Professional Documents
Culture Documents
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja
tertentu”.2
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1997), hlm., 732.
2
Abu Ahmadi, Pengantar Sosiologi, (Semarang: CV. Ramadhani, 1975), hlm., 35.
17
18
1) Dasar Agama
Sebagaimana firman Allah SWT., dalam surat Al- Maidah ayat 2 yang
berbunyi:
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Jumanatul’ali-Art, 2005) hlm. 107.
19
yang berbunyi:
Islam) mempunyai dasar yang kuat, baik dari segi agama maupun dari
4
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm., 35.
20
karena jika mengacu pada apa yang dinyatakan Kartono di atas, masyarakat
5
Kartini Kartono, Tujuan Pendidikan Harus Singkron dengan Tujuan Manusia, (Bandung: Mandar
Maju, 1991), hlm., 11.
21
pendidikan.
berupa:
pendidikan. Dalam perumusan visi misi ini masyarakat sangat penting ikut
6
Departemen Agama RI, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama, IAIN, 1982), hlm., 113-114.
22
kata lain, sekolah seperti telah benar-benar tahu terhadap apa yang
akan diarahkan.
pengawasan.
pengembangannya.7
urgen. Dari evaluasi ini, diharapkan dapat tergambar seluruh aktifitas yang
7
Sanpiah Faisal, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 2003), hlm. 181
24
apa yang kurang dalam penyelenggaraan pendidikan dan apa yang perlu
tersebut tidak ada, maka dengan sendirinya masyarakat akan menjadi apatis.
8
Habullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,1999), hlm. 244
25
sangatlah penting artinya untuk peningkatan taraf dan martabat hidup mereka.
menjadi lebih arif dan bijaksana dalam mnenyikapi segala persoalan dalam
hidup.
Ketiga, regulasi. Hal ini sangat penting untuk mendorong semua pihak
dibaca pada UU No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional bab IV pasal
Penyelenggaraan Pendidikan.
kondisi sosial budaya terbiasa dengan partisipasi sebagai salah satu bentuk
peneliti kemukakan di atas, hal ini berkaitan erat dengan cara pandang dan
haruslah tetap diusahakan. Dan seklipun harus diakui tidak gampang, hal ini
9
Ibid, hlm, 309.
27
adalah hal yang reltif penting dalam sebuah proses pendidikan. Karena dari
proses tes seleksi yang dilakasanakan oleh panitia akan diketahui mana siswa
olah raga.
10
Ibid, hlm., 82-83.
28
oleh pemerintah daerah provinsi jakarta, pada hakikatnya tidak ada penolakan
dalam proses penerimaan siswa baru, kecuali jika daya tampung di sekolah
siswa baru telah berakhir.11 Dengan kata lain sekolah seharusnya tida
Hal ini bersesuaian dengan UU nomor 20 tahun 2003 bab IV pasal 5 ayat 1
yang berbunyi: Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
Semua warga negara yang masih dalam usia sekolah harus diberi kesempatan
yang sama. Kecuali memang mempunyai kelainan mental atau fisik dan
emosi. Hal ini diatur dalam pasal selanjutnya yang menegaskan bahwa warga
beberapa kriteria sebagai beriktu: Pertama objektif, artinya bahwa PSB, baik
siswa baru maupun pindahan harus memenuhi ketentuan umum yang telah
11
Pemerintah DKI Jakarta, Petunjuk Teknis Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran 2006/2007,
(Jakarta: tap, 2006), hlm. 6
12
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu..., hlm. 327-328
29
dan SMK tidak membedakan suku, agama, dan golongan; Kelima, kompetitif,
artinya PSB dilakukan melalui seleksi berdasarkan nilai hasil ujian nasional
2. Pengadaan Guru
Keluarnya UU-RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan
didorong oleh kewajiban pemerintah dalam hal pengadaan guru dan terdorong
pengadaan guru mulai dari guru TK sampai kepada guru Sekolah Menengah.
pusat, tetapi juga pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten atau kota.
