You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Produk garmen merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial


untuk dikembangkan di pasar global, dengan persaingan produk garmen di pasar
dunia yang sangat ketat, maka negara-negara eksportir garmen dituntut untuk
memiliki produktifitas, kualitas, dan daya saing yang tinggi. Eksportir terbesar
produk garmen ke pasar dunia berturut-turut adalah: negara-negara yang
tergabung dalam Unieropa, China, Hongkong, Turki, Mexico, India, Amerika,
Romania dan Indonesia.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah
satu persyaratan untuk meningkatkan produktivitas kerja
karyawan, di samping itu K3 adalah hak asasi setiap tenaga
kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade
Ageement (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) serta Asia
Pacific Ecomoic Community (APEC) yang akan berlaku tahun
2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas ternyata
kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri di Indonesia.
Proses pembuatan garmen dimulai dari pengecekan kain di ruang
penyimpanan kain kemudian proses desain dan pembuatan pola, grading dan
marker, proses pembuatan sampel dan pemotongan, proses pengepresan lalu
dilanjutkan ke proses produksi (penjahitan) lalu terakhir proses penyempurnaan
dan pengepakan. Proses penjahitan ini dilakukan perpiece (bagian) yang
terkadang bisa mencapai 100 variasi proses penjahitan, dan pelaksanaannya dapat
dikerjakan oleh mesin atau manual oleh pekerja.
Karakteristik pekerjaan di industri garmen umumnya adalah proses
material handling (angkat-angkut), posisi kerja duduk dan berdiri, membutuhkan
ketelitian cukup tinggi, tingkat pengulangan kerja tinggi pada satu jenis otot,
berinteraksi dengan benda tajam seperti jarum, gunting dan pisau potong, terjadi
paparan panas di bagian pengepresan dan penyetrikaan dan banyaknya debu-debu
serat dan aroma khas kain, terpaan kebisingan, getaran, panas dari mesin jahit dan
lainnya. Untuk itu desain tempat kerja di industri garmen akan sangat
berpengaruh bagi kinerja karyawan.
Di Amerika 1.100.000 - 1. 500.000 orang pekerja pabrik garmen terpapar
getaran di bagian tangan secara berkelanjutan, sekitar setengah akhirnya
mengalami beberapa gangguan seperti White Vibration Finger sindrom, di mana
jari tangan atau kadang-kadang seluruh tangan berubah menjadi putih atau pucat
dan mati rasa saat terkena udara dingin, karena terbatasnya aliran darah. Pekerja
juga mungkin mengalami penurunan kepekaan sentuhan, kekuatan pegangan, dan
ketangkasan manual.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa risiko gangguan kesehatan
akibat paparan getaran meningkat dipengarauhi frekuensi dan lama pemaparan,
meskipun penelitian NIOSH sedang dilakukan untuk menentukan mengapa orang-
orang tertentu tampak lebih rentan terhadap paparan jangka waktu yang lebih
pendek.
CV Imam Jaya adalah suatu usaha garmen dalam taraf home industry yang
memiliki tingkat produksi cukup tinggi serta memiliki kosumen yang berasal dari
berbagai perusahaan ternama di Indonesia. Dalam grafik hasil produksi dan
pemasarannya, CV Imam Jaya ini mengalami peningkatan secara simultan tiap
tahunnya. Untuk mencapai target produksi, CV Imam jaya memperkerjakan
sejumlah karyawan dengan waktu kerja yang lebih dari delapan jam, hal ini tentu
memiliki dampak dari segi paparan getaran terhadap pekerja, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi, oleh karenanya perlu
dilakukan evaluasi secara akurat dan objektif.

You might also like