonfirmasi sebagai alat yang efektif dan efisien
untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi penduduk yang tersebar luas seperti
Indonesia. Sistem yang dirancang akan menghubungkan jaringan Rumah Sakit yang
bekerjasama dan menyimpan data keberadaan peralatan kesehatan serta ruangan yang
tersedia di masing-masing rumah sakit pada saat tertentu. Data ini kemudian dapat diakses
oleh masyarakat yang membutuhkan layanan unit gawat darurat melalui media komunikasi
yang ada.
TEKNOLOGI
KOMUNIKASI

ILMU TEKNIK
TELEMEDIKA
KEDOKTERAN BIOMEDIK

TEKNOLOGI
INFORMASI

Gambar 1: Cabang Ilmu Telemedika

Telemedicine adalah pertemuan Teknologi Komunikasi, Teknologi Informasi,


Rekayasa Biomedis dan Ilmu Kedokteran. Sistem Telemedicine terdiri dari hardware dan
software disesuaikan pada sisi dokter yang memiliki beberapa Peralatan Diagnostik seperti
ECG, X-ray, Mikroskop dan Kamera yang berada pada sisi pasien[3].
Perkembangan teknologi jaringan telemedika dapat dirancang sebagai berikut:
• Point to Point System – Satu pasien terhubung dengan satu dokter spesialis dalam
rumah sakit
• Point to Multi Point System – Beberapa pasien terhubung bersamaan dengan satu
dokter spesialis dalam rumah sakit
• Multi Point to Multi Point System – Beberapa pasien terhubung secara bersamaan
dengan dokter yang berada di rumah sakit yang berbeda lokasi geografis
Ruang lingkup telemedika adalah untuk mengembangkan dan menerapkan sistem
telemedika terintegrasi yang dapat mengatur persyaratan telemedika yang berbeda di
Indonesia, sistem telemedika Terpadu berarti sistem mampu melayani kebutuhan yang
berbeda, untuk penyebaran informasi dan pendidikan kesehatan, data pasien, kondisi
kesehatan darurat terletak di daerah yang sulit terjangkau pusat kesehatan, atau rumah sakit
pedesaan, dan telecare rumah bagi pasien yang menderita kronis.
Sistem ini dapat dioperasikan pada dua model yaitu model on-line dan model tidak
langsung (data disimpan dan diteruskan di kemudian hari). Data dapat ditransmisikan
dalam model yang berbeda hubungan komunikasi berdasarkan bandwidth yang tersedia.
Akibatnya, sistem harus dapat bekerja secara efektif bahkan jika hanya bandwidth yang
terendah yang tersedia di daerah setempat. Untuk mencapai tujuan ini, sistem akan
disediakan dengan pilihan berbagai hubungan komunikasi dari saluran telepon biasa,
telepon seluler baik GSM maupun CDMA, dan radio paket. Tergantung pada lokasi
geografis, pengguna dapat menentukan model komunikasi yang sesuai kebutuhannya.
Metodologi berikut akan dilakukan untuk mengimplementasikan proyek:
a. Mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak modul antarmuka untuk
melakukan komunikasi suara, data transaksi dan video untuk tujuan telemedika
b. Mengembangkan platform perangkat keras dan perangkat lunak untuk
telemedicine termasuk data base telemedicine
c. Integrasi modul dikembangkan ke dalam sistem telemedika
d. Identifikasi informasi dan layanan yang dibutuhkan oleh pihak dokter termasuk
basis data medis
e. Pengembangan hardware yang dibutuhkan dan platform perangkat lunak untuk
situs dokter
f. Pengujian lapangan analisis, sistem telemedika, dan pelaporan
Aspek yang paling penting yang harus dipertimbangkan adalah aplikasi nyata dari sistem
yang akan menentukan kelayakan kendala teknis.

F.2. Penerapan Telemedicine System


Telemedicine Mobile mengarahkan suatu aspek mobilitas pasien, data medis,
pelayanan kesehatan, dan mobilitas tim darurat. Sistem ini didasarkan pada penyebaran
unit mobile dilengkapi dengan komputer, dan perangkat diagnostik dan proses. Unit ini
disebut Telemedicine (mobile/bergerak) unit, dan didukung oleh hardware dan software
yang dirancang khusus. Untuk Telemedicine Mobile Unit, juga akan mengembangkan unit
Base atau unit Dokter yang ditempatkan di pusat-pusat medis atau rumah sakit rujukan.
Menurut kebutuhan yang paling dibutuhkan pelayanan kesehatan di Indonesia, desain
sistem akan difokuskan pada aplikasi telemedika untuk:
• Telediagnostics
• Telecosultation
• Recording dan reporting
• Distance education

Unit Telemedika
Pada dasarnya Mobile Telemedicine Unit terdiri dari tiga blok yaitu peralatan
medis yang melakukan pengukuran dan akuisisi data medis / informasi termasuk satu set
peralatan kamera video, blok komunikasi, dan unit pengolahan data. Sebuah road map
telemedika digambarkan dalam Gambar 1, sedangkan Gambar 2 menggambarkan satu unit
Rumah Sakit atau Dokter.

