You are on page 1of 6

WACANA

wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan


proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan membentuk satu
kesatuan.
Atau : satuan bahasa yang terlengkap yang mempunyai kohesi dan
koherensi dan berkaitan dengan konteks tertentu, yang dapat
disampaikan secara lisan (wacana lisan) dan tertulis (wacana tulis).
Contoh : Kekerapan pemakaian sebuah kata hampir tidak dapat
diramalkan karena hal itu amat bergantung pada perkembangan
kebutuhan dan cita rasa masyarakat pemakainya. Bisa jadi sebuah kata
yang dulu amat kerap digunakan, kini hampir tak terdengar lagi dan
pada masa yang akan datang mungkin kata itu akan hilang dari
pemakaian”.
Unsur wacana : kalimat,frase,moerfem, fonem, situasi ruaang, dan
waktu pemakaian
Macam-macam wacana:
Berdasarkan fungsi bahasa
a. Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan
penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato;
b. Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk
memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan pada pesta;
c. Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan
atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa;
d. Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan
tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu;
e. Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau
reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.

(2) Berdasarkan saluran komunikasinya, wacana dapat dibedakan atas;


wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan memiliki ciri adanya
penutur dan mitra tutur,bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang
menandai giliran bicara. Sedangkan wacana tulis ditandai oleh adanya
penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan sistem
ejaan.

(3) Wacana dapat pula dibedakan berdasarkan cara pemaparannya,


yaitu:
1) Deskripsi = lukisan, dalam wacana ini pengarang
mengekspresikan idenya dengan cara melukiskan sesuatu
sehingga pembaca merasa melihat, mendengar, mencicipi,
merasakan, atau mencium sesuatu yang pengarang sampaikan.
Dalam wacana ini unsur pancaindria yang dilibatkan. Contoh
wacana deskripsi banyak terdapat dalam karangan fiksi seperti
cerpen, atau novel walaupun keberadaannya tidak dominan.
Misalnya : Kami duduk di bangku yang berada di bawah pohon
beringin rimbun menghijau yang akar-akarnya sudah menjuntai
ke tanah menandakan usianya sudah tua. Nyaman sekali kami
duduk-duduk di sana ketika matahari terik bulan Mei menerpa.
Semilir angin yang membawa keharuman humus membelai-belai
rambut dan kulit kami sehinggaenyahlah kepenatan kami.
2) Narasi= cerita, dalam wacana ini pengarang mengekspresikan
idenya dengan cara menceritakan sesuatu kejadiaan yang dialami
tokoh. Dalam wacana ini unsur tokoh atau pelaku peristiwa,
kejadian-kejadian atau peristiwa, tempat kejadian, waktu
kejadian menjadi ciri yang terpenting.
Contoh wacana narasi banyak dijumpai dalam karya fiksi dan
nonfiksi. Dalam karya fiksi seperti cerpen dan novel. dalam
karya nonfiksi seperti sejarah, berita, biografi, dan autobiografi.
Misalnya : Saya datang terlambat ke sekolah hari ini karena
bangun kesiangan. Tiba di sekolah pukul 7.45, sehingga saya
ditegur oleh guru piket. Dan ketika masuk ke ruang Bahasa
Inggris saya dilarang masuk karena waktu toleransi untuk yang
kesiangan sudah habis.
Berdasarkan contoh di atas kita melihat ada pelaku peristiwa
yaitu saya, dan kejadian-kejadiannya adalah datang terlambat
ke sekolah, bangun kesiangan, ditegur guru piket, tidak boleh
masuk ke ruang Bahasa Inggris, ada tempat kejadian, yaitu
rumah, dan sekolah, ada waktu yaitu hari ini, pukul 7.45.
3) Argumentasi = pendapat, yaitu jenis karangan yang di dalamnya
terdapat pernyataan-pernyataan atau pendapat penulis. Pendapat
penulis ini pada umumnya berasal dari hasil pengamatan, kajian,
wawancara, penelitian penulis sendiri ataupun orang lain. Agar
pendapat tersebut diterima oleh pembaca, penulis menyertakan
alasan dan bukti yang dapat berupa data, fakta, atau hasil
analisisnya dengan cara melampirkannya dalam tulisan tersebut.
Contoh wacana ini banyak dijumpai pada karya ilmiah, seperti
artikel, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Misalnya : Maraknya aliran sesat hendaknya membuat kita
waspada untuk membentengi diri dengan pemahaman akidah
tauhid yang benar. Inti tauhid tidak terlepas dari dua dimensi
keimanan: meyakini tiada tuhan selain Allah Swt dan
mengikrarkan diri bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
Keyakinan terhadap keesaan Allah bukan sekadar mengakui
Allah sebagai pencipta langit, bumi, dan seisinya. Tergambar
dalam firman-Nya, "Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan
kepada mereka, 'Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan
menundukkan matahari dan bulan?' Tentu mereka akan
menjawab, 'Allah.' Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan
(dari jalan yang benar)," (QS Al-Ankabut,29: 61). Sumber :
Republika: Jumat, 16 November 2007, Hikmah oleh Yusuf
Burhanudin

KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah struktur kalimat yang didalamnya
terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih.
Kalimat majemuk dapat dibentuk dari paduan beberapa
buah kalimat tunggal.
Pembentukan kalimat majemuk ada yang memerlukan
kata penghubung ada pula yang tidak.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk dimana hubungan
antar unsur-unsurnya sederajat.
Kalimat majemuk setara terdiri dari :
1. Kalimat majemuk penjumlahan ditandai dengan kata sambung
lalu, lagi, kemudian, dan.
Contoh :
Kakak membaca buku, kemudian menulis surat.
2. Kalimat majemuk pemilihan ditandai dengan kata sambung atau.
Contoh :
Ibu membeli ikan atau ayam.
3. Kalimat majemuk pertentangan ditandai dengan kata
penghubung tetapi, melainkan.
Contoh :
Ayah tidak pergi ke kantor melainkan ke rumah sakit.
Kalimat Majemuk Rapatan
? Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara yang
bagian-bagiannya dirapatkan.
? Hal tersebut terjadi karena kata-kata yang dirapatkan pada bagian-
bagian kaliamat itu memiliki fungsi yang sama.
? Perapatan dilakukan dengan menghilangkan salah satu fungsi
kalimat yang sama.
1. Kalimat majemuk rapatan subjek
Contoh :
Pak Adi guru mengaji.
Pak Adi ketua RT.
Pak Adi guru mengaji dan ketua RT.
2. Kalimat majemuk rapatan predikat.
Contoh :
Kiki pandai bermain bola.
Galih pandai bermain bola.
Kiki dan Galih pandai bermain bola.
3. Kalimat majemuk rapatan keterangan.
Contoh :
Sore hari kakak menyiram bunga.
Sore hari adik menyapu halaman.
Sore hari kakak menyiram bunga dan adik menyapu halaman.
Kalimat Majemuk Bertingkat
? Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antar
unsur-unsurnya tidak sederajat.
? Salah satu unsurnya sebagai induk kalimat.
? Unsur lainnya sebagai anak kalimat.
Jenis-jenis kalimat mejemuk bertingkat :
1. Kalimat majemuk hubungan pengandaian, ditandai dengan kata
penghubung jika, seandainya, andaikan.
Contoh :
Jika tidak hujan, saya akan datang ke rumahmu.
2. Kalimat majemuk hubungan perbandingan, ditandai dengan kata
sambung ibarat, seperti, bagaikan, daripada, laksana.
Contoh :
Doni lebih senang bermain sepakbola daripada bermain basket.
3. Kalimat majemuk hubungan penyebabab, ditandai dengan kata
sambung sebab, karena, oleh karena
Contoh :
Amir tidak masuk sekolah karena sakit.
4. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai dengan kata sambung
sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh :
Ia bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit.
5. Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai dengan kata sambung
dengan.
Contoh :
Sari dapat mempertahankan prestasinya dengan cara berlatih
dengan giat.
6. Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai dengan kata
sambung bahwa, yaitu.
Contoh :
Pak Madi telah menggemburkan tanah, yaitu dengan
mencangkul tanah itu sampai kedalaman 10 centimeter.
7. Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai dengan kata sambung
ketika, sewaktu, semasa.
Contoh :
Ibu selesai memasak ketika saya pulang sekolah.
KALIMAT MAJEMUK CAMPURAN
? Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kelimat
majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
? Kalimat majemuk campuran dibentuk sekurang-kurangnya oleh tiga
kalimat tunggal.
? Contoh :
Adik selesai mengerjakan PR ketika ayah datang dari kantor dan
ibu selesai memasak.

Inti atau ide pokok paragraf merupakan gagasan


yang secara struktural maknawi membawahkan
gagasan yang lain

You might also like