13
Ibid, hlm. 57
30
yang cukup beragam. Pada dasarnya sistem itu dibedakan menjadi dua yaitu
pengadaan dengan cara konvensional dan lewat cara yang bersifat inovatif
jabatan (inservice-training).
belakang (sebelum tahun 1961), maka kita akan menemukan yang namanya
Kursus B1, B2, dan PGSLP atau Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama.
Sekolah Menengah Atas (SMA, SMK), dan tamatan PGSLP untuk memenuhi
pasrah merenungi nasib karena dalam waktu yang tak terlalu lama akan
program S1.
3. Pelaksanaan Kurikulum
kurikulum, seluruh visi, misi aspirasi dan cita-cita bersama akan out put
Sebaliknya, jika penyusunan dan pelaksanaa kurikulum ini gagal, maka gagal
dilaksanakan dengan baik, tepat dan akurat sesuai dengan semangat yang
kurikulum menurut Ishak bin Ramly setidaknya ada tujuh prinsip yang dapat
32
beriktu:
14
Ishak bin Ramly, Inilah Kurikulum Sekolah, (Jakarta: PTS Prefessional, 2005), hlm. 47
33
Semua prinsip ini akan menjadi rel yang akan mengarahkan poses
pelaksanaan kurikulum agar benar-benar efektif dan efesien. Akan tetapi perlu
dan kreativitas anak. Dalam hal ini para pelaksana kurikulum (baca:guru)
seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi semua
4. Pelaksanaan Supervisi
yang diharapkan. Hal yang sama juga terjadi pada implementasi Manajemen
memperoleh supervisi.
merasa perlu supervisi yang mereka anggap intervensi dari kepala sekolah,
merasa memiliki otonomi melakukan apa saja dalam lingkup sekolah tanpa
dan yayasan, juga merasa bahwa guru atau kepala sekolah telah memiliki
otonomi dan dianggap tahu apa yang harus dilakukan, sehingga pengawas
hambatan, kendala atau permasalahan, serta hal-hal lain terutama yang terkait
dengan pembelajaran, maka dengan adanya supervisi hal itu dapat diantisipasi
yang sangat penting dan berarti dalam upaya mengetahui suatu program dan
dilihat dari kinerja yang dihasilkannya. Hal yang sama juga berlaku di dunia
yaitu: (1) ilmiah (scientific); (2) demokrasi; (3) kooperatif; (4) konstruktif dan
kreatif.15
15
Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta:Bina
Aksara,1984), hlm.234.
16
Ibid, hlm. 236
37
tujuan dan indikator yang jelas. Tujuan (dan indikator) yang jelas merupakan
51), “agreed targets should be stated clearly”. Target atau tujuan yang hendak
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
maksud meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
ruang atau tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
sulit sekali memenuhi kebutuhannya terhadap sarana. Hal ini telah disinggung
secara tersirat dalam UU nomor 20 tahun 2003 bab IV pasal 9 yang berbunyi:
tengah-tengah mereka. Baik itu berupa dana, sarana dan prasarana, dana dan
lain sebagainya yang sekiranya akan membuat proses pendidikan tersebut bisa
bahwa pemerintah dan atau pemerintah daerah juga berkewajiban untuk turut
tercermin dalam pasal pasal 11 ayat satu yang berbunyi: Pemerintah dan
negara tanpa diskriminasi.18 dari pasal ini kita bisa memahami bahwa
6. Pelaksanaan Evaluasi
bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input,
proses dan out put. Apabila prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3
unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi
masyarakat dan lingkungan madrasah secara optimal. Hal ini penting karena
program tersebut. Dari sisi lain, masyarakat memerlukan jasa madrasah untuk
Made Pidarta dalam bukunya Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar
mengatakan:
dengan masyarakat. Satu misal dengan cara ikut berpartisipasi dalam kegiatan-
19
Mansyur Moehammad, Evaluasi Pendidikan Agama, (Jakarta:Songo Abdi Inti, 1982), hlm. 37
20
Made Pidarta, Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1995), hlm. 126.
41
21
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 34
42
penyelenggaraan pendidikan akan mempunyai arah yang jelas dan sesuai dengan
masyarakat.
22
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu..., hlm. 327-328