Rural Urban

Radio Paket
Radio Link
Data
Selular DSL
Terestrial
WiMAX GSM
Satelit CDMA

Tata Kelola
Komunikasi

Jaringan Telekomunikasi
Multimedia Pengendali
Data

Monitor USG Monitor ECG Tekanan Darah Kamera

Sensor Masukan

Gambar 2: Road Map Telemedika

Blok Peralatan Medis


Alat kedokteran yang dilengkapi unit mungkin akan berbeda, sesuai dengan
pelayanan medis darurat yang sebagian besar dituntut oleh masyarakat dalam daerah
tertentu. Masing-masing alat-alat medis terhubung ke Arbiter Telemedicine yang berfungsi
sebagai antarmuka antara peralatan dan PC lokal. Selain itu, wasit telemedika juga
diterapkan sebagai unit kontrol untuk transaksi komunikasi ke PC lokal dan manajer
komunikasi.

Blok Komunikasi
Blok komunikasi terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
• Telemedicine Arbiter
• Communication Manager

Arbiter bertanggung jawab atas perolehan data atau pemungutan rekam medis dari
peralatan medis yang berbeda. Data akan disimpan dalam Medical Data Base. Salah satu
faktor yang paling penting harus diperhitungkan adalah kemungkinan melayani berbagai
format data. Sebuah perangkat lunak dengan tujuan khusus harus dirancang sebagai
protokol untuk pertukaran data, dan akuisisi biosignals modul untuk mendukung sistem
yang dibutuhkan.
Komunikasi antara Mobile Telemedicine Unit dan Unit Rumah Sakit
diimplementasikan dengan menggunakan mode komunikasi yang berbeda. Dalam rangka
melaksanakan tugas ini, modul komunikasi, yaitu. Manajer Komunikasi akan dirancang.
Modul ini memberikan pilihan bagi transmisi data sesuai dengan link infrastruktur
komunikasi yang tersedia, dan terdiri dari modem multi (radio, GSM, CDMA, Serat optik).
Operasi modul akan dikendalikan oleh protokol komunikasi standar software untuk
mengelola transaksi data (data flow in - data yang mengalir keluar) yang cocok untuk
format data berdasarkan pada link komunikasi yang tersedia, menentukan jenis link
komunikasi, dan memelihara hubungan antara Unit.

Unit Pengolahan Data


Sebuah komputer pribadi digunakan sebagai unit pengolahan data. Pemilihan
komputer tergantung pada penerapan Unit Telemadika, yaitu parameter koneksi ke sebuah
jaringan komputer kecepatan tinggi yang menerjemahkan format data yang berbeda
(catatan pasien, gambar, multimedia), penyimpanan data yang efisien, dan penanganan
yang efektif dari meningkatnya jumlah sistem dan pengguna.

Unit Rumah Sakit


Seperti ditunjukkan dalam Gambar 2, Unit Rumah Sakit terdiri dari PC yang
berdedikasi dan Manajer Komunikasi. PC digunakan untuk memonitor sinyal dan data
yang berasal dari Unit Telemedika. sinyal yang masuk biosignals diukur dengan alat-alat
medis di Unit Telemedika. Data dapat dalam berbagai format, dan data transaksi
dikendalikan oleh Manajer Komunikasi.

Rural Urban

Radio Paket
Radio Link
Data
Selular DSL
Terestrial
WiMAX GSM
Satelit CDMA

Tata Kelola
Komunikasi

Gambar 3: Unit Rumah Sakit/Dokter


Teknik Pelaksanaan dan Rancang Bangun
Mobile Telemedicine Unit diciptakan untuk mudah diperbarui dan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, unit ini dirancang dalam bentuk
modular, Unit telemedika mobile akan disediakan dengan baik hardware dan software.
Perangkat keras minimum berisi PC atau laptop, kamera digital, sumber daya, dan
perangkat medis. Berdasarkan kebutuhan yang paling dibutuhkan, perangkat medis yang
disertakan adalah:
1. Tekanan darah
2. Mesin ECG
3. Doppler Fetal monitor

