Produk garmen merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial
untuk dikembangkan di pasar global, dengan persaingan produk garmen di pasar dunia yang sangat ketat, maka negara-negara eksportir garmen dituntut untuk memiliki produktifitas, kualitas, dan daya saing yang tinggi. Eksportir terbesar produk garmen ke pasar dunia berturut-turut adalah: negara-negara yang tergabung dalam Unieropa, China, Hongkong, Turki, Mexico, India, Amerika, Romania dan Indonesia. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, di samping itu K3 adalah hak asasi setiap tenaga kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade Ageement (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) serta Asia Pacific Ecomoic Community (APEC) yang akan berlaku tahun 2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas ternyata kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri di Indonesia. Proses pembuatan garmen dimulai dari pengecekan kain di ruang penyimpanan kain kemudian proses desain dan pembuatan pola, grading dan marker, proses pembuatan sampel dan pemotongan, proses pengepresan lalu dilanjutkan ke proses produksi (penjahitan) lalu terakhir proses penyempurnaan dan pengepakan. Proses penjahitan ini dilakukan perpiece (bagian) yang terkadang bisa mencapai 100 variasi proses penjahitan, dan pelaksanaannya dapat dikerjakan oleh mesin atau manual oleh pekerja. Karakteristik pekerjaan di industri garmen umumnya adalah proses material handling (angkat-angkut), posisi kerja duduk dan berdiri, membutuhkan ketelitian cukup tinggi, tingkat pengulangan kerja tinggi pada satu jenis otot, berinteraksi dengan benda tajam seperti jarum, gunting dan pisau potong, terjadi paparan panas di bagian pengepresan dan penyetrikaan dan banyaknya debu-debu serat dan aroma khas kain, terpaan kebisingan, getaran, panas dari mesin jahit dan lainnya. Untuk itu desain tempat kerja di industri garmen akan sangat berpengaruh bagi kinerja karyawan. Di Amerika 1.100.000 - 1. 500.000 orang pekerja pabrik garmen terpapar getaran di bagian tangan secara berkelanjutan, sekitar setengah akhirnya mengalami beberapa gangguan seperti White Vibration Finger sindrom, di mana jari tangan atau kadang-kadang seluruh tangan berubah menjadi putih atau pucat dan mati rasa saat terkena udara dingin, karena terbatasnya aliran darah. Pekerja juga mungkin mengalami penurunan kepekaan sentuhan, kekuatan pegangan, dan ketangkasan manual. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa risiko gangguan kesehatan akibat paparan getaran meningkat dipengarauhi frekuensi dan lama pemaparan, meskipun penelitian NIOSH sedang dilakukan untuk menentukan mengapa orang- orang tertentu tampak lebih rentan terhadap paparan jangka waktu yang lebih pendek. CV Imam Jaya adalah suatu usaha garmen dalam taraf home industry yang memiliki tingkat produksi cukup tinggi serta memiliki kosumen yang berasal dari berbagai perusahaan ternama di Indonesia. Dalam grafik hasil produksi dan pemasarannya, CV Imam Jaya ini mengalami peningkatan secara simultan tiap tahunnya. Untuk mencapai target produksi, CV Imam jaya memperkerjakan sejumlah karyawan dengan waktu kerja yang lebih dari delapan jam, hal ini tentu memiliki dampak dari segi paparan getaran terhadap pekerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi, oleh karenanya perlu dilakukan evaluasi secara akurat dan objektif.