Professional Documents
Culture Documents
Pasal 5
(1) Subyek: setiap orang
Perbuatan yang dilarang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya; atau
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena
atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban,
dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
(2) Subyek: pagawai negeri atau penyelenggara negara
Perbuatan yang dilarang: menerima memberi atau janji seperti pada ayat (1) huruf a
atau huruf b
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang
disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut
diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan
perbuatan tersebut.
Pasal 9
Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
Perbuatan yang dilarang :
Yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau
untuk sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftardaftar yang
khusus untuk pemeriksaan administrasi.
Pasal 10
Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau
untuk sementara waktu, dengan sengaja:
a. menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat
dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan untuk meyakinkan
atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang, yang dikuasai karena
jabatannya; atau
b. membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut; atau
c. membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut.
Pasal 11
yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah
atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan
dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau
janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
Pasal 12
a. Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
Perbuatan yang dilarang :
yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah
atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;
yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut
diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;
c. Subyek : hakim
Perbuatan yang dilarang :
yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah
atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili;
d. Subyek : seseorang
Perbuatan yang dilarang :
menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau
janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan,
berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili;
yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau
penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui
bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;
yang pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yang di
atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan
perundangundangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya
bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan perundangundangan;
atau
baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan,
untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.
Pasal 12 A
4. Apa yang dimaksud tindak pidana suap menurut Undang-undang 20 tahun 2001?
Jawab :
(1) Didalam KUHP: adalah tindak pidana yang terdapat dalam buku II dan III, dipilih
hal-hal/tindak pidana kunci, sering dilakukan atau sering dihadapi oleh pihak
kepolisian dilapangan.
(2) Diluar KUHP : tindak pidana tertentu dalam undang-undang tertentu diluar
KUHP, misal tindak pidana pertambangan dalam UU pertambangan
10. Mengapa tindak pidana korupsi dan tindak pidana ekonomi masuk dalam kategori
tindak pidana khusus?
Jawab :
Karena berdasarkan alasan:
- Adanya penyatuan antara hukum pidana materil dan hukum pidana formil dalam
satu perundang-undangan
- Adanya penyimpangan dari asas-asas yang berlaku umum yakni penyimpangan
terhadap ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam buku I KUHP bab I-VIII
- Adanya penyimpangan dari asas-asas yang terdapat dalam KUHAP
- Adanya lembaga-lembaga extraordinari (lembaga khusus yang bersifat ad hoc) yang
secara khusus menangani tindak pidana korupsi maupun tindak pidana ekonomi
11. Dasar filosofi pembentukan pengadilan TIPIKOR?
Jawab :
Alasan
1. Tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana ekstraordinari maka perlu dibentuk
peradilan khusus
2. Agar fokus, ada hakim khusus yang menangani perkara-perkara tipikor, dan
diharapkan penjatuhan pidananya tidak ringan.
3. Agar lembaga peradilan ini disegani dan dihormati.
12. Apasaja yang menjadi kriteria tindak pidana korupsi yang dapat ditangani KPK?
Jawab :
- Dilakukan oleh aparat penegak hukum, penyelenggara negara atau orang lain yang
berkaitan dengan diatas
- Tindak pidana korupsi yang mendapat perhatian dan meresahkan masyarakat
- Menyangkut kerugian negara paling sedikit 1 miliar rupiah
13. Apa yang menjadi tugas KPK?
Jawab :
a. koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi;
b. supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi;
c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi;
d. melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
e. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Jawab :
a. mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh
oleh PPATK sesuai dengan Undang-Undang ini;
b. memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh Penyedia Jasa
Keuangan;
c. membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan;
d. memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang
informasi yang diperoleh oleh PPATK sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini;
e. membuat pedoman dan publikasi kepada Penyedia Jasa Keuangan tentang
kewajibannya yang ditentukannya dalam Undang-Undang ini atau dengan peraturan
perundang-undangan lain, dan membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang
mencurigakan;
f. memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai upaya-upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang;
g. melaporkan hasil analisis transaksi Keuangan yang berindikasi tindak pidana
pencucian uang kepada Kepolisian dan Kejaksaan;
h. membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi Keuangan dan
kegiatan lainnya secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap
Penyedia Jasa Keuangan;
i. memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan sepanjang
pemberian informasi tersebut tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini."
18. Sebutkan tindak pidana asal dari tindak pidana pencucian uang?
Jawab :
a. Korupsi
b. Penyuapan
c. Penyelundupan barang
d. Penyelundupan tenaga kerja
e. Penyelundupan imigran
f. Dibidang perbankan
g. Dibidang pasar modal
h. Dibidang assuransi
i. Narkotika
j. Psikotropika
k. Perdagangan manusia
l. Perdagangan senjata gelap
m. Penculikan
n. Terorisme
o. Pencurian
p. Penggelapan
q. Penipuan
r. Pemalsuan uang
s. Perjudian
t. Prostitusi
u. Dibidang perpajakan
v. Dibidang kehutanan
w. Dibidang lingkungan hidup
x. Dibidang kelautan, atau
y. Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih,
yang dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia atau diluar wilayah Negara
Republik Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana
menurut hukum Indonesia
KUMPULAN SOAL DAN JAWABAN
Disususn Oleh :
NIM : B2A007022
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010