Hal ini diinginkan untuk hanya menggunakan instrumen digital dan peralatan
medis, meskipun instrumen analog juga dapat digunakan jika diperlukan. Pertimbangan
utama yang harus dipertimbangkan adalah tingkat keakuratan biosignal dan data yang
diperlukan oleh dokter untuk diagnosis, portabilitas, dan ketahanan berarti perangkat dapat
beroperasi di hampir semua daerah keadaan. Selain itu, unit ponsel juga akan disediakan
dengan perangkat lunak pengolah gambar dan scanner untuk digitalisasi citra yang
dihasilkan.
Sistem ini juga mengandung rekaman informasi pasien (PIR) yang diperlukan
untuk menyediakan pelayanan kesehatan menggunakan telemedicine. Informasi medis
terdiri dari klinik serta data non klinis. informasi klinis adalah informasi kesehatan dari
pasien, yaitu:
• Penyakit yang diderita
• Pengamatan pasien oleh dokter
• Diaknosa penyakit
• Hasil tes diaknosa
• Tindakan medis
• Metode pengobatan
Selain itu, informasi non-klinis adalah tentang lingkungan pasien, seperti alamat,
pekerjaan, usia pasangan, dll.

F.3. Digital Subscriber Line


DSL mempunyai kepanjangan "Digital Subscriber Line". DSL menggunakan
teknologi digital untuk mengirim data terkompressi melalui kabel telepon biasa yang
terbuat dari tembaga (drop wire cable) [4]. Melalui Teknologi DSL ini akan membawa
kedua sinyal analog serta digital pada satu kabel tersebut.Sinyal digital untuk komunikasi
data sementara sinyal analog untuk suara. DSL akan mengkoneksikan dan membawa
sinyal digital untuk komunikasi data dan bekerja dengan menggunakan modem khusus
(disebut modem DSL) untuk membaca (encode) data tersebut dan kemudian
mengirimkannya melalui frekuensi yang tidak terpakai pada kabel telepon tersebut.
DSL memanfaatkan frekwensi tinggi untuk mengirim data dan frekwensi rendah
untuk menyalurkan suara /faximili. Kemampuan untuk memisahkan sinyal suara dan data
ini adalah merupakan suatu keuntungan dari teknologi DSL yang mempunyai lebar data
(bandwidth) yang lebih besar.

Jenis-jenis DSL
Berbagai macam DSL seperti ADSL, HDSL, SDSL dan VDSL telah disediakan di
pasar internasional, yakni melalui sepasang modem; satu modem (atau line card) dipasang
pada sentral dan satunya lagi di tempat pelanggan. Karena kebanyakan teknologi DSL
tidak menggunakan keseluruhan bandwidth pada satu saluran, maka masih ada tempat
tersisa untuk kanal suara. Misalnya saja, para pengguna yang menjelajahi internet dengan
modem ADSL masih dapat melakukan dan menerima panggilan telepon pada jalur
tersebut. Masing-masing kelompok DSL seperti disebutkan diatas mempunyai spesifikasi
sebagai berikut:

ADSL (asymmetrical Digital Subscriber Line)


Teknologinya secara mendasar cocok untuk mengakses internet dan menjadi
pilihan pengguna. Karena ia dibuat untuk memberikan lebih banyak
downstream/download sampai 8 Mbps sedang-kan upstream/upload mulai 16 Kbps sampai
640 Kbps. Transmisi ADSL bekerja pada jarak sampai 18.000 kaki (5,48 Km). Bersama
dengan akses Internet, perusahaan telekomunikasi berkemungkinan untuk dapat
memberikan layanan akses LAN jarak jauh (remote LAN) dan layanan VOD (video -on-
demand) melalui ADSL.

SDSL (single-line Digital Subscriber Line)


Tidak seperti ADSL, SDSL ini bersifat simetrik dan sangat cocok digunakan untuk
mengakses internet kecepatan tinggi untuk perumahan karena memberikan kecepatan atau
bandwidth sampai 1.1 Mbps dan diberikan secara simetrik, dengan jarak maksimum
sampai 7,3 Km. Sangat cocok untuk akses LAN jarak jauh (remote LAN), layanan VOD
(Video On Demand), residential video converencing dan lain-lain.

HDSL (high-data-rate Digital Subscriber Line)


HDSL dapat memberikan bandwidth 1,544 Mbps. Rentang operasi HDSL lebih
terbatas daripada ADSL; sesudah 12.000 kaki (3,65 Km), harus disediakan penguat sinyal
(repeater) untuk memperpanjang jarak layanannya. Karena HDSL membutuhkan dua
pasang saluran, ia digunakan terutama untuk koneksi-koneksi jaringan PBX, digital loop
carrier system, antar sentral, server-server internet dan jaringan data pribadi. HDSL
merupakan basis universal untuk layanan pelanggan (suara, data, video) dan dapat pula
melayani (sebagai transportasi khusus atau sementara) seperti pada misalnya base station
network; selular, GSM, dan PCN.

VDSL (Very-high-data-rate Digital Subscriber Line)


VDSL bersifat asimetrik. Rentang operasinya terbatas pada 1.000 sampai 4.500
kaki (304 meter - 1,37 Km), tetapi VDSL dapat menangani bandwidth rata-rata 13 Mbps
sampai 52 Mbps untuk downstream dan 640 Kbps sampai 3 Mbps untuk upstreamnya.
Bandwidth yang tersisa memungkinkan perusahaan telekomunikasi memberikan program
layanan HDTV(high-definition television) dengan menggunakan teknologi VDSL.

Jarak
DSL Uplink Downlink Phone
Maks
Type (Kbps) (Kbps) Support
(m)
ADSL 640 8000 5500 Yes
HDSL 1540 1540 3650 No
SDSL 1100 1100 7300 No
VDSL 3000 52000 1370 Yes

Tabel 1. Perbandingan kecepatan jenis DSL.

Teknologi ADSL (Asymmetrical Digital Subscriber Line)


Teknologi ADSL adalah suatu teknologi MODEM. Perbedaan antara modem
ADSL dengan modem konvensional yang paling mudah kita jumpai adalah dalam
kecepatan pentransferan (upload/download) data. Walaupun sama-sama menggunakan
saluran telepon umum sebagai jalur komunikasinya, kecepatan pada modem ADSL
berkisar antara 640 Kbps sampai 8 Mbps. Perbedaan kecepatan yang mencolok diantara
keduanya (modem konvesional dan ADSL) dikerenakan perbedaan penggunaan frekuensi
untuk mengirim sinyal/data.
Pada modem konvesional digunakan frekuensi dibawah 4 kHz, sedangkan pada
modem ADSL digunakan frekuensi di atas 4 kHz. Umumnya modem ADSL menggunakan
frekuensi antara 34 kHz sampai 1104 kHz. Inilah penyebab utama perbedaan kecepatan
pentransferan sinyal/data antara modem konvensional dan modem ADSL.

G. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Pemodelan Rancang Bangun


Sistem yang ditinjau menggunakan 2 open source yang berbeda. Tampilan form pasien
dan dokter menggunakan PHP dan Video Recording menggunakan Java Server Page.
Pengintegrasian dilakukan secara User Interface dan Database User Profile.
Modifikasi sepenuhnya dilakukan pada sisi Video Recording secara user interface dan
pemanggilan database user profile pada Wab yang akan di duplikasi pada Video
Recording. Sehingga user dapat menggunakan aplikasi Web dan video recording tanpa
harus membuat user lagi di server video recording.

2. Analisis
Analisis kehandalan rancang bangun ini di dapat dengan mengukur throughput dan
jitter pada berbagai macam kondisi kanal dan bandwidth. Sehingga di dapat
konfigurasi minimum jaringan untuk dapat menjalankan Aplikasi ini.

3. Sintesis dan penarikan kesimpulan


Kesimpulan mengenai Integrasi dapat ditarik berdasarkan hasil throughput dan jitter
pada berbagai macam kondisi kanal dan bandwidth. Kesimpulan mengenai metode
simulasi untuk sistem dapat dilakukan dengan jaringan lokal dengan memaniulasi
batasan kecepatan traffic pada Hardware LAN.

H. RELEVANSI
• Dari pembahasan tugas akhir ini diharapkan pemanfaatan media kabel telepon
dapat lebih dioptimalkan dengan teknologi ADSL
• Dari pembahasan tugas akhir ini dapat lebih dikembangnkan tidak hanya sebatas
pemantauan pasien, sehingga pelayanan jaringan yang ada dapat lebih
dioptimalkan
• Diharapkan rencang bangun telemedika dengan ADSL dapat membatu
permasalahan layanan kesahatan di daerah terpencil yang masih membutuhkan
I. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan yang harus dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut.

MINGGU
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Penentuan
Kriteria Desain
Desain Perangkat
Integrasi
Penerapan
integrasi
Pengujian
Performansi
Penulisan buku
Tugas Akhir

J. DAFTAR PUSTAKA
[1] Dr Jopy Thungari, Pemerataan Tenaga Kesehatan,
www.manadopost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=59239, di akses tanggal 15
Oktober 2010
[2] UNDP, Development of ICT-Based Mobile Telemedicine System with Multi
Communication Links for Urban and Rural Areas in Indonesia, 2005
[3] Indian Space Research Organisation, Telemedicine Healing Touch Through Space,
Bangalore, 1994
[4] A.Z. Dodd, The Essential Guide to Telecommunications 2nd, 2000, NJ Prentice Hall

You might also like